Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman:
“Ya, Aku datang segera!” Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
(Wahyu 22:20)
Saya,
Retah McPherson, adalah seorang istri yang sangat beruntung, saya
memiliki segalanya. Kami sekeluarga adalah Kristen dan memiliki
kehidupan yang sempurna; saya memiliki pernikahan yang penuh kasih dan
indah; saya memiliki suami yang sangat mengasihi, namanya adalah Tinus
McPherson; dari pernikahan kami berdua kami dikaruniai dua orang anak
yang luar biasa, Aldo (12) dan Josh (3). Dalam karier, saya adalah
seorang konsultan pengembangan diri dan baru saja terpilih / dinobatkan
sebagai ratu kecantikan se-Afrika Selatan. Sungguh, hidup saya begitu
sempurna.
Namun
kehidupan yang begitu baik berubah hanya dalam seketika waktu saja,
yaitu pada waktu kami harus mengalami sebuah kecelakaan lalu lintas di
suatu malam tahun 2004.
Kisah
kami berawal saat kami sekeluarga pulang dari sebuah acara di provinsi
Free State dimana saya menjadi pembicaranya. Dalam perjalanan pulang
menggunakan mobil, yaitu saat kami melewati jalan Grassmere Toll Plaza,
tiba-tiba sebuah kendaraan niaga tanpa lampu berada tepat di jalur mobil
kami. Untuk menghindari tabrakan, seketika itu juga Tinus, suami saya,
membanting stir ke kiri jalan dan mengakibatkan mobil kami menabrak alur
air dan berguling-guling. Sekalipun dengan perjuangan yang berat untuk
meloloskan diri dari mobil, keadaan saya dan suami baik-baik saja, namun
begitu kami tidak dapat menemukan anak-anak kami di dalam mobil, mereka
berdua terlempar keluar mobil. Sekalipun di kegelapan malam, anak kami
yang kecil, Josh, dapat saya temukan dengan cepat sebab ia menangis
diantara semak-semak di dekat kendaraan kami yang telah hancur.
Bagaimana dengan Aldo? Kami tidak dapat melihatnya, ia berada entah
dimana.
Setelah
mencari beberapa waktu, Roh Kudus menuntun saya untuk pergi ke arah
seberang jalan dan akhirnya saya dapat menemukan Aldo di sisi lain jalan
raya, namun kondisinya sangat parah. Berbeda dengan adiknya yang hanya
mengalami luka kecil, saya dapat merasakan bahwa tengkorak Aldo retak
dan kepalanya dipenuhi oleh darah, bahkan saya tidak dapat merasakan
denyut nadinya… Saudara, dalam keadaan seperti itu, siapa pun kita, atau
seberapa banyaknya uang yang kita miliki, kita akan mulai percaya bahwa
HANYA Tuhan berdaulat atas kehidupan kita.
Setelah
kami menelepon rumah sakit, paramedis akhirnya tiba di tempat kejadian
dengan helikopter, menolong Aldo dengan segala peralatan yang ada agar
ia tetap bertahan hidup hingga tiba di rumah sakit. Setibanya di rumah
sakit Union, Alberton, Johannesburg, Aldo menjalani operasi selama empat
jam. Setelah itu, dokter memberi tahu saya bahwa Aldo mengalami cedera
otak serius, mereka berkata: “kami tidak yakin apakah anak ibu dapat melewati semua ini.”
Bagi
kami, terutama bagi Tinus, ini merupakan pukulan yang keras, sebab ia
sempat merasa bersalah karena ia tidak bisa mengendalikan kendaraan yang
mengakibatkan Aldo harus menanggung beban ini. Selama seminggu setelah
kecelakaan, Tinus berada dalam keadaan terendah dalam hidupnya. Ia tetap
merasa bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut yang mengakibatkan
anaknya terbaring di tempat tidur ICU tanpa dapat menanggapi apapun yang
terjadi di sekitarnya. Aldo koma pasca operasi itu, dan ia tetap dalam
keadaan tersebut bahkan lebih buruk lagi.
Setelah
satu minggu itu, menurut tim dokter, keadaan Aldo sebenarnya sudah
tidak tertolong. Dokter mengatakan kepada saya untuk mengucapkan selamat
tinggal kepadanya, sebab secara medis sudah tidak ada harapan lagi, dan
jika sampai sekarang ia masih “hidup” itu semata-mata karena ditopang
oleh alat-alat bantu. Mendengar hal tersebut hati kami hancur, namun
kami percaya bahwa Aldo akan sadar dari komanya, dan saya meminta dokter
untuk tetap mempertahankan anaknya tersebut.
Pada
hari ke-12, setelah melakukan operasi kedua pada Aldo, dokter akhirnya
menghubungi kami. Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka tidak dapat
mendeteksi adanya fungsi otak. Mereka juga mengingatkan kami bahwa dana
perawatan medis kami telah habis. Tim Dokter menyarankan kami untuk
merelakan jika semua alat bantu kehidupan pada Aldo segera dicabut.
Sekalipun
hari itu merupakan hari yang mengejutkan dan sangat menentukan bagi
kami, namun saya merasakan damai sejahtera Tuhan turun atas kami. Saya
mencari ruangan di rumah sakit untuk saya berdoa memanggil nama Tuhan
dengan segenap hati saya. Sebelumnya, seumur hidup saya, belum pernah
saya benar-benar mencari Tuhan seperti saat itu. Dan seperti janji Tuhan
untuk menjawab mereka yang mencarinya dengan sungguh-sungguh, Tuhan
akhirnya berbicara kepada saya. Dan ini sangat menguatkan saya. Jika
sebelumnya saya sangat mengandalkan tim dokter, namun kini saya harus
mulai mengandalkan Yesus.
Perjumpaan
saya dengan Tuhan sangat mengubahkan. Meskipun kondisi anak saya
seperti itu, namun ini adalah hari terbaik dalam hidup saya. Saya
merasakan kedamaian, cinta dan penerimaan secara sekaligus. Saya bahkan
lupa tentang keadaan anak saya dan perlakuan rumah sakit terhadap anak
saya, semuanya menghilang begitu saja. Saudara, jika kita berjumpa
dengan Tuhan, maka kita akan mudah mengampuni dan menyerahkan segala
kekuatiran kita kepada Tuhan…
Setelah
sempat dipindahkan ke rumah sakit Pretoria, dikarenakan rumah sakit ini
lebih dekat dengan rumah kami dibanding rumah sakit di Johannesburg,
sehingga saya dapat menjaganya di siang hari, dan suami saya menjaganya
di malam hari. Namun itu hanya berlangsung hanya satu bulan, sebab pihak
rumah sakit menyatakan bahwa Aldo tidak memiliki harapan lagi,
sebaiknya saya membawanya pulang.
Setelah
itu, kami akhirnya sepakat untuk membawa Aldo pulang. Dua bulan setelah
kecelakaan itu, Aldo meninggalkan rumah sakit. Kami menyewa seorang
perawat untuk merawat Aldo. Saat pulang, keadaannya masih koma, juga
lumpuh, mengalami kerusakan otak, kelopak mata sebelah kiri tertutup dan
mengalami spastik1 yang mengakibatkan ia tidak dapat
bergerak atau berbicara bahkan untuk makan, sehingga ia dibantu oleh
alat bantu pernapasan dan sebuah tabung makanan.
Sekalipun
demikian, saya dan suami tetap berpengharapan dan memperkatakan
kehidupan. Kami sering berdiri di sisi tempat tidur Aldo dan
memperkatakan tentang kehidupan seperti Firman Tuhan di dalam Yohanes
10:10b: “Engkau pasti hidup, pasti hidup, pasti hidup! Bahkan engkau akan hidup dengan berkelimpahan!” Saya tidak habis pikir, mengapa banyak orang dan orang-orang percaya sering memperkatakan kematian. Mereka berkata: “mati aku!”, “wah celaka!”, “sial!”, “kubunuh kau!”, “pergilah ke neraka!” dan
sebagainya. Saudara, saat saya mengalami situasi ini, betapa kami
mengharapkan kehidupan. Saya mohon kepada Saudara, berhati-hatilah
dengan perkataan! Perkatakanlah kehidupan…
“Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.” (Ams 18:21)
“Sebuah pesan dari Tuhan”
Oleh
karena kasih karunia Tuhan, empat bulan pasca kecelakaan, keadaan Aldo
mulai terlihat membaik. Melihat keadaan itu, dokter terapis okupasi yang
memeriksa keadaan Aldo menyarankan kepada kami untuk mulai meletakkan
pensil di tangan Aldo yang spastik, juga menempatkan kertas di bawahnya
dengan harapan Aldo akan menggambar atau menuliskan sesuatu sebagai
komunikasi kepada orang-orang disekitarnya. Sekalipun mungkin yang
digambar hanya merupakan doodle (gambar yang tidak berarti),
namun itu akan membantu keluarga melihat perkembangan Aldo. Kemudian
dokter mencontohkan dengan meletakkan Aldo pada posisi sedikit duduk dan
memberikan pensil, kertas dan memintanya untuk mulai menulis.
Tanpa
diduga-duga respon Aldo sangat mengherankan, sekalipun disertai
kejang-kejang dan gemetar, Aldo memulai menulis A sampai Z, sungguh luar
biasa. Untuk pertama kalinya saya berlutut dan berteriak: “YESUS HIDUP!” dan saya berteriak begitu banyak, berkali-kali, sampai roh manusia saya bangkit… “Yesus benar-benar hidup!”
Untuk
meyakinkan, saya mulai menanyai beberapa pertanyaan pribadi kepada
Aldo, seperti umurnya, di mana tempat ia sekolah dan berapa nomor
telepon ayahnya? Saya menanyakan banyak hal termasuk peristiwa
kecelakaan. Dan ia menuliskan semua jawaban dengan benar.
Setelah
hari itu, masih dalam keadaan koma, Aldo menulis banyak hal di kertas,
yang kemudian kami ganti dengan sebuah diary agar kami tahu
tanggal-tanggal kapan ia menulis. Dan ini sangat menggembirakan bagi
kami sekeluarga. Sejak saat itu tulisan menjadi cara komunikasi pertama
kami antara Aldo dan keluarganya pasca koma berkepanjangan yang ia
alami. Sampai saat ini Aldo belum bisa berbicara.
Hari
Sabtu tanggal 1 Jan 2005 ia menulis : “Terima kasih untuk segala
pengobatan yang ayah-ibu lakukan bagi saya, namun kini pengobatan yang
baru diberikan kepada saya oleh Tuhan. Seperti Abraham mengorbankan
anak-nya untuk Tuhan, ibu engkau harus mengorbankan aku bagi
perkerjaan-Nya, dan kita akan diberkati dengan berkat-Nya. Saat saya
kembali kelak, Tuhan akan memakai saya seperti Musa. Ibu jadilah seperti
yang Tuhan mau —yaitu jadilah KUDUS! Ibu, Tuhan akan menyembuhkan ku.
Ibu, apakah engkau akan tetap mencintai-ku sekalipun nanti kita berbeda.
Aku mengasihi mu ibu, aku megasihi mu ayah, aku mengasihi mu Josh.
Tuhan akan memakai saya untuk memberitakan Firman-Nya. Datanglah kepada
Yesus, mencium kaki-Nya seperti yang dilakukan di Takhta Allah.”
Dalam
komunikasi pertamanya, awalnya kami mengira bahwa Aldo akan menanyakan
bagaimana keadaan kami, atau paling tidak ia meminta sesuatu untuk
diambilkan. Namun kami sangat terkejut bahwa tulisan-tulisan yang dibuat
Aldo adalah tentang pengalaman-nya bersama Yesus pada waktu kami
mengalami kecelakaan. Ia menulis bahwa, saat kecelakaan terjadi, rohnya
“diambil” oleh Tuhan, dan ia bisa melihat ke bawah bagaimana tubuhnya
ditinggalkan, melihat mobil yang telah hancur dan menjelaskan segala
yang terjadi secara terperinci.
Setelah
itu, tulisan menjadi alat komunikasi utama Aldo tentang pengalaman
surgawinya. Dalam tulisannya, Aldo menceritakan bagaimana ia diangkat
oleh Tuhan Yesus dan pergi ke surga. Di sana ia bertemu dengan Musa dan
Abraham. Ia juga menuturkan bahwa ia bermain dan bernyanyi untuk Tuhan
Yesus, malaikat berada di sekitar mereka.
Kami
orang Kristen, kami harus percaya semua itu. Pengalaman supranatural
adalah kehidupan orang Kristen. Namun, kami juga tidak mau orang
berpikir bahwa kami gila, sehingga awalnya saya dan suami memyimpan
semua rahasia ini.
Hari-hari kemudian, Aldo terus mengisi halaman tiap halaman dalam diary yang diberikan kepadanya. Di suatu halaman ia menulis: “Ibu,
pada waktu engkau berbaring di atas tubuhku yang penuh darah untuk
melindungiku di tempat kecelakaan dulu, Tuhan Yesus sebenarnya ada di
depan mu ibu, bahkan Ia dan engkau sempat bertatapan mata!” Betapa merinding aku membaca tulisan itu… Kemudian ia melanjutkan menulis: “Ibu, jangan menangis, saya bersama Yesus setiap waktu, saya baik-baik saja.”
“Ibu,
terima kasih untuk segala yang engkau lakukan untuk saya, engkau telah
melakukan yang benar dengan memperkata-kan tentang kehidupan kepadaku.
Ibu, di surga setiap orang memperkatakan kehidupan. Tuhan Yesus
mengajarkan saya: Anak-anak-Nya harus memperkatakan kehidupan.” Lalu ia
melanjutkan menulis dengan perkataan-perkataan kehidupan: “Saya akan
berjalan lagi, saya akan bicara lagi, aku akan sehat lagi.”
Salah satu tulisan Aldo, semua tulisan ditulis dalam bahasa Afrikaans |
Membaca
tulisan itu, saya langsung mengerti. Aldo adalah anak kesayangan kami,
Aldo menjadi anak tunggal untuk waktu 10 tahun sampai akhirnya Josh
lahir. Membaca permintaan Tuhan melalui tulisan Aldo untuk
menyerahkannya kepada Tuhan seperti Abraham menyerahkan Ishak kepada
Tuhan memang cukup berat. Tapi kami harus percaya pada Firman-Nya. Kami
akhirnya menyerahkan Aldo untuk Tuhan.
Senin, 3 Jan 2005 : “…Percayalah
kepada Tuhan dengan segenap hati. Percayalah kepada-Nya dengan segala
sesuatu / semua yang anda miliki. Tuhan tidak akan membiar-kan engkau
dan tidak akan meninggalkan engkau. Ia telah membayar harga yang mahal
untuk engkau…”
Sering Aldo menulis tentang kesem-buhannya, 1 Maret 2005 ia menulis: “Yesus akan membuat saya berbicara lagi,…”
7X ia mengulang kata-kata yang sama itu. Dan benar, enam bulan setelah
kecelakaan, atau dua bulan setelah ia mulai menulis ia bisa berbicara
lagi. Puji Tuhan. Setiap hari kami menyaksikan pengalaman-pengalaman
supranatural bersama Aldo.
Pengalamannya di surga
Suatu hari ia menulis bahwa ia melihat seorang anak bernama Anton: “Ibu,
engkau harus memberi tahu ibu Anton bahwa anaknya berada di surga dan
kini ia aman bersama dengan Yesus. Dan ia kini sehat.” Lalu Aldo
menulis juga alamat rumah orang tua Anton sangat lengkap. Lalu kami
pergi mencari alamat tersebut, dan kami menceritakan segala yang Aldo
tuliskan tentang Anton. Ibu Anton sangat terharu, dan ia mengatakan
bahwa sewaktu hidup Anton bukan anak yang normal, ia menderita Down Syndrom (keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental) sampai akhirnya meninggal.
Saudara,
di surga tidak ada sakit penya-kit. Di surga semua orang bahagia
bersama-sama Yesus. Sekalipun anak kita atau bahkan kita saat ini sakit,
di surga tidak ada sakit penyakit lagi. Selain menceritakan tentang
kemuliaan-kemuliaan surga, Aldo juga banyak menulis tentang kedatangan
Tuhan yang sudah dekat. Suatu hari ia menulis tentang kedatangan-Nya (di
tahun-tahun berikutnya Aldo banyak menulis tentang kedatangan-Nya yang
ke-dua kali): “BERSIAPLAH!
Untuk semua orang yang mencari hadirat-Nya senantiasa, seperti saya.
PERSIAP-KANLAH, Dia datang untuk menjemput kita. Ini lebih cepat dari
apa yang kita pikirkan. Jika
anda belum percaya Yesus, terimalah Dia sekarang juga, atau Anda akan
pergi ke neraka. Silakan lakukan dengan cepat! Sebab mungkin Anda tidak
memiliki kesempatan lain. Yesus telah membayar harga yang sempurna untuk
Anda dan saya. Dia menunjukkan segala sesuatu di surga dan juga di
neraka. Percayalah, Anda tidak ingin pergi ke neraka. Harap Anda
menerima Yesus sekarang. Yesus mengasihi Anda begitu banyak —percayalah.
Anda adalah alasan Dia mengirim saya kembali. Aku tidak ingin kembali,
tetapi Dia ingin Anda menjadi siap. Cinta, Aldo.”
Aldo juga banyak menulis tentang “pesta pernikahan”
di surga yang telah siap. Saya tidak yakin akan hal ini, sebagai anak
umur 12 tahun, apa yang Aldo ketahui tentang “pesta pernikahan?” Menurut
saya, dia hanya tahu tentang permainan sepak bola di Playstation.
Sebagai
orang Kristen yang awam tentang penglihatan, surga dan neraka, apa yang
Aldo tulis memang membuat saya bingung. Namun pada saat itu — ini
pasti dari Tuhan dan rencana Tuhan —seorang teman membawakan saya
sebuah buku yang ditulis oleh seorang wanita Amerika keturunan Korea
yang memiliki pengalaman tentang surga, namanya Choo Thomas, dan bukunya
berjudul “Surga itu nyata.” Teman saya itu mengatakan bahwa apa yang
Aldo tulis semuanya dapat saya konfirmasikan melalui buku ini. Tidak
perlu berfikir lama, saya kemudian mulai membaca buku tersebut, dan
surga menjadi perhatian utama saya.
Tulisannya tentang neraka
“Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Nya dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya.” (Mzm 105:5)
Selain
mengunjungi surga, beberapa kali ternyata Aldo dibawa juga oleh Tuhan
mengunjungi neraka, dalam suatu tulisannya ia menceritakan apa yang ia
saksikan di neraka: “Saya melihat orang-orang berdiri di sekitar
kami, menangis. Kepala mereka bergantung rendah, mereka tampak sedih dan
putus asa.” Lalu dia bertanya: “Tuhan siapakah orang-orang ini?” Dan Dia menjawab: “Mereka adalah orang-orang Kristen.” Lalu Aldo bertanya lagi: “Sampai berapa lama mereka harus berada di tempat yang tandus ini, tempat ini sama sekali tidak memiliki kehidupan.” Tuhan menjawab: “Selamanya anak-Ku!” Ia juga menuliskan: Ibu,
orang-orang yang saya lihat di neraka berteriak-teriak kepadaku sambil
menangis: “peringatkan orang-orang di bumi karena mereka tidak percaya.”
Kau tahu ibu, peman-dangan ini membuatku menangis… Lalu Ia menambahkan lagi: “HANYA mereka yang taat dan murni hatinya yang akan masuk dalam kerajaan-Ku.” Lalu Tuhan berkata lagi: “Mari
Saya jelaskan: Banyak orang menyebut dirinya Kristen, tetapi mereka
tidak hidup sesuai dengan Firman-Ku. Beberapa dari mereka berpikir pergi
ke gereja seminggu sekali sudah cukup, mereka tidak pernah membaca
Firman-Ku, yang mereka kejar adalah hal-hal duniawi semata.” “Kau dengar
itu? Ada juga mereka yang rajin membaca Firman-Ku tapi hatinya tidak
melekat kepada-Ku. Tuhan tidak ada dalam hati mereka sama sekali.”
Membaca
itu semua, saya sedikit syok. Lalu saya meminta kepada Bapa untuk
berbicara kepada saya melalui Firman-Nya mengenai apa saja yang baru
Aldo tulis. Saya tidak ingin mengambil resiko setelah saya menjadi
Kristen dan bersusah payah menderita sebagai Kristen namun akhirnya saya
tidak berada di surga dalam kekekalan.
“Tetapi
aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah
memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (I Kor 9:27)
Banyak
hal yang Aldo tulis adalah teguran bagi kami sekeluarga, dan bagi semua
orang Kristen juga tentunya. Sebagai orang Kristen, ternyata banyak hal
yang kami lakukan yang secara manusia kelihatannya benar ternyata tidak
berkenan di hadapan-Nya dan dapat mengakibatkan kami terhilang
selamanya. Banyak hal yang Tuhan sampaikan kepada Aldo, langsung kami
tanyakan kepada Tuhan untuk segera kami memperbaiki apa yang mungkin
masih tidak berkenan di hadapan-Nya. Saudara, adalah penting bagi kita
orang percaya untuk rendah hati dan selalu membuka diri bagi Tuhan agar
Ia mengintropeksi kehidupan kita dan membongkar dosa atau ketidaksetiaan
kita kepada Tuhan. Jangan ambil resiko menyimpan dosa, Ia datang
segera! Atau kita sama sekali tidak memiliki waktu lagi.
Seperti
janji Tuhan kepada Aldo untuk menyembuhkannya, ternyata itu menjadi
kenyataan, jauh dari waktu yang kami kira. Enam bulan setelah
kecelakaan, atau dua bulan setelah Aldo mulai menulis, ia sadar dari
komanya! Oh… sungguh YESUS HIDUP…! Sekalipun belum sembuh total, namun
itu cukup bagi saya. Beberapa waktu kemudian ia mulai berbicara dengan
suara terbata-bata dan monoton, sehingga sulit sekali untuk dimengerti;
Salah satu kelopak matanya masih terkulai akibat benturan saat
kecelakaan dulu; Aldo juga masih kejang-kejang jika ia tegang. Dengan
keadaan itu, komunikasi Aldo dengan dunia luar tetap melalui
tulisan-tulisannya. Ini merupakan lompatan besar bagi Aldo sebagai orang
yang telah dianggap “mati” oleh para dokter.
Semuanya berawal dari kecelakaan itu
“Kita
tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka
yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Rom 8:28)
Suatu hari Aldo hanya menulis “Matius 25,”
itu saja, tidak ada yang lain. Dengan bersemangat lalu saya mengambil
Alkitab dan membaca Matius 25. Ternyata isinya tentang perumpamaan 5
gadis bijaksana dan 5 gadis bodoh. Lima gadis bijaksana tetap siap saat
mempelainya datang, karena mereka memiliki minyak, sedangkan yang 5 lagi
tidak siap karena mereka tidak memiliki minyak. Lalu Tuhan berkata: “Retah,
minyak berbicara tentang Roh Kudus. Ketika Aku naik ke surga dan duduk
di sebelah kanan Bapa, Aku meninggalkan Roh Ku, yaitu Roh Kudus. Dia-lah
pribadi yang akan menghibur mu, membimbing mu, pengantara mu dan
pembela mu. Pokoknya semuanya untuk mu. Namun sayang, tidak semua
anak-anak-Ku mengalami Roh Kudus. Mengapa? Karena dosa menjadi dinding
pemisah antara Roh-Ku dan manusia. Banyak dari umat-Ku berada jauh dari
hadirat-Ku sehingga mereka tidak bisa mendengar Roh Kudus berbicara,
padahal Roh-Ku ada di dalam diri mereka, Aku begitu dekat dengan kalian
anak-Ku.”
Lalu
Tuhan mengajari aku tentang bagaimana agar kita anak-anak-Nya dipenuhi
oleh Roh Kudus dan siap pada kedatangan-Nya yang ke-dua kali: “Anak-Ku,
langkah awal agar engkau dipenuhi oleh Roh Kudus adalah engkau harus
‘mati’ terlebih dulu. Yaitu mati dari kedagingan dan dosa, setelah itu
baru Roh-Ku bisa memenuhi mu. Jadi, engkau harus ‘mati’ agar Roh-Ku bisa
mengisi tubuh mu. Retah, jika tubuhmu telah dipenuhi oleh Roh Ku, maka
aliran-aliran air hidup bisa mengalir sampai meluap-luap kemudian dapat
memberkati orang lain, dan menghasilkan buah.” Kemudian Ia melanjutkan: “Retah, tinggallah di dalam Firman-Ku, tingallah di dalam Aku maka Aku akan tinggal di dalam kamu melalui Roh-Ku.”
Karena
kecelakaan itu, dan karena Aldo, aku akhirnya banyak bergaul dengan
Allah dan banyak menerima pewahyuan dari-Nya sebagaimana yang Aldo
terima. Berawal dari kecelakaan yang saya kira pengalaman
yang terburuk, namun kini saya sadari bahwa kecelakaan itu merupakan
awal dari perjumpaan Aldo, saya dan seluruh keluarga dengan Yesus.
Kecelakaan ini mengangkat kami ke tingkat yang baru berjalan dengan iman
dan bukan karena melihat. Semua kejadian ternyata mendatangkan kebaikan
bagi kami dan bahkan bagi seluruh dunia.
Tanggal 26 Mei 2007, Aldo menuliskan: “Yesus
mengatakan bahwa kita akan pergi ke seluruh dunia dan memberitakan
firman-Nya. Yesus mengatakan bahwa kita hanya harus pergi dan patuh. Dia
akan membantu ibu dengan kemampuan bahasa Inggris mu, seperti ia telah
membantu ibu sampai sekarang. Apakah engkau tahu ibu, bahwa Ia telah
menyiapkan pelayanan yang besar bagi engkau? Dia akan mengajarkan mu
ibu, dan ibu akan mengajar orang tentang Yesus.” Menurut saya ini
sebuah konfirmasi yang lebih dari cukup, bahwa saya juga akan
dipakai-Nya untuk memberitakan tentang Yesus bersama-sama dengan Aldo ke
seluruh dunia. Sebagai kesaksian kami bagi dunia, saya telah menulis
semua kejadian yang kami alami secara terperinci dalam sebuah buku
berjudul “The Message from God” yang baru-baru ini saya luncurkan di Kuala Lumpur, Malaysia.
Peringatan bagi Gereja-Nya: “Mempelai-Ku bersiaplah…”
Saat
ini hampir 3 tahun sejak pertama kali Aldo menulis pengalaman
surgawinya, kini ia sudah bisa berjalan dan sehat. Matanya tertutup
sebelah dan bahasanya seperti orang bergumam, oleh sebab itu
komunikasinya utamanya masih tetap melalui tulisan. Dalam rentang waktu
itu banyak pesan Tuhan melalui Aldo
tentang Gereja-Nya.
tentang Gereja-Nya.
Tanggal 23,25,27 Peb 2007 Aldo menulis tentang peringatan terhadap Gereja-Nya,
ia menulis:
ia menulis:
•
Di surga kita tidak akan pernah sakit lagi. Setiap orang akan sehat dan
Tuhan duduk di takhta-Nya dan Anak-Nya duduk di samping-Nya.
•
Dia ingin datang untuk menjemput mempelai-Nya, namun mempelai-Nya belum
siap. Mempelainya harus meninggalkan dosa-dosanya. Karena Mempelai Pria
adalah Kudus.
• Ibu, kamu harus beritahu orang-orang bahwa saat ini kita berada dalam kategori Gereja Laodikia3 (Why 3:14-22).
• Tuhan akan mendatangkan penghukuman kepada semua orang yang tidak mau menerima-Nya.
Sabtu, 24 Pebruari 2007
• Karena itu akan terjadi lebih cepat dari yang kita sangkakan.
• Maukah Saudara menerima Yesus sebagai Juruselamat-mu? Atau kamu akan terlambat!
•
Ketahuilah bahwa Neraka itu nyata, Tuhan Yesus mempelihat-kan kepada
saya semuanya. Percayalah dengan saya; Saudara tidak akan mau masuk ke
Neraka!!! Tapi Tuhan Yesus berkata, barang siapa mau menerima-Nya
sebagai Tuhan dan juruse-lamat, ia tidak akan binasa dan dilemparkan ke
dalam neraka.
• Surga itu dipenuhi Kasih dan mereka yang di surga akan hidup bersama-sama dengan Tuhan.
• Maukah Saudara mempercayai saya dan mau menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat?
•
Kamu boleh menjadi mempelai-Nya, tapi itu belum cukup, Saudara harus
menyerahkan seluruh hidupmu, TOLONG lakukan itu sekarang juga!
Minggu, 25 Pebruari 2007
• Perjamuan Kawin sudah siap dan sedang menunggu mereka yang sudah siap. Bacalah Matius 25.
• Saya mengasihi Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau telah mati bagi saya. Saya mengasihi-Mu Roh Kudus.
• Buanglah segala benda di rumah mu yang bukan berasal dari Tuhan, mintalah pertolongan Roh Kudus.
• Tahukah ibu, bahwa engkau dipanggil oleh Tuhan sendiri, dan engkau harus hidup HANYA untuk Tuhan semata.
• Siapa yang mau pergi dan memberitahu dunia tentang Dia?
• Tuhan akan menyembuhkan saya, dan saya akan berbakti kepada-Nya selama saya masih hidup.
Saya
ini bukan seorang hamba Tuhan, atau seorang pendeta. Saya ini miss
kecantikan dan konsultan pengembangan diri, jadi saya tidak tahu apa itu
“mempelai Kristus.”
Suatu
hari saat saya dalam perjalanan ke Cape Town untuk ceramah di Pulpit
Radio. Sepanjang perjalanan, di pesawat saya berbicara kepada Roh Kudus:
“Tuhan, tunjukkan kepada saya bagaimana rupa mempelai-Mu. Aku (Gereja) ingin menjadi mempelai-Mu yang berkenan?” Lalu Tuhan mengajari saya tentang hal ini: “Anak-Ku,
dari sekian banyak manusia yang ada di dunia ini orang-orang Kristen
adalah orang yang beruntung, sebab mereka sempat mengenal-Ku. Namun
sayang, dari sekian banyak orang Kristen, kebanyakan dari mereka tidak
Aku kenal. Mereka mengaku Kristen dan merasa baik-baik saja dengan
jadwal seminggu sekali mereka untuk pergi ke gereja. Mereka tidak pernah
membaca Firman-Ku, atau pergi memberitakan Firman-Ku, mereka hanya
duduk diam dalam kenyamanan berkat-berkat-Ku. Mereka sama sekali tidak
pernah memikirkan Aku sebagai Mempelai Pria-nya. mereka tidak pernah ada
dimana Aku ada.” Lalu Allah berfirman: “Retah, siapakah diantara murid-murid-Ku yang kepalanya berbaring di dada-Ku saat Aku berada di dunia ini?” Mendengar pertanyaan itu, aku berfikir sejenak, tapi kemudian Tuhan menjawabnya: “Ia
adalah Yohanes, ia adalah orang yang membaringkan kepalanya di dada-Ku
dan mendengar detak jantung-Ku. Ia mewakili umat-Ku yang aku sebut
MEMPELAI KRISTUS. Ia ada di dekat-Ku senantiasa.” Lalu Ia bertanya lagi: “Retah dimanakah kepala mempelai-Ku seharusnya berada?” Aku menjawab: “Pada dada Mempelai Pria-nya!” Lau Ia menjawab:
“Ya, anak-Ku! Jika engkau dan Aku menjadi satu maka tidak ada yang
dapat memisahkan kita. Datanglah dan bersekutulah dengan Aku dalam
keintiman, sebagaimana seorang mempelai berkasih-kasihan. Anak-Ku, Aku
mengasihi-mu.” Setelah
itu, aku terdiam. Saat itu juga Tuhan menuntunku untuk banyak merenungkan kitab Kidung Agung. Lalu Ia melanjutkan kerinduan-Nya: “Retah anak-Ku, jika engkau hendak melakukan hubungan intim dengan suamimu, apakah engkau datang dengan sebuah daftar permintaan kepada suamimu, atau engkau melakukannya karena rasa cinta semata?” Mendengar pertanyaan itu, aku tertunduk malu, sebab saya menangkap maksud dari pertanyaan tersebut.
itu, aku terdiam. Saat itu juga Tuhan menuntunku untuk banyak merenungkan kitab Kidung Agung. Lalu Ia melanjutkan kerinduan-Nya: “Retah anak-Ku, jika engkau hendak melakukan hubungan intim dengan suamimu, apakah engkau datang dengan sebuah daftar permintaan kepada suamimu, atau engkau melakukannya karena rasa cinta semata?” Mendengar pertanyaan itu, aku tertunduk malu, sebab saya menangkap maksud dari pertanyaan tersebut.
Saya
menyadari bahwa setiap kali saya duduk di kaki-Nya, saya tidak lupa
membawa banyak permintaan dalam doa, itu pun belum termasuk segala
permohonan mengenai Aldo. Malu rasanya, namun saya mulai mengerti,
mempelai-Nya perlu memiliki hubungan yang intim seperti Yohanes
melakukannya kepada Yesus. Yohanes mengerti hati Yesus, ia datang
mendekat hanya untuk duduk diam, mengagumi Yesus, mendengarkan
suara-Nya, memuji-muji, mengucap syukur buat segala yang terjadi.
Kemudian Ia berkata: “Mulailah mengucapkan syukur atas kecelakaan yang terjadi.”
Tak
lama kemudian saya mendapat konfirmasi untuk apa yang Tuhan ajarkan
kepada saya. Beberapa hari setelah percakapan saya dengan Tuhan di
pesawat, Aldo menulis sesuatu yang saya tahu ini hanya bisa datang dari
Tuhan: “Ibu, kita harus mulai mengucapkan terima kasih atas kecelakaan
yang kita alami, karena hanya Allah yang dapat memulai kehidupan kita
seturut rencana-Nya. Ibu, hidupmu kini milik Kristus. Aku bisa melihat
ruang Takhta Allah, dan Yesus berkata: Ia akan menjemput kita, kita
hanya harus bersabar. Perjamuan Anak Domba telah siap, Tuhan Yesus rindu
menjemput mempelai-Nya.” Pesan yang tidak terbantahkan bukan? Jadi,
apakah Saudara mempelai-Nya atau umat Kristen yang tidak dikenal-Nya?
“Bukan
setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di
sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan,
Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi
nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu
itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak
pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat
kejahatan!” (Mat 7:22)
Kesimpulan
Aldo dan Retah McPherson pada tahun 2012 |
Saya
harus melewati tragedi yang mengerikan dan penderitaan besar, sebelum
akhirnya saya mengerti dan rela mengorban-kan segalanya, termasuk
mengorbankan anak saya kepada Allah. Melalui tragedi itu, saya akhirnya
menyerahkan kendali hidup saya kepada-Nya dan berusaha mengenal Dia
secara pribadi.
Setelah
saya memberikan hidup saya kepada-Nya sebagai persembahan yang hidup,
saya bisa sejalan dengan rencana Tuhan yang sempurna untuk hidup saya
—untuk hidup dalam hubungan cinta dengan Allah yang hidup! Saya tidak
pernah berfikir bahwa Allah begitu realitas seperti ini.
Kisah
atau kesaksian yang kami bagikan ini memang tentang kami, namun ini
sebenarnya tentang Dia. Ya, ini semua tentang Yesus. Melalui
tulisan-tulisan Aldo, ada rencana-Nya agar Gereja-Nya semakin
mengasihi-Nya, meninggalkan keinginan-keinginan duniawi, menyerahkan
seluruh hidupnya bagi Yesus dan sebagainya.
Untuk
waktu yang lama saya pikir itu adalah tanggung jawab suami saya untuk
membuat saya bahagia, tapi sebenarnya tidak ada manusia yang bisa
membuat Anda benar-benar bahagia. Hanya Yesus yang bisa melakukannya
untuk Anda. Dia adalah JAWABAN atas semua pertanyaan, JALAN KELUAR untuk
semua masalah Anda, PEMENUHAN semua kebutuhan dan keinginan Anda. Dia
adalah SEGALA hal yang SEMUA orang butuhkan! Saya mencoba untuk
memuaskan dahaga saya dengan segala macam hal-hal seperti
perfeksionisme, ketenaran, kekayaan dan prestasi. Tapi, sekarang saya
tahu bahwa api Roh Kudus telah memurnikan saya dari dalam ke luar, saya
tahu Yesus adalah sumber air yang hidup. Dia adalah satu-satunya yang
bisa memuaskan dahaga saya selamanya. Bagaimana dengan Saudara? Maukah
Saudara menerima Yesus sebagai satu-satunya untuk semua masalah mu?
Maukah Saudara menjadi mempelai-Nya yang kudus? Sebab Ia akan datang
segera!
YA,
IA DATANG SEGERA! Ia hidup, dan ia datang segera! Yesus dari Nazaret,
anak Daud, Dia datang untuk menjadi Raja, dan Ia hidup. Persiapkan jalan
bagi-Nya. Umat Tuhan, bersiaplah dengan sungguh-sungguh, Ia bukan
manusia yang bisa ingkar janji, Ia berkata akan kembali, bersiaplah,
bersiaplah, bersiaplah! (Vs.)
1 Spastik
atau lumpuh otak, adalah suatu kondisi terganggunya fungsi otak dan
jaringan syaraf yang mengendalikan gerakan, dengan ciri terlalu lemah
dan kaku sehingga hanya dapat terbaring.
2 Bahasa
Afrikaans, semua tulisan Aldo ditulis dalam bahasa Afrikaans, yaitu
bahasa Jermanik Barat yang kini digunakan/dituturkan di Afrika Selatan,
Namibia, Boswana dan Zimbabwe.
3 Jemaat
Laodikia pada kitab Wahyu adalah gambaran Gereja Tuhan saat ini yang
suam-suam kuku, yaitu jemaat yang kompromi dengan dunia dan sangat mirip
dengan masyarakat sekitarnya; Mengakui Kristen namun hidupnya sama
dengan orang dunia, malang dan menyedihkan secara rohani. Jemaat/Gereja
Laodikia sangat diberkati Tuhan, secara jasmani mereka tidak
berkekurangan atau kaya, namun secara rohani sebenarnya mereka melarat,
miskin, buta dan telanjang. Tidak memiliki harta di surga, tidak
memiliki kepekaan rohani dan hidup dalam dosa. Dengan tulus Kristus
mengundang jemaat untuk bertobat dan untuk dipulihkan kepada tempat
iman, kebenaran, penyataan, dan persekutuan.
13 Juni 2005,
“Jadilah seperti Samuel. Tuhan Yesus akan memakai kita berdua untuk
kemuliaan-Nya, ibu. Segera-lah sembuh, Aldo. Kita akan pergi tanpa rasa
takut terhadap apa yang terbentang di depan bagi kita. Kita akan pergi
dan melakukan apa yang Tuhan minta dari kita. Hari ini, jadilah seperti
yang apa Tuhan ingin bagi kita. Tuhan berkata: Kita akan menjadi seperti
Samuel yang pergi ke Bait Allah dan melayani Allah sepenuh waktu.
Bersama-sama, kita akan menyenangkan Tuhan dan melakukan kehendak-Nya.
Yesus mengatakan bahwa ibu akan memberitakan firman-Nya di Port
Elizabeth dan mereka akan berse-mangat ingin mendengarkan Anda.
Bersama-sama kita akan melayani Tuhan. Aku akan menjadi sehat.”
“Milikilah
iman kepada Tuhan. Aku mencin-taimu ibu. Aku mencintai kalian semua
teramat-sangat. Saya tahu bahwa saya akan berbicara lagi. Terima kasih
Yesus. Milikilah iman di dalam Tuhan. Milikilah iman di dalam Tuhan.
cinta.”
23 Mei 2007,
“Yesus berbicara kepada saya tentang Firman-Nya dan kedatangan-Nya,
yang sangat, sangat dekat. Ibu, apakah engkau tahu bahwa mereka yang
menerima Yesus harus mengorbankan hidup mereka. Ia sedang dalam
perjalanan untuk menjemput mempelai-Nya. Saya mempelai wanita-Nya dan
saya ingin semua orang untuk pergi bersama.”
6 Nov 2007,
“Yesus berkata Ia akan datang lagi dan mereka yang siap akan pergi
dengan-Nya. Anda harus jelaskan ini kepada semua orang. Aku mencintaimu
ibu. Saya suka Daddy dan Josh. Aku mengasihi Yesus dan Tuhan dan Roh
Kudus. Ketahuilah bahwa satu hari, seperti Allah, kita semua akan hidup
di Surga.”
21 Feb 2007,
“Mempelai-Nya harus siap, engkau akan menjadi pengantin Tuhan, seperti
saya. Allah akan mengajarkan mempelai-Nya apa yang harus dikatakan dan
akan mempersiap-kan dirinya. Beritakan kehendak-Nya kepada orang-orang
di Barat, Selatan, Utara dan Timur. Kehendak-Nya adalah bahwa
pengantin-Nya harus siap. Anda harus memberitahu mempelai-Nya bahwa
mempelainya harus berani memutuskan untuk dirinya sendiri agar rela
melepaskan segala sesuatu.”
Pustaka :
– Aldo McPherson, “Mesej Dari Tuhan”; Divine Revelations, http://www.spiritlessons.com
– Retah McPherson, “Retah McPherson Full Testimony”; Retah McPherson Ministries, http://www.rethamcpherson.com
– Retah McPherson Ministries, “There is always hope”; Divine Revelations, http://www.spiritlessons.com
– Rozanne Myburgh, “ ’n Hemelse reis” (Sebuah perjalanan ke surga); Jouwêreld e-tydskrif, http://www.jouwereld.co.za/jh_retha.html
– Sarah Chew, “To heaven and back”; Sabah Forum, http://www.sabahforum.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.