(Buku, “The Vision” adalah kombinasi dari 2 buku)
oleh Rick Joyner
Rombongan Pasukan Neraka sedang berbaris
(Diambil dari "The Morning Star," Vol.5, Nos 2-4, by Rick Joyner)
Pasukan Kejahatan
Saya
melihat sebuah pasukan yang jahat dan sangat banyak, sejauh mata
memandang tampak mereka. Pasukan itu ada divisi-divisinya dan
masing-masing membawa panji yang berbeda. Pasukan yang paling penting
dan utama adalah Harga diri, membenarkan diri sendiri, minta dihargai,
ambisi, menghakimi yang tidak bersalah dan yang terlebih besar adalah
Iri hati. Pemimpin pasukan yang besar ini adalah Penuduh dari saudaranya
sendiri. Saya tahu bahwa masih ada banyak kelompok jahat diluar
jangkauan mata saya, tetapi ini adalah pasukan dari neraka yang
dilepaskan untuk melawan gereja.
Senjata
– senjata yang dibawa pasukan ini mempunyai nama, pedangnya bernama
intimidasi, tombaknya bernama penghianatan dan anak panahnya bernama
penuduh, gossip, fitnah dan pencari kesalahan. Pengintai dan pasukan
kecil setan bernama Penolakan, Kepahitan, Ketidaksabaran, tidak mau
memaafkan dan nafsu, segera dikirim untuk mempersiapkan serangan utama.
Saya tahu dalam hati bahwa gereja tidak pernah menghadapi hal ini
sebelumnya.
Tugas
utama pasukan ini adalah untuk memecah belah. Pasukan ini dikirim
untuk menyerang setiap hubungan gereja satu sama lain, jemaat dengan
gembala, suami dan isteri, anak dan orang tua, bahkan anak yang satu
dengan yang lainnya. Para pengintai dikirim untuk membuka celah di
gereja-gereja, keluarga-keluarga atau individu-individu dengan
penolakan, kepahitan, nafsu dll, yang dapat meledak dan membuat lobang
besar untuk divisi-divisi yang akan datang.
Yang
paling mengejutkan dalam visi saya adalah pasukan ini tidak
mengendarai kuda, tetapi mengendarai orang-orang Kristen. Banyak dari
mereka dari kalangan orang kaya, terhormat dan terpelajar. Mereka
adalah orang-orang Kristen yang membuka diri mereka sendiri kepada kuasa
kegelapan, dipakai musuh sedangkan mereka berpikir bahwa mereka sedang
dipakai Tuhan. Penuduh tahu bahwa jika rumahtangga terbagi – bagi
tidak dapat bertahan, dan pasukan ini merupakan perwakilan dari
percobaan terakhir yang memecah belah gereja sehingga mereka
benar-benar jatuh.
Orang Hukuman
Dibelakang
pasukan yang pertama adalah sejumlah besar orang-orang Kristen yang
diseret-seret dan menjadi tawanan. Mereka semua terluka dan dikawal
oleh setan-setan kecil bernama Ketakutan. Tampaknya ada lebih banyak
tawanan daripada jumlah setan yang mengawal. Yang mengejutkan, para
tawanan ini masih membawa pedang dan perisai, tetapi mereka tidak
menggunakannya. Sangatlah mengejutkan bahwa begitu banyak orang-orang
yang ditawan oleh sejumlah kecil setan bernama Ketakutan. Tentu saja
setan-setan kecil ini sangatlah mudah untuk dihalau atau dihancurkan
dengan senjata-senjata mereka.
Langit
di atas tawanan tampak gelap tertutupi oleh burung nasar yang bernama
Depresi. Burung-burung ini hinggap di pundak para tawanan dan muntah
diatasnya. Muntahan itu adalah Penghukuman. Ketika muntahan itu jatuh
disalah satu tawanan, dia akan berdiri dan berbaris lurus sesaat dan
kemudian merosot, semakin lama semakin lemah dari sebelumnya. Sekali
lagi, saya heran para tawanan itu tidak memusnahkan muntahan itu dengan
pedang mereka yang dengan mudah dapat mereka gunakan.
Adakalanya
para tawanan saling bertubrukan dan jatuh. Secepat mereka jatuh ke
tanah, para tawanan yang lain akan mulai menusuk mereka dengan pedang
dan mencaci maki mereka. Mereka akan memanggil burung dendang untuk
mulai memakan mereka yang jatuh sebelum mati.
Saat
saya melihat, saya sadar bahwa para tawanan ini percaya bahwa muntahan
penghukuman itu adalah benar-benar dari Tuhan. Kemudian saya mengerti
bahwa para tawanan ini berpikir bahwa mereka adalah pasukan Tuhan! Hal
inilah yang menyebabkan mereka tidak membunuh setan-setan kecil bernama
Ketakutan atau burung nasar yang mereka pikir adalah pembawa pesan
Tuhan. Kegelapan yang disebabkan banyaknya burung manyar membuat para
tawanan ini menerima segala sesuatu yang terjadi seperti berasal dari
Tuhan.
Satu-satunya
makanan yang disediakan untuk para tawanan ini adalah muntahan burung
nasar. Mereka yang menolak memakannya akan menjadi lemah sampai mereka
jatuh. Mereka yang memakannya akan menjadi kuat, tetapi kuat oleh
kekuatan iblis. Mereka akan saling memuntahkan satu sama lainnya.
Ketika salah seorang memulai hal ini, salah satu setan akan menunggu
untuk menungganginya dan kemudian mereka akan maju kebarisan depan.
Lebih buruk dari muntahan itu adalah kotoran yang menjijikkan yang
berasal dari kencing dan buang air besar setan-setan yang menunggangi
orang-orang Kristen ini. Kotoran ini adalah harga diri, ambisi. dll.
dan mereka menjadi bagian dari itu. Bagaimanapun juga, kotoran ini
membuat orang-orang Kristen merasa lebih baik dari pada dihukum, dengan
mudah mereka mempercayai bahwa setan-setan itu adalah utusan Tuhan dan
mereka juga berpikir bahwa kotoran-kotoran itu adalah urapan Roh
Kudus.
Kemudian
Tuhan berbicara kepada saya, “Ini adalah awal dari pasukan-pasukan
musuh di hari-hari akhir. Ini adalah muslihat akhir setan dan kekuatan
penghancurannya yang terakhir dilepaskan dengan menggunakan orang-orang
Kristen untuk saling menyerang. Selama jaman ini, setan sudah
menggunakan pasukannya, tetapi belum pernah menggunakan banyak manusia
untuk menjalankan tujuan iblisnya. Namun, jangan takut. Aku punya
pasukan juga. Sekarang kamu harus berdiri dan bertanding sebab tidak
ada lagi tempat untuk sembunyi dari perang ini. Kamu harus bertanding
untuk KerajaanKu, kebenaran dan untuk orang-orang yang sudah ditipu”.
Saya
sungguh terpukul oleh kebianaban pasukan setan ini, sampai saya
berpikir bahwa lebih baik mati daripada hidup dalam dunia seperti ini.
Tetapi Firman Tuhan sangatlah menguatkan dan kemudian saya segera
berteriak bahwa mereka sudah ditipu, saya berpikir mereka tidak
mendengar saya. Ketika saya mulai berteriak, seluruh pasukan melihat
kepada saya dan saya tetap berseru-seru. Saya pikir orang-orang Kristen
ini akan bangun dan menyadari apa yang sudah terjadi, tetapi banyak
dari mereka yang kemudian mulai menembakkan anak panahnya kepada saya.
Sedangkan yang lain ragu-ragu seakan-akan mereka tidak tahu. Kemudian
saya tahu bahwa saya melakukan hal ini terlalu dini dan itu adalah
kesalahan yang sangat bodoh.
Perang dimulai
Kemudian
saya berpaling dan melihat pasukan Tuhan berada dibelakang saya. Ada
ribuan prajurit tetapi tidak bisa dihitung. Hanya sejumlah kecil yang
berpakaian lengkap, berbaju zirah dan memakai ketopong tetapi sejumlah
besar tidak memakai pelindung. Sejumlah besar pasukan itu terluka.
Banyak dari mereka yang berbaju zirah tapi hanya memiliki perisai yang
kecil sehingga tidak dapat melindungi mereka dari pembantaian yang
datang. Mayoritas pasukan ini adalah wanita dan anak-anak.
Dibelakang
pasukan ini adalah kelompok besar orang, sama seperti kelompok tawanan
yang mengikuti pasukan iblis tetapi keadaannya sangatlah berbeda.
Tampaknya mereka adalah orang-orang yang berbahagia, mereka bermain,
bernyanyi, berpesta dan berjalan dari satu kemah ke kemah lainnya. Hal
ini mengingatkan saya akan keadaan di Woordstock. Saya mencoba
berteriak mengatasi suara riuh mereka dan mengingatkan kepada mereka
bahwa ini bukanlah saat yang tepat, perang akan segera dimulai tetapi
hanya sedikit orang yang mendengar suara saya. Merekalah yang
memberikan “tanda damai” kepada saya dan berkata bahwa mereka tidak
percaya adanya perang, Tuhan tidak akan membiarkan sesuatu buruk
menimpa mereka. Saya mencoba menjelaskan bahwa Tuhan memberikan pakaian
perlengkapan perang dengan satu maksud, tetapi mereka menjawab dengan
ketus, mereka sudah datang ketempat yang penuh sukacita dan damai
sejahtera dimana tidak ada sesuatupun yang akan terjadi pada mereka.
Saya mulai berdoa meminta Tuhan menambahkan iman (perisai) orang-orang
yang memakai baju zirah, untuk melindungi mereka yang tidak siap adanya
perang.
Seorang
utusan muncul, memberikan sebuah terompet dan menyuruh saya untuk
segera meniupnya. Saya segera melakukannya dan orang – orang yang
berbaju zirah segera merespon dan memberikan perhatian. Banyak baju
zirah yang dibawa dan mereka segera memakainya. Saya mengamati bahwa
orang-orang yang terluka tidak memakai baju zirah diatas luka mereka,
tetapi sebelum saya dapat berbicara sepatah katapun, panah-panah musuh
menghujani kami. Setiap orang yang tidak berbaju zirah terluka. Mereka
yang tidak segera menutupi luka mereka, kembali terluka ditempat yang
sama.
Mereka
yang terkena panah fitnah segera mulai memfitnah orang-orang yang
tidak terluka. Mereka yang terkena panah gossip segera mulai menggosip
dan secepat itu terjadi perpecahan di perkemahan. Kemudian
burung-burung nasae mulai mengambil mereka yang terluka dan mengirimkan
mereka ke kemah tawanan. Orang-orang yang terluka masih memakai pedang
dan sebenarnya dapat dengan mudah menghancurkan burung dendang itu,
tetapi mereka tidak menggunakan pedang itu. Sebenarnya mereka diangkut
tanpa paksaan karena mereka sangat marah kepada orang-orang yang masih
tersisa.
Keadaan
mereka yang berada di perkemahan di belakang pasukan sangatlah
menyedihkan. Tampak kekacauan total. Ribuan orang terluka dan merintih
terbaring ditanah. Banyak dari yang tidak terluka hanya duduk diam
tidak percaya. Mereka yang terluka dan duduk tidak percaya langsung
diangkut oleh burung nasar. Beberapa orang mencoba untuk membantu yang
terluka dan mengusir burung nasar, tetapi orang-orang yang terluka
sangat marah, mereka mengancam dan mengusir orang-orang yang mencoba
untuk membantu.
Banyak
orang yang tidak terluka berlari secepat mungkin menjauhi medang
perang. Pertemuan pertama dengan musuh sangatlah singkat, sehingga saya
tertarik untuk bergabung dengan mereka. Dengan sangat cepat
orang-orang ini muncul kembali dengan berpakaian perang lengkap, baju
zirah dan perisai yang besar. Kegembiraan pesta berubah dengan cepat.
Mereka mulai menempati tempat orang-orang yang jatuh dan mulai
membentuk formasi baru untuk melindungi sekeliling. Segera 3 malaikat
besar bernama Iman, Pengharapan dan Kasih muncul dan berdiri dibelakang
kami dan perisai setiap orang mulai bertambah besar.
Jalan Raya
Kami
mempunyai pedang yang bernama Firman Tuhan dan anak panah yang
dinamakan Kebenaran Alkitabiah. Kami ingin menembak mereka kembali,
tetapi kami tidak tahu bagaimana kami bisa menembak tanpa mengenai
orang-orang Kristen yang sedang dikendarai setan-setan itu. Yang
terjadi kemudian, jika orang-orang Kristen ini terkena anak panah
kebenaran mereka akan tersadar dan berbalik menyerang yang menekan
mereka. Saya melepaskan beberapa anak panah. Sebagian besar mengenai
orang-orang Kristen. Ketika anak panah kebenaran mengenai mereka,
mereka tidak bangun atau jatuh terluka, namun mereka akan menjadi marah
dan setan yang mengendarai mereka akan bertambah besar. Hal ini
mengejutkan setiap orang. Mereka mulai merasa mustahil untuk menang,
tetapi Iman, Pengharapan dan Kasih sangat yakin bahwa paling tidak
mereka berperang di tanah sendiri. Malaikat lainnya bernama Hikmat yang
kemudian muncul dan menuntun kami untuk berperang dari gunung yang ada
dibelakang kami.
Diatas
gunung ada tebing-tebing dengan tingkat yang berbeda setinggi mata
memandang. Pada setiap tingkat, tebing itu menjadi lebih sempit dan
mengeras sehingga dapat dipijak. Setiap tingkat dinamakan Kebenaran
Alkitabiah. Tingkat dibawah dinamakan sesuai dengan prinsip-prinsip
kebenaran seperti, “Keselamatan”, “Pengudusan”, “Doa”, “Iman” dll. dan
ditingkat yang lebih tinggi dinamakan dengan Kebenaran Alkitabiah
Lanjutan. Semakin tinggi kami naik, perisai dan pedang kami semakin
bertumbuh besar dan sedikit anak panah yang dapat mencapai kami.
Sebuah Kesalahan Yang Tragis
Beberapa
orang yang masih tinggal di tingkat rendah mulai mengambil anak panah
dan kembali menembaki musuh. Tetapi ini adalah sebuah kesalahan yang
tragis. Setan-setan ini dengan mudah menyerang orang – orang Kristen
kembali. Jika salah satu terkena panah Penuduh atau Fitnah, salah satu
setan Kepahitan atau Kemarahan akan terbang dan bertengger di atas anak
panah itu. Kemudian dia akan mulai mengencingi dan buang air besar
diatas orang –orang Kristen itu. Jika salah satu orang Kristen itu
sudah dihinggapi setan bernama Harga Diri dan Membenarkan Diri Sendiri,
maka 2 atau 3 setan akan ditambahkan lagi, dan kemudian dia akan
berubah bentuk menjadi setan itu sendiri.
Kami
dapat melihat hal ini terjadi dari tingkat yang lebih tinggi, tetapi
mereka yang berada di tingkat lebih rendah tidak bisa melihatnya.
Separoh dari kami memutuskan untuk tetap memanjat naik, sedangkan
separohnya turun ke tingkat bawah untuk menerangkan kepada mereka yang
tinggal disana tentang apa yang sudah terjadi. Setiap orang
diperingatkan untuk tetap naik dan tidak berhenti, kecuali beberapa
orang yang tinggal di setiap tingkat untuk menjaga setiap prajurit naik
lebih tinggi.
Keamanan
Ketika
kami mencapai tingkat “Kesatuan Saudara Seiman” tidak satupun dari
anak panah musuh dapat mencapai kami. Banyak orang dari perkemahan kami
memutuskan untuk tidak naik lagi. Hal ini dapat saya mengerti sebab
setiap tingkat yang baru semakin sulit untuk ditapaki. Bagaimanapun
juga, lebih tinggi saya naik, saya merasa lebih kuat dan lebih mampu
dalam memegang senjata, jadi saya terus naik.
Dengan
cepat saya mampu menembak setan tanpa mengenai orang-orang Kristen.
Saya merasa jika saya terus naik, saya akan dapat menembak
pemimpin-pemimpin pasukan neraka ini yang berada dibelakang pasukan.
Saya menyesal ada banyak orang Kristen yang berhenti ditingkat bawah,
mereka aman tetapi tidak bisa menembak musuh. Kekuatan dan karakter
orang-orang yang tetap naik semakin bertumbuh dan membuat mereka
menjadi Pemenang, setiap orang akan menghancurkan banyak musuh.
Pada
setiap tingkat ada banyak anak panah Kebenaran yang berhamburan yang
berasal dari orang-orang yang jatuh dari posisinya. Semua anak panah
itu dinamakan Kebenaran. Beberapa orang enggan untuk mengambil anak
–anak panah ini, tetapi saya tahu bahwa kami memerlukan semuanya itu
sehingga kami dapat menghancurkan pasukan besar yang ada dibawah. Saya
mengambil satu anak panah, menembak satu setan dan dengan mudah
melenyapkannya, setelah itu baru orang-orang lain mulai mengambil
anak-anak panah itu dan menembakkan kearah musuh. Serangan kami mulai
membuat divisi musuh berkurang. Karena hal ini, seluruh pasukan setan
terfokus kepada kami. Untuk sesaat, semakin kami mencapai sasaran,
semakin kami dilawan. Tugas kami seakan tiada akhir dan ini menjadi
sangat melelahkan.
Firman Tuhan Sebagai Sauh Kami
Pedang-pedang
kami semakin bertumbuh besar seiring dengan kami mencapai setiap
tingkat baru. Hampir saja saya tertinggal sebab tampaknya saya tidak
bisa ke tingkat yang lebih tinggi. Akhirnya saya memutuskan bahwa
pedang-pedang ini diberikan untuk satu tujuan, dan saya harus tetap
maju. Saya meletakkan pedang itu di tanah dan mengikat diri saya sendiri
ke pedang itu selagi saya menembaki musuh-musuh. Kemudian terdengar
Suara Tuhan, “Kamu sudah menggunakan hikmat yang akan memampukanmu
untuk terus naik. Banyak orang yang jatuh karena tidak menggunakan
pedang dengan selayaknya yaitu menjadi sauh bagi diri mereka sendiri.
Tampaknya tidak ada seorangpun yang mendengar Suara Tuhan, tetapi
banyak orang yang melihat apa yang saya lakukan dan mereka menirunya.
Saya
heran mengapa Tuhan tidak berbicara kepada saya sebelum saya
menentukan pilihan. Kemudian saya merasa bahwa Dia sudah berbicara
kepada saya entah bagaimana. Lalu saya merasa seluruh hidup saya sudah
dilatih untuk beberapa jam ini. Saya sudah dipersiapkan, saya sudah
mendengarkanNya dan mematuhiNya seumur hidup saya. Saya juga tahu karena
hikmat dan pengertian saya, sekarang ini tidak dapat diambil selagi
dalam medan peperangan. Saya sungguh mengucap syukur untuk setiap
pencobaan yang sudah saya alami disepanjang hidup saya dan menyesal
tidak menghargainya terlebih lagi.
Kemudian
kami menembaki setan-setan dan hampir semuanya tepat sasaran.
Kemarahan bangkit dari pasukan musuh seperti api dan batu belerang.Saya
tahu bahwa orang-orang Kristen yang terjebak dalam pasukan sekarang
merasakan Kemarahan yang hebat. Tidak ada satupun yang dapat menembaki
kami dan sekarang mereka saling menembaki diri mereka sendiri. Karena
panah-panahnya tidak bisa mengenai kami, mereka sekarang mengirim burung
nasar untuk menyerang kami. Orang-orang yang tidak menggunakan pedang
mereka sebagai sauh dapat diserang burung-burung nasar itu, tetapi
mereka juga dapat dijatuhkan dari tempat mereka berdiri. Beberapa orang
jatuh di tingkat yang dibawahnya tetapi beberapa orang juga jatuh
didasar gunung, kemudian dibawa burung-burung itu pergi.
Sebuah Senjata Baru
Panah
Kebenaran sangat jarang dapat menembus burung-burung nasar itu, tetapi
dapat melukai mereka dan membawa kembali orang-orang yang dibawa.
Setiap kali mereka kembali, beberapa dari kami dapat naik ke tingkat
yang lebih atas. Ketika kami mencapai tingkat yang disebut “Galatia
22”, kami berada diketinggian yang tidak bisa dicapai burung-burung
itu. Di tingkat ini, langit diatas kami hampir menyilaukan mata karena
keindahan dan sinarnya. Saya merasakan damai sejahtera yang belum
pernah saya rasakan sebelumnya.
Sebelumnya,
sebagian besar roh perlawanan saya dimotivasi oleh kebencian dan muak
pada musuh, untuk kepentingan kerajaan, kebenaran dan kasih dari para
tawanan. Tetapi di tingkat inilah saya menangkap Iman, Pengharapan,
Kasih yang sebelumnya saya hanya ikuti dari kejauhan. Di tingkat ini
saya diliputi oleh kemuliaan. Saat saya menangkap mereka, mereka
berbalik kepada saya dan mulai memperbaiki dan membuat baju zirah saya
bersinar. Sesaat saja, pakaian saya berubah total dan memancarkan
kemuliaan yang ada pada mereka. Saat mereka menyentuh pedang saya,
sinar kemuliaan memancar. Kasih berkata, “Orang-orang yang mencapai
tingkat ini dipercayakan kekuatan untuk menghadapi saat ini, tetapi Aku
harus mengajarkanmu bagaimana menggunakannya”. Jalan di tingkat
“Galatia 22” sangat lebar sehingga tidak ada bahaya jatuh. Juga ada
banyak anak panah bernama Pengharapan. Kami melepaskan beberapa anak
panah itu ke burung nasar dan dengan mudah mengenainya. Hampir separuh
yang mencapai tingkat ini tetap menembak dan sebagian membawakan anak
panah-anak panah ini turun ke tingkat bawah.
Burung-burung
itu tetap berdatangan seperti gelombang diatas tingkat yang ada
dibawah. Dari Galatia 22 kami dapat menembak pasukan musuh tetapi tidak
pemimpinnya, karena dia masih berada diluar jangkauan. Kami memutuskan
tidak menggunakan panah Kebenaran sampai kami bisa menghancurkan awan
depresi yang sudah mereka ciptakan dan ini membuat kebenaran sedikit
efektif. Hal ini memerlukan waktu yang cukup lama, tetapi kami tidak
pernah merasa lelah.
Iman,
Pengharapan dan Kasih, bertambah besar seperti senjata kami sehingga
setiap orang yang jauh dari medan pertempuranpun dapat melihatnya.
Sinar mereka bahkan memancar ke kemah-kemah para tawanan yang masih
berada dibawah langit yang dipenuhi burung dendang. Kegembiraan itu
memenuhi kami. Saya merasa bahwa berada dalam pasukan ini, peperangan
ini merupakan petualangan terbesar di sepanjang hidup saya.
Setelah
menghancurkan sebagian besar burung nasar yang menyerang gunung kami,
kami mulai memunguti burung-burung nasar yang menempel di para tawanan.
Setelah awan kegelapan mulai dibersihkan, matahari mulai menyinari
mereka dan mereka mulai tersadar seakan-akan mereka bangun dari tidur
yang sangat lelap. Kemudian mereka mundur apalagi setelah sadar
muntahan-muntahan burung nasar masih menutupi mereka dan mereka mulai
membersihkan diri mereka sendiri. Saat mereka mulai memegang Iman,
Pengharapan dan Kasih, mereka melihat gunung tempat kami berada dan
mulai berlari mendekati. Pasukan iblis masih menghujani mereka dengan
anak panah Tuduhan dan Fitnah, tetapi mereka tetap berlari. Sebelum
mereka mencapai gunung, ada banyak orang yang terkena lusinan atau
lebih anak panah, tetapi tampaknya mereka tidak melihatnya. Secepat
mereka mulai mendekati gunung, luka mereka mulai sembuh. Bersama dengan
awan depresi yang mulai disibakkan, segala sesuatu menjadi lebih
mudah.
Jebakan
Para
tawanan – tawanan yang terdahulu sangat bersukacita atas keselamatan
mereka. Mereka sangat menghargai setiap tingkat gunung yang mereka
naiki dan kami sangat menghargai kebenaran itu. Dengan cepat kekuatan
para tawanan untuk melawan musuh bangkit. Mereka memakai baju zirah
yang sudah tersedia dan meminta untuk diijinkan kembali melawan musuh.
Kami memikirkan hal tersebut, tetapi kemudian kami putuskan untuk tetap
tinggal di gunung dan melawan musuh. Sekali lagi Tuhan berfirman,
“Sudah yang kedua kali engkau memilih hikmat. Engkau tidak akan menang
di tempat musuh, tetapi engkau harus tinggal di Gunung KudusKu.”
Saya
terkejut, kami sudah membuat keputusan lain hanya dengan berpikir dan
membicarakannya dengan singkat. Kemudian saya memutuskan yang terbaik
adalah tidak membuat keputusan sebelum berdoa. Dengan cepat Hikmat ada
pada saya, memegang kedua lengan saya dengan kuat dan memandang mata
saya dan berkata, “Engkau harus melakukan ini!” Kemudian saya melihat
sekalipun saya berada ditempat yang luas di “Galatia 22”, tetapi saya
dapat pergi kepinggirnya tanpa saya ketahui dan dapat dengan mudah
terjatuh. Saya menatap mata Hikmat dan dia berkata dengan serius,
“Waspadalah dimana tempatmu berdiri, engkau dapat jatuh. Didalam hidup
ini engkau dapat jatuh dari tingkat berapapun”.
Ular
Untuk
waktu yang lama kami terus membinasakan burung nasar dan memunguti
setiap setan yang menunggangi orang-orang Kristen. Kami menemukan bahwa
panah panah dari Kebenaran yang berbeda-beda mempunyai efek yang
berbeda dari setan yang berbeda pula. Kami tahu bahwa hal ini akan
menjadi pertempuran yang panjang, tetapi sekarang kami tidak bisa
santai dan kami sudah melewati tingkat “Kesabaran”. Sekalipun setelah
orang-orang Kristen menembaki setan-setan, hanya sedikit orang yang
naik di gunung.
Banyak
orang yang dibawa setan-setan dan terus berkhayal. Saat kegelapan yang
melingkupi setan dikoyak, kami dapat melihat tanda yang ada disekitar
kaki orang-orang Kristen ini bergerak. Kemudian saya melihat ternyata
kaki-kaki mereka diikat ular yang bernama Malu.
Kami
menembakkan anak panah Kebenaran ke ular-ular itu, tetapi hanya
sedikit yang terkena. Kemudian kami kembali mencoba menembakkan anak
panah Pengharapan, tetapi juga tanpa hasil. Dari “Galatia 22” sangatlah
mudah untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi, dan kami mulai menaiki
tingkat yang lebih tinggi. Sesaat kemudian kami tiba pada sebuah taman
yang sangat indah yang pernah saya lihat. Di pintu masuk taman ini
tertulis “Kasih Bapa yang Tak Bersyarat”. Pintu itu adalah sebuah jalan
masuk yang sangat megah dan mengundang kami untuk masuk, jadi kami
masuk. Setelah kami masuk, kami melihat Pohon Kehidupan ada di
tengah-tengah taman. Pohon itu dijaga oleh malaikat-malaikat yang luar
biasa. Mereka terlihat seakan-akan sedang menunggu kami, jadi kami
memberanikan diri melewati mereka dan berjalan kearah pohon. Salah satu
malaikat itu berkata,”Mereka yang dapat masuk ke tingkat ini yaitu
mereka yang mengenal Kasih Bapa, dan dapat memakannya”.
Saya
tidak sadar betapa laparnya saya. Saat saya merasakan buah itu,
rasanya sangat lezat melebihi apapun yang pernah saya rasakan, tetapi
rasanya juga tidak aneh. Makan buah ini membangkitkan kenangan saya
pada matahari terbit, hujan, taman-taman yang indah, matahari terbenam
diatas lautan terlebih terkenang pada orang-orang yang saya kasihi.
Setiap gigitan, saya merasakan bertambah mengasihi segala sesuatu dan
setiap orang. Kemudian saya teringat musuh-musuh saya dan saya juga
mengasihi mereka. Perasaan saya menjadi lebih besar dari apapun juga,
Lebih dari damai sejahtera yang saya alami di “Galatia 22”. Kemudian
saya mendengar suara Tuhan dan Dia berkata, “Sekarang inilah yang
menjadi makananmu setiap hari. Tidak akan pernah diambil darimu. Kamu
dapat memakannya sebanyak dan sesering yang kamu mau. Tidak ada akhir
dari KasihKu”. Saya mendongak keatas pohon Kehidupan arah sumber suara
dan melihat pohon itu dipenuhi dengan burung rajawali yang sangat
putih. Mereka memiliki mata yang tajam dan indah yang pernah saya
lihat. Mereka melihat kearah saya seakan-akan menunggu perintah. Salah
satu dari malaikat – malaikat penjaga berkata, “Mereka akan melakukan
permintaanmu. Rajawali-rajawali ini memakan ular-ular”. Saya berkata,
“Pergilah! Telanlah malu yang mengikat saudara-saudara kita”.
Burung-burung itu membuka sayapnya dan sebuah angin yang besar datang
dan mengangkat mereka ke udara. Rajawali-rajawali ini memenuhi langit
dengan kemuliaan yang menyilaukan. Sekalipun kami berada di ketinggian,
saya dapat mendengar suara-suara kengerian dari perkemahan musuh saat
rajawali-rajawali itu mendekati mereka.
Tuhan
Yesus sendiri yang berdiri di tengah-tengah kami. Dia menyentuh setiap
kami dan berkata, “Sekarang Aku harus mengatakan kepadamu apa yang
sudah Aku katakan dengan saudara-saudaramu setelah KenaikanKu ke Sorga-
pesan dari KerajaanKu. Pasukan yang paling kuat dari musuh kita
sekarang sudah di kocar-kacirkan tetapi tidak dihancurkan. Sekarang
waktunya bagi kita untuk maju berbaris dengan Injil KerajaanKu.
Rajawali-rajawali itu dilepaskan dan akan pergi bersama kita. Kita akan
mengambil setiap anak panah yang ada di setiap tingkat tetapi sekarang
Akulah Pedangmu dan Akulah Panglimamu. Sekaranglah waktunya Pedang
Tuhan dihunus.” Saya menoleh dan melihat seluruh pasukan Tuhan berdiri
di taman. Ada banyak laki-laki, perempuan dan anak-anak dari segala
bangsa dan segala suku, masing-masing membawa panji yang digerakkan
angin dengan kesatuan yang sempurna. Saya tahu bahwa tidak ada seperti
yang ini yang pernah saya lihat di bumi. Saya tahu bahwa musuh –musuh
mempunyai pasukan yang semakin bertambah banyak dan benteng-bentengnya
ada diseluruh bumi, tetapi tidak ada seorangpun yang dapat berdiri
didepan pasukan yang sangat besar ini. Saya berbisik, “Ini pasti Harinya
Tuhan”. Sekumpulan besar pasukan ini menjawab dengan suara yang
menggelegar, “Harinya Tuhan sudah datang”.
Kami
berdiri di Taman Tuhan dibawah Pohon Kehidupan. Tampaknya seluruh
pasukan ada disitu dan berlutut didepan Tuhan Yesus. Dia baru saja
memberikan kekuatan bagi kami untuk kembali ke medan pertempuran dan
membebaskan saudara-saudara kami yang masih terikat musuh dan untuk
dunia yang masih dikasihiNya. Sungguh perintah yang luar biasa dan
menyedihkan. Sangat luar biasa karena perintah ini berasal dari Tuhan.
Sangat menyedihkan karena kami harus meninggalkan HadiratNya dan Taman
yang sangat indah yang pernah saya lihat ini. Dan meninggalkan semua
ini untuk kembali ke medan pertempuran.
Tuhan
meneruskan perintahNya: "Aku sudah memberikan kasih karunia dan
kekuatan rohani, pemahamanmu akan Firman dan KerajaanKu akan
bertambah-tambah, tetapi senjata terbesar yang baru diberikan kepadamu
adalah Kasih Bapa. Sepanjang engkau berjalan didalam Kasih Bapa, engkau
tidak akan pernah gagal. Buah dari Pohon Kehidupan adalah Kasih Bapa
yang dinyatakan dalamKu. Kasih yang ada dalamKu harus menjadi makananmu
sehari-hari”.
Ketampanan
Tuhan tidaklah seperti yang kita bayangkan sungguh dahsyat. Saat Dia
bergerak dan berbicara, membuat Dia menjadi orang yang paling menarik
yang pernah saya lihat. Dia ada diluar definisi manusia dalam martabat
dan keanggunanNya.Tidak ada gambar atau lukisan yang pernah
menggambarkan Dia seperti yang saya lihat, tetapi kebanyakan
lukisan-lukisan itu mirip Dia. Saya mulai berpikir bahwa Dia adalah
segala sesuatu tentang Kasih Bapa dan mulia. Dia benar-benar penuh
dengan keanggunan dan kebenaran.
Ketika
saya memakan buah dari Pohon Kehidupan, pikiran-pikiran tentang yang
baik-baik memenuhi jiwa saya. Saat Yesus berbicara hal sama terjadi.
Saya tidak akan pernah mau meninggalkan tempat ini. Saya teringat
bagaimana saya pernah berpikir alangkah membosankannya untuk para
malaikat-malaikat itu, tidak mengerjakan apapun tetapi hanya menyembah
Dia depan TahtaNya. Sekarang saya tahu bahwa tidak ada sesuatupun yang
melebihi apapun daripada menyembah Dia. Hal itu tentu saja bagian yang
paling baik di surga. Sangat sukar dipercayai bahwa saya berjuang
melawan kebosanan selama pelayanan penyembahan. Saya tahu bahwa itu
karena saya waktu itu berada diluar jangkauan kenyataan.
Menyembah dalam Roh dan Kebenaran
Saya
diliputi perasaan untuk kembali dan memperbaiki waktu-waktu saya
menyembah Dia tetapi pikiran saya mengembara dan penuh dengan hal-hal
lain. Perasaan untuk mengungkapkan kekaguman saya pada Dia semakin
tidap bisa ditahan. Saya harus memuji Dia! Saat saya membuka mulut, saya
terkejut dengan penyembahan spontan yang keluar dari mulut pasukan
Allah pada saat yang sama. Saya hampir lupa bahwa ada orang lain
disana, tetapi kami ada didalam kesatuan yang sempurna. Penyembahan
yang agung ini tidak dapat dikatakan dalam bahasa manusia.
Saat
kami menyembah, sebuah sinar emas mulai memancar dari Tuhan, kemudian
ada sinar –sinar perak yang mengitari emas itu. Warna-warni yang banyak
sekali tidak pernah saya lihat membungkus kami. Dengan kemuliaan ini
saya masuk alam emosi yang tidak pernah saya alami sebelumnya. Saya
mengerti kemuliaan ini sudah ada disana sepanjang waktu, tetapi kami
focus pada Dia, cara kami menyembah dan kami mulai melihat
KemuliaanNya. Semakin kami menyembahNya, semakin Kemuliaan itu tampak.
Jika ini adalah surga, maka ini adalah sangat amat baik melebihi apapun
yang pernah saya impikan.
Menemukan Tempat TinggalNya
Saya
tidak tahu berapa lama penyembahan ini berlangsung. Mungkin dapat
bulanan, hanya tidak mungkin memperkirakan waktu dalam kemuliaan ini.
Untuk sesaat saya memejamkan mata sebab kemuliaan yang saya lihat
dengan hati menjadi sebesar yang saya lihat dengan mata jasmani saya.
Saat saya membuka mata, saya terkejut melihat Tuhan sudah tidak ada
lagi disana, tetapi pasukan malaikat-malaikat berdiri ditempat Tuhan
sebelumnya berada. Salah satu dari mereka maju kearah saya dan berkata,
“Pejamkanlah matamu kembali”. Saat saya melakukannya, kemuliaan Tuhan
melingkupi saya dan saya sangat lega.
Kemudian
malaikat itu menjelaskan, “Apa yang kamu lihat dengan mata hatimu
adalah lebih dari kenyataan yang dapat kamu lihat dengan mata
jasmanimu”. Seringkali saya mengatakan hal ini, tetapi betapa jarangnya
saya benar-benar berjalan didalamnya.! Malaikat itu kemudian
meneruskan, “Karena itulah Tuhan mengatakan kepada murid-muridNya yang
pertama bahwa adalah lebih baik untuk Dia pergi sehingga Roh Kudus
dapat datang. Tuhan tinggal didalam kamu. Kamu sudah diajarkan hal ini
berulang kali, tetapi sekarang kamu harus hidup didalamnya sebab kamu
sudah makan dari Pohon Kehidupan”.
Kemudian
malaikat itu menuntun saya kembali ke pintu gerbang. Saya
memprotesnya, saya tidak mau meninggalkan tempat ini. Tampak terkejut,
malaikat ini memegang bahu saya dan memandang langsung ke mata saya.
Kemudian saya mulai mengenalinya sebagai malaikat Hikmat. “Engkau tidak
perlu meninggalkan taman ini. Taman ini ada didalam hatimu sebab Sang
Pencipta Sendirilah yang ada didalammu. Engkau menginginkan hal yang
terbaik, yaitu untuk menyembah dan diam dalam HadiratNya selama
–lamanya dan itu tidak akan pernah diambil darimu”. Saya memahami apa
yang diucapkan Hikmat, kemudian saya melihat Pohon Kehidupan yang ada
dibelakangnya. Saya ingin meraihnya sebelum pergi. Mengetahui pikiran
saya, Hikmat dengan lembut menggoncangkan saya, “Jangan. Buah-buah yang
dikumpulkan dalam ketakutan akan busuk. Buah dan pohon ini ada
didalammu sebab Dia ada didalammu. Kamu harus percaya”.
Saya
memejamkan mata saya dan mencoba melihat Tuhan kembali, tetapi tidak
bisa. Saat saya membuka mata saya, Hikmat masih menatap saya. Dengan
kesabaran yang luar biasa dia meneruskan, “Engkau sudah merasakan
kenyataan surga dan tidak ada seorang pun yang ingin kembali ke medan
pertempuran yang pernah mereka lewati. Ketika Rasul Paulus datang
kesini, dia berjuang sepanjang hidupnya untuk tinggal dan bekerja bagi
Tuhan, atau kembali masuk kesini sebagai warisannya, tetapi warisan ini
akan terus membesar selama dia tinggal. Sekarang engkau mempunyai hati
penyembah yang ingin selalu berada disini dan engkau dapat memasukinya
melalui penyembahanmu yang benar. Semakin engkau focus pada Tuhan,
semakin nyata kemuliaan yang dapat engkau lihat dimanapun engkau
berada”.
Kata-kata
Hikmat akhirnya menenangkan saya. Sekali lagi saya memejamkan mata
hanya untuk mengucap syukur atas pengalaman luar biasa dan kehidupan
yang sudah Dia berikan kepada saya. Saat saya melakukan hal itu, saya
mulai dapat melihat kemuliaan Tuhan kembali dan perasaan yang ada pada
penyembahan sebelumnya kembali memenuhi jiwa saya. Kata-kata Tuhan
sangat keras dan jernih dan saya yakin dapat saya dengar dengan telinga
saya, “Aku tidak akan pernah meninggalkan atau mengabaikanmu”.
Saya
meresponiNya, "Tuhan, ampuni ketidakpercayaan saya,” Tolong bantu saya
untuk tidak pernah meninggalkan atau mengabaikanMu”.
Berjalan dengan Hikmat
Saat
saya membuka mata, Hikmat masih memegang pundak saya. “Aku adalah
karunia pertama yang diberikan kepadamu untuk pekerjaanMu, “ kata
Hikmat, “ Aku akan menunjukkan jalan kepadamu, tetap pada jalan itu
tetapi hanya kasih yang dapat membuatmu setia. Hikmat terbesar adalah
Kasih akan Tuhan”.
Kemudian
Hikmat melepaskan pundak saya dan kami mulai berjalan melewati pintu
gerbang. Saya mengikutinya dengan diam. Saya teringat nafas peperangan
dan saat kami menaiki gunung dan itu menarik, tetapi tidak ada yang
dapat menyamai Hadirat Tuhan dan penyembahan yang sudah saya alami.
Meninggalkan itu semua adalah pengorbanan terbesar yang pernah saya
buat. Kemudian saya teringat bagaimana semuanya itu ada didalam saya,
sangat mengherankan begitu cepat saya melupakannya. Saya mulai berpikir
tentang peperangan besar yang menggusarkan hati saya, antara apa yang
saya lihat dengan mata jasmani saya dan apa yang saya lihat dengan hati
saya.
Saya
maju kedepan sehingga dapat berjalan disamping Hikmat dan bertanya,
“Saya sudah 26 tahun berdoa untuk dapat pergi ke Surga tingkat ke-3
seperti Rasul Paulus. Apakah ini surga tingkat ketiga itu?”
"Yah, ini adalah salah satu bagian dari surga tingkat ketiga, “jawabnya, “tetapi masih banyak yang lainnya."
"apakah saya diijinkan untuk melihat yang lainnya?" tanya saya.
"Engkau akan melihatnya. Sekarang Aku akan membawamu melihatnya”. .
Saya mulai memikirkan Kitab Wahyu. “Apakah wahyu Yohanes tentang surga ketiga?” Tanya saya.
"Sebagian
wahyu Yohanes adalah surga ketiga, tetapi paling banyak itu adalah
surga tingkat kedua. Surga tingkat kedua adalah alam rohani selama
setan memerintah bumi. Surga ketiga adalah kasih dan tempat tinggal
Bapa yang akan menang atas bumi melalui Rajamu”.
"Bagaimana dengan surga tingkat kesatu?" pinta saya, dan saat saya menanyakan hal itu saya merasakan hembusan udara dingin.
"Ini
bukan urusan Hikmat saat ini, “ teman saya ini menjawab dengan serius
saat pertanyaan saya mengejutkan dia. "Hikmat adalah untuk mengenal
surga ketiga sepertimu. Ada banyak yang engkau harus ketahui tentang
surga ketiga dan ini adalah surga ketiga, kerajaan yang harus kamu
kotbahkan sepanjang waktu. Di waktu-waktu yang akan datang, kamu akan
diceritakan tentang surga pertama tetapi tidaklah menguntungkan jika
kamu mengetahuinya sekarang”.
Saya
teringat hembusan angin dingin yang saya rasakan dan Hikmat
mengangguk, mengetahui pikiran saya. “Sungguh Engkau sangat luar
biasa,” saya harus mengatakan itu sebagai penghargaan pada malaikat ini.
“Engkau akan menjagaku dijalan yang benar".
"Ya, benar," jawabnya.
Saya
yakin, saya merasakan kasih keluar dari malaikat ini, kasih yang unik,
yang tidak pernah saya rasakan dari malaikat yang lain, yang
menunjukkan tugas lebih daripada kasih. Hikmat meresponi pikiran saya
seakan-akan saya mengatakannya dengan lantang.
"Ini
adalah Hikmat untuk mengasihi dan Aku tidak akan menjadi Hikmat kalau
Aku tidak mengasihimu. Ini juga Hikmat untuk memegang kebaikan dan
kehebatan Tuhan. Ini Hikmat untuk mengasihi Tuhan dan takut akan Dia.
Engkau bisa melakukan yang sebaliknya. Ini adalah pelajaran selanjutnya
yang harus engkau pelajari.” Malaikat itu mengatakan dengan
sungguh-sungguh.
"Saya
tahu itu dan saya sudah mengajarkannya berulangkali," jawab saya,
untuk pertama kalinya saya merasa Hikmat benar-benar tidak mengenal
saya.
"Aku
sudah menjadi temanmu sepanjang waktu dan aku tahu
pengajaran-pengajaranmu,” kata Hikmat. “Sekarang engkau akan belajar
apa arti pengajaran-pengajaranmu. Seperti yang sudah engkau katakan
berulang kali, “Ini bukanlah tentang mempercayai pikiranmu, tetapi
mempercayai hatimu sebagai hasil dari kebenaran”.
Saya
meminta maaf, dan merasa malu menanyakan hal ini pada Hikmat. Segera
dia menerima permohonan maaf saya. Kemudian saat itu saya menyadari
bahwa saya sudah menanyakan dan menantangnya sepanjang hidup saya,
sering kali atas sakit hati saya.
Bagian lain dari Kasih
"Ada
banyak waktu untuk mengagumi Tuhan," Hikmat meneruskan, "dan ada
banyak waktu untuk menghormati Dia dengan takut dan penghargaan.
Seperti ada waktu untuk menanam, waktu untuk menuai dan Hikmat untuk
mengetahui waktunya. Hikmat yang benar mengetahui waktu-waktu dan
musim-musim Tuhan. Aku membawamu kesini sebab ini adalah waktu menyembah
Tuhan dalam kemuliaan KasihNya. Sekarang aku membawamu ke tempat lain
sebab ini adalah waktu untuk menyembah Dia dengan takut akan
PenghakimanNya. Sampai engkau mengerti keduanya tidak dapat dipisahkan
satu sama lain”.
"Apakah artinya itu kalau saya tetap tinggal didalam penyembahan mulia, saya akan kehilanganmu?” Tanya saya tak percaya.
"Ya.
Aku akan dapat selalu mengunjunginya dengan kamu jika Aku bisa, tetapi
kita akan jalan berseberangan. Memang sangat sulit untuk meninggalkan
kemuliaan dan damai sejahtera seperti itu, tetapi itu bukan sepenuhnya
wahyu tentang sang Raja. Dia adalah Singa dari Yehuda dan Anak Domba.
Untuk yang masih anak-anak rohaninya dia adalah Anak Domba. Untuk yang
sudah dewasa Dia adalah singa dari Yehuda. Untuk yang benar-benar sudah
dewasa Dia adalah Singa dari Yehuda dan Anak Domba. Engkau sudah
mengerti hal ini dalam pikiranmu dan Aku sudah mendengar engkau pernah
mengajarkannya, tetapi sekarang engkau akan mengerti dalam hatimu dan
engkau akan mengalami Kursi Pengadilan Kristus.
Kembali ke Medan Pertempuran
Sebelum
meninggalkan gerbang Taman saya meminta pada Hikmat untuk duduk
sebentar saja, memikirkan semua hal yang baru saya alami. “Ya, kamu
dapat melakukan hal ini,” jawabnya, “Tetapi Aku mempunyai tempat yang
lebih baik untukmu."
Saya
mengikuti Hikmat keluar dari pintu gerbang dan kami mulai menuruni
gunung. Saya terkejut, peperangan masih terus berlangsung, tetapi
hampir tidak sehebat sewaktu kami naik. Masih ada banyak anak panah
penuduhan dan fitnah berterbangan di tingkat bawah, tetapi pasukan
musuh yang masih tertinggal diserang rajawali putih yang besar.
Burung-burung perkasa itu dengan mudah menang.
Kami
tetap turun dan hampir sampai didasar gunung. Hanya beberapa diatas
tingkat “Keselamatan” dan “Pengudusan” adalah tingkat “Pengucapan
Syukur dan Pujian”. Saya dapat mengingat tingkat ini dengan baik karena
disinilah serangan terbesar musuh yang saya alami saat saya berusaha
mencapainya. Saat kami bisa mencapai tingkat ini, kami dapat dengan
mudah mendaki gunung dan jika salah satu anak panah mengenai baju zirah
kami, maka akan cepat sembuh.
Secepat
musuh melihat kehadiran saya di tingkat ini (mereka tidak bisa melihat
Hikmat), secepat mungkin saya dihujani anak panah. Dengan mudah saya
dapat mengalahkannya dengan perisai saya dan mereka berhenti menembaki.
Anak panah – anak panah mereka hampir habis dan mereka tidak dapat
membuangnya begitu saja.
Prajurit-prajurit
yang masih berperang dari tingkat ini melihat saya dengan keheranan
dan membuat saya merasa tidak enak. Saat itu kemudian saya mengetahui
kemuliaan Tuhan memancar dari baju zirah dan perisai saya. Saya
mengatakan pada mereka untuk mendaki ke puncak gunung tanpa berhenti
dan mereka akan melihat Tuhan. Saat mereka setuju untuk pergi, mereka
dapat melihat Hikmat. Mereka langsung jatuh berlutut untuk memuliakan
Dia, tetapi Dia menahan mereka dan menyuruh pergi.
Kesetiaan
Saya
dipenuhi dengan kasih untuk prajurit-prajurit ini, banyak dari mereka
adalah perempuan dan anak-anak. Baju zirah mereka berantakan dan
dipenuhi darah, tetapi mereka tidak berhenti. Kenyataannya, mereka
masih bersukacita dan memberanikan diri. Saya mengatakan pada mereka
bahwa mereka lebih layak menerima penghormatan daripada saya, sebab
mereka sudah menanggung beban berat dalam peperangan dan tetap ada.
Mereka tampaknya tidak mempercayai saya, tetapi menghargai apa yang
saya katakan. Saya merasa bahwa itu adalah benar.
Setiap
tingkat di gunung dipenuhi dengan burung nasar yang datang dan pergi
memuntahkan muntahan dan kotoran, sehingga sulit untuk kami berdiri.
Sebagian tebing dipenuhi prajurit-prajurit dari denominasi yang berbeda
atau pergerakan yang berbeda yang menekankan pada kebenaran setiap
tingkat yang mereka pertahankan. Saya malu dengan sikap yang sudah saya
perlihatkan kepada kelompok-kelompok ini. Saya menganggap mereka
diluar jangkauan dan kembali ke perbuatan yang lama adalah yang terbaik,
tetapi disini mereka berperang dengan setia melawan pembantaian musuh
yang mengerikan. Perlawanan mereka pada posisi ini memungkinkan saya
untuk tetap naik seperti yang sudah saya lakukan.
Beberapa
tingkat memang ditempatkan seperti ini sehingga kami bisa memandang
bagian indah dari gunung atau dari medan peperangan, tetapi beberapa
tempat terpencil sehingga prajurit-prajurit yang berada diatasnya hanya
dapat melihat posisi mereka sendiri dan tidak mengetahui medan
peperangan dibawah. Mereka seringkali terluka dari penuduhan dan fitnah
yang membuat mereka bertahan jika seseorang turun ke tingkat mereka
dari tingkat yang lebih atas dan mendorong mereka untuk naik ke tingkat
yang lebih tinggi. Ketika beberapa turun dari atas, kemuliaan Tuhan
nyata, mereka mendengarkan dan bersukacita, kemudian mereka mulai naik.
Saat saya dilingkupi hal ini Hikmat tidak berkata banyak, tetapi dia
tampak tertarik dengan reaksi saya. .
Menemukan Realitas
Saya
melihat ada banyak prajurit yang turun dari atas ke setiap tingkat
yang ada untuk membebaskan orang-orang yang sudah dibawa untuk tetap
berdiri diatas kebenaran. Saat mereka melakukan hal itu, setiap tingkat
mulai memancarkan kemuliaan yang mereka bawa. Sesaat saja seluruh
gunung itu mulai menyinarkan kemuliaan yang menyilaukan burung-burung
nasar dan setan-setan yang tertinggal. Dan sesaat kemudian saya
merasakan kemuliaan di gunung sama seperti di Taman.
Saya
mulai mengucap syukur dan memuji Tuhan dan sesaat kemudian saya
rasakan HadiratNya. Sangat sulit untuk menjelaskan emosi dan kemuliaan
yang melingkupi saya. Pengalaman ini menjadi lebih hebat sehingga saya
menghentikannya. Hikmat berdiri disebelah saya. Meletakkan tangannya di
bahu saya dan berkata,” Engkau memasuki Pintu GerbangNya dengan ucapan
syukur dan pengadilanNya dengan pujian”.
"Tetapi itu sangat nyata! Saya merasa seperti pernah kesana," seru saya.
"Engkau
memang pernah disana," jawab Hikmat. "Tidak lebih bisa lebih nyata
tetapi engkau melakukannya. Sama seperti Tuhan mengatakan pada pencuri
yang ada disalib, ‘Hari ini’ engkau akan bersama denganKu di Firdaus,
engkau dapat memasuki Firdaus setiap saat. Tuhan, FirdausNya dan gunung
ini, semua tunduk padamu, karena Dia ada didalammu.Apa yang lebih dulu
engkau alami sekarang menjadi nyata sebab engkau sudah mendaki gunung
itu. Alasanmu dapat melihatku dan yang lainnya tidak bisa melihatku
adalah karena engkau sudah masuk ke tempat dimana Aku berada. Inilah
kenyataan yang diketahui nabi-nabi dan memberikan keberanian yang besar
sekalipun sendirian menghadapi sepasukan musuh.
Jebakan Maut
Saya
melihat pembantaian di medan peperangan yang ada dibawah dan pasukan
setan yang lambat laun kembali lagi. Dibelakang saya ada lebih banyak
pejuang yang bersinar mulai menempati tempat-tempat di gunung. Saya
tahu bahwa sekarang ada cukup banyak pejuang untuk menyerang dan
membinasakan pasukan-pasukan yang tertinggal. “Belum”, kata Hikmat.
“Lihatlah kesana”. Saya melihat kearah yang ditunjukkannya, tetapi saya
tidak bisa melihat karena sinar kemuliaan yang memancar dari baju
zirah saya. Kemudian saya menangkap gerakan bayangan di lembah. Saya
tidak bisa melihat dengan jelas karena sinar kemuliaan dari baju zirah
saya membuat saya sulit melihat dalam kegelapan. Saya meminta Hikmat
untuk memberikan sesuatu yang dapat menutupi baju zirah saya sehingga
saya dapat melihatnya. Kemudian dia memberikan sebuah mantel sederhana
untuk menutupi baju zirah saya. “Apa ini?” Tanya saya, sedikit terhina
karena kesederhanaannya. “Kerendahan Hati” jawab Hikmat. “Engkau tidak
akan pernah dapat melihat dengan baik tanpa ini”. Dengan enggan saya
memakainya dan dengan cepat saya dapat melihat ada banyak hal yang
sebelumnya tidak bisa saya lihat. Saya melihat ke lembah dan
pergerakannya. Mengejutkan, ada sebuah divisi pasukan musuh yang
menunggu siap menyergap setiap orang yang baru kembali dari gunung.
"Pasukan apa itu?" Tanya saya, "dan bagaimana mereka dapat melarikan
diri dari medan peperangan?"
"Itu
adalah Kebanggaan," Hikmat menjelaskan. "Ini adalah pasukan musuh yang
terkuat setelah kamu mengalami kemuliaan. Mereka yang menolak untuk
memakai mantel ini akan menderita luka parah dari serangan musuh."
Saat
saya melihat gunung kembali, saya melihat ada banyak pejuang dengan
sinar kemuliaan lewat untuk menyerang pasukan musuh yang tersisa. Tidak
satupun dari mereka menggunakan mantel kerendahan hati dan mereka
tidak dapat melihat musuh yang siap menyerang mereka dari samping. Saya
mulai berlari untuk menghentikan mereka, tetapi Hikmat menahan saya.
“Engkau tidak dapat menghentikan hal ini,” katanya. “Hanya para
prajurit yang mengenakan mantel ini yang akan mengenali otoritasmu.
Mari. Ada sesuatu yang harus engkau lihat sebelum engkau dapat membantu
memimpin peperangan besar yang akan datang."
Dasar Kemuliaan
Hikmat
menuntun saya turun ke tingkat yang paling rendah di gunung yang
bernama “Keselamatan”. “Kamu pikir ini adalah tingkat yang paling
rendah,” kata Hikmat, “Tetapi ini merupakan dasar dari seluruh gunung.
Dalam suatu perjalanan, langkah pertama sangatlah penting dan biasanya
paling sulit. Tanpa “Keselamatan” tidak akan ada gunung ini."
Saya
terheran-heran dengan pembantaian besar-besaran di tingkat ini. Setiap
prajurit terluka sangat parah, tetapi tidak ada satupun yang mati.
Orang-orang banyak berpegang pada tepi gunung. Banyak orang tampaknya
akan jatuh setiap saat, tetapi tidak seorangpun jatuh.
Malaikat-malaikat ada dimana-mana melayani prajurit-prajurit ini dengan
sukacita, kemudian saya bertanya, “Mengapa mereka tampak bahagia?”
"Malaikat-malaikat
ini melihat keberanian orang-orang ini untuk tetap berpegang teguh.
Mungkin mereka tidak bergerak maju, tetapi mereka juga tidak menyerah.
Mereka akan segera sembuh dan akan melihat kemuliaan yang dari gunung
dan kemudian mereka juga akan naik. Orang-orang ini adalah para pejuang
besar untuk peperangan yang akan datang."
"Tetapi apakah tidak lebih baik jika mereka naik gunung bersama kita?” saya memprotes melihat keadaan mereka.
"Itu
lebih baik buat mereka, bukan buat kita. Dengan mereka tinggal disini,
itu memudahkanmu untuk naik dan mereka menjaga dari musuh-musuh.
Sangat sedikit orang-orang di tingkat yang lebih tinggi membantu
sesamanya di gunung, tetapi mereka melakukannya disini. Nyatanya,
banyak dari pejuang-pejuang perkasa dipimpin ke gunung oleh orang-orang
yang setia ini. Mereka ini adalah sedikit pahlawan yang membuat
orang-orang bisa naik keatas. Mereka membawa sukacita ke surga secara
terus menerus, membimbing yang lain ke “Keselamatan”. Itulah alasan
para malaikat di surga ingin membantu melayani mereka dan mereka merasa
sangat dihormati karena diijinkan untuk membantu."
Sekali
lagi saya merasa sangat malu atas sikap saya kepada orang-orang suci
ini. Banyak dari kami membentak mereka saat kami memanjat naik ke
tingkat yang lebih tinggi. Mereka banyak melakukan kesalahan pada saat
peperangan, tetapi mereka juga menunjukkan hati seorang hamba daripada
kami semua. Tuhan akan meninggalkan yang 99 orang dan mencari 1 yang
terhilang. Orang-orang ini harus tetap tinggal di tempat dimana mereka
masih dapat menjangkau yang terhilang dan mereka harus membayar harga
untuk itu. Saya juga ingin membantu mereka tetapi tidak tahu harus
mulai darimana.
Kemudian
Hikmat berkata, "Sangatlah benar engkau ingin membantu, tetapi yang
paling membantu adalah dengan terus melakukan panggilanmu. Orang-orang
ini akan sembuh dan dengan cepat naik ke gunung Tuhan. Mereka akan
kembali bersama denganmu di medan perang. Orang-orang ini tidak takut
dan tidak akan mundur dari musuh."
Kebanggaan yang kuat
Saya
sedang berpikir bagaimana caranya turun dari gunung seperti saat
mendakinya, kemudian suara-suara di medan peperangan menarik perhatian
saya. Sebelumnya ada banyak ribuan prajurit perkasa yang menyerang
pasukan musuh yang tersisa. Musuh-musuh itu kocar-kacir ke segala
tempat kecuali satu divisi yaitu Kebanggaan. Divisi ini sangat tidak
terdeteksi, pasukan ini berbaris menuju ke tepi para pejuang dan akan
melepaskan sejumlah anak panah. Kemudian saya melihat para prajurit
perkasa yang tidak menggunakan baju zirah di bagian samping, terbuka
dan mudah diserang dan musuh-musuh itu akan melepaskan anak panahnya.
Hikmat
berkata, “Engkau mengajarkan bahwa tidak ada baju zirah untuk bagian
samping tubuh, yang berarti itu menjadi sasaran musuh. Bagaimanapun,
engkau tidak akan pernah tahu ada bagian yang terbuka jika engkau
berada dalam kebanggaan”.
Saya
hanya mengangguk mengetahui hal ini. Sudah terlambat melakukan sesuatu
dan sangat tidak tahan melihatnya, tetapi Hikmat mengatakan bahwa saya
harus melihatnya. Saya keheranan melihat ketika anak panah kebanggaan
mengenai para pejuang itu mereka sama sekali tidak tahu. Bagaimanapun
juga, musuh tetap menembaki mereka. Para pejuang itu berdarah dan
menjadi lemah dengan cepat tetapi tidak mengetahuinya. Secepat itu juga
mereka sangat lemah untuk memegang perisai dan pedang mereka, kemudian
mereka melemparkan senjata itu dan mengatakan bahwa mereka tidak perlu
pedang dan perisai lagi. Mereka juga mulai melepasi bahu zirah mereka
dan berkata tidak perlu mengenakan baju zirah lagi.
Divisi
lain musuh muncul dan bergerak dengan cepat. Divisi itu disebut
Khayalan Kuat. Mereka melepaskan anak panah –anak panah yang mengenai
semuanya. Kemudian saya melihat saat sedikit dari setan khayalan
membawa pasukan kuat yang penuh kemuliaan ini. Mereka dibawa ke kemah
yang berbeda-beda, setiap kemah bernama doktrin yang setan yang berbeda.
Saya terkejut melihat bagaimana sekumpulan orang benar yang besar ini
benar-benar dikalahkan dan mereka masih tidak akan tahu apa yang sudah
menembak mereka. "Bagaimana mereka orang-orang yang cukup kuat, yang
sudah naik ke puncak gunung, yang sudah melihat Tuhan seperti apa
adanya, menjadi sangat terbuka?" Tanya saya cepat.
"Kebanggaan
adalah musuh terkuat untuk dilihat dan itu selalu merayap
dibelakangmu," Hikmat meratap. "Dalam beberapa cara, orang-orang yang
sudah pernah mencapai ketinggian paling besar resiko untuk dapat jatuh.
Engkau harus selalu ingat bahwa didalam hidup ini engkau dapat jatuh
dari tingkat manapun juga. “Waspadalah, saat engkau pikir engkau dapat
bertahan, engkau dapat jatuh,' Saat engkau pikir engkau yang paling
sedikit resikonya untuk jatuh faktanya ketika engkau yang paling
mungkin jatuh. Banyak manusia yang jatuh setelah meraih kemenangan."
Hikmat untuk perang
"Bagaimana kami dapat menjaga dari serangan seperti ini?" Tanya saya.
"Tetaplah
dekat dengan Aku, mintalah pada Tuhan sebelum membuat setiap keputusan
mayoritas, tetap kenakanlah mantel rendah hati dan musuh tidak akan
pernah dapat membutakanmu seperti yang sudah dia lakukan pada
orang-orang itu."
Saya
melihat pada mantel itu. Tampak sangat sederhana dan tidak menarik.
Saya merasa bahwa mantel itu membuat saya lebih tampak sebagai
gelandangan daripada sebagai seorang pejuan. Hikmat memberikan respon
seakan-akan saya mengucapkannya dengan keras,”Tuhan lebih dekat kepada
para gelandangan daripada para pangeran. Engkau hanya dapat mendapatkan
kekuatan dalam kadar yang benar jika engkau berjalan dengan kasih
karunia Tuhan, dan ‘Dia memberikan Kasih KaruniaNya kepada orang-orang
yang rendah hati.’ Tidak satupun senjata musuh dapat menembus mantel
ini karena tidak ada satupun yang dapat mengalahkan Kasih KaruniaNya.
Selama engkau mengenakan mantel ini, engkau aman dari segala jenis
serangan."
Kemudian
saya menatap keatas melihat seberapa banyak para pejuang yang masih
ada di gunung. Saya sangat terguncang melihat betapa sedikitnya mereka
yang tersisa. Kemudian saya melihat bahwa mereka juga mengenakan mantel
kerendahan hati. “Bagaimana itu terjadi?” Tanya saya.
"Ketika
engkau melihat peperangan itu, mereka semua datang kepadaKu dan minta
bantuan, Aku memberikan mantel kepada mereka semua," jawab Hikmat.
"Tetapi saya pikir Engkau ada bersama saya sepanjang waktu?"
"Aku bersama semua orang yang pergi untuk melakukan kehendak Bapa," Hikmat menjawab.
"Engkau adalah Tuhan!" saya berseru menangis.
"Ya,"
Dia menjawab. "Aku katakan kepadamu bahwa Aku tidak akan pernah
meninggalkan atau mengabaikan engkau. Aku bersama semua PejuangKu
seperti Aku bersamamu sekarang. Aku akan bersama denganmu apapun yang
kau butuhkan untuk menyelesaikan KehendakKu dan engkau membutuhkan
hikmat”. Kemudian Dia menghilang.
Pangkat dalam Kerajaan
Saya
ditinggal berdiri di tengah-tengah kumpulan besar malaikat yang
melayani orang-orang terluka dalam tingkat “Keselamatan”. Saat saya
mulai berjalan melewati para malaikat ini, mereka membungkukkan
badannya setengah berlutut kepada saya dan menunjukkan penghargaan yang
besar pada saya. Akhirnya saya bertanya kepada salah satu malaikat itu,
mengapa mereka melakukan hal ini, sekalipun dia yang paling kecil
diantara mereka, dia lebih berkuasa dari saya. “Karena mantel itu,” dia
menjawab. "Itu adalah pangkat tertinggi dalam kerajaan."
"Ini hanyalah sebuah mantel sederhana," saya memprotes.
"Bukan!" protes malaikat itu. "Engkau mengenakan pakaian Kasih Karunia Tuhan. Tidak ada yang lebih berkuasa daripada itu!"
"Tetapi mereka adalah ribuan orang yang mengenakan mantel yang sama. Bagaimana itu menunjukkan pangkat?"
Engkau
adalah pejuang-pejuang yang takut, anak-anak Tuhan, laki-laki dan
perempuan. Dia mengenakan mantel yang sama saat Dia berjalan diatas
bumi. Selama engkau mengenakannya tidak ada satupun kuasa dibumi dan di
surga yang sanggup bertahan didepanmu. Setiap orang di surga dan
neraka mengenali mantel itu. Kita adalah Hamba-HambaNya tetapi Dia
tinggal diam dalam engkau dan engkau mengenakan pakaian Kasih
KaruniaNya."
Saya
tahu jika saya tidak mengenakan mantel ini dan jika baju zirah saya
yang bersinar mulia terbuka, pernyataan-pernyataan para malaikat dan
perlakukan mereka pada saya, semuanya itu akan membuat saya bangga.
Hanya tidak mungkin merasa bangga atau sombong selagi kita mengenakan
sebuah mantel yang lusuh dan sederhana. Karena mantel ini, keyakinan
diri saya bertambah dengan cepat..
Kembalinya Burung-burung Rajawali
Diatas
horizon saya melihat sebuah awan putih besar mendekat. Hanya dengan
melihatnya, pengharapan didalam diri saya bangkit. Itu sebenarnya
adalah atmosfer pengharapan seperti matahari terbit dan mengusir
kegelapan malam. Semakin dekat awan putih itu, saya mengenali bahwa awan
besar itu adalah burung-burung rajawali putih yang terbang dari Pohon
Kehidupan. Burung-burung itu mendarat di gunung, menempati setiap
tingkat disamping kumpulan pejuang-pejuang. Dengan hati-hati dan penuh
penghargaan saya mendekati seekor rajawali yang mendarat didekat saya
karena kehadirannya begitu menakjubkan. Ketika dia melihat pada saya
dengan matanya yang tajam, saya tahu bahwa saya tidak dapat
menyembunyikan apapun darinya. Matanya sangat kuat dan tegas, saya
gemetar saat merasakan angin dingin merayap di kuduk saya, hanya dengan
melihat mereka. Sebelum saya bertanya apapun, dia sudah menjawabnya.
"Engkau
ingin tahu siapa kami. Kami adalah nabi-nabi tersembunyi yang menjaga
untuk saat-saat ini. Kami adalah mata dari orang-orang yang sudah
diberikan senjata-senjata Ilahi yang berkuasa. Kami sudah ditunjukkan
semua yang dilakukan Tuhan dan semua rancangan musuh untuk melawanmu.
Kami sudah memeriksa bumi bersama-sama dan kami mengetahui semua
kebutuhan yang diperlukan dalam medang peperangan." "Apakah engkau
melihat perang yang tadi berlangsung?" saya bertanya dengan agak
terganggu “Tidak dapatkah engkau membantu para pejuang yang mereka
tawan?"
"Ya.
Kami melihat itu semua dan kami dapat membantu jika mereka
menginginkannya. Tetapi bantuan kami akan menahan mereka. Kami hanya
dapat berperang di medang perang jika Bapa memerintahkan dan kami hanya
dapat membantu orang-orang yang mempercayai kami. Hanya orang-orang
yang menerima kami seperti adanya kami, para nabi, dapat menerima upah
nabi atau keuntungan pelayanan kami. Orang-orang yang disergap tidak
mengenakan mantel seperti yang kau pakai dan orang-orang yang tidak
mengenakan mantel rendah hati tidak akan mengerti siapa kami. Kami
semua saling membutuhkan termasuk orang-orang yang terluka disini dan
banyak orang lain yang belum engkau kenal."
Hati sang Rajawali
Dengan
berbicara dengan rajawali ini saya segera mulai berpikir seperti
rajawali. Setelah diskusi singkat ini saya dapat melihat kedalam hati
rajawali dan mengenal dia seperti dia mengenal saya. Rajawali
mengetahui hal ini.
"Engkau
sudah mempunyai beberapa karunia kami," rajawali mencatat, "walau
karunia-karunia itu tidak dikembangkan dengan baik. Engkau tidak banyak
menggunakannya. Aku disini untuk membangunkan karunia-karunia didalam
kamu sekalian dan mengajarkanmu bagaimana menggunakannya. Dengan cara
ini komunikasi kita akan pasti. Sangat pasti atau kita semua akan
menderita banyak kehilangan yang tidak perlu, dengan tidak menyebutkan
hilangnya banyak kesempatan-kesempatan besar untuk menang."
"Darimana asalmu?” Tanya saya.
"Kami
makan ular-ular," jawab rajawali. "Musuh adalah roti kami. Makanan
kami adalah melakukan kehendak Bapa, yaitu menghancurkan
pekerjaan-pekerjaan iblis. Setiap ular yang kami makan akan menambah
penglihatan kami. Setiap benteng musuh yang kami hancurkan, menambah
kekuatan kami untuk terbang lebih tinggi dan lebih lama. Kami baru saja
datang dari perjamuan, memakan setiap ular malu yang mengikat banyak
saudaramu laki-laki dan perempuan. Mereka akan segera tiba disini.
Mereka tiba bersama dengan rajawali-rajawali yang kami tinggal untuk
membantu mereka menemukan jalan dan melindungi mereka dari serangan
tiba-tiba musuh."
Rajawali-rajawali
ini sangat yakin akan diri mereka tetapi tidak sombong. Mereka tahu
siapa mereka dan apa yang menjadi panggilan mereka. Mereka juga tahu
kami dan masa depan kami. Keyakinan mereka meyakinkan saya tetapi
terlebih meyakinkan kepada orang-orang yang terluka yang masih
tergeletak disekitar kami. Orang-orang yang sebelumnya sangat lemah
untuk berbicara kemudian bisa duduk dan mendengarkan percakapan saya
dengan rajawali. Mereka melihat kepada rajawali seperti seorang anak
kecil yang tersesat dan melihat orang tuanya yang baru saja menemukan
mereka.
Hembusan Roh
Saat
rajawali melihat luka mereka, maka luka mereka berubah membaik. Pada
saat itu saya tetap berdiri melihatnya, rajawali ini seperti seorang
kakek, dia sangat lembut dan sabar kepada orang-orang yang terluka.
Rajawali mengembangkan sayapnya dan dengan lembut mengusap mereka, dan
menyebabkan hembusan angin sejuk yang menutupi orang-orang yang terluka
ini. Ini tidaklah seperti hembusan angin lain yang pernah saya rasakan.
Dengan setiap hembusan yang saya rasakan, saya merasakan bertambah
kuat dan pikiran saya bertambah jernih. Segera saja orang-orang yang
terluka berdiri dan menyembah Tuhan dengan tulus sampai air mata
keluar. Lagi-lagi saya merasa malu telah pernah membentak mereka
sebelumnya. Mereka tampak lemah dan bodoh dimata orang-orang yang telah
mendaki ke atas gunung, dan mereka dapat menahan segala sesuatu lebih
kuat dari kami dan tetap setia. Tuhan menjaga mereka dan mereka
mengasihi Tuhan dengan kasih yang begitu besar.
Saya
mendongak keatas, semua burung-burung rajawali mengembangkan sayapnya.
Setiap orang di gunung disegarkan dengan angin yang berhembus dan
setiap orang yang di gunung mulai menyembah Tuhan. Awalnya penyembahan
ini terdengar sumbang karena penyembahan yang berbeda dari setiap
tingkat, namun kemudian setiap orang di setiap tingkat menyembah dalam
satu harmonisasi. Tidak pernah di bumi ini saya mendengar suara yang
begitu indah. Saya tidak ingin penyembahan ini berakhir. Segera saya
mengenalinya. Penyembahan ini sama seperti penyembahan yang ada di
Taman, tetapi terdengar lebih penuh dan lebih bercampur. Saya tahu,
karena kami menyembah di depan musuh-musuh kami dan di tengah – tengah
kegelapan dan iblis –iblis yang mengelilingi gunung, dan penyembahan
itu sangat luar biasa.
Saya
tidak tahu apakah penyembahan ini berlangsung selama berjam-jam,
berhari-hari atau bermenit-menit, tetapi kemudian rajawali berhenti
mengembangkan sayapnya dan penyembahan itu berhenti. “Mengapa engkau
berhenti?” Tanya saya pada rajawali yang sebelumnya bercakap-cakap
dengan saya.
"Karena
mereka sudah menjadi satu dan penuh," jawabnya menunjuk pada
orang-orang terluka yang sekarang semua sudah berdiri dan dalam kondisi
yang sempurna. “Penyembahan yang benar dapat menyembuhkan setiap
luka," tambahnya.
"Tolong ulangi lagi," pinta saya.
"Kita akan seringkali melakukan penyembahan, tetapi bukan kami yang memutuskan. Hembusan yang kamu rasakan adalah Roh Kudus. Dia menuntun kita dan bukan kita yang menuntun Dia. Dia menyembuhkan yang terluka dan mulai membawa kesatuan yang diperlukan untuk peperangan selanjutnya. Penyembahan yang benar juga menuangkan minyak urapan ke atas Kepala, Yesus yang turun ke seluruh tubuh, membuat kita menjadi satu dengan Dia dan satu sama lain. Tidak ada seorangpun yang menjadi satu dengan Dia akan tetap terluka dan tidak kudus. DarahNya adalah kehidupan yang sejati dan mengalir saat kita bersatu dengan Dia. Saat kita bersatu dengan Dia, kita juga bersatu dengan anggota tubuh yang lain, sehingga DarahNya mengalir keseluruh tubuh. Bukan bagaimana kamu menyembuhkan bagian yang luka ditubuhmu, tetapi dengan menutup luka itu sehingga darah dapat mengalir ke bagian yang terluka untuk regenerasi? Jika satu bagian TubuhNya terluka, kita harus bersama-sama dan bersatu dengan bagian itu sampai benar-benar pulih. Kita satu di dalam Dia”.
"Kita akan seringkali melakukan penyembahan, tetapi bukan kami yang memutuskan. Hembusan yang kamu rasakan adalah Roh Kudus. Dia menuntun kita dan bukan kita yang menuntun Dia. Dia menyembuhkan yang terluka dan mulai membawa kesatuan yang diperlukan untuk peperangan selanjutnya. Penyembahan yang benar juga menuangkan minyak urapan ke atas Kepala, Yesus yang turun ke seluruh tubuh, membuat kita menjadi satu dengan Dia dan satu sama lain. Tidak ada seorangpun yang menjadi satu dengan Dia akan tetap terluka dan tidak kudus. DarahNya adalah kehidupan yang sejati dan mengalir saat kita bersatu dengan Dia. Saat kita bersatu dengan Dia, kita juga bersatu dengan anggota tubuh yang lain, sehingga DarahNya mengalir keseluruh tubuh. Bukan bagaimana kamu menyembuhkan bagian yang luka ditubuhmu, tetapi dengan menutup luka itu sehingga darah dapat mengalir ke bagian yang terluka untuk regenerasi? Jika satu bagian TubuhNya terluka, kita harus bersama-sama dan bersatu dengan bagian itu sampai benar-benar pulih. Kita satu di dalam Dia”.
Euforia
penyembahan sebelumnya masih begitu nyata sehingga pengajaran kecil
ini menjadi yang paling dalam yang pernah saya dengar, sekalipun saya
sudah tahu dan mengajarkan diri saya sendiri sebelumnya. Saat Roh Kudus
bergerak setiap kata-kata tampak mulia, mengesampingkan betapa itu
hanya kata-kata dasar. Ini juga memenuhi saya dengan begitu banyak kasih
sehingga saya ingin memeluk setiap orang termasuk rajawali-rajawali
tua yang perkasa. Rajawali merasakan hal ini tetapi tidak mengatakan
apapun. Dia hanya menatap dan menatap saya. Akhirnya saya berkata,
“Dapatkah kita menemukan orang-orang yang baru saja terhilang?"
Hati Raja yang Terluka
"Ya,
benar perasaanmu," kata rajawali akhirnya. "Kita tidak utuh dan
penyembahan kita tidak utuh, sampai seluruh anggota tubuh terkumpul.
Sekalipun dalam penyembahan yang agung dan mulia, sekalipun di hadapan
Raja, kita semua merasakan kekosongan, sampai kita menjadi satu, sebab
Raja kita juga merasakannya. Kita bersedih atas saudara-saudara kita
yang tertawan terlebih kita berduka karena hati Raja kita. Seperti
engkau mengasihi anak-anakmu, dan akan berduka saat salah satu dari
mereka sakit atau terluka, Dia juga sangat mengasihi anak-anakNya dan
yang paling menjadi perhatianNya sekarang adalah orang-orang yang
terluka dan tertekan. Untuk Dia, kita jangan berhenti sampai semua
berkumpul. Selama ada yang terluka, Dia juga terluka."
Iman yang memindahkan gunung
Saat
duduk bersama dengan rajawali, saya mengungkapkan pikiran saya. Saya
bertanya, “Saya tahu bahwa Hikmat berbicara kepada saya melaluimu,
sebab saya mendengar SuaraNya saat kamu berbicara. Saya sangat yakin
sebelumnya dalam peperangan yang lalu, tetapi saya hampir terbawa
dengan anggapan saya sendiri dan saya akan dapat dengan mudah ditawan
musuh jika Hikmat tidak menghentikan saya. Saya akan memusuhi para
musuh lebih dari ingin membebaskan saudara-saudara saya, sekalipun itu
hanya sebagian motif saya. Sejak pertama kali tiba di gunung ini,
berperang di medan pertempuran, sekarang saya pikir yang benar saya
lakukan, saya lakukan dengan alasan yang salah dan banyak hal salah
yang saya lakukan, saya punya motif yang bagus. Semakin banyak saya
belajar semakin saya tidak yakin dengan dirisendiri."
"Engkau pasti sudah bersama dengan Hikmat dalam waktu yang lama," rajawali memberikan respon.
"Dia
bersama dengan saya untuk waktu yang lama sebelum saya mengenaliNya,
tetapi saya takut bahwa paling banyak waktu yang saya habiskan untuk
melawan Dia. Bagaimanapun sekarang saya tahu bahwa saya masih
kekurangan sesuatu yang paling penting, sesuatu yang harus saya miliki
sebelum kembali ke medan pertempuran, tetapi saya tidak tahu apa itu."
Mata
rajawali yang besar itu menjadi bertambah tajam, “Engkau juga
mengenali suara Hikmat saat Dia berbicara dalam hatimu. Engkau sudah
belajar banyak karena engkau memiliki mantel itu. Apa yang engkau
rasakan sekarang adalah iman yang benar."
"Iman!" seru saya. "Saya sedang berpikir serius tentang keraguan-raguan saya."
"Engkau
bijaksana untuk ragu pada dirimu sendiri. Tetapi iman yang benar
tergantung pada Tuhan, bukan dirimu sendiri dan bukan imanmu. Engkau
mendekati jenis iman yang dapat memindahkan gunung dan memindahkannya
jika perlu. Sekarang waktunya untuk membawanya ke tempat yang
sebelumnya sudah ada. Bagaimanapun, engkau benar. Engkau harus mempunyai
pewahyuan yang benar dari Raja. Sekalipun engkau sudah mendaki ke
puncak gunung, menerima setiap kebenaran di setiap jalanmu, berdiri di
Taman Tuhan, merasakan KasihNya yang tak bersyarat dan kamu sudah
seringkali melihat AnakNya, engkau masih sedikit mengerti tentang
sebagian dari keseluruhan nasehat Tuhan dan itu hanya yang
dangkal-dangkal saja.."
Saya
tahu apa yang dikatakannya sangatlah benar dan saya merasa tenang
mendengarnya. “Saya sudah menghakimi banyak orang dan banyak situasi
dengan salah. Hikmat telah menyelamatkan hidup saya berulangkali,
tetapi suara Hikmat masih terdengar kecil didalam saya sedangkan
tuntutan pikiran dan perasaan saya masih lantang. Saya mendengar Hikmat
berbicara melalui engkau lebih keras dari yang saya dengar dalam hati
saya, jadi sekarang saya tahu, saya harus tetap dekat denganmu."
"Kami
disini karena engkau memerlukan kami," jawab rajawali. "Kami juga
disini karena kami memerlukan engkau. Engkau sudah memberikan
karunia-karunia yang saya tidak punya dan saya memberikan
karunia-karunia yang engkau tidak punya. Engkau sudah mengalami banyak
hal yang tidak pernah saya alami dan saya mengalami hal-hal yang engkau
tidak alami. Rajawali-rajawali diberikan kepadamu sampai akhir dan
engkau diberikan kepada kami. Saya akan sangat dekat denganmu dan
engkau harus menerima rajawali-rajawali yang lain di tempatku. Setiap
rajawali berbeda. Kami bersama-sama karena kami diberikan untuk
mengetahui rahasia-rahasia Tuhan, tidak secara pribadi."
Pintu-Pintu Kebenaran
Rajawali
itu kemudian terangkat dari batu tempatnya bertengger dan meluncur
dari tepi tingkat tempat kami berdiri. “Mari,” katanya. Saat saya
mendekati dia, saya melihat anak tangga turun yang menuju dasar gunung.
Ada sebuah pintu yang kecil.
"Mengapa saya tidak melihat ini sebelumnya?" Tanya saya.
"Saat
engkau tiba pertama kali di gunung engkau tidak tinggal lama di
tingkat ini dan tidak cukup waktu untuk melihat-lihat,” jawabnya.
"Bagaimana engkau mengetahuinya? Apakah engkau ada disini saat saya tiba di gunung ini?"
"Saya
tidak akan tahu jika sebelumnya saya tidak berada disini, sebab semua
yang tidak mengetahui pintu ini mempunyai alasan yang sama, tetapi
nyatanya saya pernah disini, responnya. “Saya adalah salah satu dari
prajurit yang dengan cepat engkau lewati saat mendaki ke gunung."
Kemudian
saya mengenali rajawali sebagai seorang manusia yang pernah saya temui
setelah pembicaraan singkat kami. Dia meneruskan, “Saya sangat ingin
mengikutimu. Saya sudah berada ditingkat ini untuk waktu yang lama dan
saya butuh perubahan. Saya hanya tidak bisa meninggalkan semua
jiwa-jiwa yang terhilang sehingga saya masih berusaha mencoba memimpin
mereka kemari. Saat saya memutuskan kepada Tuhan untuk melakukan
kehendakNya, baik tinggal ataupun pergi, Hikmat mendekati saya dan
menunjukkan pintu ini. Dia berkata bahwa ini pintu tembus ke puncak.
Begitulah saya sampai dipuncak sebelum engkau dan berubah menjadi
seekor rajawali."
Saya
teringat saya melihat pintu-pintu seperti ini di beberapa tingkat,
tetapi saya hanya mengintip beberapa saja dan teringat betapa saya
mengagumi apa yang saya lihat. Saya tidak menjelajah lebih jauh, karena
saya terfokus pada peperangan dan mencoba untuk tiba di puncak gunung.
“Dapatkah saya masuk ke pintu-pintu itu dan langsung keatas?" Tanya
saya.
"Tidaklah
semudah itu," jawab rajawali sedikit jengkel. "Di setiap pintu ada
jalan – jalan dan salah satu jalan menuju ke puncak." Seperti
mengetahui pertanyaan saya selanjutnya, dia meneruskan. "Jalan-jalan
yang lain menuju ke tingkat-tingkat yang lain di gunung. Bapa sudah
merencanakannya sehingga setiap orang akan memilih salah satu jalan
sesuai tingkat kedewasaan mereka dan apa yang diperlukan."
"Luar biasa! Bagaimana Dia melakukan hal itu?" pikir saya, tetapi rajawali mendengar pikiran saya.
"Sangat
sederhana," kata rajawali meneruskan, seakan-akan saya sudah berbicara
dengan keras. "Kedewasaan rohani selalu ditentukan oleh kerelaan
seseorang mengorbankan keinginan pribadinya untuk kepentingan Kerajaan
atau untuk kepentingan sesamanya."
Dengan
hati-hati saya menyimak setiap kata yang diucapkannya. Bagaimanapun
saya tahu bahwa saya harus masuk pintu yang ada didepan saya, dan
sangatlah bijaksana untuk mempelajari semuanya yang saya dapat dari
seseorang yang pernah kesana sebelumnya dan secara nyata memilih pintu
yang langsung menuju ke puncak.
"Aku
tidak langsung menuju ke puncak dan tidak bertemu seseorang yang
pernah mengalaminya,” kata rajawali meneruskan. "Tetapi saya pergi
kesana lebih cepat dari yang lainnya karena saya sudah belajar banyak
tentang pengorbanan diri selagi berjuang di tingkat “Keselamatan”. Aku
tunjukkan pintu ini karena engkau sudah mengenakan mantel dan
bagaimanapun engkau akan menemukannya, tetapi waktunya sangat singkat
dan diluar pemahamanmu. Mereka tidak dapat diperoleh secara fisik,
tetapi setiap harta karun yang engkau genggam, engkau akan sanggup
membawanya dihatimu. Hatimu berarti menjadi harta karun bagi rumah
Tuhan. Tetapi waktu engkau mencapai puncak lagi, hatimu akan berisi
harta-harta karun yang lebih berharga dari semua harta karun yang ada
dibumi. Semuanya itu tidak akan pernah diambil darimu, itu adalah
milikmu abadi sebab engkau adalah milik Tuhan. Cepatlah pergi. Badai
awan sekarang berkumpul dan peperangan besar sudah mendekat."
"Apakah engkau pergi dengan saya?" pinta saya.
"Tidak,"
jawabnya. "Disinilah tempatku sekarang. Aku harus membantu orang-orang
yang terluka disini. Tetapi aku akan melihatmu lagi disini. Engkau
akan bertemu banyak saudara laki-laki dan perempuan rajawali sebelum
engkau kembali dan mereka akan membantumu lebih baik daripadaku
ditempat engkau akan bertemu mereka.
Harta surgawi
Saya
sudah sangat mengasihi rajawali itu sehingga saya tidak tahan untuk
meninggalkannya. Saya senang bahwa kami akan bertemu kembali. Sekarang
pintu didepan saya menarik seperti sebuah magnet. Saya membukanya dan
masuk kedalam. Sinar kemuliaan yang membungkus sangatlah mempesonakan
dan segera saya jatuh berlutut. Emas, perak dan batu-batu berharga di
sangatlah indah lebih dari semua yang ada di bumi. Ruangan itu sangat
besar seakan tidak ada akhirnya. Lantainya perak, pilar-pilarnya dari
emas dan langit-langitnya dari berlian murni yang memancarkan berbagai
warna yang saya tahu dan banyak warna yang tidak saya ketahui.
Malaikat-malaikat ada dimana-mana, berpakaian jubah dan seragam yang
berbeda-beda yang tidak ada di bumi.
Saat
saya mulai berjalan melalui ruangan, semua malaikat mengucapkan salam
dengan membungkukkan badannya. Salah satu malaikat itu maju dan
mengucapkan selamat datang dengan menyebut nama. Dia menjelaskan bahwa
saya dapat pergi kemanapun dan melihat apapun yang saya inginkan di
ruangan ini. Tidak ada satupun yang disembunyikan dari orang-orang yang
melewati pintu ini.
Saya
tidak dapat mengucapkan kata-kata, begitu terpesona dengan
keindahannya. Akhirnya saya berkata bahwa ini adalah lebih dari
keindahan yang saya lihat di Taman. Mengejutkan, malaikat itu
berkata,”Inilah Taman itu! Ini adalah salah satu ruangan di rumah Bapa.
Kami adalah pelayan-pelayanmu."
Saat
saya berjalan, sekelompok besar malaikat mengikuti saya. Saya berbalik
dan bertanya pada pimpinannya mengapa mereka mengikuti saya. “Karena
mantel itu” katanya, “Kita diberikan kepadamu untuk melayanimu disini
dan dipeperangan yang akan datang."
Saya
tidak tahu apa yang harus saya lakukan dengan malaikat-malaikat ini,
jadi saya hanya terus berjalan. Saya tertarik dengan sebuah batu biru
yang besar yang tampak seperti memiliki matahari dan awan-awan
didalamnya. Saat saya menyentuhnya, perasaan yang sama saat makan buah
dari Pohon Kehidupan meliputi saya. Saya merasakan energi, kejernihan
mental dan kasih untuk setiap orang menjadi bertambah besar dan jelas.
Saya mulai memegang sinar kemuliaan Tuhan. Semakin lama saya menyentuh
batu itu, sinar kemuliaan akan semakin memancar. Saya tidak pernah
ingin melepaskan sentuhannya saya tetapi kemuliaan itu menjadi sangat
hebat sehingga saya harus berpaling.
Kemudian
mata saya melihat sebuah batu hijau yang sangat indah. "Apa isi batu
ini?" Tanya saya pada malaikat yang berdiri didekat saya.
"Semua
batu-batu ini adalah harta-harta keselamatan. Sekarang engkau
menyentuh alam surgawi dan ini adalah pemulihan dari kehidupan,”
terusnya.
Saat
saya menyentuh batu hijau, saya mulai melihat bumi dalam warna-warna
yang spektakuler. Warna-warna itu semakin bertambah banyak, semakin
lama tangan saya menyentuh batu itu, semakin bertambah kasih saya pada
semua yang saya lihat. Kemudian saya mulai melihat suatu harmonisasi
antara semua mahkluk hidup yang tidak pernah saya lihat sebelumnya.
Kemudian saya juga mulai melihat kemuliaan dari penciptaan Tuhan.
Kemuliaan itu semakin bertambah kuat sampai saya harus berpaling
kembali.
Kemudian
saya menyadari entah sudah berapa lama saya disini. Saya memahami
Tuhan dan alam semesta ciptaanNya yang segera bertumbuh besar hanya
dengan menyentuh kedua batu ini dan masih banyak yang lain lagi. Ada
banyak hal di satu ruangan yang dapat dipahami seseorang untuk seluruh
hidupnya. “Ada berapa lagi ruangan disini? Tanya saya pada malaikat.
"Ada banyak ruangan seperti ini di setiap tingkat gunung yang engkau daki ."
"Bagaimana seseorang mengalami semuanya itu hanya pada satu ruangan, atau semuanya? "Tanya saya.
"Selamanya
engkau akan melakukan ini. Harta-harta ini terdiri dari
kebenaran-kebenaran paling dasar dari Yesus Kristus, cukup menjadi
hadiah untuk seumur hidupmu. Tidak ada satu manusiapun yang
mengetahuinya karena tidak ada yang mengetahuinya hanya karena satu
kehidupan, tetapi engkau harus mengambil apa yang yang engkau perlukan
dan menjaganya menuju ke tujuan akhir hidupmu.
Saya
mulai berpikir tentang peperangan yang akan datang dan para pejuang
yang menjadi tawanannya. Itu bukanlah pikiran yang menyenangkan
ditengah-tengah tempat yang penuh dengan kemuliaan ini, tetapi saya
tahu bahwa saya akan kembali ke ruangan ini dan saya hanya punya sedikit
waktu lagi untuk menemukan jalan langsung ke puncak gunung dan
kemudian kembali ke medan perang lagi.
Saya menoleh kepada malaikat. "Engkau harus membantu saya menemukan pintu yang menuju ke atas."
Malaikat
itu tampak bingung, "kami pelayan-pelayanmu," tanggapnya, "tetapi
engkau harus memimpin kami. Seluruh gunung ini adalah misteri buat
kami. Kami semua ingin melihat ke misteri besar ini, tetapi setelah
kita meninggalkan ruangan ini yang hanya sedikit kita ketahui, kami
akan mempelajarinya."
"Apakah engkau tahu dimana semua pintu?"Tanya saya.
"Ya,
Tetapi kami tidak tahu pintu-pintu itu menuju kemana. Ada beberapa
pintu yang tampak menarik, beberapa yang sederhana dan beberapa yang
menjijikkan. Satu pintu mengerikan."
"Di
tempat seperti ini ada pintu-pintu yang menjijikkan?" saya seakan
tidak percaya. "Dan satu pintu mengerikan? Bagaimana mungkin?”
"Kami tidak tahu, tetapi aku akan menunjukkannya padamu," responnya.
"Silahkan,"kata saya.
Kami
berjalan beberapa waktu, melewati harta-harta yang tak dapat
diungkapkan, sangat sulit bagi saya untuk tidak berhenti menyentuhnya.
Ada banyak pintu dengan kebenaran-kebenaran alkitabiah yang berbeda
tertulis diatasnya. Saat malaikat menyebutnya ‘menarik’ saya mengerti
daya tariknya. Saya sangat ingin masuk ke setiap pintu, tetapi
keinginantahu saya pada “pintu mengerikan” membuat kami tetap bergerak.
Kemudian saya melihatnya. “Mengerikan” hanyalah sebuah ungkapan yang
mengecilkan sesuatu. Ketakutan membungkus saya sampai hampir tidak bisa
bernafas.
Karunia dan Kebenaran
Saya
berbalik dari pintu dan dengan cepat kembali ke belakang. Ada sebuah
batu merah yang besar didekatnya yang membuat saya rindu menyentuhnya.
Tiba-tiba saya merasa seperti di Taman Getsemani melihat Tuhan sedang
berdoa. Penderitaan yang saya alami saat melihat pintu lebih mengerikan
lagi. Saya tergoncang, saya lepaskan pegangan saya ke batu merah dan
saya jatuh terduduk dilantai, kelelahan. Saya sangat ingin kembali ke
batu biru atau hijau, tetapi saya harus mengumpulkan kembali energi dan
arah saya. Para malaikat dengan cepat mengelilingi dan melayani saya.
Saya diberikan minuman yang mulai menyegarkan saya kembali. Setelah
merasa baikan, saya berdiri dan mulai berjalan ke batu-batu yang lain.
Namun, visi saya tentang Tuhan Yesus yang sedang berdoa memaksa saya
untuk berhenti.
"Apa yang ada dibalik itu?" Tanya saya.
"Saat
engkau menyentuh batu-batu itu kami hanya dapat melihat sedikit saja
seperti yang engkau lihat dan merasakan seperti yang engkau rasakan,"
kata malaikat. "Kami tahu bahwa batu-batu ini adalah harta-harta
terbesar dan semua pengungkapannya sangatlah berharga. Untuk sesaat
kami merasakan penderitaan Tuhan sebelum penyalibanNya dan kami
merasakan apa yang Dia rasakan di malam yang mengerikan itu. Sangatlah
sulit bagi kami untuk mengerti bagaimana Tuhan kita dapat menahan
penderitaan itu. Ini sebuah penghargaan bagi kita untuk menghormati dan
melayanimu seperti yang sudah Dia lakukan."
Kata-kata
malaikat seperti kilat yang menyambar jiwa saya. Saya sudah berperang
di peperangan yang hebat. Saya sudah mendaki ke puncak gunung. Saya
menjadi terbiasa dengan alam rohani sehingga saya hampir tidak
memperhatikan malaikat-malaikat, dan saya dapat berbicara dengan
rajawali-rajawali perkasa, tetapi saya masih belum dapat menanggung saat
penderitaan Raja saya tanpa ingin melarikan diri. “Saya seharusnya
tidak disini,” saya hampir berteriak. “Saya lebih dari siapapun layak
untuk menjadi tawanan iblis!”.
"Tuan,"
kata malaikat malu-malu. “Kami memahami bahwa tidak ada seorangpun
disini yang layak. Engkau disini karena engkau dipilih sebelum dunia
dijadikan untuk suatu maksud. Kami tidak tahu apa yang menjadi
tujuanmu, tapi kami tahu bahwa ini sesuatu yang sangat besar bagi
setiap orang di gunung ini."
"Terimakasih.
Engkau sangat membantu. Karena tempat ini, emosi saya menjadi sangat
terbentang dan mereka dapat menguasai pemahaman saya. Engkau benar.
Tidak ada seorangpun yang berharga disini. Benar, lebih tinggi kami
mendaki gunung, kami semakin tidak berharga untuk berada disana dan
semakin banyak karunia yang kami perlukan untuk tinggal disana.
Bagaimana saya dapat mencapai puncak pertama kalinya?”
"Kasih karunia," malaikat menanggapi.
"Jika
engkau ingin membantu saya," kata saya, "tolong terus mengulangi
kata-kata itu jika engkau melihat saya bingung atau putus asa.
Kata-kata itu lebih saya pahami dari apapun dan selalu membawa
kejernihan bagi jiwa saya."
"Sekarang
saya harus kembali ke batu merah. Saya tahu sekarang bahwa harta
terbesar dari ruangan ini adalah batu merah dan saya tidak akan
meninggalkannya sampai saya membawa harta itu dalam hati saya," saya
berkata dengan ketetapan hati lebih dari yang saya rasakan saat itu,
tetapi itu adalah benar."
Kebenaran Kasih Karunia
Waktu
yang saya habiskan bersama batu merah itu sangat menyakitkan hati.
Seringkali saya tidak bisa mengambilnya lagi dan saya akan menarik
tangan kembali. Beberapa kali saya kembali ke batu biru atau hijau
untuk menyegarkan jiwa saya sebelum kembali lagi. Sangatlah sulit untuk
saya kembali ke batu merah, tetapi kasih saya dan penghargaan akan
Tuhan bertumbuh dalam diri saya melebihi apapun yang pernah saya
pelajari atau alami.
Akhirnya,
ketika Hadirat Bapa meninggalkan Yesus di kayu salib, saya tidak dapat
bertahan lagi. Saya berhenti. Saya dapat menceritakan bahwa
malaikat-malaikat itu juga mengalami hal yang sama. Keinginan yang kuat
untuk menyentuh batu merah itu sudah tidak ada lagi. Bahkan saya juga
tidak ingin kembali ke batu biru. Saya hanya berbaring di lantai,
menangisi apa yang sudah Tuhan lalui. Saya juga menangis karena saya
juga meninggalkan Dia sama seperti murid-muridNya. Saya mengecewakan
Dia saat Dia sangat memerlukan saya, sama seperti yang mereka lakukan.
Tampak
seperti setelah berhari-hari, saya membuka mata saya. Rajawali lain
berdiri didekat saya. Di depannya ada 3 batu, biru, hijau dan merah.
“Makanlah,” katanya. Ketika saya memakan batu-batu itu, keseluruhan
tubuh saya diperbaharui, baik sukacita besar maupun ketenangan yang
luar biasa membanjiri jiwa saya.
Saat
saya berdiri, saya melihat 3 batu yang sama itu terpasang di gagang
pedang saya dan terpasang di pundak-pundak saya. “Sekarang, semuanya
adalah milikmu selamanya," kata rajawali. "Ini tidak bisa diambil
darimu dan engkau tidak bisa menghilangkannya juga."
"Tetapi saya belum selesai dengan batu yang terakhir,"protes saya.
"Kristus
sendirilah yang akan menyelesaikannya,"jawabnya. "Engkau sudah
melakukannya dengan baik, tetapi engkau harus pergi sekarang."
"Kemana?" Tanya saya.
"Engkau
harus mengambil keputusan, tetapi dengan singkatnya waktu aku sarankan
untuk langsung ke puncak," jawab rajawali dengan terburu-buru.
Kemudian
saya teringat pintu-pintu itu. Saya segera menuju ke pintu-pintu yang
tampak menarik. Saat saya mencapai yang pertama, pintu itu tidak
menarik lagi, kemudian saya pergi ke pintu yang lain dan hal yang sama
terjadi. “sesuatu tampaknya berubah,” kata saya dengan nyaring.
"Engkau
yang berubah," seluruh pasukan malaikat menjawab dengan serempak. Saya
berbalik melihat mereka dan kagum melihat mereka berubah. Mereka
tampak tidak senaif sebelumnya, tetapi sekarang lebih anggun, terhormat
dan bijaksana lebih dari malaikat-malaikat yang pernah saya lihat.
Saya tahu bahwa mereka juga merefleksikan apa yang sudah terjadi pada
saya, tetapi sekarang saya merasa tidak nyaman memikirkan diri saya
sendiri.
"Saya mohon nasehatmu,"kata saya pada pimpinan pasukan malaikat itu.
"Dengarkan hatimu," katanya. "Itu adalah tempat tinggal kebenaran-kebenaran besar ini."
"Saya
tidak dapat mempercayai hati saya sendiri," kata saya. "Ini adalah
subyek dari banyak khayalan, tipuan dan ambisi pribadi, sangat sulit
mendengar suara Tuhan."
"Tuan,
dengan batu merah dalam hatimu sekarang, Aku tidak percaya bahwa hal
itu akan terus menjadi masalah," jawab sang pimpinan dengan yakin. Saya
bersandar di dinding, memikirkan rajawali yang tidak ada disini
sekarang di saat saya paling membutuhkan dia. Dia sudah pernah disini
sebelumnya dan tahu pintu mana yang harus dipilih. Saat saya
menimbang-nimbang, “pintu mengerikan” tampaknya menjadi satu-satunya
pintu yang dapat saya pikirkan. Saya pergi dari sana dengan cepat
sehingga tidak mengetahui kebenaran apa yang akan dinyatakan.
Saat
saya mendekati pintu itu, saya merasakan ketakutan yang luar biasa
naik dalam diri saya tetapi tidak seburuk yang pertama kali. Sangat
berlawanan dengan yang lain, hanya ada kegelapan disekitar pintu dan
saya harus mendekat untuk membaca kebenaran yang tertulis diatasnya.
Dengan terkejut saya membaca KURSI PENGADILAN KRISTUS. “Mengapa
kebenaran ini sangat menakutkan?" saya bertanya dengan nyaring
sekalipun tahu para malaikat tidak akan menjawabnya. Saat saya
melihatnya barulah saya tahu bahwa inilah pintu yang harus saya lewati.
"Ada banyak alasan untuk takut," suara rajawali yang akrab terdengar.
"Saya gembira engkau kembali," seru saya. "Apakah saya membuat pilihan yang buruk?"
"Tidak!
Engkau sudah memilih yang benar. Pintu ini akan membawamu ke puncak
gunung lebih cepat dari yang lain. Ini menakutkan karena ketakutan
terbesar dari ciptaan adalah melewati sumbernya – takut akan Tuhan yang
Kudus. Hikmat terbesar dari manusia dalam kehidupan ini atau hidup
yang akan datang adalah melalui pintu ini, tetapi sangat sedikit saja
yang melewatinya."
“Tetapi mengapa begitu gelap?"Tanya saya.
"Cahaya
dari pintu-pintu ini menyatakan perhatian gereja akan
kebenaran-kebenaran dibelakang mereka. Kebenaran yang ada dibalik pintu
ini adalah yang paling diabaikan tetapi paling penting. Engkau akan
mengerti saat masuk melalui pintu ini. Ketika engkau melihat Yesus
Kristus duduk di tahta, engkau juga disiapkan untuk duduk bersama
dengan Dia."
"Kemudian pintu ini tidak akan begitu gelap dan terlarang jika kita memberikan perhatian yang lebih pada kebenaran ini?"
"Betul.
Jika manusia mengetahui kemuliaan yang ada dibalik pintu itu, maka itu
adalah hal yang paling brilian," rajawali meratap. "Bagaimanapun,
masih cukup sulit melewati pintu ini. Saya diperintahkan untuk kembali
dan membesarkan hatimu. Engkau akan melihat kemuliaan yang besar,
tetapi juga terror yang terbesar melebihi apapun. Tetapi sekarang karena
engkau sudah memilih pintu yang sulit ini, tetapi akan lebih mudah
setelahnya, karena engkau mau untuk menghadapi kebenaran yang keras
sekarang, maka engkau tidak akan banyak menderita. Banyak orang yang
menginginkan kebaikanNya, tetapi sangat sedikit yang mau kekerasanNya.
Jika kamu tidak mengetahui keduanya, maka akan selalu berada dalam
bahaya tipuan dan jatuh dari kasih karuniaNya yang besar."
"Saya
tahu bahwa saya tidak akan dapat datang kesini jika saya tidak
melakukan seperti apa yang saya lakukan di batu merah. Bagaimana saya
dapat berusaha untuk santai jika ini berlawanan dengan sifat dasar
Tuhan?"
"Tetapi
sekarang engkau sudah memilih, pergilah cepat. Peperangan besar yang
lain akan segera mulai dan engkau diperlukan disana."
Kursi Pengadilan Kristus
Sekali
lagi saya memandang sekeliling ruangan yang sangat besar dan ada
didalam gunung ini. Harta karun kebenaran Keselamatan ada disini.
Tampaknya keindahan yang ada disini tidak ada akhirnya. Saya tidak
dapat membayangkan bahwa ruangan-ruangan ini berisi tentang
kebenaran-kebenaran besar dari iman dapat lebih mulia. Ini membantu
saya untuk memahami mengapa begitu banyak orang Kristen yang tidak mau
meninggalkan tempat ini. Batu-batu permata yang besar merupakan
perwujudan dari aspek-aspek Keselamatan yang berbeda, semuanya bersinar
mulia lebih dari keindahan duniawi. Sangat luar biasa tidak bisa
digambarkan, dan saya tahu saya dapat tinggal disini selamanya tanpa
merasa bosan.
Rajawali
yang berdiri disamping saya hampir berteriak: “Teruslah maju!”
kemudian dengan tenang dia berkata,”Tidak ada damai sejahtera dan
keamanan yang terbesar daripada tinggal dalam keselamatan Tuhan. Engkau
dibawah kesini untuk mengetahuinya sebab engkau akan memerlukannya di
tempat engkau akan pergi nanti. Tetapi engkau tidak dapat tinggal disini
lebih lama lagi."
Pernyataan
rajawali tentang damai sejahtera dan keamanan menyentuh saya. Saya
pikir bahwa pejuang-pejuang yang berani yang berperang di medan perang
berasal dari tingkat pertama di gunung, “Keselamatan”. Mereka sudah
berjuang dengan baik dan mengirimkan banyak jiwa tetapi mereka juga
terluka sangat parah. Kemudian rajawali kembali menginterupsi pikiran
saya seakan-akan dia mendengar.
"Tuhan
mempunyai definisi yang berbeda akan damai sejahtera dan keamanan
daripada kita. Terluka di medan perang merupakan kehormatan. Inilah
mengapa Rasul Paulus bangga akan pukulan dan rajaman di tubuhnya. Tidak
ada keberanian tanpa bahaya yang nyata. Tuhan berkata bahwa Dia akan
menyertai Yosua berperang untuk Tanah Perjanjian, tetapi lebih dan lebih
mendesak lagi supaya dia kuat dan berani karena dia harus berjuang dan
disana ada banyak bahaya. Dalam hal ini Tuhan membuktikan bahwa
orang-orang yang berharga akan janjiNya yaitu mereka yang mengasihi
Tuhan dan bagianNya melebihi keamanan dirinya sendiri. Keberanian
adalah demonstrasi iman yang benar. Tuhan tidak pernah berjanji bahwa
JalanNya akan mudah tetapi akan berharga. Keberanian orang-orang yang
berjuang dari tingkat Keselamatan membuat para malaikat dari surga
menghargai apa yang Tuhan lakukan di tempat segala macam ras manusia
yang jatuh. Mereka luka dalam pembantaian, tetapi mereka tidak berhenti
dan tidak mundur. Dengan mendaki gunung engkau dapat berjuang dengan
otoritas yang akan membebaskan banyak jiwa. Banyak jiwa akan memenuhi
ruangan ini dan merupakan sukacita yang besar, jika engkau teruskan"
Kemudian
saya menoleh dan melihat kepada pintu terlarang yang gelap yang
diatasnya tertulis: Kursi Pengadilan Kristus. Kehangatan dan damai
sejahtera membanjiri jiwa saya setiap kali saya melihat pintu ini. Saya
ingin tinggal di ruangan ini. Sekali lagi rajawali menjawab pikiran
saya.
"Sebelum
engkau masuk ke pintu untuk kebenaran yang besar, engkau akan
mempunyai perasaan yang sama. Bahkan engkau juga merasa demikian saat
masuk ke ruangan harta karun keselamatan ini. Ketakutan ini adalah
hasil dari kejatuhan. Itu adalah buah dari pengetahuan baik dan jahat.
Pengetahuan dari pohon itu membuat kita merasa tidak aman dan
mementingkan diri sendiri. Pengetahuan akan yang baik dan buruk membuat
pengetahuan yang benar akan Tuhan tampak menakutkan, apalgi disaat
setiap kebenaran dari atas membimbingmu ke damai sejahtera dan keamaan
yang lebih besar. Bahkan pengadilan Tuhan pun juga diinginkan karena
semua JalanNya adalah sempurna."
Sebelumnya
saya sudah cukup mengalami apa yang tampaknya benar, jalan yang
seringkali penuh dengan buah dan terkadang jalan yang menuju tragedy.
Sepanjang perjalanan saya, jalan yang tampaknya paling berresiko
ternyata menuntun ke sebuah hadiah yang terbesar. Bahkan setiap kali
tampaknya semakin berresiko. Setiap kali menentukan pilihan akan semakin
sulit.
"Sangat
dibutuhkan iman yang besar untuk berjalan dalam alam Rohani yang lebih
tinggi,” kata rajawali. “Tuhan memberikan kita sebuah peta KerajaanNya
dan Dia berkata,’Jika kamu menyelamatkan dirimu sendiri, engkau akan
kehilangannya tetapi jika engkau kehilangan nyawamu demi Aku, engkau
akan memperolehnya.' Kata-kata itu sendiri dapat menjagamu di jalan
menuju ke puncak gunung dan akan menuntunmu ke kemenangan besar di
peperangan besar yang akan datang. Kata-kata itu juga akan membantumu
tetap tegak didepan Kursi Pengadilan Kristus,” tambahnya sambil melihat
ke pintu.
Saya
tahu saya harus pergi. Saya juga harus mengingat ruangan kemuliaan ini
dan harta karun keselamatan, tetapi saya juga tidak boleh menoleh
kembali ke belakang. Saya harus terus maju. Saya berbalik dan dengan
mengumpulkan seluruh keberanian, saya membuka pintu Kursi Pengadilan
Kristus dan melangkah masuk. Seluruh pasukan malaikat yang menyertai
saya mengambil posisi di sekitar pintu, tetapi tidak masuk.
"Ada apa? Apakah engkau tidak masuk?" pinta saya, sangat ingin ditemani.
"Ke tempatmu sekarang, engkau harus sendiri. Kami akan menunggumu disisi yang lain."
Tanpa
menanggapi, saya berbalik dan mulai berjalan sebelum saya berubah
pikiran. Ini adalah hal tersulit yang pernah saya lakukan. Saya berada
dalam kegelapan yang menakutkan yang pernah saya alami. Ketakutan luar
biasa menyerang saya. Segera saya berpikir bahwa saya sudah menapakkan
kaki ke neraka. Pintu itu tertutup dan saya tidak bisa melihat.
Mengingat saya harus terus, saya bergerak perlahan dan berdoa minta
pertolongan Tuhan. Saat saya melakukannya damai sejahtera mulai
melingkupi hati saya.
Kemudian
saya melihat bahwa kegelapan itu tidak lagi terasa dingin tetapi mulai
terasa nyaman. Kemudian saya mulai melihat seberkas cahaya. Cahaya itu
semakin lama semakin bersinar cemerlang penuh kemuliaan, sangat luar
biasa dan saya merasa bahwa saya sedang masuk ke surga itu sendiri.
Sekarang kemuliaan itu bertambah besar seturut setiap langkah saya.
Saya terpesona bagaimana sesuatu yang luar biasa seperti ini ada didalam
pintu yang sangat gelap dan terlarang. Saya ingin menikmati setiap
langkah sebelum kembali melangkah.
Segera
jalan itu terbuka dan menuju sebuah aula yang sangat besar dan saya
merasa bahwa bumi sendiri tidak sebesar itu. Keindahan didalamnya tidak
akan dapat digambar oleh arsitek manusia. Saya tidak pernah mengalami
sesuatu yang memenuhi hati saya hanya dengan melihatnya. Di ujung aula
itu adalah tempat Sumber Kemuliaan yang memancar dari setiap hal yang
ada diruangan. Saya tahu bahwa itu adalah Tuhan dan saya sedikit takut
saat saya mulai mendekati Dia. Saya tidak berpikir betapa jauhnya jarak
kami. Semuanya sangat indah dan saya merasa saya dapat berjalan
selamanya dan menikmati setiap langkah itu. Berjalan di bumi sampai ke
Tahta akan membutuhkan waktu berhari-hari.
Mata
saya tertuju kepada Kemuliaan Tuhan, sebelum menyadari saya melewati
ribuan orang yang berdiri di atas tempat bertingkat-tingkat di kiri
saya (Di sebelah kanan ada banyak orang juga tapi saya tidak melihat
mereka karena mereka jauh dan mendekati Tahta). Saat saya melihat
mereka saya berhenti. Mereka mempesona, sangat anggun lebih dari semua
orang yang pernah saya lihat. Sikap mereka sangat menarik hati. Tidak
ada damai sejahtera dan keyakinan yang terpancar di wajah manusia
seperti ini sebelumnya. Setiap orang sangat indah diluar perbandingan
bumi. Saat saya mendekati mereka, mereka membungkukkan badannya memberi
salam seakan-akan mereka mengenal saya.
"Bagaimana engkau mengenal saya?"saya terkejut dengan pertanyaan saya sendiri.
"Engkau
adalah salah satu orang kudus yang berjuang di peperangan terakhir,"
jawab seorang laki-laki yang ada di dekat saya. "Setiap orang disini
tahu engkau dan semua orang yang sedang berperang di bumi. Kami adalah
orang-orang kudus yang melayani Tuhan di generasi sebelum engkau. Kami
adalah awan besar yang diberikan hak untuk menyaksikan peperangan
terakhir. Kami semua tahu engkau dan kami semua melihat apa yang engkau
lakukan."
Kemudian
saya melihat seseorang yang saya tahu di bumi. Dia adalah orang
percaya yang setia tetapi saya tidak pernah melihat dia melakukan
sesuatu yang penting. Secara jasmani dia tidak menarik dan itu
membuatnya menjadi pemalu. Disini kami mempunyai gambaran wajah yang
sama tetapi dia berubah menjadi lebih tampan dari orang-orang yang ada
di bumi. Dia melangkah maju dengan yakin dan kemartabatan yang tidak
pernah saya lihat padanya atau pada siapapun sebelumnya.
"Surga
sangat jauh lebih besar daripada yang kita impikan selama kita di
bumi,” dia mulai berbicara. “Ruangan ini adalah alam kemuliaan yang
jauh dari kemampuan nalar kita. Sangatlah benar bahwa kematian kedua
sangat mengerikan daripada yang selama ini kita pahami. Surga atau
neraka tidak seperti yang kita pikirkan sebelumnya. Jika aku sudah
mengetahui ini di bumi maka aku tidak akan pernah hidup dengan cara
yang lalu. Engkau diberkati dengan kasih karunia yang besar untuk
datang kemari sebelum engkau mati."dia berkata sambil melihat pakaian
saya.
Kemudian
saya melihat diri saya sendiri. Saya masih mengenakan mantel tua
kerendahan hati dan baju zirah dibawahnya. Saya merasa bodoh dan kasar
berdiri didepan mereka yang sangat anggun dan indah. Saya mulai
berpikir bahwa saya berada dalam masalah besar jika saya muncul
dihadapan Tuhan seperti ini. Seperti rajawali teman saya, mereka
mengerti pikiran saya dan menjawab:
"Mereka
yang kesini mengenakan mantel itu tidak mempunyai rasa takut. Mantel
itu merupakan penghormatan tingkat tinggi dan inilah mengapa mereka
semua membungkukkan diri saat engkau lewat."
"Saya tidak melihat seorangpun yang membungkukkan diri,"jawab saya sedikit malu.
"Itu
bukannya tidak pantas," lanjutnya. "Disini kami saling menunjukkan
penghargaan satu sama lain. Bahkan juga malaikat-malaikat yang melayani
kami disini tetapi hanya Tuhan dan Kristus yang kita sembah."
Saya
masih merasa malu. Saya harus terus ingat untuk membungkukkan diri
pada orang-orang mulia ini sedangkan saat bersamaan saya ingin sembunyi
sebab saya tampak buruk. Kemudian saya mulai meratapi pikiran bodoh
saya sama seperti di bumi dan setiap orang disini dapat mengetahui
pikiran! Saya merasa cemar dan bodoh berdiri didepan orang-orang yang
mulia dan sungguh luar biasa ini. Lagi-lagi teman lama saya menanggapi
pikiran ini.
"Kami
mempunyai tubuh kemuliaan disini sedangkan engkau tidak. Pikiran kami
tidak lagi dicemari dosa. Disini kami mampu memahami hal-hal yang di
bumi tidak bisa diukur dan kemampuan kami untuk memahami akan semakin
bertambah selamanya. Itulah mengapa kami dapat mengenal Bapa dan
memahami CiptaanNya. Di bumi engkau tidak dapat mengerti atau paling
tidak apa yang kami ketahui disini dan kami adalah yang paling kecil
dari orang-orang itu."
"Bagaimana engkau dapat menjadi yang paling kecil?" Tanya saya tak percaya.
"Ada
tingkat kebangsawanan disini. Upah kami hidup di bumi menentukan
posisi kami disini. Kumpulan besar orang-orang disini adalah yang
disebut Tuhan “gadis-gadis bodoh”. Kami mengenal Tuhan dan mempercayai
SalibNya lah yang melepaskan kami dari neraka, kami tidak benar-benar
hidup untuk Dia tapi untuk diri kami sendiri. Kami tidak menjaga pelita
kami supaya penuh dengan minyak Roh Kudus. Kami mempunyai hidup yang
kekal tetapi kami menyia-nyiakan hidup kami di bumi."
Saya sangat terkejut tetapi saya tahu tidak akan ada seorangpun disini yang akan berdusta.
"Gadis-gadis bodoh menggertakkan giginya dalam kegelapan,"protes saya.
"Dan
itulah yang kami lakukan. Kami sangat terluka saat mengerti bagaimana
kami begitu menyia-nyiakan hidup kami, melebihi kepedihan yang
dirasakan manusia di bumi. Kegelapan akan luka itu semakin besar saat
semua disingkapkan didepan kemuliaan Dia yang sudah kita kecewakan.
Sekarang engkau berdiri ditengah-tengah orang yang mempunyai pangkat
terendah di surga. Tidak ada kebodohan yang lebih besar dari
orang-orang yang sudah mengenal keselamatan besar Tuhan tetapi
melanjutkan hidupnya untuk diri mereka sendiri. Untuk datang kesini dan
mempelajari kebodohan ini adalah kepedihan yang lebih besar dari yang
dialami jiwa-jiwa di bumi. Kami menderita dalam kegelapan itu karena
kebodohan kami yang besar."
Sangat
tidak masuk akal. "Tetapi engkau sangat bersinar dan penuh sukacita
dan damai sejahtera lebih daripada yang saya dapat bayangkan, sekalipun
ini di surga. Saya tidak melihat kesedihan didalammu dan disini engkau
tidak dapat berdusta. Ini sangat tidak masuk akal."
Dia
meneruskan sambil melihat langsung kemata saya, "Tuhan juga mengasihi
kami dengan kasih yang luar biasa besar yang tidak dapat engkau
mengerti. Didepan Kursi Pengadilan Tuhan saya merasakan kegelapan jiwa
yang paling besar dan menyesali apa yang sudah saya alami. Walau disini
tidak ada waktu, tampaknya sangatlah lama hidup saya di bumi. Semua
dosa-dosa dan kebodohan yang tidak saya sesali ada didepan saya dan
semua orang disini mengalami hal yang sama. Kepedihan ini tidak dapat
engkau pahami sampai engkau mengalaminya. Saya merasa seperti berada di
dasar neraka yang paling dalam sekalipun saya berdiri didepan Tuhan.
Dia tegas sampai hidup saya benar-benar diperbaharui. Saat saya minta
ampun dan minta pengampunan didepan salibNya, Dia menghapus airmata
saya dan membuang kegelapan itu. Dia memandang saya dengan kasih luar
biasa diluar pemahaman yang sekarang engkau mengerti. Dia memberikan
jubah ini. Saya tidak lagi merasakan kegelapan dan kepahitan atau
kepahitan saat saya berdiri didepanNya tetapi saya ingat. Hanya disini
engkau mengingat hal-hal seperti itu tanpa terus merasakan pedih.
Sesaat tinggal di bagian paling rendah di surga sangat lebih besar
daripada ribuan tahun hidup di tingkat tinggi di bumi. Sekarang ini
ratapan saya akan kebodohan saya diubahkan menjadi sukacita dan saya
tahu bahwa saya akan bersukacita selamanya sekalipun saya berada di
tempat paling rendah di surga."
Saya
mulai terpikir kembali tentang harta-harta keselamatan. Saya tahu
bahwa semuanya yang diceritakannya dibukakan oleh harta-harta itu.
Setiap langkah yang saya ambil untuk naik ke surga atau ke kedalamannya
mulai tersingkap, JalanNya menakutkan dan sekaligus luar biasa indah
yang saya tahu sebelumnya.
Melihat
ke dalam mata saya, teman saya meneruskan. "Engkau disini tidak untuk
mengerti tetapi untuk mengalami. Tingkat selanjutnya lebih besar dari
apa yang ada disini. Setiap tingkat lebih besar dan lebih banyak dari
tingkat sebelumnya. Bukan saja setiap tingkat mempunyai tubuh rohani
yang bersinar mulia tetapi setiap tingkat semakin dekat dengan Tahta
dimana Sumber semua Kemuliaan. Saya tidak lagi merasakan pedih dengan
kegagalan saya. Saya sungguh pantas tidak mendapatkan apa-apa. Saya
disini karena kasih karunia semata dan saya sungguh bersyukur dengan
apa yang saya miliki. Dia sangat berharga untuk dikasihi. Saya dapat
melakukan hal-hal luar biasa di alam surga yang berbeda tetapi saya
memilih tinggal disini dan hanya memandang kemuliaanNya, sekalipun saya
hanya berada dipinggir saja."
Dengan
pandangan jauh kedepan, dia menambahkan,"Setiap orang di surga
sekarang ini sedang memandang Misteri Terbesar Tuhan yang sedang dibuka
dan melihat orang-orang yang akan berperang di peperangan terakhir."
"Dapatkah engkau melihatNya dari sini?"Tanya saya. "Saya melihat
KemuliaanNya dari jauh tetapi saya tidak dapat melihatNya."
"Saya
dapat melihatNya jauh lebih baik dari engkau," jawabnya. "Saya dapat
melihat Dia dan semua yang Dia lakukan sekalipun dari sini. Saya juga
dapat mendengarNya. Saya juga dapat melihat bumi, Dia memberikan kami
kemampuan itu. Kami adalah awan-awan besar saksi yang melihatmu."
Dia
kembali ke tempatnya dan saya mulai berjalan, mencoba untuk mengerti
semua yang sudah dikatakannya. Saat saya melihat ke kumpulan besar
orang yang dia katakan sebagai gadis-gadis bodoh, orang-orang yang
rohaninya tertidur saat hidup dibumi. Saya tahu jika salah satu dari
mereka muncul di bumi mereka akan disembah sebagai dewa-dewa dan mereka
ada disini!
Kemudian
saya mulai memikirkan betapa saya menyia-nyiakan hidup saya. Kehidupan
saya seakan berjalan didepan saya. Saya mulai merasakan pedih atas
dosa-dosa saya. Saya juga mempunyai kebodohan yang sangat besar!
Mungkin saya menjaga minyak di pelita saya lebih dari yang lain, tetapi
sekarang saya tahu bagaimana bodohnya saya sudah mengukur apa yang saya
perlukan dengan melihat apa yang orang lain lakukan. Saya juga adalah
salah satu gadis-gadis bodoh itu!
Dengan
pemikiran akan penemuan besar itu saya hampir pingsan, seorang
laki-laki yang saya kenal sebagai salah satu umat Tuhan yang besar
mendekat dan menguatkan saya. Sentuhannya menyegarkan saya kembali.
Kemudian dia memberi salam dengan hangat. Dia adalah orang yang ingin
saya jadikan guru. Saya pernah bertemu dengannya tetapi kami tidak
berhubungan baik. Seperti yang lainnya saya mencoba untuk mendekat dan
belajar, saya pernah jengkel dengannya dan dia pernah meminta saya
untuk pergi. Selama berahun-tahun saya merasa bersalah, perasaan saya
bahwa saya kehilangan kesempatan yang besar karena noda pada karakter
saya. Walau saya tidak memikirkannya lagi, saya masih membawanya
sebagai beban dari kegagalan saya. Saat saya melihat dia semuanya
tampak jelas dan perasaan pedih saya muncul. Sekarang dia tampak seperti
bangsawan yang tidak pernah sebegitu menarik seperti sekarang dan
mempermalukan kelemahan saya. Saya ingin sembunyi tetapi tidak ada
jalan untuk menghindari dia. Saya terkejut saat kehangatannya yang
murni membuat saya merasa nyaman. Tampaknya disini tidak ada benteng
antara kami. Kasih yang saya rasakan padanya hampir membuat saya tidak
sadar.
"Saya sangat menunggu pertemuan ini," katanya.
"Engkau menunggu saya?"Tanya saya. "Mengapa?"
"Engkau
adalah salah satu yang saya tunggu. Saya tidak mengerti akan
penghakiman, sampai engkau yang merupakan salah satu yang dipanggil
untuk saya dapat membantu bahkan memuridkanmu, tetapi saya justru
menolakmu."
"Tuan,"
protes saya. "Merupakan kehormatan yang besar menjadi muridmu, dan
saya sangat berterimakasih untuk waktu-waktu yang engkau sudah berikan
kepada saya tetapi saya sangat angkuh dan saya pantas menerima
penolakanmu. Saya tahu bahwa pemberontakan dan kebanggaan saya membuat
saya tidak pernah mempunyai bapak rohani. Ini bukan kesalahanmu tetapi
kesalahan saya."
"Memang
benar engkau sangat bangga tetapi bukan karena itu aku menolakmu. Aku
menolakmu karena kegelisahankulah yang membuatku ingin mengendalikan
setiap orang disekitarku. Aku menolakmu karena engkau tidak dapat
menerima apapun tanpa mempertanyakannya. Kemudian aku mulai
mencari-cari kesalahanmu. Aku mulai merasa bahwa jika aku tidak dapat
mengendalikanmu, suatu saat engkau akan mempermalukanku dan pelayananku.
Aku menjunjung tinggi pelayananku lebih dari yang saya lakukan untuk
orang-orang yang diberikan kepadaku, jadi aku membuatmu pergi,"
katanya.
Dengan
ketulusan yang tidak ada di bumi, dia meneruskan, "Semua anak-anak
adalah pemberontak dan aku pikir dunia meledak di sekitar mereka.
Itulah mengapa mereka memerlukan orang tua untuk membesarkan mereka.
Hampir setiap kehendak anak membawa cercaan bagi keluarganya, tetapi dia
tetap menjadi bagian keluarga itu. Seringkali aku menolak anak-anak
Tuhan yang dipercayakan kepadaku untuk mendewasakan mereka, tetapi
seringkali saya gagal. Banyak dari mereka yang menderita luka parah dan
gagal yang sebetulnya dapat saya bantu untuk menghindarinya. Banyak
dari mereka saat ini yang menjadi tawanan musuh. Aku sudah membangun
organisasi yang besar dan mempunyai pengaruh besar bagi gereja-gereja
tetapi kasih karunia paling besar yang Tuhan percayakan adalah
orang-orang yang dikirim untuk menjadi muridku tetapi banyak orang yang
sudah kutolak. Jika aku tidak begitu egois dan terpaku pada reputasi
maka aku akan menjadi seorang raja disini. Aku dipanggil menjadi salah
satu yang duduk di tahta-tahta paling tinggi. Semua yang kau miliki dan
akan kau selesaikan akan diperhitungkan di surga. Disamping itu,
banyak dari apa yang menjadi perhatianku kelihatan sangat kecil. Apa
yang tampak bagus di bumi disini akan sangat berbeda. Apa yang dapat
membuatmu menjadi seorang raja dibumi seringkali akan menjadi batas
bagimu untuk menjadi raja disini. Apa yang dapat membuatmu berada
disini adalah kerendahan hati yang tidak diperhitungkan di bumi. Maukah
engkau memaafkanku?"
"Tentu
saja," kata saya agak malu. "Tetapi saya juga membutuhkan maaf. Saya
masih berpikir tentang keanehan dan pemberontakan saya yang
menyulitkanmu."
"Memang
benar engkau tidak sempurna dan aku melihat beberapa masalahmu, tetapi
semua itu bukanlah penyebab dari penolakan," katanya. "Tuhan tidak
menolak dunia saat saya melihatnya sebagai kegagalan. Dia tidak
menolakku saat Dia melihat dosaku. Dia memberikan HidupNya untuk kita.
Selalu yang terbesar memberikan hidupnya untuk yang kecil. Saya sudah
dewasa daripadamu. Saya punya otoritas yang lebih darimu tetapi aku
menjadi seekor kambing seperti dalam perumpamaan; Aku sudah menolak
Tuhan dengan menolakmu dan orang-orang lain yang sudah Dia kirimkan
untukku."
Saat
dia berbicara, kata-katanya menghantam saya. Saya juga merasa bersalah
atas semua yang dia rasakan. Banyak dari orang-orang muda baik
laki-laki maupun perempuan yang sudah saya keluarkan dari pikiran saya
karena tidak cukup penting untuk waktu saya, sekarang semuanya berjalan
di ingatan saya. Betapa ingin saya kembali sekarang dan mengumpulkan
mereka bersama-sama! Kepedihan yang mulai saya rasakan sekarang
tampaknya lebih buruk dari yang saya rasakan karena menyia-nyiakan
hidup saya di bumi. Saya sudah menyiakan-nyiakan banyak orang! Sekarang
banyak dari orang-orang ini menjadi tawanan musuh, terluka dan ditawan
selama perang di gunung. Keseluruhan perang ini adalah untuk
orang-orang dan seringkali orang-orang yang dianggap tidak penting.
Kami akan berjuang untuk kebenaran lebih dari orang-orang yang
diberikan. Kami akan berjuang untuk pelayanan tetapi berlaku kasar pada
orang-orang yang menjalankannya. “Dan banyak orang seperti saya yang
berpikir sebagai pemimpin rohani! Saya benar-benar adalah orang-orang
kudus yang paling rendah," pikir saya.
"Aku
mengerti apa yang engkau rasakan," kata seorang laki-laki yang saya
kenali sebagai salah satu orang yang menjadi pemimpin Kristen paling
besar sepanjang waktu. "Rasul Paulus pada saat akhir hidupnya
mengatakan bahwa dia adalah orang yang paling rendah diantara
orang-orang kudus. Hanya sesaat sebelum kematiannya, dia menyebut
dirinya sendiri “pendosa besar”. Apakah dia tidak belajar bahwa
hidupnya di bumi yang penuh bahayalah yang menjadikan dia orang-orang
kudus di surga. Karena dia sudah belajar di bumi sekarang dia menjadi
orang-orang terdekat Tuhan dan mendapatkan pangkat tertinggi
selamanya."
Melihat
orang ini berada dalam “gadis-gadis bodoh” mengejutkan saya. “Saya
tidak percaya bahwa engkau adalah orang-orang bodoh yang menyia-nyiakan
kehidupan di bumi. Mengapa engkau berada disini?"
"Aku
disini karena aku telah membuat kesalahan besar sebagai salah satu
orang dipercayakan Injil Penyelamat Kita. Seperti Rasul Paulus yang
tidak menyebut dirinya sendiri rasul-rasul terbesar, aku berbuat
sebaliknya. Aku mulai menyadari bahwa aku adalah pendosa besar yang
mendapat kasih karunia, tetapi berakhir dengan pikiran aku adalah
rasul-rasul besar. Itu karena rasa bangga aku yang besar, bukan
ketidakamanan seperti teman-teman disini tetapi aku mulai menyerang
setiap orang yang tidak melihat sesuatu seperti yang saya lihat. Saya
aku lepaskan para orang-orang yang mengikutiku dari panggilannya
masing-masing dan bahkan dari pribadinya, aku menekan mereka untuk
menjadi seperti saya. Tidak ada seorangpun disekitarku yang menjadi diri
mereka sendiri. Tidak ada seorangpun yang berani bertanya mengapa aku
menghancurkan mereka seperti butiran debu. Aku memikirkan itu karena
dengan mengecilkan orang lain, membuat diriku menjadi besar. Aku pikir
seharusnya akulah yang menjadi Roh Kudus bagi setiap orang. Dari luar,
pelayananku tampak seperti mesin yang berjalan dengan halus dimana
setiap orang menjadi satu kesatuan dan satu perintah yang sempurna,
tetapi itu adalah perintah tentang pemusatan kemah. Aku membawa
anak-anak Tuhan dan membuat mereka bergerak otomatis di gambaranku
disamping Dia. Pada akhirnya aku tidak melayani Tuhan tetapi melayani
idola yang aku bangun untuk diri sendiri. Sebelum akhir hidupku,
hidupku benar-benar menjadi musuh injil sejati, paling tidak secara
praktis bahkan jika pengajaran dan tulisanku tampak secara alkitabiah
tanpa cela. "
"Jika ini benar,maka engkau adalah musuh injil, tetapi bagaimana engkau masih berada disini?" Tanya saya.
"Oleh
kasih karunia Tuhan, aku percaya salib sebagai keselamatanku sendiri,
bahwakan sekalipun sebenarnya aku menjauhkan orang lain dari hal itu,
menuntun mereka kepada diriku sendiri lebih daripada membawa mereka
kepada Tuhan. Tuhan tetap setia sekalipun kita tidak setia. Ini juga
hanya karena karuniaNya Tuhan membawa aku pulang dari bumi lebih cepat
dari mereka yang dibawahku sehingga mereka dapat menemukan dan
mengenalNya.."
Saya
tidak bisa lebih terkejut dengan kebenaran ini. Sejarah membuat
penggambaran yang berbeda tentang dia. Membaca pikiran saya, dia
melanjutkan:
"Tuhan
mempunyai sebuah buku sejarah yang berbeda daripada yang ada di bumi.
Engkau punya bayangan hal ini tetapi engkau belum tahu bagaimana
berbedanya mereka. Sejarah-sejarah dunia akan berlalu, tetapi buku-buku
yang disimpan disini akan tetap ada selamanya. Jika engkau dapat
bersukacita dengan apa yang dicatat di surga, maka engkau benar-benar
diberkati. Manusia melihat sebuah kaca gelap, sehingga sejarah mereka
akan dikaburkan dan kadang-kadang menjadi sangat salah. Amat sangat
sedikit orang Kristen yang mempunyai karunia ketajaman. Tanpa karunia
ini sangat mustahil melihat kebenaran dengan jelas baik masa depan
maupun masa lalu. Bahkan jika dengan karunia inipun masih juga sulit.
Sampai engkau berada disini, dilepaskan, engkau akan menghakimi orang
lain melalui prasangka yang menyimpang baik positif maupun negatif.
Itulah mengapa engkau diperingatkan untuk tidak menghakimi sebelum
waktunya. Sampai kita berada disini kita tidak dapat benar-benar tahu
apa yang ada dihati orang, apakah baik atau tidak. Ada banyak motif yang
bagus pada orang-orang buruk dan motif-motif jahat pada orang-orang
baik. Hanya disini manusia dihakimi karena perbuatan dan motifnya."
"Saat saya kembali ke bumi, apakah saya dapat melihat sejarah dengan akurat sebab pernah disini?"
"Engkau
ada disini karena engkau sudah berdoa pada Tuhan untuk menghakimi
engkau dengan adil, mengkoreksimu tanpa ampun sehingga engkau dapat
melayani Dia dengan sempurna. Ini adalah permintaan paling bijaksana
yang pernah kau buat. Hakim bijaksana sendiri juga akan diadili. Bahkan
lebih bijaksana untuk meminta pengadilan Tuhan sebab mereka sadar bahwa
mereka tidak dapat mengadili diri mereka sendiri dengan baik. Dengan
berada disini engkau meninggalkan tempat ini dengan hikmat dan
kejelasan yang lebih bertambah, tetapi di bumi engkau dapat selalu
melihat kaca gelap untuk beberapa tingkat. Pengalamanmu disini akan
membantumu mengenali orang lain dengan baik tetapi hanya jika engkau
benar-benar disini maka engkau akan mengenal mereka sepenuhnya. Saat
engkau pergi, engkau akan mencamkan betapa sedikit yang diketahui orang
daripada betapa baik engkau mengenalnya. Ini adalah hubungan yang
benar dalam sejarah manusia. Aku diijinkan untuk membicarakan ini
denganmu karena aku merasa aku sudah memuridkanmu melalui
tulisan-tulisanku dan untuk mengetahui kebenaran tentang aku yang akan
sangat membantumu,"tokoh Reformasi ini menyimpulkan.
Lalu
seorang wanita yang tidak saya kenal mendekat. Kecantikan dan
keanggunannya mempesonakan, tetapi bukanlah sesuatu yang sensual atau
menggairahkan. Dia adalah penggambaran martabat dan kebangsawanan.
"Aku
adalah istrinya sewaktu di bumi," dia mulai. "Sebagian besar apa yang
kau ketahui tentang dia sebetulnya berasal dariku, karena itu apa yang
akan aku katakan bukan karena dia tetapi karena kita. Engkau dapat
memperbaharui gereja tanpa memperbaharui jiwamu sendiri. Engkau dapat
mendiktekan sejarah tetapi tidak kehendak Tuhan atau memuliakan
AnakNya. Jika engkau berjanji pada dirimu sendiri untuk membuat sejarah
manusia, mungkin engkau dapat melakukannya tetapi ini adalah pencapaian
yang akan segera berlalu seperti asap dari rokok.."
"Tetapi
pekerjaan suamimu, atau pekerjaanmu sangat mempengaruhi setiap
generasi setelah dia selamanya. Sangat sulit dibayangkan bagaimana
gelapnya dunia tanpa dia,"saya memprotesnya.
"Benar.
Tetapi apa yang kau capai jika engkau mendapatkan seluruh dunia tetapi
kehilangan jiwamu sendiri. Hanya jika engkau dapat menjaga jiwamu
tetap murni, engkau dapat mempengaruhi dunia untuk tujuan abadi Tuhan.
Bagiku, suamiku kehilangan jiwanya dan dia memperolehnya pada saat
akhir hidupnya karena aku diambil dari bumi. Banyak dari apa yang dia
lakukan, dia lakukan untukkku bukan untuk Tuhan. Aku menekan dia dan
bahkan memberikan dia banyak pengetahuan yang diajarkan. Aku
menggunakan dia sebagai tambahan dari egoku, sebab sebagai seorang
wanita, aku dulu tidak bisa menjadi pemimpin rohani. Aku ambil alih
hidupnya sehingga aku dapat hidup lewat dia. Dia melakukan segalanya
hanya untuk membuktikan dirinya sendiri pada saya."
"Engkau pasti sangat mencintai dia."kata saya sambil melihatnya.
"Tidak.
Aku sama sekali tidak mencintainya, dia juga tidak mencintaiku.
Setelah beberapa tahun perkawinan kami, kami bahkan saling tidak
menyukai. Tetapi kami membutuhkan satu sama lain jadi kami menemukan
cara bekerja bersama-sama. Semakin sukses pekerjaan kami, kami semakin
tidak bahagia dan semakin kami menipu membodohi orang-orang pengikut
kami. Kami adalah orang-orang kosong sebelum akhir hidup kami. Semakin
besar pengaruh yang dapatkan melalui promosi dirimu sendiri, maka
engkau harus semakin bekerja keras untuk menjaga pengaruhmu dan hidupmu
akan semakin gelap dan jahat. Raja-raja takut pada kami tetapi kami
takut pada setiap orang dari raja-raja sampai petani-petani. Kami tidak
percaya seorangpun sebab kami hidup dalam tipuan bahkan kami tidak
percaya satu sama lain. Kami mengajarkan kasih dan kepercayaan sebab
kami ingin setiap orang mengasihi dan mempercayai kami tetapi kami takut
dan secara rahasai kami memandang rendah setiap orang. Jika engkau
mengajarkan kebenaran-kebenaran yang besar tetapi tidak hidup
didalamnya maka kamu adalah seorang munafik yang terbesar."
Kata-kata
mereka menghantam saya seperti palu. Saya dapat melihat bahwa hidup
saya sudah menuju kearah yang sama. Sebagian besar yang saya lakukan
untuk memajukan saya sendiri daripada untuk Tuhan. Saya mulai melihat
bagaimana saya melakukannya untuk membuktikan kepada orang lain
terutama yang tidak menyukai saya atau siapapun yang saya pikir adalah
saingan saya. Saya mulai melihat bagaimana hidup saya dibangun dimuka
sebuah gambaran yang mengingkari siapa saya. Tetapi disini saya tidak
dapat menyembunyikan apapun. Sekelompok awan besar saksi tahu siapa
saya dibalik motif-motif yang terselubung.
Saya
kembali memandang pasangan ini. Mereka begitu terus terang dan sangat
terhomat sehingga sangat tidak mungkin menanyakan motif mereka. Dengan
senang hati mereka memaparkan dosa-dosa kejahatan mereka demi saya.
"Saya
mungkin mempunyai konsep yang salah tentangmu dengan sejarah dan
tulisan-tulisanmu tetapi saya lebih menghargaimu sekarang. Saya berdoa
sehingga saya dapat membawa integritas dan kebebasan di surga seperti
yang kau miliki saat ini. Saya lelah mencoba untuk hidup dalam gambaran
diri yang saya ciptakan. Betapa lama saya ingin bebas." Saya meratap,
benar-benar ingin mengingat setiap detil pertemuan kami. Kemudian sang
Reformer yang terkenal itu menawarkan sebuah nasihat terakhir:
"Jangan
pernah mengajarkan orang lain untuk melakukan apa yang kamu lakukan
untuk dirimu sendiri. Reformasi bukanlah doktrin. Reformasi yang benar
hanya datang dari kesatuan dengan Sang Penyelamat. Jika mengaku memikul
kuk Kristus, membawa beban yang Dia berikan, maka Dia akan
menyertainya dan membawa beban itu untukmu. Engkau hanya dapat melakukan
pekerjaanNya saat engkau mengerjakannya bersama dengan Tuhan bukan
untuk Tuhan. Hanya Roh Kudus yang dapat menurunkan Roh Kudus. Jika
engkau memikul kuk bersama dengan Dia maka engkau tidak mengerjakan
sesuatu untuk kepentingan politik atau sejarah. Sesuatu yang kau
lakukan karena tekanan politis atau peluang, hanya akan membawa kepada
akhir pelayananmu yang benar. Hal-hal yang kau buat untuk membuat
sejarah akan membuat malapetaka dalam penyelesaian sejarah dan engkau
akan gagal dalam mempengaruhi keabadian. Jika engkau tidak hidup sesuai
apa yang kau ajarkan maka engkau membatalkan dirimu sendiri menerima
panggilan Tuhan dari tempat tinggi sama seperti kami. Aku akan
menceritakan padamu apa yang akan menjaga jalan hidupmu tetap dalam
kasih Juru Selamat dan mencari KemuliaanNya. Segala sesuatu yang kau
lakukan untuk memuliakan dirimu sendiri suatu hari akan membawamu
kepada penghinaan paling mengerikan. Segala sesuatu yang kau lakukan
diluar kasih Juru Selamat, untuk memulikan NamaNya akan menambah batas
KerajaanNya yang kekal dan hasilnya adalah sebuah tempat yang tinggi
untukmu sendiri. Hidup untuk sesuatu yang dicatat disini. Jangan
pedulikan apa yang dicatat di bumi."
Saat
mereka berjalan pergi, saya dipenuhi dosa-dosa saya sendiri.
Waktu-waktu saya menggunakan orang-orang untuk tujuan pribadi saya,
atau bahkan waktu menggunakan nama Yesus untuk ambisi saya atau untuk
membuat saya tampak lebih baik mulai berjalan didepan saya. Disini,
dimana saya dapat melihat kekuatan dan kemuliaanNya yang biasa saya
gunakan menjadi tampak lebih menjijikkan lagi. Saya sangat putus asa.
Setelah tampaknya memakan waktu yang lama melihat orang-orang dan
kejadian-kejadian didepan saya, saya merasa seorang wanita membuat saya
berdiri. Saya diliputi oleh kemurniannya terutama saat saya sekarang
merasa sangat jahat dan korup. Saya punya keinginan yang kuat untuk
menyembah dia karena kemurniannya.
"Berbaliklah
pada Sang Anak," katanya. “Keinginanmu untuk menyembahku atau orang
lain saat ini hanya karena engkau mau mengalihkan perhatianmu saja dan
menghakimi dirimu sendiri dengan melayani yang tidak seharusnya. Aku
sekarang murni karena aku berbalik kepada Tuhan. Engkau harus melihat
kejahatan yang ada dalam dirimu sendiri tetapi kamu tidak harus tinggal
didalamnya atau mencari untuk menghakimi dirimu sendiri dengan
pekerjaan buntu tetapi berbaliklah kepada Dia."
Ini
adalah kasih dan perhatian yang murni yang tidak mungkin untuk saya
merasakan pedih. Ketika melihat saya mengerti, dia melanjutkan:
"Kemurnian
yang kau lihat dalamku adalah apa yang dilihat suamiku saat pertama
kali bertemu waktu muda kami. Saat itu aku masih mempunyai motif yang
murni tetapi kemudian aku menggunakan cintanya dan kemurnianku dengan
membiarkan dia salah memujaku. Engkau tidak akan dapat menjadi murni
hanya dengan memuja seseorang yang lebih darimu tetapi hanya dengan
menyembah Dia yang membuatmu murni dan di dalam Dia sendiri tidak ada
dosa. Semakin banyak orang memuji kita, semakin banyak kita menerima
pujian mereka kemudian itu akan membawa kita keluar dari jalan
kehidupan. Kemudian kita mulai hidup dengan pujian-pujian manusia,
menggunakan kekuatan atas orang-orang yang tidak memuji kita. Itulah
kematian kita dan itu hal yang sama terjadi pada banyak orang yang ada
di tempat rendah disini tetapi dipanggil untuk menjadi yang paling
tinggi."
Hanya
karena ingin memperlama pembicaraan kami, saya menanyakan sesuatu yang
terlintas dalam pikiran saya, "Apakah sulit untukmu dan suamimu berada
bersama-sama disini?"
"Tidak.
Semua hubungan yang kau miliki dibumi dilanjutkan disini dan semuanya
dimurnikan dengan penghakiman. Semakin banyak kau diampuni semakin
besar kasihmu. Tentu saja Tuhan mengampuni setiap orang disini, dan
kami mengasihi Dia lebih dari apapun. Setelah kami saling mengampuni,
kami akan lebih mengasihi satu sama lain. Sekarang hubungan kami
berlanjut dalam kedalaman dan kekayaan yang besar karena kami
bersama-sama mewarisi keselamatan ini. Sedalam apapun luka batin kami
sembuh, sedalam itulah kasih yang muncul saat kita dipulihkan. Kita
dapat mengalami hal ini dibumi, tetapi waktu itu kita tidak belajar
tentang pengampunan. Jika kita sudah mempelajari pengampunan yaitu
persaingan yang memasuki hubungan kami dan membelokkan hidup kami, itu
tidak akan berakar dalam diri kami. Jika engkau benar-benar mengasihi,
maka dengan mudah engkau akan mengampuni. Sebaliknya jika engkau sulit
untuk mengampuni maka engkau jauh dari kasih yang sejati. Pengampunan
adalah esensi jika engkau tinggal dalam jalan kehidupan. Tanpanya
banyak hal dapat membuatmu berhenti melakukan pekerjaan yang sudah
dipilihkan untukmu."
Saat
bersamaan, saya menyadari bahwa wanita yang membawa konfrontasi
kepedihan atas kebejatan moral saya adalah orang yang paling menarik
yang pernah saya lihat. Itu bukanlah ketertarikan yang bersifat
romantis tetapi saya hanya tidak ingin meninggalkan dia. Melihat
pemikiran saya, wanita itu menarik diri mau pergi tetapi memberikan
kata-katanya yang terakhir.
"Kebenaran
yang murni diperkatakan dalam kasih sejati selalu menarik hati. Engkau
akan selalu teringat kepedihanmu saat berada disini dan ini akan
membantumu melewati sisa umurmu. Pedih itu baik, hal ini menunjukkan
bahwa berada disana adalah suatu masalah. Jangan mencoba mengurangi
kepedihanmu sampai engkau menemukan dengan tepat sumber masalahmu.
Kebenaran Tuhan seringkali membawa kepedihan dalam menyoroti masalah
yang kita miliki, tetapi KebenaranNya selalu menunjukkan kepada kita
jalan menuju kemerdekaan dan kehidupan yang sejati. Jika engkau tahu
ini maka engkau akan mulai bersukacita dalam pencobaan-pencobaanmu dan
semuanya itu diijinkan untuk membuatmu tetap berada dalam jalan
kehidupan."
"Juga
ketertarikanmu padaku bukanlah hal yang usang. Ini adalah ketertarikan
antara laki-laki dan perempuan yang diberikan sejak awal mulanya, yang
selalu berada dalam bentuk murni. Jika kebenaran murni digabungkan
dengan kasih sejati. Laki-laki dapat menjadi laki-laki ciptaan
mula-mula yang tidak akan mendominasi rasa ketidakamanannya. Perempuan
akan menjadi perempuan yang diciptakan mula-mula sebab kasih
menggantikan ketakutan mereka. Kasih tidak akan pernah memanipulasi
atau mencoba mengendalikan ketidakamanan sebab kasih mengatasi semua
ketakutan. Tempat untuk suatu hubungan yang dikorup adalah tempat yang
paling dapat dipenuhi hal ini. Saat pikiranmu diperbaharui oleh
Kebenaran Roh, engkau tidak akan melihat hubungan ini sebagai
kesempatan untuk mendapatkan sesuatu dari orang lain tetapi sebaliknya
untuk mengasihi. Memberi adalah pemenuhan terbesar yang dapat kita
ketahui. Ini adalah rasa surga dimana kita menyembah Tuhan dengan
penyembahan yang murni, yang merupakan sukacita besar melebihi
hubungan-hubungan kita yang luar biasa yang kita bayangkan dibumi. Apa
yang kita alami dalam penyembahan disini memakai tubuh lemahmu dan
bukan tubuh kemuliaan, tidak akan tahan. Penyembahan pada Tuhan yang
benar akan memurnikan jiwa-jiwa untuk hubungan sejati yang mulia.
Karena itu engkau tidak harus mencari hubungan tetapi penyembahan yang
murni. Hanya dengan itu hubungan-hubungan dapat dimulai dengan seperti
yang seharusnya dimaksudkan. Kasih sejati tidak pernah mencari yang
diatas tetapi tempat yang terendah untuk melayani. Jika aku dan suamiku
menjaga perkawinan kami seperti ini, maka kami pasti sudah duduk
disamping Raja saat ini dan aula besar ini akan dipenuhi dengan banyak
jiwa-jiwa."
Dengan
kata-kata itu, wanita itu kembali ke tempat kemuliaan para orang-orang
kudus. Kembali saya melihat kearah Tahta dan kemuliaannya yang amat
sangat luar biasa terpancar. Seorang laki-laki yang dekat dengan saya
menjelaskan:
"Melalui
setiap pertemuan, sebuah selubung dibuka sehingga engkau dapat melihat
Dia dengan lebih jelas. Engkau tidak berubah hanya dengan melihat
KemuliaanNya tetapi dengan melihatNya tanpa muka yang terselubung.
Setiap orang yang datang kepada pengadilan Tuhan berjalan di koridor
ini untuk bertemu orang-orang yang dapat membantu membuka selubung
apapun yang mereka gunakan. Selubung yang akan mengaburkan pengihatan
mereka akan Tuhan."
Saya
seperti baru menerima pemahaman lebih dari bertahun-tahun saya belajar
di bumi. Kemudian saya mulai merasa bahwa semua pelajaran saya di bumi
hanya memperlambat langkah saya. Bagaimana bisa dapat mempersiapkan
sepanjang umur untuk pengadilan ini? Hidup saya sudah membatalkan lebih
dari semua orang yang saya temukan dan mereka ada disini!
Kemudian
laki-laki lain keluar dari tempat posisinya. Dia seumur dengan saya
dan saya tidak tahu apakah dia sudah meninggal. Saya tidak pernah
bertemu dia di bumi tetapi saya sangat menghargai pelayanannya yang
besar. Melalui orang-orang yang dia latih, ribuan orang dibimbing
menuju keselamatan dan banyak gereja-gereja besar dibangkitkan. Dia
meminta untuk memeluk saya sebentar saja dan saya menyetujuinya, merasa
sedikit aneh. Saat kami berpelukan saya merasakan kasih yang keluar
darinya menghentikan kepedihan saya yang teramat dalam. Saya menjadi
terbiasa dengan kepedihan itu sehingga saya tidak menyadarinya sampai
kepedihan itu sirna. Setelah dia melepaskan pelukannya saya
menceritakan kalau pelukan itu menyembuhkan sesuatu dari saya. Dia
sungguh-sungguh bersukacita. Kemudian dia mulai bercerita mengapa dia
berada ditingkat paling rendah di surga.
"Aku
menjadi sangat angkuh di saat menjelang akhir hidupku, yang tidak aku
bayangkan bahwa Tuhan akan akan melakukan sesuatu yang nyata kalau Dia
tidak melakukannya melalui aku. Aku mulai menyentuh urapan Tuhan dan
membahayakan nati-nabiNya.Aku merasa bangga jika Tuhan menggunakan
murid-muridku, dan aku menjadi sangat cemburu jika Tuhan berpindah
kepada orang lain diluar pelayananku. Aku akan mencari-cari kesalahan
mereka sehingga dapat menyerang mereka. Aku tidak tahu kalau setiap
kali aku melakukannya akau hanya membinasakan diriku sendiri."
"Saya tidak pernah tahu engkau melakukan hal seperti itu," kata saya terkejut.
"Aku
menghasut orang-orang dibawahku untuk menginvestigasi orang lain dan
melakukan pekerjaan kotorku. Aku membuat mereka memeriksa seluruh bumi
untuk mencari kesalahan dan dosa hidup orang lain sehingga dapat
disingkapkan. Aku menjadi orang yang paling buruk, menjadi batu
sandungan yang memproduksi batu sandungan yang lain. Kami menabur
ketakutan dan perpecahan digereja dan semuanya untuk menutupi kebenaran
yang ada, pembenaran diri saya sendiri yang menuju ke neraka. Dengan
kasih karunia yang besar Tuhan mengijinkan saya sakit yang kemudian
membawa kematian yang perlahan dan memalukan. Hanya sebelum aku mati
aku sadar dan bertobat. Aku mengucap syukur bisa berada disini. Aku
menjadi milikNya disini, hal ini lebih dari yang layak yang aku
dapatkan. Aku hanya tidak bisa meninggalkan ruangan sampai aku
mendapatkan kesempatan untuk meminta maaf pada orang-orang yang sudah
pernah aku buat salah."
"Tetapi engkau tidak pernah berbuat salah pada saya," kata saya.
"Oh,
tetapi betul aku bersalah," jawabnya. "Banyak dari serangan yang
melawanmu adalah dari orang-orang yang kusuruh dan kudorong untuk
menyerang yang lainnya. Sekalipun aku tidak secara pribadi melawanmu
tetapi Tuhan membuatku mempertanggungjawabkan semuanya sama seperti
orang-orang yang melakukannya."
"Saya tahu. Tentu saja saya memaafkanmu."
Saya
mulai teringat bagaimana saya melakukan hal tersebut sekalipun dalam
skala yang lebih kecil. Saya teringat bagaimana saya mengijinkan
jemaat-jemaat lama yang tidak puas di gereja untuk menyebarkan racunnya
di gereja tanpa berusaha menghentikan mereka. Saya tahu bahwa hanya
dengan membiarkan mereka melakukannya tanpa menghentikannya saya sudah
mendorong mereka untuk terus. Saya teringat bahwa ini dilakukan karena
kesalahan-kesalahan gereja. Saya mulai teringat bagaimana saya
mengulangi cerita-cerita mereka. Membenarkan mereka dengan memperoleh
doa-doa mereka. Segera saja kejadian-kejadian seperti ini muncul dalam
hati saya. Sekali lagi saya mulai dibanjiri kejahatan dan kegelapan
jiwa saya.
"Saya
juga menjadi batu sandungan!" saya meraung sambil jatuh berlutut. Saya
tahu bahwa yang pantas buat saya adalah kematian dan yang paling buruk
adalah neraka. Saya tidak pernah melihat kejahatan dan kekejaman
seperti yang saya lihat dalam hati saya.
"Dan
kami selalu menyenangkan diri kami sendiri dengan hanya memikirkan
bahwa kami melakukan hal ini untuk Tuhan saat kami menyerang
anak-anakNya sendiri," muncul pemahaman dari suara seorang laki-laki.
"Sangatlah baik untukmu melihat disini sebab engkau dapat kembali.
Tolong peringatkan murid-muridku jika mereka tidak bertobat mereka akan
tinggal dalam dasar neraka. Banyak dari mereka dipanggil untuk menjadi
raja-raja disini, tetapi jika mereka tidak bertobat mereka harus
menghadapi penghakiman yang paling buruk dari semua batu sandungan itu.
Penyakitku adalah karunia dari Tuhan. Saat aku didepan TahtaNya aku
meminta Tuhan mengirimkan karunia-karunia itu kepada murid-muridku,
tetapi Dia mengijinkan aku saat ini bersamamu. Tolong maafkan dan
bebaskan orang-orang yang menyerangmu. Mereka tidak mengerti bahwa apa
yang mereka lakukan adalah pekerjaan Penuduh. Terima kasih sudah
memaafkanku tetapi tolong maafkan mereka juga. Ini kekuatanmu untuk
menahan dosa atau menutupinya dengan kasih. Aku mohon engkau mengasihi
orang-orang yang sekarang menjadi musuhmu."
Saya
hampir tidak mendengar suara lelaki ini karena saya begitu diliputi
dengan dosa-dosa saya sendiri. Orang ini sangat mulia, murni dan
mempunyai kekuatan yang tidak ada di bumi. Yah, dia mohon dengan
kerendahan hati paling besar yang pernah saya saksikan. Saya merasakan
kasih seperti ini muncul sampai saya tidak membayangkan untuk
menolaknya, sekalipun tanpa pengaruh kasihnya, saya merasa jauh lebih
bersalah daripada semua orang yang sudah menyerang saya.
"Tentu saja saya pantas mendapatkan apa yang mereka sudah lakukan pada saya dan terlebih lagi," jawab saya.
"Benar
tetapi itu bukan maksud disini," dia kembali. "Setiap orang di bumi
pantas mendapatkan kematian kedua, tetapi Juru Selamat kita memberikan
kita kasih karunia dan kebenaran. Jika kita melakukan PekerjaanNya kita
harus melakukannya dalam kasih karunia dan kebenaran. Kebenaran tanpa
kasih karunia adalah sesuatu yang dibawa musuh jika dia datang sebagai
‘malaikat terang.'"
"Jika
saya dapat bebas dari ini mungkin saya dapat membantu yang lain,"
jawab saya. "Tetapi tidakkah engkau mengetahui bahwa saya mungkin jauh
lebih buruk dari mereka?"
"Saya
tahu bahwa apa yang melintas di pikiranmu adalah buruk," jawabnya
dengan penuh dan kasih dan karunia yang nyata. Saya tahu bahwa sekarang
dia sangat memperhatikan saya dan keadaan saya sama seperti kepada
murid-muridnya.
"Ini
benar-benar di surga," kata saya tanpa berpikir. "Ini adalah
benar-benar terang dan kebenaran. Bagaimana kita dapat begitu bangga
hidup dalam kegelapan berpikir bahwa kita mengenal Tuhan? Tuhan!” saya
berteriak kearah Tahta, "Ijinkan saya pergi dan membawa terang ini
kembali ke bumi!"
Segera
saja semua penghuni surga berdiri memperhatikan saya dan saya tahu
bahwa saya adalah pusat perhatian itu. Saya merasa kecil didepan
orang-orang yang mulia ini tetapi ketika mereka melihat pada saya,
ketakutan saya muncul seperti gelombang laut. Saya merasa bahwa tidak
ada dasar neraka seperti yang akan saya alami. Saya merasa seperti musuh
paling besar dari kemuliaan dan kebenaran yang memenuhi tempat ini.
Saya sangat jahat; Saya tidak akan pernah secara pantas menggambarkan
kemuliaan dan kebenaran ini. Tidak ada jalan bagi kejahatan saya untuk
menyampaikan kenyataan kemuliaan tempat dan HadiratNya. Saya yakin
bahwa setan sekalipun tidak jatuh dari karuniaNya lebih jauh dari saya.
Ini neraka pikir saya. Tidak ada perasaan kepedihan yang lebih parah
daripada menjadi jahat seperti saya dan mengetahui bahwa kemuliaan itu
ada. Dibuang dari sini merupakan siksaan yang lebih besar dari saya
impikan. Tidak heran kalau setan-setan sangat marah dan gila, pikir
saya.
Hanya
saat saya merasa bahwa saya akan dikirim ke tempat paling dalam di
neraka, saya menjerit, “YESUS!”. Dengan cepat damai sejahtera
melingkupi saya. Saya tahu saya harus terus bergerak dalam kemuliaan
itu lagi dan saya yakin dapat melakukannya. Saya terus berjalan sampai
saya melihat seorang laki-laki yang menjadi salah satu penulis besar
sepanjang waktu. Saya menganggap kedalaman pemikirannya tentang
kebenaran mungkin menjadi yang paling besar yang pernah saya pelajari.
"Tuan, saya selalu mencari kesempatan untuk pertemuan ini," kata-kata saya keluar tanpa saya pikir.
"Saya juga sama,"dia menjawab dengan ketulusan hati.
"Saya
merasa mengenalmu dan dalam tulisan-tulisanmu saya merasa seperti
engkau mengenal saya. Saya pikir saya berhutang banyak kepadamu
daripada orang lain yang tidak disucikan dalam Kitab Suci," saya
melanjutkan.
"Engkau
sangat ramah," jawabnya. "Tetapi maaf aku tidak melayanimu dengan
lebih baik. Aku orang yang dangkal dan tulisan-tulisanku dangkal dan
hanya dipenuhi dengan hikmat dunia lebih dari kebenaran sejati."
"Sejak
aku disini, mempelajari semua yang sudah kupelajari, saya tahu bahwa
ini adalah benar tetapi saya masih berpikiran bahwa mereka adalah orang
orang paling baik yang ada dibumi,"jawab saya.
"Benar,"
penulis terkenal ini membenarkan dengan tulus. "Sangat menyedihkan.
Setiap orang disini sekalipun orang-orang yang duduk paling dekat
dengan Raja, mereka juga akan hidup dalam hidup yang berbeda jika
mereka bisa mengulangnya, tetapi pikirku aku akan hidup lebih berbeda
dari mereka. Aku dihormati raja-raja tetapi aku mengecewakan Raja diatas
segala raja. Aku menggunakan karunia-karunia yang diberikan kepadaku
untuk menarik lebih banyak orang ke diriku sendiri dan hikmatku
melebihi Tuhan. Disamping itu, aku hanya mengenal Dia dengan
pendengaran, yang merupakan jalan menarik orang untuk mengenal Dia. Aku
membuat mereka tergantung padaku dan orang lain menyukaiku. Aku
membuat mereka berbalik lebih ke alasan deduktif daripada Roh Kudus
yang hampir tidak aku kenal. Aku tidak membimbing orang-orang ke Yesus,
tetapi membawanya ke diri saya sendiri dan orang lain yang sepertiku
yang pura-pura mengenal Dia. Saat aku melihat Dia disini, aku ingin
menghancurkan tulisan-tulisanku seperti yang dilakukan Musa pada lembu
emas. Pikiranku adalah idolaku,dan aku ingin setiap orang menyembah
pikiranku. Penghargaanmu tidak menyebabkan aku bersukacita. Jika aku
menghabiskan banyak waktu untuk mengenal Dia seperti yang kulakukan
untuk mengenal Dia hanya untuk memberikan kesan kepada orang lain
tentang pengetahuan saya, maka akan banyak orang yang berada ditingkat
bawah akan duduk di tahta yang disiapkan untuk mereka dan banyak orang
lain yang akan memenuhi tempat ini."
"Saya
tahu bahwa berada disini untuk menghargai pekerjaanmu adalah benar,
tetapi apakah engkau tidak sedikit keras dengan dirimu sendiri?" Tanya
saya. "Pekerjaanmu menjadi makanan rohaniku bertahuan-tahun sama
seperti banyak orang lain."
"Aku
tidak begitu keras pada diriku sendiri. Yang harus aku katakan adalah
benar dan sudah dikonfirmasikan saat saya berdiri didepan TahtaNya. Aku
menghasilkan banyak tetapi aku diberikan talenta yang lebih banyak
dari orang-orang disini tetapi aku menguburnya dibawah ambisi dan
kebanggaan rohaniku. Seperti Adam yang dapat membawa seluruh ras manusia
kedalam masa depan yang penuh kemuliaan, tetapi kegagalannya menuntun
jutaan jiwa masuk dalam tragedi paling menyedihkan dengan otoritas
muncul tanggungjawab. Semakin banyak engkau diberi otoritas, maka
engkau semakin berpotensi melakukan yang baik dan jahat. Orang-orang
yang memerintah bersama dengan Dia untuk waktu-waktu yang lalu akan
mengetahui tanggungjawab yang mendasar. Tidak ada manusia yang dapat
sendiri, dan setiap kegagalan manusia atau kejayaan terdengar jauh
melebih pemahaman kita bahkan untuk generasi yang akan datang. Ribuan
orang yang dapat saya bimbing secara benar akan menghasilkan jutaan
orang. Setiap orang yang mengerti otoritas alam ini tidak akan
mencarinya tetapi hanya menerimanya saat mereka tahu bahwa mereka
memikul kuk yang dipasang Tuhan dan hanya Dia yang dapat membawa
otoritas tanpa tersandung. Jangan pernah mencari pengaruh untuk dirimu
sendiri, tetapi hanya mencari Tuhan dan Dia dengan rela akan membawa
kukmu. Pengaruhku tidak akan menjadi makanan dalam hatimu tetapi lebih
sebagai makanan kebanggaanmu akan pengetahuan."
"Bagaimana saya tahu saya tidak melakukan hal yang sama?" Tanya saya sambil memikirkan tulisan-tulisan saya.
"Belajar
untuk menunjukkan persetujuan dengan Tuhan bukan manusia," dia
menjawab sambil kembali ke tempat pangkatnya. Sebelum dia menghilang,
dia menoleh dan tersenyum sambil berkata nasehat yang terakhir: "Jangan
mengikutiku."
Pada
kumpulan besar orang yang pertama saya melihat ada banyak laki-laki
dan perempuan Tuhan dari jaman dan sejarah saya. Saya berhenti dan
berbicara kepada mereka. Saya terus menerus terkejut bahwa begitu
banyak orang yang diharapkan untuk menduduki posisi paling tinggi berada
di posisi paling rendah di Kerajaan. Beberapa orang menceritakan dasar
yang sama, mereka jatuh ke dalam dosa kebanggaan yang mematikan
setelah kejayaan mereka atau jatuh dalam kecemburuan saat orang lain
lebih diurapi daripada mereka. Yang lain jatuh dalam hawa nafsu,
keputusasaan atau kepahitan di akhir hidup mereka harus diambil sebelum
mereka menuju ke kebinasaan. Mereka semua memberikan peringatan yang
sama, semakin tinggi otoritas rohani yang kau jalani, maka engkau dapat
jatuh dari kasih dan kerendahan hati.
Saat
saya meneruskan berjalan ke Kursi Pengadilan, saya melewati
orang-orang yang berada diposisi lebih tinggi di kerajaan. Setelah
banyak selubung muka saya disingkapkan melalui perjumpaan-perjumpaan
saya dengan orang-orang yang tersandung hal yang sama, saya mulai
bertemu orang-orang yang dapat mengatasinya. Saya bertemu dengan
sepasang suami isteri yang sudah melayani Tuhan dan setia sampai akhir.
Kemuliaannya disini tidak dapat dikatakan dan kejayaan mereka mendorong
saya untuk tetap berada dalam jalan kehidupan dan melayani Dia dengan
setia. Orang-orang yang tersandung, tersandung dengan cara yang
berbeda-beda. Orang-orang yang sudah terbuka selubungnya, mereka tidak
menyimpang dari ketaatan dan perintah terbesar yaitu mengasihi Tuhan.
Dengan ini mereka sudah melayani Tuhan bukan manusia bahkan
manusia-manusia rohani. Orang-orang ini adalah orang-orang yang
menyembah Anak Domba dan mengikuti Dia kemanapun Dia pergi.
Ketika
saya masih separoh jalan ke tahta, kemuliaan luar biasa dari posisi
pertama tampak berbeda dari kemuliaan-kemuliaan yang saya lewati.
Keindahan paling besar di bumi tidak dapat ditemukan dimanapun di
surga. Dan saya juga diceritakan bahwa ruangan ini adalah alam surga
yang luar biasa, tidak dapat digambarkan!
Berjalan
kearah Tahta mungkin memerlukan harian, bulanan maupun tahunan. Tidak
ada cara memperkirakan waktu untuk tempat ini. Saya merasa tidak
nyaman, mereka semua menunjukkan penghargaan yang besar pada saya bukan
karena saya atau apa yang saya lakukan tetapi karena saya adalah
pejuang di medan peperangan akhir. Melalui peperangan akhir ini,
kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan akan menjadi saksi untuk setiap
kekuatan dan otoritas, diciptakan atau belum diciptakan untuk
kekekalan. Selama perang ini kemuliaan salib akan dinyatakan dan Hikmat
Tuhan akan dikenal dengan cara yang khusus. Untuk berada di peperangan
ini adalah penghormatan terbesar yang diberikan kepada manusia.
Saat
saya mendekati Kursi Pengadilan Kristus, orang-orang yang berada
diposisi paling tinggi juga duduk di tahta-tahta mereka yang merupakan
bagian dari TahtaNya. Bakan banyak tahta-tahta ini yang bersinar jauh
lebih mulia daripada tahta yang ada dibumi. Beberapa dari mereka adalah
pengatur-pengatur kota di bumi yang akan segera mengambil tempatnya.
Yang lainnya adalah pengatur urusan-urusan surga dan yang lainnya
mengatur alam semesta seperti sistem bintang galaksi. Sangat jelas
orang-orang yang diberikan otoritas atas kota-kota diharga diatas
orang-orang yang diberikan otoritas atas galaksi. Seorang anak kecil
jauh lebih berharga dari galaksi bintang-bintang sebab Roh Kudus
tinggal dalam manusia dan Tuhan sudah memilih manusia sebagai tempat
tinggalNya yang abadi. Dalam Hadirat KemuliaanNya, seluruh bumi tampak
seperti debu dan sangat dihargai, dengan perhatian seluruh penghuni
surga diatasnya.
Sekarang
saya berdiri di depan Tahta, saya merasa seperti debu. Tetapi saya
rasakan Roh Kudus didalam saya jauh lebih besar dari apa yang pernah
saya rasakan sebelumnya. Itu karena KekuatanNya sendiri yang memampukan
saya berdiri. Saya disini karena saya benar-benar mengerti
PelayananNya sebagai Penghibur kita. Dia sudah menuntun saya di seluruh
perjalanan saya sekalipun saya sulit mengenaliNya.
Tuhan
itu sangat lembut dan sangat mengerikan daripada yang saya bayangkan.
PadaNya, saya melihat Hikmat yang menemani saya mendaki ke gunung dan
merasakan keakraban teman-teman saya di bumi. Saya mengenali Dia
sebagai Seseorang yang pernah saya tolak saat Dia datang pada saya
dalam diri orang lain. Saya melihat Dia sebagai Singa dan Anak Domba,
Gembala dan Mempelai lebih dari semuanya saya melihatNya disini sebagai
Hakim.
Bahkan
dalam HadiratNya yang luar biasa, Penghibur itu membuat saya sangat
nyaman. Juga jelas bahwa Tuhan tidak ingin saya merasa tidak nyaman,
Dia hanya ingin saya mengetahui kebenaran. Kata-kata manusia tidak bisa
menggambarkan betapa luar biasa atau betapa leganya berdiri depan
Tuhan. Saya melewati nilai bahwa saya akan dihakimi baik atau buruk
tetapi saya tahu penghakiman itu benar dan saya dapat mempercayai
HakimNya.
Tuhan
menunjuk tahta-tahta yang ada disekitarNya. Banyak tahta yang dipenuhi
dengan orang-orang kudus dan banyak yang masih kosong. Kemudian Dia
berkata, “Tahta-tahta ini adalah untuk orang-orang yang akan datang
yang sudah melayaniKu dengan setia di setiap generasi. BapaKu dan Aku
sudah mempersiapkan mereka sebelum dunia dijadikan. Apakah engkau
berharga duduk di salah satu tahta ini?"
Saya
teringat apa yang pernah dikatakan seorang teman, "Saat Tuhan yang
Maha Kuasa mengajukan pertanyaan itu bukan karena Dia ingin mendapatkan
informasi." Saya melihat kearah tahta-tahta itu. Saya melihat
orang-orang yang sekarang duduk. Saya dapat mengenali beberapa pahlawan
iman tetapi paling banyak adalah orang-orang yang saya tahu tidak
terkenal di bumi. Banyak dari mereka misionaris yang membuat hidup
mereka tidak terkenal. Mereka tidak pernah peduli apakah dunia
mengingatnya tetapi hanya untuk Dia. Saya sedikit terkejut melihat
orang-orang yang kaya, pengatur-pengatur yang setia dengan apa yang
diberikan kepada mereka. Mereka semua tampak setia, wanita-wanita
pendoa dan ibu-ibu memenuhi tahta-tahta ini lebih banyak daripada
kelompok-kelompok tunggal.
Tidak
mungkin saya menjawab dengan “ya” atas pertanyaan Tuhan jika saya
menganggap saya berharga duduk disini. Saya tidak berharga duduk disini
dibandingkan dengan semua yang ada disini. Saya tahu saya diberikan
kesempatan untuk lari dari hadiah terbesar di surga dan bumi dan saya
gagal. Saya putus asa tetapi masih ada satu pengharapan. Sekalipun
banyak kegagalan dalam hidup saya tetapi saya disini bukan karena hidup
saya dibumi sudah berakhir. Saat saya mengaku saya tidak berharga, Dia
bertanya:
"Tetapi apakah engkau menginginkan kursi ini?"
"Dengan segenap hati," saya menanggapi.
Tuhan
kembali melihat ke tahta-tahta dan berkata, "Kursi-kursi kosong itu
akan dipenuhi berbagai generasi. Aku sudah memberikan undangan untuk
duduk disini kepada setiap orang yang menyebut NamaKu. Kursi-kursi itu
masih tersedia. Sekarang perang terakhir akan segera dimulai dan banyak
orang yang terkemudian akan menjadi yang terdahulu. Kursi-kursi ini
akan segera dipenuhi saat perang berakhir. Orang-orang yang duduk
disini akan mempunyai dua hal: mereka akan mengenakan mantel kerendahan
hati dan mereka akan serupa dengan Aku. Sekarang engkau memiliki
mantel itu. Jika engkau dapat menjaganya dan tidak kalah dalam
peperangan, saat engkau kembali nanti engkau akan serupa denganKu. Lalu
engkau menjadi berharga duduk disini bersama mereka sebab Aku akan
membuatmu berharga. Semua otoritas dan kekuatan yang diberikan kepadaKu
dan Aku sendiri yang dapat menggunakannya. Engkau akan menang dan
engkau akan dipercayakan dengan otoritasKu hanya jika engkau benar-benar
tinggal didalamKu. Sekarang berbaliklah dan lihat semua isi rumahKu."
Saya
berbalik dan melihat kebelakang kearah saya tiba. Dari TahtaNya saya
dapat melihat seluruh isi ruangan. Sebuah pertunjukkan besar yang
kemuliaannya tidak bisa dibandingkan di bumi. Jutaan orang mengisi
posisi-posisi. Setiap pribadi yang ada di posisi paling rendah lebih
megah dan mempunyai kekuatan yang lebih dari sebuah pasukan tentara.
Diluar jangkauan pemikiran saya dapat menerima panorama kemuliaan
seperti itu. Bahkan saya dapat melihat hanya sedikit ruangan dipenuhi
dari ruangan besar ini.
Kemudian
saya melihat Tuhan dan terkejut melihat air mata di Mata Tuhan. Dia
mengusap airmata setiap orang disini tetapi ini adalah air mata Tuhan.
Saat setitik air mata turun dari pipiNya, dia memegang dengan
tanganNya. Kemudian berkata.
"Ini adalah cawanKu. Maukah engkau meminumnya bersamaKu?"
Tidak
ada jalan untuk saya dapat menolakNya. Saat Tuhan meneruskan, dia
melihat kepada saya dan saya mulai merasakan KasihNya yang begitu
besar. Sekalipun saya bodoh Dia masih mengasihi saya. Tidak pantas saya
mendapatkanNya namun Dia ingin saya mendekat padaNya. Kemudian Dia
berkata:
"Aku
mengasihi semua orang dengan kasih yang tidak dapat kamu mengerti. Aku
juga mengasihi semua yang seharusnya berada disini tetapi mereka tidak
datang. Aku meninggalkan yang 99 dan mencari 1 yang terhilang. Gembala
– gembalaKu tidak akan meninggalkan yang 1 dan mencari yang 99 yang
masih terhilang. Aku datang untuk menyelamatkan yang terhilang. Maukan
engkau membagi HatiKu untuk mencari yang terhilang? Maukah engkau
membantuKu memenuhi ruangan ini? Maukah engkau membantuku mengisi
tahta-tahta ini dan setiap kursi lain yang ada di aula? Maukah engkau
melakukan permintaan ini untuk membawa sukacita untuk surga, untukKu
dan untuk BapaKu? Penghakiman ini adalah untuk RumahKu dan RumahKu
belum penuh. Peperangan yang terakhir tidak akan berhenti sampai
RumahKu penuh. Hanya setelah itu kita memerdekakan bumi dan memusnahkan
iblis dari ciptaanKu. Jika engkau minum CawanKu engkau akan mengasihi
orang-orang terhilang sama seperti Aku mengasihi mereka."
Kemudian
Dia mengambil sebuah cawan sederhana yang mengejutkan saya bahwa cawan
itu bisa berada di ruangan yang penuh sinar kemuliaan seperti ini, dan
Dia menempatkan Air MataNya didalam cawan. Kemudian Dia memberikannya
kepada saya. Saya tidak pernah merasakan yang lebih pahit dari ini.
Saya tahu bahwa saya tidak harus meminumnya tetapi saya sangat ingin
minum sebanyak yang saya dapat. Tuhan dengan sabar menunggu sampai saya
meledak dalam tangisan yang saya tasakan seperti aliran sungai air
mata membanjiri saya. Saya menangisi orang-orang yang terhilang tetapi
terlebih lagi saya menangis untuk Tuhan.
Saya
memandangNya dengan putus asa seakan-akan tidak mampu lagi menerima
kepedihan yang besar ini. Damai sejahteraNya mulai memenuhi saya dan
bercampur dengan KasihNya yang saya rasakan. Saya tidak pernah
merasakan sesuatu yang luar biasa seperti ini. Ini adalah air kehidupan
yang dapat menyegarkan selamanya. Kemudian saya rasakan air mengalir
didalam saya dan menimbulkan api. Saya mulai merasa bahwa api ini akan
menghanguskan saya jika saya tidak mulai menyerukan Kemuliaan Tuhan.
Saya tidak pernah mempunyai perasaan yang besar ingin segera berkotbah,
menyembah Dia dan setiap tarikan nafas saya hanyalah untuk InjilNya.
"Tuhan!"
saya berteriak keras, melupakan setiap orang kecuali Dia. "Sekarang
saya tahu bahwa Tahta PengadilanMu adalah juga Tahta Kasih Karunia dan
saya mohon kasih karunia untuk melayaniMu. Diatas semuanya, saya mohon
Kasih KaruniaMu! Saya mohon kasih karuniaMu untuk menyelesaikan tugas
saya. Saya mohon kasih Karunia untuk mengasihi Engkau seperti ini
sehingga saya dapat membebaskan keputusasaan dan keegoisan yang ada
dalam hidup saya. Saya juga mohon KeselamatanMu untuk menyelamatkan saya
dari diri saya sendiri, dari iblis dalam hati saya dan untuk kasihMu
yang saya rasakan terus mengalir dalam hati saya. Saya juga mohon untuk
kasih Karunia Roh Kudus untuk menghukum saya dari dosa-dosa. Saya
mohon kasih karunia untuk Roh Kudus untuk memberikan kesaksian seperti
adanya Engkau. Saya mohon kasih karunia untuk memberikan kesaksian
bahwa Engkau sudah mempersiapkan untuk orang-orang yang akan datang
kepadaMu. Saya mohon kasih karunia untuk mengajarkan tentang kenyataan
penghakiman. Saya mohon kasih karunia untuk berbagi dengan orang-orang
yang Engkau panggil untuk mengisi tahta-tahta kosong ini, untuk
memberikan kata-kata kehidupan yang menjaga mereka tetap di jalan
kehidupan, yang akan memberikan mereka iman untuk melakukan apa yang
mejadi panggilan mereka. Tuhan, saya mohon Engkau memberikan Kasih
Karunia ini."
Kemudian
Tuhan berdiri. Semua orang yang duduk di tahta sejauh mata saya
melihat semuanya juga berdiri. Mata Tuhan seperti nyala api yang tidak
pernah saya lihat.
"Engkau
dipanggil karena kasih karunia. Permohonanmu tidak pernah akan
Kutolak. Engkau harus kembali dan Roh Kudus akan menyertaiMu. Disini
engkau sudah merasakan baik KebaikanKu maupun KehebatanKu. Engkau harus
mengingatNya jika engkau ingin selalu berada di jalan yang benar.
Kasih Tuhan yang sejati termasuk penghakimannya. Engkau harus tahu baik
kebaikan maupun kehebatanNya atau engkau akan jatuh dalam tipuan. Ini
adalah kasih karunia yang diberikan disini, yaitu untuk mengetahui
keduanya. Pembicaraanmu dengan saudara-saudaramu seiman disini adalah
Kasih KaruniaKu. Ingatlah itu."
Kemudian Dia mengacungkan pedangNya kearah hati saya, kemudian mulut saya dan kemudian tangan-tangan saya.
Saat
dia melakukan ini api muncul dari pedangNya dan membakar saya dengan
kesakitan yang besar. “Ini juga adalah kasih karunia," kataNya. "Engkau
adalah salah satu dari banyak orang yang dipersiapkan untuk saat ini.
Kotbahkan dan tuliskan semua yang kau lihat disini. Apa yang Kukatakan
kepadamu, katakanlah kepada saudara-saudara seimanmu. Pergi dan panggil
semua panglima-panglimaKu untuk peperangan yang terakhir. Pergi dan
pertahankan yang lemah dan menderita, para janda dan yatim piatu. Ini
adalah tugas dari panglima-panglimaKu dan disitulah engkau akan
menemukan mereka. Anak-anakKu lebih berharga dari bintang-bintang di
langit. Berikan makan domba-dombaKu. Perhatikanlah anak-anakKu yang
masih kecil. Berikan Firman Tuhan dan mereka akan hidup. Pergilah ke
medan perang. Pergi dan jangan mundur. Cepatlah pergi sebab Aku segera
datang. Taati Aku dan Hari KedatanganKu segera tiba."
Sekelompok
malaikat-malaikat muncul dan membawa saya pergi menjauh dari tahta.
Pemimpin malaikat itu berjalan disamping saya dan mulai berbicara.
"Sekarang
Dia sudah berdiri dan Dia tidak akan kembali duduk sampai peperangan
terakhir selesai. Dia akan duduk sampai seluruh musuh-musuhNya
diletakkan dibawah kakiNya. Waktu itu sudah tiba sekarang. Pasukan –
pasukan malaikat yang sudah bersiap-siap saat malam di getsemani itu
sekarang sudah dilepaskan di bumi. Pasukan dari neraka juga sudah
dilepaskan. Inilah waktu yang dinantikan setiap ciptaanNya. Misteri
Tuhan yang besar akan segera berakhir. Kami sekarang akan berperang
sampai akhir. Kami akan berperang bersama denganmu dan
saudara-saudaramu seiman."
Saya terbangun.
Saat
saya terus berjalan menjauhi kursi pengadilan, saya mulai mereflesikan
semua yang baru saya alami. Kedua-duanya mengerikan dan indah luar
biasa. Hati saya terkoyak, saya merasakan aman lebih dari apapun yang
saya alami. Awalnya tidaklah mudah bagi saya ditelanjangi pikiran saya
didepan begitu banyak orang, tidak dapat menyembunyikan sekilas
pikiranpun. Teapi saat merasa relaks dan dapat menerimanya, mengetahui
hal itu membersihkan jiwa saya menjadi merdeka. Tidak mempunyai satu
hal pun yang tersembunyi seperti melemparkan kuk yang paling berat dan
beban yang paling kuat. Saya mulai merasa seakan-akan saya dapat
bernafas seperti tidak pernah bernafas sebelumnya.
Semakin
yang merasa ringan, semakin meningkat kapasitas pemikiran saya. Saya
mulai merasakan suatu komunikasi yang tidak bisa diungkapkan dalam
bahasa manusia. Saya memikirkan komentar Rasul Paulus tentang
kunjungannya ke surga ketiga, dimana dia mendengar kata-kata yang tidak
dapat diungkapkan. Ada komunikasi rohani yang sangat penting dalam
bentuk komunikasi manusia. Kata-kata yang sangat mendalam dan berarti
dari apa yang bisa diungkapkan dalam kata-kata manusia. Bagaimanapun
ini adalah komunikasi sejati antara hati dan pikiran secara
bersama-sama, sangat murni sehingga tidak ada kesalahpahaman.
Saat
saya melihat seseorang di dalam ruangan, saya mulai mengerti apa yang
dia pikirkan, seperti dia memahami saya. Saat saya melihat kepada
Tuhan, saya mulai mengerti Dia dengan cara yang sama. Kami terus
menggunakan kata-kata tetapi artinya sangat dalam, tidak ada satu kamus
pun yang dapat menangkapnya. Pikiran saya sudah dimerdekakan sehingga
kapasitas pikiran saya berlipat ganda berkali-kali. Hal ini sangat
menggembirakan diluar pengalaman sebelumnya.
Komunikasi Roh Kudus.
Sangatlah
jelas bahwa Tuhan menikmati komunikasi dengan saya seperti saya dengan
Dia. Tidak pernah sebelumnya saya begitu mengerti kedalaman arti bagi
Dia menjadi Firman Tuhan. Yesus adalah komunikasi Tuhan dengan
ciptaanNya. Kata-kataNya adalah roh dan hidup, arti dan kekuatan
kata-kataNya melebihi definisi manusia.
Kata-kata
manusia sangat dangkal dalam bentuk komunikasi roh. Tuhan menciptakan
kita dengan kemampuan untuk berkomunikasi dalam tahap yang jauh
melebihi bahasa manusia tetapi karena kejatuhan menara Babel, kapasitas
itu hilang. Kami tidak dapat menjadi apa yang diciptakan sampai kami
mendapatkan ini dan kami hanya dapat memperolehnya jika kami bebas dalam
HadiratNya.
Saya
mulai mengerti transgresi Adam yang menyebabkan dia sembunyi dari
Tuhan. Itu adalah awal penyimpangan yang mengerikan dari tujuan semula
manusia dijadikan. Hal ini membawa pengurangan pada kapasitas rohani
dan intelektual. Ini hanya akan dapat dipulihkanjika kita “keluar dari
persembunyian” dan sangat transparan. Hal ini berarti membuka diri
kepada Tuhan dan sesama. Semuanya ini terjadi jika melihat kemuliaan
Tuhan dengan “wajah terbuka” yang membuat kita diubah segambaran dengan
Dia. Selubung-selubung itu disebabkan karena kita sembunyi dan harus
dihancurkan.
Pertanyaan
pertama Tuhan setelah kejatuhan Adam adalah, “Dimana engkau?” Dengan
cara yang sama, ini adalah pertanyaan pertama yang harus kita jawab
jika kita rindu dipulihkan Dia. Tentu saja Tuhan tahu dimana Adam.
Pertanyaan itu adalah untuk kepentingan Adam. Pertanyaan itu menjadi
awal pencarian Tuhan akan manusia.
Cerita
tentang penebusan Tuhan akan manusia bukan manusia menebus Tuhan. Saat
kita dapat benar-benar menjawab pertanyaan ini, mengetahui dimana
hubungan kita dengan Tuhan, kita dapat benar-benar dipulihkan. Tetapi
kita hanya tahu jawaban akan pertanyaan ini jika kita berada dalam
HadiratNya.
Itu
adalah sari dari semua pengalaman saya di kursi pengadilan. Tuhan
sudah mengetahui apa yang harus diketahui tentang saya. Seluruh
pengalaman ini adalah untuk kepentingan saya, jadi saya tahu saya berada
dimana. Semuanya itu untuk membawa saya keluar dari tempat
persembunyian, membawa saya keluar dari kegelapan dan menuju terang.
Saya mulai mengerti seberapa besar hasrat Tuhan ingin bersama dengan
umatNya. Melalui seluruh penghakiman ini, Dia tidak mencoba untuk
membuat saya melihat sesuatu yang baik dan buruk yang saya lihat
bersama dengan Dia. Tuhan mencari saya lebih dari saya ingin mencari
Tuhan. Kursi pengadilanNya membuat saya bebas dan penghakimanNya atas
dunia akan segera membebaskan dunia.
Kegelapan
dunia terus menerus memberikan paksaan untuk sembunyi, semuanya segera
mulai saat kejatuhan manusia. “Berjalan dalam terang” lebih dari
sekedar mengetahui dan mentaati kebenaran-kebenaran menjadi hidup benar
dan bebas dari tekanan untuk sembunyi. Saat hari penghakiman tiba,
akan membawa akhir pembebasan atas Adam dari tempat sembunyinya. Tidak
hanya akan menjadi akhir pembebasan Adam tetapi juga akhir pembebasan
semua ciptaan yang merupakan subyek perbudakan karena Adam.
“Berjalan
dalam terang” berarti tidak lagi ada yang sembunyi – dari Tuhan atau
setiap orang. Ketelanjangan Adam dan Hawa sebelum kejatuhan tidaklah
hanya jasmani saja tetapi juga secara rohani. Saat keselamatan kita
sempurna, kita akan mengetahui transparansi ini kembali. Untuk
benar-benar terbuka satu sama lain akan membuka alam yang saat ini kita
tidak tahu. Inilah yang dicoba setan untuk menirunya melalui Pergerakan
Jaman Baru.
Kembalinya Hikmat
Saat
saya berjalan memikirkan semua yang saya pelajari, tiba-tiba Tuhan
muncul disamping saya dengan wujud Hikmat. Sekarang Dia tampak lebih
bersinar mulia dari yang pernah saya lihat, bahkan saat di Kursi
PengadilanNya. Saya terpesona dan sangat bersukacita.
“Tuhan , engkau kembali bersama saya seperti ini?” Tanya saya.
“Aku
ingin selalu bersamamu seperti ini. Aku bahkan ingin lebih dari
sekarang yang kamu lihat. Engkau sudah melihat KebaikanKu dan
KehebatanKu disini, tetapi engkau masih tidak mengenalKu sebagai Hakim
yang Adil.”
Ini
mengejutkan saya. Saya sudah menghabiskan banyak waktu didepan Kursi
PenghakimanNya dan merasakan semuanya sudah saya pelajari dalam
PenghakimanNya. Dia berhenti untuk saya dapat menyerapnya dan kemudian
melanjutkan:
“Ada
kemerdekaan saat engkau dapat menerima kebenaran tetapi siapa saya
yang kumerdekakan pastilah benar-benar merdeka. Kemerdekaan dalam
HadiratKu lebih besar daipada hanya mengetahui kebenaran. Engkau sudah
mengalami kebebasan dalam HadiratKu tetapi banyak yang masih harus kau
mengerti tentang PenghakimanKu. Saat Aku menghakimi, Aku tidak mencari
pembenaran atau penghakiman tetapi mengeluarkan kebenaran. Kebenaran
hanya dapat ditemukan dengan bersekutu denganKu. Itu adalah penghakiman
yang benar-membawa manusia untuk bersatu denganKu.
“Sekarang
ini gerejaKu berpakaikan malu karena dia tidak mempunyai hakim-hakim.
Dia tidak mempunyainya karena dia tidak mengenalKu sebagai Hakim.
Sekarang Aku akan mengangkat hakim-hakim atas UmatKu yang mengetahui
PenghakimanKu. Mereka tidak hanya memutuskan antara manusia atau
masalah-masalah; mereka akan membuat segala sesuatunya benar yang
berarti membawa mereka dalam persetujuan denganKu.
“Saat
Aku muncul kepada Yosua sebagai Panglima Balatentara Tuhan, Aku
mengatakan bahwa Aku bukan kawan atau lawan. Aku tidak pernah berada di
pihaknya. Ketika Aku datang itu untuk mengambil alih bukan untuk
berada dipihaknya. Aku muncul sebagai Panglima Balatentara Tuhan sebelum
Israel dapat masuk ke Tanah Perjanjian. Gereja sekarang akan masuk ke
Tanah Perjanjian dan Aku akan muncul kembali sebagai Panglima
Balatentara Tuhan. Ketika Aku melakukan ini, Aku akan membuang semua
orang yang memaksa UmatKu saling menyerang.
“PenghakimanKu
tidak membawa konflik bagi manusia tetapi menyertakan Umat-umatKu. Apa
yang sudah Kulakukan untuk Israel, Aku juga melakukannya untuk
musuh-musuh mereka-bukan melawan mereka. Ini karena engkau melihatKu
dengan cara pandang dunia tetapi engkau tidak melihat PenghakimanKu.
Engkau harus melihat PenghakimanKu supaya engkau dapat berjalan dalam
OtoritasKu sebab kebenaran dan keadilan adalah pondasi dari TahtaKu.
“Aku sudah menghubungkan kebenaran kepada umat PilihanKu. Tetapi
seperti Israel yang liar, banyak orang-orang kudus di gereja hanya
berjajar dengan caraKu dalam porsi yang kecil atau pikiran dan hati
yang sedikit. Aku bukan untuk mereka atau melawan musuh-musuh mereka,
tetapi Aku datang untuk menggunakan umatKu menyelamatkan musuh-musuh
mereka. Aku mengasihi semua manusia dan menginginkan semuanya selamat.”
Saudara-saudara seiman digunakan Musuh
Saya
tidak dapat berpikir tentang peperangan besar yang akan kami hadapi di
gunung. Banyak saudara seiman yang terluka saat kami melawan
iblis-iblis yang mengontrol mereka. Banyak dari mereka yang masih
berada dalam kemah musuh baik digunakan musuh atau ditawan sebagai
tawanan. Saya mulai heran jika peperangan selanjutnya akan melawan
saudara-saudara kami sendiri lagi. Tuhan melihat saya memikirkan ini
dan Dia berkata:
“Sampai
peperangan akhir ini selesai akan ada selalu saudara-saudara kita yang
dipergunakan musuh. Tetapi Aku tidak mengatakannya mengapa sekarang.
Aku mengatakannya untuk membantumu melihat bagaimana musuh-musuh masuk
dalam hati dan pikiran dan bagaimana dia menggunakanmu! Bahkan
sekarang, engkau masih tidak dapat melihat sesuatu seperti yang Aku
lihat.
“Hal
ini wajar dengan UmatKu. Pada saat seperti ini, bahkan para
pemimpin-pemimpin terbesarKu jarang bersekutu denganKu. Banyak orang
melakukan pekerjaan-pekerjaan baik tetapi hanya sedikit yang melakukan
panggilanNya. Ini adalah hasil divisi yang besar di antara kamu. Aku
tidak datang untuk berada di satu pihak tetapi Aku dipanggil untuk
orang-orang yang datang kepadaKu.
“Engkau
terkesima saat Aku memberikan kepadamu ‘kata-kata pengetahuan’ tentang
penyakit fisik seseorang atau pengetahuan lain yang tidak engkau tahu.
Pengetahuan ini datang jika engkau menyentuh PikiranKu hanya dengan
kadar yang kecil. Aku tahu segalanya. Jika engkau benar-benar memiliki
PikiranKu, engkau akan dapat mengetahui setiap orang yang jumpai sama
seperti yang engkau alami disini. Engkau akan melihat setiap orang sama
seperti Aku melihat mereka. Lebih dari itu, engkau benar-benar tinggal
didalam Aku. Untuk mengetahui bagaimana menggunakan pengetahuan itu
dengan benar, engkau harus menggunakan HatiKu. Hanya dengan itu engkau
akan memiliki PenghakimanKu.
“Aku
hanya dapat mempercayaimu dengan pengetahuan supernaturalKu jika
engkau mengetahui HatiKu. Karunia-karunia Roh yang sudah Kuberikan
untuk GerejaKu hanyalah tanda-tanda kekuatan yang kecil untuk
menghadapi yang akan datang. Aku memanggilmu untuk menjadi pembawa pesan
di jaman ini dan engkau harus tahu kekuatan-kekuatannya. Engkau harus
tulus menginginkan karunia-karunia ini sebab itu adalah merupakan
bagian dariKu dan Aku akan memberikannya kepadamu sehingga engkau dapat
menjadi seperti Aku. Engkau benar dengan mencari untuk mengenal
PikiranKu, Jalan-JalanKu dan Tujuan-tujuanKu, tetapi engkau juga harus
dengan tulus menginginkan HatiKu. Jika engkau mengenal HatiKu, mata
hatimu akan terbuka dan engkau dapat melihat seperti Aku melihat dan
engkau melakukan seperti apa yang Aku lakukan.
“Aku
akan mempercayakan banyak kekuatan-kekuatan kepada GerejaKu untuk
menghadapi yang akan datang. Seringkali ada banyak tipuan besar pada
orang-orang yang Kupercayakan kekuatan-kekuatan itu jika engkau tidak
mengerti apa yang akan Aku tunjukkan, engkau juga dapat jatuh pada
tipuan itu. “Engkau sudah meminta Kasih KaruniaKu dan engkau
memilikinya. Kasih Karunia pertama untuk menjagamu di jalan yang benar
adalah dengan mengetahui tingkat dari tipuanmu sekarang. Tipuan
meliputi semua yang engkau tidak mengerti seperti Aku mengertinya.
Mengetahui tingkat dari tipuanmu akan membawa kerendahan hati dan Aku
memberikan Kasih KaruniaKu kepada orang –orang yang rendah hati.
“Itulah
mengapa Aku mengatakan, ‘Siapa yang begitu buta kecuali hambaKu. . .
‘Dan itulah mengapa Aku mengatakan kepada orang-orang Farisi, “Aku
datang ke dunia untuk menghakimi… supaya barangsiapa yang tidak
melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa dapat melihat, menjadi
buta . . . Jika engkau buta maka engkau tidak akan merasa bersalah,
tetapi karena ingin melihat maka tetaplah rasa bersalahmu.’ Ini juga
mengapa TerangKu yang membuat Paulus buta saat Aku memanggilnya.
TerangKu hanya dapat disingkapkan oleh kondisi yang benar. Seperti dia,
engkau harus buta sehingga engkau dapat melihat oleh Roh Kudus.”
Nasehat Para Rasul
Saya
merasakan keinginan untuk melihat orang-orang yang duduk di
tahta-tahta yang kami lalui. Saat saya melakukan itu, pandangan saya
jatuh ke seorang laki-laki yang saya tahu bernama Rasul Paulus. Saat
saya melihat kepada Tuhan, Dia memberi isyarat untuk saya berbicara
kepadanya.
“Saya
sangat mencari kesempatan ini,” kata saya agak aneh tetapi sangat
girang dengan pertemuan ini. “Saya tahu bahwa engkau sadar betapa
surat-suratmu sudah menuntun gereja dan mungkin masih memenuhi kami
semua. Engkau adalah salah satu terang dari dunia.” “Terima kasih,”
kata Rasul Paulus. “Tetapi engkau tidak mengerti bagaimana kami ingin
bertemu dengan kalian semua. Engkau adalah pejuang dalam peperangan yang
terakhir; engkau adalah orang-orang yang ingin kami temui disini. Kami
hanya melihat hari-hari ini secara kabur melalui penglihatan kami yang
terbatas, tetapi engkau dipilih untuk hidup didalamnya. Engkau pejuang
yang dipersiapkan untuk peperangan akhir. Engkau salah satu yang kami
tunggu.”
Dengan
perasaan canggung, saya terus berbicara, “Tetapi tidak ada cara bagi
saya untuk menyampaikan penghargaan yang kami rasakan untukmu dan yang
lain yang sudah membantu kami melalui hidup dan tulisan-tulisan mereka.
Saya juga tahu bahwa kami mempunyai kekekalan dalam menyampaikan
penghargaan, jadi tolong, selagi saya disini, ijinkan saya
bertanya,’apa yang akan engkau katakan pada generasi saya dalam membantu
menghadapi perang ini?”
“Aku
hanya dapat mengatakan kepadamu bahwa apa yang aku katakan sudah aku
katakan dalam tulisan-tulisanku,” kata Rasul Paulus melihat mata saya
langsung. “Engkau akan dapat lebih memahaminya jika engkau sadar bahwa
aku tidak memenuhi semua dari apa yang menjadi panggilanku.”
“Tetapi
engkau berada disini, salah satu tahta terbesar!” saya memprotesnya.
“Engkau masih’ menuai buah-buah kehidupan lebih dari yang kami harapkan
untuk dituai.”
“Oleh
kasih Karunia Tuhan, Aku dapat menyelesaikan pekerjaanku tetapi aku
masih tidak dapat berjalan dalam panggilanku. Aku tidak memenuhi
tujuan-tujuan tertinggi yang dapat aku jalani -seperti setiap orang.
Aku tahu bahwa beberapa orang akan mempertimbangkan ini sebagai fitnah
memikirkan aku sebagai sesuatu yang kurang daripada contoh-contoh
pelayanan-pelayanan Kristen yang besar. Di akhir hidupku, secara jujur
aku mengatakan bahwa aku adalah orang paling berdosa. Aku tidak
mengatakan bahwa aku adalah orang paling berdosa tetapi dulu aku adalah
orang yang paling berdosa. Sekalipun melalui banyak pemahaman, aku
berjalan dengan sedikit perbandingan.”
“Bagimana mungkin?”Tanya saya. “saya pikir engkau adalah orang yang rendah hati.”
“Kerendahan
hati yang sejati adalah perjanjian dengna kebenaran. Jangan takut.
Tulisan-tulisanku benar dan itu ditulis dengan Urapan Roh Kudus. Aku
sudah diberikan banyak dan aku tidak menggunakan semua yang sudah
diberikan. Tidak cukup. Setiap orang tidak cukup kecuali Seseorang.
Alasan untukmu dapat melihat ini secara khusus tentang aku karena banyak
orang yang masih membelokkan pengajaran-pengajaranku sebab mereka
mempunyai pandangan yang keliru tentang aku.”
“Seperti
yang kau lihat dalam tulisan-tulisanku selanjutnya. Aku merasakan dari
perasaan rendah diri sekalipun menjadi rasul-rasul terkenal, menjadi
mengetahui bahwa paling tidak aku adalah rasul-rasul. Kemudian aku
melihat bahwa aku paling rendah dari orang-orang kudus dan akhirnya aku
melihat bahwa aku adalah orang paling berdosa. Aku tidak hanya rendah
hati tetapi aku berbicara kebenaran seadanya. Aku dipercayakan lebih
banyak dari yang kugunakan. Hanya ada Dia disini yang sepenuhnya
percaya, sepenuhnya patuh dan benar-benar menyelesaikan semua yang Dia
berikan untuk dilakukan. Tetapi engkau dapat berjalan lebih banyak dari
aku.”
Menemukan kembali Batu Penjuru
Dengan
agak lemah saya menjawab, “Saya tahu bahwa apa yang engkau katakan itu
benar tetapi apakah engkau yakin bahwa ini adalah pesan paling penting
yang dapat engkau berikan kepada kami untuk perang terakhir ini?”
“Pasti!”
dia menjawab dengan yakin. “Aku sangat menghargai Kasih Karunia Tuhan
untuk menggunakan tulisan-tulisanku seperti yang sudah Dia lakukan. Aku
prihatin akan banyak cara yang engkau pakai secara tidak tepat. Mereka
adalah kebenaran dari Roh Kudus dan mereka adalah Alkitab. Tuhan
memberikanku batu-batu penjuru yang dipasang untuk gerejaNya yang
kekal, tetapi itu bukan batu-batu penjuru. Batu-batu pondasi itu
diletakkan sendiri oleh Yesus. Hidup dan pelayananku bukanlah contoh
untuk apa engkau dipanggil tetapi Yesus sendiri yang melakukan.
“Jika
apa yang kutuliskan sebagai pondasi, maka itu tidak akan mampu menahan
berat yang dibangun. Apa yang kutuliskan harus dibangun berdasarkan
Pondasi yang dapat mempertahankan apa yang engkau pikul; itu tidak
harus dipakai sebagai pondasi. Engkau harus melihat
pengajaran-pengajaranku melalui pengajaran-pengajaran Tuhan jangan
mencoba memahami Dia melalui perspektifku. FirmanNya adalah pondasi.
Aku hanya membangun diatasnya dengan tekun akan FirmanNya. Hikmat
paling besar dan kebenaran paling kuat adalah FirmanNya bukan
perkataanku. “Sangat penting untukmu tahu bahwa aku tidak berjalan
diatas semuanya yang tersedia untukku. Ada lebih banyak yang tersedia
untuk setiap orang yang percaya daripada aku. Semua orang-orang percaya
yang benar mempunyai Roh Kudus dalam dirinya. Kekuatan Dia yang
menciptakan segala mahkluk hidup ada didalamnya. Orang-orang kudus
mempunyai kekuatan untuk memindahkan gunung-gunung, untuk menghentikan
pasukan-pasukan atau untuk membangkitkan orang yang mati.
“Jika
engkau sudah menyelesaikan apa yang menjadi panggilanmu, pelayananku
tidak harus dilihat sebagai akhir tetapi hanya sebagai tempat
berawalnya. Tujuanmu tidak harus sama denganku tetapi menjadi sama
dengan Tuhan. Engkau dapat menjadi seperti Dia dan melakukan apa yang
Dia lakukan, dan lebih dari itu, sebab Dia sudah menyimpan Anggur
TerbaikNya sampai penghabisan.”
Saya
mengingatkan diri saya sendiri bahwa disini hanya kebenaran yang dapat
diperkatakan. Saya tahu bahwa Rasul Paulus benar menyangkut bagaimana
salahnya saya menggunakan pengajaran-pengajarannya sebagai pondasi
melebih pondasi dari Injil. Tetapi masih cukup sulit bagi saya untuk
menerima bahwa Rasul Paulus belum memenuhi semua panggilannya.
Saya
melihat kepada tahta tempat Rasul Paulus dan kemuliaannya. Lebih dari
yang saya pernah impikan sebagai tempat orang-orang paling kudus di
surga. Dia sangat terus terang dan pasti sama seperti apa yang saya
harapkan. Sangat jelas bagi saya bahwa dia masih begitu prihatin kepada
gereja-gereja. Saya mengidolakan dia dan kejatuhannya membuat dia
membebaskan saya dari kejatuhan yang sama. Dia sangat lebih besar dari
Paulus yang saya idolakan. Mengetahui pikiran saya, dia meletakkan
kedua tangannya di bahu saya dan melihat langsung ke mata saya.
“Aku
saudaramu. Aku mengasihimu sama seperti semua orang disini. Tetapi
engkau harus mengerti bahwa jalan kami belum selesai. Kami tidak dapat
ditambahkan maupun diambil dari apa yang sudah direncanakan dibumi,
tetapi engkau dapat. Kami bukanlah pengharapanmu. Engkau sekarang yang
menjadi harapan kami. Walau dalam pembicaraan ini aku hanya dapat
mengkonfirmasi apa yang sudah aku tulis, tetapi engkau masih banyak
harus menulis. Sembahlah hanya pada Tuhan dan bertumbuhlah dalam segala
sesuatu didalam Dia. Jangan pernah menjadikan manusia sebagai
tujuanmu, tetapi Tuhanlah tujuanmu.
“Banyak
orang di bumi yang akan melakukan pekerjaan-pekerjaan lebih besar dari
yang kami lakukan. Yang pertama akan menjadi yang terakhir dan yang
terakhir akan menjadi yang pertama. Kami tidak apa-apa. Merupakan
sukacita hati kami karena kami bersama denganmu. Tuhan menggunakan
generasi kami untuk meletakakkan dan mulai membangun bangunan diatas
pondasi dan kami akan selalu merasa terhormat melakukannya. Tetapi
setiap lantai yang dibangun di atas pondasi seharusnya lebih tinggi.
Kami tidak akan menjadi bangunan yang diharapkan sampai engkau dapat
naik.”
Pesan dan Pelayanan
Saat
saya merenungkan hal ini, dia mengamati saya. Kemudian dia
meneruskan,”Ada 2 hal yang kami capai dalam waktu kami yang dengan
cepat dihilangkan gereja. Mereka belum pulih tetapi engkau harus
memulihkan mereka,” “Apakah itu?” Tanya saya, merasa bahwa apa yang dia
katakan tidak lebih dari tambahan dari apa yang sudah dia sampaikan
sebelumnya pada saya.
“Engkau harus memulihkan pesan dan pelayanan,” katanya dengan empati.
Saya
melihat kepada Tuhan dan Dia mengangguk membenarkan, menambahkan,
“Betul apa yang dikatakan Paulus kepadamu. Sampai saat ini dia yang
paling setia dengan kedua hal ini.”
“Tolong jelaskan,” pinta saya kepada Paulus.
“Baiklah,”
jawabnya. “Kecuali di beberapa tempat didunia dimana ada banyak
kesulitan dan siksaan, kami hampir tidak mengenali apakah pesan atau
pelayanan masih dikotbahkan hari ini. Untuk itu, gereja-gereja sekarang
ini hanya menjadi sebuah bayangan apa yang ada di waktu sekarang dan
kita jauh dari panggilan kita semula. Jika kita melayani, berada
didalam pelayanan adalah sebuah pengorbanan besar yang dapat dibuat dan
ini merefleksikan pesan dari pengorbanan paling besar yaitu Salib.
“Salib
adalah kekuatan Tuhan dan pusat semua panggilan kita. Sekarang kita
hanya mempunyai sedikit kekuatan untuk mentransformasikan pikiran dan
hati para orang-orang beriman sebab engkau tidak hidup dan tidak tidak
mengkhotbahkan tentang salib. Karenanya, kita mempunyai kesulitan
melihat perbedaan antara gereja dan orang-orang kafir. Itu bukanlah
injil atau keselamatan dimana kita dipercayakan. Engkau harus kembali
pada salib”. Dengan kata-kata itu, dia memeluk pundak saya seperti
seorang ayah dan kemudian kembali ke kursinya. Saya merasa seakan-akan
saya sudah menerima berkat yang luar biasa dan omelan yang mendalam.
Saat saya berjalan pergi, saya mulai berpikir tentang tingkat
keselamatan di gunung dan harta-harta keselamatan yang ada didalamnya.
Saya mulai melihat dengan dalam keputusan saya-sekalipun keputusan itu
adalah masuk ke pintu yang membawa saya masuk kesini-yang didasarkan
pada apa yang akan saya dapati selanjutnya, dan bukan pertimbangan akan
kehendak Tuhan.
Say
masih hidup untuk diri saya sendiri dan bukannya untuk Tuhan. Bahkan
keinginan saya mencakup penghakiman disini, saya dimotivasi oleh apa
yang akan membentuk saya memperoleh kemenangan tanpa banyak kehilangan.
Saya masih lebih banyak berjalan dengan pusat diri saya sendiri
daripada berpusat pada Tuhan.
Gereja Akhir Jaman
Saya
tahu bahwa pembicaraan singkat saya dengan Rasul Paulus membawa
konsekuen yang akan lama untuk dimengerti. Saya merasa bahwa saya sudah
menerima berkat untuk keseluruhan gereja. Kami berada disana
disaksikan awan besar saksi-saksi. Mereka melihat kepada kita seperti
orang tua yang bangga yang ingin lebih baik untuk anak-anaknya daripada
untuk mereka sendiri. Sukacita paling besar mereka adalah melihat
gereja-gereja di akhir jaman menjadi gereja di masa mereka yang
mempunyai segala sesuatu yang mereka gagal mendapatkannya. Saya juga
tahu bahwa saya masih belum memenuhi apa yang sudah mereka persiapkan
untuk kami jalani. “Gereja di jaman akhir tidak akan menjadi lebih
besar dari gereja di masa Rasul Paulus, sekalipun mempunyai
pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar,” kata Tuhan. Semua diselesaikan
hanya karena Kasih KaruniaKu. Bagaimanapun, Aku akan memberikan lebih
banyak Kasih KaruniaKu dan Kekuatan yang memampukan gereja-gereja di
akhir jaman, sebab mereka akan menyelesaikan lebih banyak dari
gereja-gereja sebelumnya yang belum diselesaikan.
“Orang-orang
percaya di jaman akhir akan berjalan dalam semua kekuatan yang Aku
tunjukkan dan lebih dari itu sebab mereka akan menjadi perwakilan akhir
dari semua orang-orang yang sudah pergi sebelumnya. Gereja akan
menunjukkan Sifat DasarKu dan Jalan-JalanKu seperti yang belum pernah
ditunjukkan sebelumnya. Ini terjadi sebab Aku memberikan engkau lebih
banyak kasih karunia dan kepadanya yang diberikan banyak akan dituntut
banyak.”
Ini
membuat saya berpikir lebih tentang Rasul Paulus. “Bagaimana kami
dapat menjadi seperti dia, penyembahan dan kesetiaannya?” pikir saya
sendiri.
“Aku
tidak memintamu untuk mencapai hal itu,” jawab Tuhan. “Aku minta
engkau tinggal didalamKu. Engkau tidak dapat terus mengukur dirimu
sendiri seperti orang lain – bahkan juga dengan Paulus. Engkau tidak
selalu memenuhi seseorang yang engkau lihat, tetapi jika engkau mencari
Aku engkau akan dapat mengerjakan lebih jauh sebaliknya dari apa yang
sudah engkau selesaikan. Sepeti engkau sendiri sudah diajarkan, saat
dua orang berjalan di jalan ke Emaus melihatKu, memecahkan roti dan
mata mereka akan terbuka. Jika engkau membaca surat-surat Paulus atau
tulisan-tulisan yang lain, engkau harus mendengarkanKu. Hanya jika
engkau mendapatkan roti langsung dariKu, maka mata hatimu akan terbuka.
“Engkau
dapat dibingungkan oleh orang-orang seperti Aku jika engkau tidak
melihat melalui mereka untuk melihatKu. Ada jebakan yang lain juga
untuk orang-orang yang datang menginginkan UrapanKu dan Kekuatan lebih
dari yang lain. Mereka seringkali dibingungkan dengan melihat diri
mereka sendiri. Seperit apa yang sudah Aku katakan sebelum engkau bicara
dengan Paulus, Hamba-HambaKu harus menjadi buta sehingga mereka dapat
melihat. Aku ijinkan engkau bicara dengan dia karena dia adalah contoh
TeladanKu yang terbaik. Ini terjadi karena Kasih KaruniaKu yang
mengijinkan dia menyiksa Gereja-GerejaKu. Saat dia melihat TerangKu,
dia mengerti karena alasannya sendirilah yang menuntunnya kepada
masalah langsung dengan kebenaran yang dia layani dia klaim.
“Alasanmu
akan seperti itu. Ini akan membawamu melakukan yang sebaliknya dari
KehendakKu. Urapan yang lebih besar akan membawa bahaya yang lebih
besar bagimu, jika engkau tidak belajar seperti Paulus. Jika engkau
tidak membawa salibmu setiap hari, meletakkan semua hal dan semua yang
engkau miliki sebelumnya, engkau akan jatuh sebab otoritas dan kekuatan
yang Aku akan berikan padamu. Sampai engkau belajar melakukan segala
sesuatu demi Injil, semakin banyak pengaruhmu, semalkin besar bahaya
yang engkau akan hadapi.
“Beberapa
kali orang-orang yang Kuurapi ditipu dalam pemikiran bahwa karena Aku
memberikan mereka sedikit pengetahuan supernatural atau kekuatan,
jalan-jalan mereka adalah jalan-jalanKu. Ini adalah tipuan besar dan
banyak orang tersandung karenanya. Engkau berpikir seperti Aku jika
engkau mempunyai kesatuan yang sempurna dengan Aku. Sekalipun dengan
orang-orang yang paling diurapi yang ada dibumi-seperti Paulus-kesatuan
ini hanya untuk sementara dan untuk waktu yang singkat. “Paulus
berjalan bersamaKu sedekat manusia biasanya. Walaupun demikian, dia
juga memiliki ketakutan dan kelemahan yang bukan berasal dari Aku. Aku
dapat membebaskan dia dari hal ini, seperti yang dia minta beberapa
kali tetapi Aku mempunyai alasan untuk tidak membebaskannya. Hikmat
besar Paulus adalah dengan mengakui kelemahan-kelemahannya, mengerti
bahwa jika Aku membebaskan dia, Aku tidak akan dapat percaya pada dia
dalam tingkat pewahyuan dan kekuatan yang Aku lakukan.
“Paulus
mengenali kelemahan-kelemahannya dan belajar untuk membedakan antara
mereka dan pewahyuan RohKu. Jika dia diserang kelemahan atau ketakutan,
dia tahu dia tidak melihat dari PerspektifKu tetapi dari dirinya
sendiri. Ini menyebabkan dia mencariKu dan bergantung lebih kepadaKu.
Dia juga berhati-hati untuk tidak dibingungkan dengan apa yang berasal
dari pikiran dan hatinya dengan pikiran dari PikiranKu dan HatiKu.
Karenya Aku mempercayakan pewahyuan-pewahyuan kepada dia yang tidak
dapat Aku percayakan kepada yang lainnya.”
Pencarian
Saya
mulai berpikir dengan jelas semuanya ini, tetapi seringkali dan
setelah itu saya mempunyai pengalaman besar seperti ini yang tidak
dengan mudah saya lupakan. Sangatlah mudah dimengerti dan dijalani
dalam terang disini, tetapi kembali kepada medan peperangan menjadi
mendung kembali. Saya juga berpikir tentang bagaimana saya tidak banyak
diserang ketakutan-ketakutan seperti yang dialami Paulus- tetapi
kecenderungan saya adalah ketidaksabaran dan kemarahan, yang menjadi
penyimpangan dari perspektif yang harus kami punyai dengan tinggal
dalam Roh Kudus. Hikmat berhenti dan berbalik kepada saya. “Engkau
adalah bejana dari tanah liat, dan itulah engkau selagi engkau berada
di bumi. Bagaimanapun, engkau dapat melihatKu dengan jelas seperti
disini, jika engkau melihat dengan mata hatimu. Engkau dapat sedekat ini
denganKu lebih dari siapapun.
“Aku
sudah membuat jalan untuk setiap orang mendekat KepadaKu seperti yang
mereka inginkan. Jika engkau ingin lebih dekat denganKu lebih dari
Paulus, engkau akan mendapatkannya. Beberapa orang menginginkan ini dan
mereka sangat menginginkannya sepenuhnya, mengesampingkan segala
sesuatu yang menghalangi keintimannya denganKu. Mereka akan mendapatkan
apa yang mereka cari.
“Jika
ini pencarianmu untuk dapat berjalan dibumi sama seperti engkau
berjalan denganKu disini, aku akan sedekat ini denganMu disana. Jika
engkau mencari Aku, engkau akan menemukan Aku. Jika engkau mendekat
kepadaKu, Aku akan mendekat kepadamu. Inilah KeinginanKu untuk
membentangkan meja tepat didepan musuh-musuhmu. Ini bukan hanya
KeinginanKu untuk para PemimpinKu tapi untuk semua yang memanggil
namaKu. Aku ingin lebih dekat denganmu dan kepada setiap orang yang
memanggil namaKu lebih dari setiap orang yang ada di bumi. Engkau
menentukan sedekat apakah Kita, bukan Aku yang menentukan. Aku akan
ditemukan oleh orang-orang yang mencariKu.
“Engkau
berada disini karena engkau meminta PenghakimanKu atas hidupmu. Engkau
mencariKu sebagai Hakim dan sekarang engkau menemukan Aku. Engkau
tidak harus memikirkan bahwa karena engkau sudah melihat Kursi
PengadilanKu, sekarang maka semua penghakimanmu adalah PenghakimanKu.
Engkau hanya mempunyai PenghakimanKu saat engkau bersatu denganKu dan
mencari urapan Roh KudusKu. Ini hanya dapat diraih atau hilang setiap
hari. “Aku mengijinkan engkau melihat malaikat-malaikat dan
memberikanmu banyak mimpi dan penglihatan sebab engkau selalu
memintanya kepadaKu. Aku senang memberikan Anak-AnakKu pemberian yang
baik yang mereka minta bertahun-tahun, engkau memintaKu Hikmat, jadi
engkau menerimanya. Engkau memintaKu untuk menghakimimu, jadi engkau
penerima PenghakimanKu. Tetapi pengalaman-pengalaman ini tidak akan
membuatmu bijaksana sepenuhnya atau menjadi hakim yang benar. Engkau
hanya memiliki hikmat dan penghakiman jika engkau berada didalamKu.
“Jangan
pernah berhenti mencariKu. Semakin engkau bertambah dewasa, semakin
engkau membutuhkan Aku. Semakin engkau bertambah dewasa, semakin
sedikit engkau menyembunyikan dariKu atau yang lainnya-karena
keinginanmu adalah selalu berjalan dalam terang.
“Engkau
sudah melihatKu sebagai Tuhan Juru Selamat, Hikmat dan Hakim. Saat
engkau kembali ke medan peperangan, engkau masih dapat melihat Kursi
PengadilanKu dengan mata hatimu, Jika engkau berjalan dengan
pengetahuan bahwa semua yang engkau pikirkan benar-benar dibuka disini,
engkau akan bebas untuk hidup seperti disini. Hanya jika engkau
sembunyi dari Ku atau yang lain, maka selubung-selubung itu kembali
menyembunyikan Aku darimu. Akulah Jalan Kebenaran dan
penyembah-penyembahKu harus menyembah dalam Roh dan Kebenaran.
“Kebenaran
tidak akan pernah ditemukan dalam kegelapan, tetapi selalu berada
dalam terang. Terang menunjukkan dan membuat manifestasi. Hanya jika
engkau mencari untuk ditunjukkan dan mengijinkan hatimu untuk dibuka,
mau berjalan dalam terang karena Aku adalah Terang itu. Persekutuan
yang benar denganKu membutuhkan keterbukaan yang seluruhnya.
Persekutuan dengan UmatKu juga membutuhkan hal yang sama. “Saat engkau
berdiri didepan Kursi PengadilanKu, engkau merasakan kebebasan dan rasa
aman yang lebih dari pernah engkau rasakan sebab engkau tidak perlu
menyembunyikan apapun. Engkau merasa lebih aman karena engkau tahu
bahwa PenghakimanKu adalah adil dan benar. Perintah moral dan spiritual
Alam Semesta CiptaanKu adalah sepasti perintah alam yang didasarkan
pada hukum alam. Engkau percaya HukumKu tentang gravitasi tanpa
memikirkannya. Engkau harus belajar percaya akan PenghakimanKu dengan
cara yang sama. Standart kebenaranKu tidak berubah dan pasti. Untuk
tinggal dalam kebenaran harus berjalan dalam iman. Iman yang benar
adalah yakin akan Siapa Aku.
Kuasa FirmanNya
“Engkau
mencari supaya engkau mengetahui dan berjalan dalam KuasaKu sehingga
engkau dapat menyembuhkan yang sakit dan melakukan mujizat-mujizat,
tetapi engkau bahkan tidak mulai memahami kuasa dari FirmanKu. Untuk
membangkitkan orang mati tidak akan menyebabkan Aku tegang. Aku
memegang segala sesuatu dengan Kuasa FirmanKu. Penciptaan dimulai karena
FirmanKu dan segalanya diadakan bersama-sama oleh FirmanKu.
“Sebelum
akhir segala sesuatu, Aku akan membuka Kuasaku di bumi. Bahkan,
KuasaKu terbesar yang pernah dibuka di bumi hanya masih sedikit dari
demonstrasi KuasaKu, aku tidak membuka KuasaKu supaya manusia percaya
akan KuasaKu tetapi supaya manusia percaya akan KasihKu.
“Jika
Aku ingin menyelamatkan dunia dengan KuasaKu saat Aku ada di bumi, Aku
dapat memindahkan gunung-gunung hanya dengan menunjuk satu jari
tangan. Kemudian semua manusia akan menunduk padaKu, tetapi bukan
karena mereka mengasihi Aku atau mengasihi kebenaran tetapi karena
mereka takut akan KuasaKu. Aku tidak ingin manusia mentaati Aku karena
mereka takut akan KuasaKu, tetapi karena mereka mengasihi aku dan
mengasihi Kebenaran.
“Jika
engkau tidak mengenal KasihKu, maka KuasaKu akan membuat engkau
menjadi jahat. Aku tidak memberikanmu kasih sehingga engkau tahu
KuasaKu, tetapi Aku memberikanmu kuasa sehingga engkau tahu akan
KasihKu. Tujuan dari hidupmu haruslah kasih, bukan kuasa. Kemudian Aku
akan memberikanmu kuasa untuk mengasihi orang lain. Aku akan
memberikanmu kuasa untuk menyembuhkan yang sakit karena engkau
mengasihi mereka dan aku mengasihi mereka juga dan Aku tidak ingin
mereka sakit.
“Jadi
engkau harus lebih dulu mencari kasih dan kemudian baru iman. Tanpa
iman engkau tidak dapat menyenangkanKu. Tetapi iman bukan hanya
pengetahuan akan KuasaKu, tetapi pengetahuan akan KasihKu dan Kuasa
KasihKu. Iman harus dilatih supaya dapat menerima kasih lebih banyak.
Carilah iman untuk lebih mengasihi dan melakukannya dengan kasihmu.
Hanya jika engkau mencari iman untuk mengasihi maka Aku dapat
mempercayakan Kuasa ImanKu yang bekerja dengan kasih.
“FirmanKu
adalah kuasa untuk memegang segala sesuatu. Dalam tingkat yang engkau
percayai bahwa FirmanKu adalah benar, maka kamu dapat melakukan segala
sesuatu. Orang-orang yang benar-benar mempercayai bahwa FirmanKu adalah
Benar, maka juga benar sesuai kata – kata mereka. Adalah SifatKu untuk
Benar dan ciptaanKu percaya akan FirmanKu karena Aku setia.
“Mereka
yang serupa denganKu juga akan benar menurut kata-kata mereka.
Perkataan mereka akan pasti dan komitmen mereka dapat dipercaya.
Kata-kata “ya” mereka berarti “ya” dan kata-kata “tidak” berarti
“tidak”. Jika perkataanmu tidak benar maka engkau juga akan mulai
meragukan FirmanKu, sebab tipuan sudah ada di hatimu. Jika engkau tidak
setia dengan kata-katamu sendiri. Ini karena engkau tidak benar-benar
mengenal Aku. Untuk mempunyai iman, engkau harus setia. Aku sudah
memanggilmu untuk berjalan dalam iman karena Aku setia. Itu adalah
sifatKu.
“Itulah
mengapa engkau akan dihakimi karena kata-kata sia-sia yang engkau
ucapkan. Sembarangan adalah karena sedikit memperhatikan. Kata-kata
mempunyai kuasa dan orang-orang yang sembarangan bicara tidak dapat
dipercayakan dengan Kuasa FirmanKu. Ini adalah hikmat untuk
berhati-hati dengan perkataanmu dan untuk menjaganya seperti Aku.”
Perkataan
Tuhan mengalir seperti gulungan gelombang besar di lautan. Saya merasa
seperti Ayub didepan angin puyuh. Saya pikir saya menjadi semakin
kecil dan semakin kecil dan kemudian sadar bahwa Dia menjadi lebih
besar. Saya tidak pernah merasakan begitu terbuka. Bagaimana saya dapat
santai bersama Tuhan? Saya merasakan seperti seekor semut yang menatap
pada gunung. Saya tidak lebih daripada debu, dan Dia berbicara kepada
saya. Saya tidak dapat tahan lagi dan berbalik.
Setelah
beberapa waktu, saya merasakan tangan yang menenteramkan hati di
pundak saya. Itu adalah Hikmat. KemuliaanNya sekarang semakin bertambah
besar, tetapi Dia kembali menjadi seukuran saya. “Apakah engkau
mengerti apa yang akan terjadi kemudian?” tanyaNya.
Mengerti
dengan lebih bahwa Tuhan bertanya bukan karena Dia mencari informasi,
tetapi saya mulai memahami apa yang akan terjadi. Saya tahu bahwa itu
adalah kenyataan. Dibandingkan dengan Dia, saya sedikit lebih kecil
dari debu dari bumi dan untuk beberapa alas an Dia ingin mengalami
kenyataan dengan cara yang mendalam.
Dia menjawab pikiran-pikiran saya dengan panjang lebar:
“Apa
yang kau pikirkan itu benar tetapi perbandingan antara manusia dan
Tuhan bukan hanya pada ukurannya. Engkau mulai mengalami Kuasa dari
FirmanKu. Untuk menjadi dipercayai dengan FirmanKu adalah dipercayakan
dengan kuasa yang olehnya alam semesta dijadikan, Aku tidak membuatnya
untuk membuat engkau merasa kecil, tetapi untuk membantumu memahami
keseriusan dan kuasa yang dipercayakan kepadamu-yaitu Firman Tuhan.
“Untuk
segala usaha kerja kerasmu, ingatlah akan pentingnya sepatah kata
Firman dari Tuhan untuk manusia yang lebih berharga dari seluruh harta
di bumi. Engkau harus mengerti dan mengajarkannya kepada
saudara-saudaraKu untuk menghargai nilai dari FirmanKu. Sebagai orang
yang dipanggil untuk membawa FirmanKu, engkau harus menghargai nilai
dari perkataanmu sendiri. Orang-orang yang membawa kebenaran haruslah
hidup benar.”
Pertemuan dengan para Evangelis
Selagi
mendengarkan kata-kata ini, saya merasa tertarik untuk melihat kesalah
satu tahta disamping saya. Segera saja saya melihat seorang laki-laki
yang saya tahu. Dia adalah seorang penginjil besar saat saya masih
kecil dan banyak orang yang merasa bahwa dia berjalan dalam kuasa yang
lebih daripada orang lain sejak awal gereja. Saya membaca tentang dia
dan sudah mendengarkan rekaman pesan-pesannya. Sangatlah sulit untuk
tidak tersentuh karena kerendahanhatinya, dan kasihnya yang nyata pada
Tuhan dan sesama. Bahkan saya juga merasa beberapa pengajarannya
menjadi sangat miring. Saya terkejut tetapi juga lega melihatnya duduk
di salah satu tahta. Saya tertarik dengan kerendahan hati dan kasihnya
yang masih memancar dari dia.
Saat
saya bertanya pada Tuhan untuk dapat berbicara dengan orang ini, saya
dapat melihat betapa besar Tuhan mengasihi dia. Tuhan memberi isyarat
untuk saya terus meneruskan langkah dan tidak mengijinkan saya
berbicara dengan penginjil itu.
“Aku
hanya ingin engkau melihat dia disini,” Tuhan menjelaskan, “dan
mengerti posisinya yang dia miliki bersama denganKu. Ada banyak yang
kau mengerti tentang dia. Dia pembawa pesanKu di gereja jaman akhir,
tetapi gereja tidak mau mendengarkan dia untuk alasan-alasan yang akan
engkau mengerti. Dia jatuh dalam ketidakberanian dan khayalan untuk
beberapa waktu dan pesannya disimpangkan. Itu sudah dipulihkan seperti
bagian-bagian lain yang Aku berikan kepada orang-orang yang lain yang
juga diselewengkan.”
Mengetahui
bahwa segala sesuatu disini berjalan dalam waktu yang tepat dengan
semua hal yang saya pelajari, saya mulai berpikir tentang bagaimana
melihat orang ini dihubungkan dengan apa yang baru kami
bicarakan-potensi kekuatan jahat.
“Ya.
Ada bahaya besar jika berjalan dengan kuasa yang besar,” Tuhan
meresponi. “Ini terjadi pada banyak orang yang menjadi pembawa pesanKu
dan ini menjadi bagian dari pesan yang mereka berikan kepada GerejaKu
di akhir jaman. Engkau harus berjalan dalam KuasaKu dan bahkan lebih
besar dari kuasa yang dialami. Tetapi jika engkau pernah mulai untuk
berpikir bahwa kuasa adalah PengesahanKu akan kamu, atau pesanmu,
engkau membuka pintu kepada khayalan yang sama. Roh Kudus hanya
diberikan untuk memberikan kesaksian tentang Aku. Jika engkau bijaksana
seperti Paulus, maka engkau akan mempelajari kemuliaan dari
kelemahan-kelemahanmu lebih daripada kekuatan-kekuatanmu.
“Iman
yang benar adalah pengenalan yang benar tentang Siapa Aku. Tidak lebih
dan tidak kurang. Tetapi engkau harus ingat-bahkan jika engkau tinggal
dalam HadiratKu dan melihatKu seperti Aku- engkau masih dapat jatuh
jika engkau berpaling dariKu dan melihat kembali kepada dirimu sendiri.
Itulaah yang terjadi pada Lucifer saat dia jatuh. Dia tinggal dalam
ruangan dan melihat KemuliaanKu dan kemuliaan BapaKu. Kemudian Dia mulai
melihat dirinya sendiri lebih dari dia melihat kami. Kemudian dia
mulai merasa bangga akan posisi dan kuasanya.
Banyak
dari HambaKu yang diijinkan melihat KemuliaanKu dan dipercayakan
KuasaKu tetapi jatuh dengan cara yang sama dengan Lucifer, jika engkau
mulai berpikir bahwa ini karena hikmatmu, kebenaranmu atau bahkan
ketaatanmu akan doktrin yang sejati, engkau akan tersandung.”
Keyakinan
Saya
tahu bahwa ini bukan sama seperti peringatan yang lembut seperti yang
diceritakan kepada saya disini. Saya ingin kembali dan berjuang di
peperangan yang terakhir tetapi saya masih mempunyai pertanyaan tentang
bagaimana melakukan itu tanpa jatuh kedalam jebakan-jebakan yang
sekarang tampaknya ada dimana-mana. Saya melihat lagi kepada Tuhan. Dia
adalah Hikmat dan saya berpikir bagaimana saya begitu menginginkan
untuk mengenali Dia sebagai Hikmat saat saya kembali. “Sangatlah baik
untukmu kehilangan keyakinanmu akan dirimu sendiri. Aku tidak dapat
mempercayakan kepadamu kuasa jaman yang akan datang sampai engkau
melakukannya. Semakin besar engkau kehilangan keyakinan akan dirimu
sendiri, semakin besar kuasa yang dapat Aku percayakan kepadamu, jika.
Saya
menunggu cukup lama untuk Tuhan meneruskan kata-kataNya, tetapi Dia
tidak berkata apa-apa. Bagaimanapun saya mengerti bahwa Dia
menginginkan saya untuk meneruskan kalimat itu, tetapi saya tidak tahu
apa yang harus saya katakan. Semakin lama saya melihat Dia, saya
semakin yakin. Akhirnya saya tahu apa yang harus saya katakan.
“Jika Aku meletakkan keyakinan didalammu,” saya menambahkan.
“Ya.
Engkau harus mempunyai iman untuk melakukan apa yang menjadi
panggilanmu semula, tetapi engkau harus mempunyai iman didalamKu.
Tidaklah cukup untukmu hanya dengan kehilangan keyakinan akan dirimu
sendiri, tetapi hanya mengarah pada ketidakamanan, jika engkau tidak
mengisi kekosonganmu dengan keyakinan didalamKu Itulah bagaimana banyak
orang jatuh pada khayalan-khayalan mereka.
“Banyak
dari laki-laki dan perempuan ini adalah nabi-nabiku. Tetapi beberapa
dari mereka, tidak aman, tidak mengijinkan orang-orang memanggil mereka
dengan nabi. Itu bukanlah kebenaran, karena mereka. Rendah hati yang
palsu juga tipuan. Jika musuh dapat menipu mereka dengan memikirkan
bahwa mereka bukanlah nabi-nabi, dia dapat juga menipu mereka dengan
berpikir bahwa mereka adalah nabi-nabi yang lebih besar dari mereka
sendiri, hanya dengan memelihara keyakinan diri sendiri. Rendah hati
yang palsu tidak akan membuat bangga. Ini hanya bentuk yang lain dari
berpusat pada diri sendiri, yang dieksploitasi musuh. Semua kegagalanmu
akan menghasilkan satu hal : berpusat pada diri sendiri. Satu-satunya
cara keluar dari hal ini adalah berjalan dalam kasih. Kasih tidak
mencari untuk diri sendiri.”
Saat
saya berpikir tentang semuanya ini, kejelasan yang luar biasa mulai
muncul. Saya dapat melihat seluruh pengalaman dari awal sampai akhir,
berfokus pada satu hal, pesan yang sederhana. “Bagaimana mudahnya saya
dibohongi dari kesederhanaan akan ketaatan kepadaMu,” saya meratap.
Senyuman Tuhan
Kemudian
Tuhan berhenti dan melihat pada saya dengan ekspresi yang tidak pernah
saya lupakan. Dia tersenyum. Saya tidak ingin menyalahgunakan
kesempatan ini, tetapi saya merasakan bahwa Dia tersenyum seperti saya
dapat memintaNya sesuatu dan Dia akan memberikannya kepada saya. Jadi
saya ambil kesempatan itu.
“Tuhan,
saat Engkau berfirman, ‘Jadilah terang,’ maka terang itu jadi. Engkau
berdoa dalam Yohanes 17 bahwa kami akan mengasihi Engkau sama dengan
Bapa mengasihiMu. Tuhan, maukah Engkau mengatakannya kepada saya
sekarang, ‘Jadilah kasih didalammu,’sehingga saya dapat mengasihi
Engkau dengan Kasih Bapa?”
Dia
tidak berhenti tersenyum, tetapi Dia justru merangkul pundak saya
seperti seorang teman. “Aku sudah mengatakannya kepadamu, Aku
memanggilmu sebelum dunia dijadikan. Aku juga mengatakan kepada
saudara-saudaramu yang berjuang bersamamu di peperangan akhir. Engkau
akan mengetahui Kasih Bapa untukKu. Ini adalah kasih yang sempurna yang
akan membuang segala rasa takutmu. Kasih ini akan memampukanmu untuk
mempercayaiKu sehingga engkau dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan
seperti yang Aku lakukan, bahkan terlebih besar dari itu, sebab Aku
bersama dengan BapaKu. Engkau akan mengetahui KasihNya padaKu dan
pekerjaan-pekerjaan yang kamu lakukan untuk mempermuliakan Aku.
Sekarang, demi engkau sendiri, Kukatakan, ‘Jadilah Kasih Bapa
didalammu.”
Saya
diliputi penghargaan atas seluruh pengalaman ini. “Saya mengasihi
penghakiman-penghakimanMu,” kata saya. Kemudian saya mulai berbalik dan
melihat kembali kursi pengadilan tetapi Tuhan menghentikan saya.
“Jangan
menoleh kebelakang. Aku tidak berada disana saat ini; Aku ada disini.
Aku akan membimbingmu dari ruangan ini dan kembali ke tempatmu di medan
perang,’ tetapi engkau jangan menoleh ke belakang. Engkau harus
melihat Kursi PengadilanKu dari dalam hatimu sebab disitulah tempatnya
berada sekarang.”
“Sama seperti Taman dan sama seperti harta-harta keselamatan.”pikir saya sendiri.
“Ya.
Segala sesuatu yang Aku kerjakan, Aku kerjakan dalam hatimu. Dimana
tempat air-air kehidupan mengalir. Disitulah Aku berada.”
Kemudian
Dia mengisyaratkan kepada saya, saya melihat diri saya sendiri,
menarik mantel rendah hati. Saya terpesona dengan apa yang saya lihat.
Baju zirah saya mempunyai kemuliaan yang sama seperti yang mengelilingi
Tuhan. Dengan cepat saya menutupinya kembali dengan mantel.
“Aku
juga berdoa kepada BapaKu dimalam sebelum PenyalibanKu bahwa kemuliaan
yang Aku miliki bersama dengan Dia sejak semula akan bersama dengan
UmatKu, dan engkaulah salah satunya. Ini adalah Kemuliaanku yang
menyatu. Saat engkau datang bersama-sama dengan yang lain yang mengasihi
Aku, KemuliaanKu akan diperbesar. Semkain besar KemuliaanKu akan
semakin bertambah dengan bersatunya orang-orang yang mengasihi Aku,
dunia akan semakin tahu bahwa Aku dikirim oleh BapaKu. Sekarang dunia
akan benar-benar tahu bahwa engkau adalah murid-muridKu sebab engkau
mengasihi Aku dan engkau akan saling mengasihi”
Saat
saya terus melihat pada Dia, keyakinan diri saya semakin bertambah.
Seperti bagian dalam sedang dibersihkan, Segera saya merasa siap
melakukan apapun yang Dia minta.
Angelo
“Masih
ada seseorang yang harus kamu jumpai sebelum engkau kembali ke medan
perang,” kataNya sambil berjalan. Saat kami berjalan, saya terus
terpesona dengan kemuliaan Tuhan yang semakin bertambah besar bahkan
dari beberapa menit sebelumnya.
“Setiap
saat engkau melihatKu dengan mata hatimu, pikiranmu akan sedikit
diperbaharui,” Dia melanjutkan berbicara. “Suatu saat engkau akan dapat
tinggal dalam HadiratKu secara terus menerus. Saat engkau melakukan
hal tersebut, semua yang engkau pelajari oleh karena Roh KudusKu akan
selalu ada untukmu dan Aku akan selalu ada untukmu.”
Saya
dapat mendengar dan mengerti segala sesuatu yang Dia katakan, tetapi
saya sangat tertarik dengan KemuliaanNya dan saya bertanya, “Tuhan,
mengapa engkau sekarang lebih mulia daripada saat Engkau menampakkan
diri kepada saya sebagai Hikmat?”
“Aku
tidak pernah berubah, tetapi engkaulah yang berubah. Engkau berubah
saat engkau melihat KemuliaanKu dengan wajah tanpa selubung.
Pengalaman-pengalamanmu membuka selubung diwajahmu sehingga engkau
dapat melihatKu dengan jelas. Tidak ada sesuatupun yang dibuang secepat
engkau melihat KasihKu.”
Kemudian
Dia berhenti, dan saya melihat orang-orang yang berada di tahta
didekat kami. Kami masih berada ditempat dimana raja-raja paling tinggi
duduk. Kemudian saya mengenali seorang laki-laki yang duduk dekat
kami.
“Tuan, saya mengetahui engkau dari suatu tempat tetapi saya tidak dapat mengingatnya.”
“Engkau pernah melihatku sekali dalam sebuah penglihatan,”jawabnya.
Saya segera ingat dan sangat terkejut! “Jadi engkau adalah orang yang nyata?”
“Ya,” jawabnya.
Saya
teringat hari saat saya menjadi seorang pemuda Kristen dan frustasi
akan masalah-masalah hidup saya. Saya keluar dari tengah-tengah tempat
parkir dekat apartemen saya dan memutuskan untuk menunggu sampai Tuhan
berbicara kepada saya. Saat saya duduk membaca Alkitab, saya mendapat
penglihatan, paling pertama yang saya miliki. Dalam penglihatan itu,
saya melihat seorang laki-laki yang dengan rajin melayani Tuhan. Dia
secara terus menerus bersaksi kepada orang-orang, mengajar Alkitab dan
mengunjungi serta mendoakan orang-orang sakit. Dia sangat rajin dan
mempunyai kasih yang tulus pada orang-orang. Kemudian saya melihat
seorang laki-laki lain yang bernama Angelo, seorang gelandangan. Ketika
seekor anak kucing berjalan-jalan ditempatnya, dia mulai menendangnya
tetapi menahan dirinya sendiri, tetapi masih mendorongnya dengan kaki.
Kemudian Tuhan berkata siapakah dari orang-orang ini yang paling
menyenangkan Tuhan.
“Yang pertama,” saya menjawab tanpa ragu-ragu.
“Bukan, yang kedua,” jawabnya dan mulai bercerita.
Dia
membagikan bahwa orang laki-laki yang pertama tadi dibesarkan dalam
keluarga yang bahagia yang selalu mengenal Tuhan. Dia bertumbuh dalam
gereja yang bagus dan kemudian dia menghadiri Akademi Alkitab terbaik
di negaranya. Dia diberikan 100 % Kasih Tuhan, tetapi dia hanya
menggunakan 75%.
Orang
kedua lahir dengan telinga tuli. Dia diperlakukan dengan kejam dan
dipelihara dalam kegelapan, loteng yang dingin sampai dia ditemukan
orang-orang yang berwewenang pada umur 8 tahun. Dia dipindahkan dari
institusi satu ke institusi lain dimana perlakuan kejam itu masih
terus. Akhirnya, dia dibuang ke jalanan. Tuhan hanya memberikan 3 bagian
dari KasihNya untuk membantu dia mengatasi hal ini, tetapi dia
mengerahkan setiap kemampuannya untuk melawan kemarahan dalam hatinya
dan menjaganya untuk tidak melukai anak kucing itu.
Sekarang
saya melihat pada orang laki-laki itu, seorang raja yang duduk diatas
tahta yang jauh lebih mulia dari yang dapat dibayangkan Salomo. Para
panglima malaikat mengatur didekatnya, menunggu tawarannya. Saya
berbalik kepada Tuhan. Saya masih tidak dapat mempercayai bahwa dia
adalah nyata dan salah satu dari raja-raja besar.
“Tuhan, tolong ceritakan cerita selanjutnya,”pinta saya.
“Tentu
saja, untuk itulah kita berada disini. Angelo sangat setia dengan apa
yang sudah Aku berikan dan Aku berikan lagi 3 bagian kasihKu. Dia
menggunakan semuanya itu tanpa berhenti untuk mencurinya. Dia hampir
kelaparan, tetapi dia menolak untuk mengambil bagian yang bukan
miliknya. Dia membeli makanan dengan mengumpulkan botol-botol dan
adakalanya dia menemukan seseorang yang memberinya pekerjaan.
‘Angelo
tidak dapat mendengar tetapi dia belajar untuk membaca, jadi Aku
kirimkan dia sebuah traktat injil. Saat dia membacanya, Roh Kudus
membuka hatinya dan dia memberikan hidupnya untuk Aku. Kemudian aku
menggandakan porsi kasihKu untuk dia dan dengan setia menggunakan
semuanya. Dia ingin membagikan tentang Aku kepada yang lain tetapi dia
tidak dapat berbicara. Sekalipun dia hidup dalam kemiskinan, dia mulai
menghabiskan sebagian dapat yang dia miliki untuk membuat traktat injil
dan membagikannya di ujung – ujung jalan.”
“Berapa
banyak jiwa yang dia bawa kepadaMu?” tanay saya memikirkan bahwa ada
banyak jiwa yang dia bawa sehingga dia bisa duduk bersama dengan
raja-raja.
“Satu,”
jawab Tuhan. “Untuk mendorong dia, Aku ijinkan dia menuntun seorang
yang sekarat karena alkohol kepadaKu. Itu mendorong dia sehingga dia
akan berdiri di sudut jalan selama beberapa tahun hanya untuk membawa
jiwa lain bertobat. Tetapi seluruh sorga meminta untuk membawa dia
kesini dengan segera dan Aku juga ingin memberikan dia upahnya.”
Jenis Martir yang berbeda
“Tetapi apa yang sudah dilakukan Angelo untuk menjadi seorang raja disini?” Tanya saya.
“Dia
setia dengan semua yang diberikan. Dia mengalahkan semuanya sampai dia
menjadi serupa denganKu dan dia mati sebagai seorang martir”
“Tetapi apa yang dia kalahkan dan bagaimana dia menjadi seorang martir?”
“Dia
mengalahkan dunia dengan KasihKu. Sangat sedikit orang yang dapat
mengalahkan begitu banyak dengan hanya sedikit. Banyak umatKu yang
tinggal dalam rumah-rumah yang diinginkan raja-raja satu abad yang
lalu, tetapi mereka tidak menghargainya. Angelo sebaliknya, dia
menghargai sekalipun hanya kotak kardus dalam malam yang dingin dan dia
akan mengubahnya menjadi tempat mulia bagi HadiratKu.
Dia
mulai mengasihi setiap orang dan setiap hal. Dia akan bersukacita
lebih karena sebuah apel daripada umatKu yang berpesta. Dia setia
dengan semua yang Aku berikan, sekalipun itu tidak ada tandingannya
dengan apa yang Aku berikan kepada yang lainnya termasuk engkau. Aku
menunjukkan hal ini kepadamu dalam penglihatan sebab engkau seringkali
melewati dia. Sekali waktu engkau pernah menuding dia ke teman-temanmu
dan membicarakan dia.”
“Saya melakukannya? Apa yang saya katakan?”
“Engkau
berkata, ‘Ada salah satu Elia lain yang harus engkau hindari dari
terminal bis.’ Engkau katakan bahwa dia adalah “orang beriman yang
aneh’ yang dikirim oleh musuh untuk membuat orang-orang berpaling dari
injil.”
Ini
adalah ledakan yang paling besar yang saya derita dari keseluruhan
pengalaman ini. Saya sangat terkejut dan tergoncang. Saya mencoba
mengingat kejadian itu tetapi tidak dapat-sebab ada banyak orang
seperti itu. Saya tidak pernah perhatian kepada para pengkhotbah jalanan
dan menganggap mereka adalah alat-alat setan untuk membuat orang-orang
berpaling dari injil.
“Ampuni saya , Tuhan. Saya mohon ampun.”
“Engkau
diampuni,” dengan cepat Dia menjawab. Dan engkau benar bahwa ada
banyak orang yang mencoba berkhotbah di jalanan untuk alasan yang salah
bahkan sesat. Tetapi masih banyak orang-orang yang bersungguh-sungguh
sekalipun mereka tidak pernah dilatih dan tidak pernah sekolah. Jangan
menghakimi orang dari penampilannya. Masih ada banyak hamba-hambaKu
yang benar yang seperti dia ditengah-tengah para professional dalam
organisasi-orgasnisasi dan katedral-katedral yang dibangun dalam
NamaKu.” Kemudian Dia memberi isyarat untuk menatap Angelo. Saat saya
menoleh, dia turun dari tangga di tahtanya dan sekarang tepat ada
didepan saya. Dia membuka lengannya, memeluk dan mencium dahi saya
seperti seorang ayah. Kasih tercurah atas saya dan melalui saya sampai
saya merasa itu akan melebihi sistem saraf saya. Ketika dia akhirnya
melepaskan saya, saya terkejut seakan-akan saya mabuk tetapi dengan
perasaan yang luar biasa. Itu adalah kasih seperti yang tidak pernah
saya rasakan sebelumnya. “Dia dapat mengimpartasikan itu kepadamu di
bumi,” kata Tuhan meneruskan. “Dia banyak memberi kepada UmatKu, tetapi
mereka tidak mau mendekati dia. Sekalipun nabi-nabiKu menghindari dia.
Dia bertumbuh imannya dengan membeli sebuah Alkitab dan beberapa buku
yang dia baca dan selalu dia baca lagi, dia mencoba pergi ke
gereja-gereja, tetapi dia tidak dapat menemukan seorangpun yang mau
menerima dia. Jika mereka mau membawa dia masuk, maka mereka juga akan
membawa Aku masuk. Dia adalah KetukanKu pada pintu-pintu mereka.” Saya
belajar sebuah definisi kesedihan yang baru. “Bagaimana dia meninggal?”
Tanya saya mengingat bahwa dia adalah seorang martir. Berdasar pada
apa yang saya lihat sejauh ini, saya separuh berharap bahwa bagaimanapun
saya juga bertanggung jawab. “Dia mati kedinginan mencoba untuk tetap
menjaga agar seorang pemabuk yang melewati dia dalam dingin tetap
hidup.”
Pemenang yang tak dapat dipercaya
Saat
saya melihat Angelo, saya tidak dapat mempercayai kekerasan hati saya.
Saya tidak mengerti bagaimana mati dengan cara ini membuat dia sebagai
seorang martir, yang saya pikir hanya layak untuk orang-orang yang
mati karena kesaksiannya pada Tuhan Yesus Kristus.
“Tuhan,
saya tahu bahwa dia adalah benar-benar orang yang dapat mengalahkan,”
kata saya. “Dan dia benar-benar layak untuk berada disini. Tetapi
orang-orang yang mati dengan cara ini apakah mereka dianggap martir?”
Angelo
adalah seorang martir setiap hari saat dia hidup. Dia hanya
mencukupkan diri untuk tetap hidup dan dengan bersukacita mengorbankan
hidupnya untuk menyelamatkan teman-teman yang memerlukan. Seperti
Paulus menulis pada jemaat di Korintus, bahkan jika engkau memberikan
tubuhmu untuk dibakar, tetapi jika engkau tidak mempunyai kasih
sedikitpun tidak ada faedahnya bagimu. Tetapi, saat engkau memberikan
dirimu dengan kasih, maka itu akan sangat berfaedah. ‘Angelo mati
setiap hari, sebab dia tidak hidup untuk dirinya sendiri tapi untuk
orang lain. Sekalipun dia selalu menganggap dirinya sendiri paling
rendah dari orang-orang kudus, dia benar-benar adalah yang terbesar.
Seperti yang engkau sudah pelajari, banyak orang yang menganggap
dirinya paling besar dan menganggap dirinya sendiri dianggap paling
besar, berakhir disini menjadi yang paling kecil. Angelo tidak mati
karena sebuah doktrin atau kesaksiannya tetapi dia mati untuk Aku.”
“Tuhan,
tolong bantu saya mengingat hal ini. Saat saya kembali, tolong jangan
biarkan saya melupakan apa yang saya lihat disini,” pinta saya.
“Karena
itulah Aku berada disini bersama denganmu, dan Aku akan bersamamu saat
engkau kembali. Hikmat adalah melihat dengan MataKu, dan tidak
menghakimi karena penampilan saja. Aku tunjukkan Angelo dalam
penglihatan sehingga engkau dapat mengenali dia saat engkau melewati dia
dijalan. Jika engkau membaginya dengan dia pengetahuan masa lalunya
yang Aku perlihatkan dalam penglihatan, dia akan memberikan hidupnya
untukKu. Kemudian engkau dapat memuridkan seorang raja besar dan dia
akan mempunyai pengaruh yang besar atas GerejaKu.
“Jika
UmatKu melihat orang lain seperti caraKu, Angelo dan banyak orang lain
yang seperti dia akan diakui. Mereka akan berbaris kedalam mimbar yang
paling besar. UmatKu akan datang dari ujung bumi untuk duduk di kaki
mereka sebab dengan melakukan hal ini mereka juga akan duduk di KakiKu.
Dia akan mengajarkanmu kasih dan bagaimana menginvestasikan
karunia-karunia yang sudah Aku berikan kepadamu sehingga engkau dapat
menghasilkan banyak buah.” Saya sangat malu sampai saya tidak ingin
melihat Tuhan, tetapi akhirnya saya melihat kepada Dia saat saya
merasakan kepedihan yang kembali berpusat pada diri saya sendiri. Saat
saya melihat Dia, saya dibutakan KemuliaanNya untuk beberapa saat,
secara bertahap mata saya dapat beradaptasi sehingga saya dapat melihat
Dia kembali.
“Ingatlah
bahwa engkau sudah diampuni,” kata Tuhan. “Aku tidak menunjukkan hal
ini untuk menuntut kamu tetapi untuk mengajar kamu. Ingatlah selalu
bahwa perasaan haru akan menghilangkan selubung-selubung dari jiwamu
lebih cepat dari apapun juga.”
Saat
kami mulai berjalan kembali, Angelo mendekati saya, “Tolong ingatlah
teman-temanku, para gelandangan. Banyak orang akan mengasihi Juru
Selamat kita jika seseorang pergi kepada mereka.”
Kata-katanya
mempunyai kuasa sampai saya tidak bisa menjawab, hanya mengangguk
saja. Saya tahu bahwa kata-kata itu adalah perintah seorang raja dan
seorang teman dari Raja segala raja.
“Tuhan, maukah engkau membantu saya untuk membantu orang-orang gelandangan?” Tanya saya.
“Aku
akan membantu siapapun yang membantu mereka,” Dia meresponi. “Saat
engkau mengasihi orang-orang yang Aku kasihi, engkau akan selalu tahu
bahwa Aku membantumu. Mereka akan diberikan seorang Penolong yang
diukur dari kasih mereka. Seringkali engkau meminta UrapanKu dan
beginilah engkau akan menerimanya. Kasihilah mereka yang Aku kasihi.
Saat engkau mengasihi mereka, engkau mengasihi Aku. Saat engkau memberi
kepada mereka, engkau memberi pada Aku dan Aku akan membalasnya
berlipat kali ganda.”
Hidup seperti seorang Raja
Pikiran
saya mengembara ke rumah yang indah dan segala milik saya. Saya bukan
orang kaya, tetapi saya tahu bahwa dengan standart dunia saya hidup
lebih baik dari raja-raja yang hidup satu abad lalu. Saya tidak merasa
bersalah sebelumnya tetapi sekarang saya merasa bersalah. Tetapi ini
adalah perasaan yang baik tetapi pada waktu yang sama saya merasakan
tidak tepat. Sekali lagi saya menoleh kepada Tuhan, karena saya tahu Dia
akan menolong saya.
“Ingatalah
apa yang Aku katakan bagaimana Hukum KasihKu yang Sempurna membuat
terang dan menyingkirkan kegelapan. Saat kebingungan melanda seperti
sekarang, engkau tahu bahwa apa yang engkau alami bukanlah hukum
kasihKu yang sempurna. Aku senang dalam memberikan pemberian-pemberian
baik kepada KeluargaKu sama seperti engkau. Aku ingin engkau menikmati
dan menghargainya. Meskipun begitu, engkau jangan memberhalakannya
tetapi engkau harus membaginya dengan sukacita saat Aku memintanya.
“Aku
dapat mengibaskan TanganKu dan secara cepat kemiskinan akan hilang
dari bumi. Akan ada suatu hari memperhitungkan saat gunung-gunung dan
tempat-tempat tinggi direndahkan dan orang-orang miskin dan tertekan
dibangkitkan, tetapi Aku harus melakukan hal ini. Perasaan manusia
merupakan kebalikan dari tekanan manusia bagiKu. Perasaan manusia
digunakan untuk menggantikan Kuasa dari SalibKu. Aku tidak memanggilmu
untuk berkorban tetapi untuk taat. Beberapa kali engkau akan berkorban
demi taat padaKu, tetapi jika pengorbananmu tidak dilakukan dalam
ketaatan, itu akan memisahkan kita.
“Engkau
bersalah karena engkau salah menghakimi dan memperlakukan raja besar
disini saat dia menjadi HambaKu di bumi. Jangan menghakimi seorang pun
tanpa menanyakannya PadaKu. Engkau sudah kehilangan beberapa perjumpaan
yang Aku sudah siapkan dari yang dapat engkau bayangkan, semuanya
karena engkau tidak peka terhadap Aku. Tetapi Aku tidak menunjukkan ini
untuk membuat engkau merasa bersalah, tetapi untuk membawamu bertobat
sehingga engkau dapat meneruskannya tanpa kehilangan
kesempatan-kesempatan ini.
“Jika
engkau hanya bereaksi bersalah, engkau akan mulai melakukan hal-hal
untuk mengkompensasikan perasaan bersalahmu yang menghina SalibKu.
Hanya SalibKu sendiri yang dapat menghilangkan rasa bersalah. Dan
karena Aku pergi kepada Salib untuk menghilangkan perasaan bersalahmu,
apapun rasa bersalah yang sudah terjadi itu bukan karena Aku.
“Aku
tidak menikmati melihat manusia menderita “Hikmat meneruskan. “Tetapi
perasaan haru manusia akan membawa mereka kepada salib dan salib itulah
satu-satunya yang dapat melegakan penderitaan. Engkau kehilangan
Angelo karena engkau tidak berjalan dalam perasaan. Engkau akan
mempunyai lebih banyak saat engkau kembali, tetapi perasaanmu haruslah
menjadi subyek bagi Roh KudusKu. Sekalipun Aku tidak menyembuhkan
orang-orang yang kepadanya Aku rasakan tetapi Aku hanya melakukan apa
yang dilakukan BapaKu. Engkau jangan melakukannya keluar dari
perasaanmu tetapi dengan kepatuhan akan Roh Kudus. Hanya kemudian
perasaanmu akan berkuasa untuk membebaskan.
“Aku
sudah memberikanmu karunia-karunia Roh KudusKu. Engkau tahu UrapanKu
dalam kotbah dan tulisanmu, tetapi engkau tahu lebih banyak dari yang
engkau sadari. Jarang sekali engkau benar-benar melihat dengan Mataku
atau mendengar dengan TelingaKu atau mengerti dengan HatiKu. TanpaKu,
engkau tidak dapat melakukan apapun untuk keuntungan KerajaanKu atau
mengabarkan InjilKu. “Engkau berperang dalam Medan PeperanganKu, dan
engkau juga berada di puncak GunungKu. Engkau belajar menembakkan anak
panah kebenaran dan mengenai musuh. Engkau belajar sedikit tentang
menggunakan PedangKu. Tetapi ingatlah; kasih adalah senjataKu yang
paling besar. Kasih tidak pernah gagal. Kasih adalah kuasa untuk
menghancurkan pekerjaan-pekerjaan iblis. Dan kasih akan memunculkan
KerajaanKu. Kasih adalah panji bagi PasukanKu dan dibawah panji itu
sekarang engkau harus berperang.”
Dengan
ini, Kami berbelok ke sebuah koridor dan kami tidak lagi berada di
ruang besar pengadilan. Kemuliaan Hikmat melingkupi saya tetapi saya
tidak dapat lagi melihat Dia dengan jelas. Tiba-tiba, saya tiba pada
sebuah pintu. Gerakan pertama saya adalah berbalik sebab saya tidak
ingin pergi tetapi saya tahu bahwa saya harus pergi. Inilah pintu
tempat Hikmat membimbing saya. Saya harus melewatinya.
Panggilan
Saya
berdiri melihat pintu yang akan saya masuki. Itu adalah pintu yang
biasa dan tidak menarik. Saat saya melihat kembali kepada Ruangan Besar
Pengadilan, saya diliputi kemuliaan dan kebesarannya. Saya tidak ingin
meninggalkan ini sekalipun kejahatan terus menerus disingkapkan dari
hati saya sewaktu disini. Sekalipun prosesnya menyakitkan, tetapi itu
sangat membebaskan dan saya tidak ingin berhenti. Sebenarnya saya rindu
untuk keyakinan yang lebih banyak.
“Dan
engkau seharusnya mempunyai lebih,” kata Hikmat mengetahui
pikiran-pikiran saya. “Apa yang engkau dapatkan disini akan tetap
bersama denganmu. Bagaimanapun, engkau datang kesini tidak untuk diubah.
Kuasa salib sudah cukup untuk mengubahmu. Apa yang engkau alami disini
dapat engkau alami setiap hari. Roh Kudus dikirim untuk membebaskanmu
dari dosa dan menuntun kepada kebenaran serta untuk bersaksi tentang
aku. Dia bersama denganmu terus menerus. Engkau harus mengenal Roh
Kudus dengan lebih baik.
“Banyak
orang percaya akan Roh Kudus, tetapi hanya sedikit yang memberikan Dia
ruang untuk hidup. Saat jaman ini akan berakhir semuanya itu akan
berubah.
Roh
Kudus akan bergerak mengelilingi bumi sama seperti yang Dia lakukan
sebelum segalanya ada. Dia akan mengambil kekacauan dan kebingungan
yang tersebar di bumi dan Dia akan membawa ciptaan baru yang mulia
ditengah-tengahnya. Engkau akan memasuki waktu dimana Dia akan
mengerjakan hal-hal besar terus menerus dan seluruh dunia akan kagum
dengan pekerjaan-pekerjaanNya.
“Dia
akan melakukan hal ini melalui Umatku. Saat Roh Kudus bergerak,
anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan Tuhan akan bernubuat. Dari
yang tua sampai yang muda mereka akan mendapat mimpi-mimpi dan
penglihatan-penglihatan. Pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan dan
pekerjaan-pekerjaan yang terlebih besar dan mereka lakukan dalam NamaKu
dan akan dipermuliakan di bumi. Seluruh ciptaan akan mengerang dan
resah akan apa yang dilakukan Roh Kudus.
“Apa
yang engkau temukan melalui pintu itu akan membantumu untuk
mempersiapkan pada masa yang akan datang. Aku Juru Selamat tetapi Aku
juga Hakim. Aku akan membuka DiriKu sendiri kepada dunia sebagai Hakim
yang Adil dan Benar. Pertama, Aku harus membuka PenghakimanKu dari dalam
RumahKu. UmatKu akan bersekutu dengan Roh Kudus dan mereka akan
mengetahui KuasaNya untuk membebaskan dari dosa. Mereka juga akan
mengetahui bahwa Dia akan selalu menuntun mereka ke kebenaran yang
membebaskan mereka. Ini adalah kebenaran yang Aku saksikan. Saat UmatKu
mengenal siapa AKU, maka Aku akan menggunakan mereka untuk memberikan
kesaksian tentang Aku.
“Aku
adalah Hakim,tetapi lebih baik engkau menghakimi dirimu sendiri
sehingga Aku tidak akan menghakimi kamu. Tetapi PenghakimanKu akan
memulihkan UmatKu. Aku akan menghakimi isi RumahKu terlebih dulu.
Setelah itu Aku akan menghakimi seluruh bumi.” Kemuliaan Hikmat
melingkupi segala sesuatu yang disekitar saya. Saya tidak pernah
melihat kemegahan seperti itu, sekalipun disini. Kemuliaan itu
bertambah saat Dia berbicara mengenai PenghakimanNya. Dengan ini saya
tahu bahwa kemuliaan yang tampak dengan mengenal Dia sebagai Hakim
lebih besar dari apapun sebelumnya. Saya mulai merasa kecil dan tidak
berarti di HadiratNya sehingga sangat sulit bagi saya berkonsentrasi
dengan apa yang Dia katakan. Saat saya berpikir bahwa saya diliputi
KemuliaanNya, Dia meraih dan menyentuh dahi saya, lembut tapi pasti.
Saat Dia melakukan ini, pikiran saya menjadi jernih dan terfokus.
“Engkau
mulai melihat pada dirimu sendiri. Ini akan selalu membingungkanmu,
membuatmu sulit mendengarkan Aku. Setiap waktu engkau mengalami
SentuhanKu, pikiranmu akan menjadi lebih jernih. Setiap waktu engkau
merasakan HadiratKu, tahu bahwa Aku akan menyentuhmu supaya engkau dapat
melihat dan mendengarkan Aku. Engkau harus belajar tinggal dalam
HadiratKu tanpa menjadi sadar akan dirimu sendiri dan asyik dengan
dirimu sendiri. Ini akan membuatmu berpaling dari kebenaran didalam Aku
dan berbalik kepada tipuan yang akan membuatmu jatuh.
“Banyak
orang jatuh saat Roh KudusKu menyentuh mereka. Waktu jatuh itu sudah
berlalu. Sekarang engkau harus belajar menahan saat Roh KudusKu
bergerak. Jika engkau tidak tahan jika Roh KudusKu bergerak, maka Dia
tidak akan menggunakan engkau. Orang kafir jatuh didepanKu tetapi Aku
ingin UmatKu tahan berdiri sehingga Aku dapat menggunakan mereka.”
Kebanggaan akan Rendah Hati yang Palsu
Saya
mendengar suara Tuhan yang agak terganggu saat Dia mengucapkan ini.
Saya merasakan hal yang sama saat Dia terganggu dengan murid-muridNya
mengenai Injil. Segera saya mengerti bahwa kejengkelanNya biasanya
muncul jika mereka mulai melihat kepada ketidakmampuan atau
kegagalannya. “Tuhan, ampuni saya,” pinta saya, “tetapi HadiratMu sangat
luarbiasa. Bagaimana saya bisa menjaga agar tidak merasa kecil jika
saya sedekat ini dengan Engkau?” “Engkau memang kecil, tetapi engkau
harus belajar untuk tinggal dalam HadiratKu tanpa melihat kepada dirimu
sendiri. Jika engkau melihat pada dirimu sendiri, engkau tidak mampu
untuk mendengarkan dari Aku atau berbicara untuk Aku. Engkau akan
selalu merasa kurang. Engkau akan selalu merasa tidak berharga atas apa
yang menjadi panggilanmu, tetapi bukan karena kekurangan atau
ketidakberhargaanmu yang menyebabkan Aku tidak menggunakan engkau.
Engkau jangan melihat pada kekuranganmu, tetapi lihatkan pada
KelebihanKu. Engkau harus berhenti melihat dirimu sendiri tidak
berharga dan melihat kepada KebenaranKu. Jika engkau dipakai, ini
karena siapa AKU dan bukanlah siapa engkau.
“Engkau
merasakan MurkaKu saat engkau mulai melihat kepada dirimu sendiri. Ini
murka yang Aku rasakan kepada Musa saat dia mulai mengeluh tentang
kekurangannya. Ini menyingkapkan bahwa engkau melihat dirimu sendiri
lebih dari Aku, yang merupakan alasan utama mengapa Aku mampu
menggunakan sedikit dari UmatKu untuk apa yang Aku hasratkan. Kerendahan
hati yang palsu ini sebenarnya bentuk dari kebanggaan yang menjatuhkan
manusia. Adam dan Hawa mulai merasa kurang dan mereka memerlukan yang
lebih dari apa yang sudah Aku buat untuk mereka. Mereka mengambilnya
untuk diri mereka sendiri dan untuk membuat diri mereka menjadi yang
seharusnya. Engkau tidak akan pernah dapat membuat dirimu sendiri
menjadi siapa yang seharusnya, tetapi engkau harus percaya PadaKu untuk
membuatmu menjadi siapa engkau seharusnya.”
Meskipun
saya tidak pernah menghubungkan rendah hati yang palsu dengan
kejatuhan manusia di Taman, saya tahu bahwa ini adalah batu sandungan
terbesar yang mencegah banyak orang dari orang-orang yang berguna bagi
Tuhan dan saya sudah mengajarkan ini berulang kali. Sekarang dalam
HadiratNya, rendah hatiku yang palsu disingkapkan dan tampak semakin
buruk daripada yang pernah saya lihat pada setiap orangpun. Bentuk dari
kebanggan ini menjijikkan dan saya tidak dapat mengerti mengapa ini
menyebabkan Tuhan murka.
Dalam
HadiratNya, semuanya itu disingkapkan dan setelah itu semua
penghakiman yang harus saya lalui, saya masih memiliki beberapa cela
dasar yang menjaga saya dari mengenal Dia dan melayani Dia seperti apa
yang menjadi panggilan saya. Terkejut seperti semula, saya tidak ingin
lagi tinggal dalam diri saya sendiri, jadi saya melihat kepada Tuhan,
menginginkan untuk dapat lebih melihat KemuliaanNya saat saya dapat
menahannya selagi Dia bersama dengan saya di jalan ini. Dengan cepat,
kesuraman saya berubah menjadi sukacita. Lutut-lutut saya gemetar
tetapi saya memutuskan untuk tetap berdiri selama saya bisa.
Setelah
itu, saya terbangun. Hari-hari setelahnya, saya merasakan suatu energi
yang keluar melalui saya membuat segala sesuatu tampak bersinar mulia.
Saya mengasihi semua yang saya lihat. Sebuah kenop pintu tampak indah
luar biasa. Rumah-rumah tua dan mobil-mobil menjadi sangat indah dan
saya menyesal bahwa saya bukan seorang seniman yang dapat menangkap
keindahan dan keagungannya. Pohon-pohon dan binatang-binatang semua
menjadi teman yang sangat spesial. Setiap orang yang saya lihat seperti
sebuah perpustakaan yang terbuka dan mempunyai arti dan saya sangat
bersyukur selamanya sehingga saya dapat mengetahui semuanya itu. Saya
tidak dapat melihat sesuatu tanpa melihat keindahannya, sulit untuk
dipercaya bahwa saya harus melalui begitu banyak dalam hidup saya dan
kehilangan begitu banyak juga.
Untuk
semua emosi yang luar biasa dan pewahyuan ini saya merasakan mengalir
melalui saya, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya tahu
bahwa jika saya tidak belajar bagaimana menggunakannya selamanya, maka
itu akan pudar dan ini sudah beberapa hari. Seakan-akan arti kehidupan
tergelincir dari saya dan saya tahu bahwa saya harus memulihkannya. Apa
yang sudah saya alami lebih luarbiasa dari obat apapun dan saya
menjadi pecandunya. Ini adalah hasil dari melihat KemuliaanNya dan saya
ingin melihatnya lebih lagi. Saya ingin belajar bagaimana tinggal dalam
HadiratNya dan mengijinkan HidupNya untuk mengalir melalui saya
sehingga dapat menyentuh orang-orang lain. Saya harus tinggal dalam Roh
Kudus dan mengijinkan Dia memakai saya. Itulah PANGGILAN saya.
BAB 2, Dua orang Saksi
Selama
berhari-hari saya berada dalam depresi yang dalam. Segala sesuatu
tampak membosankan. Bahkan suara-suara orangpun mengganggu saya dan
setiap kekacauan atas apa yang saya inginkan membuat saya marah. Saya
memikirkan setiap orang yang paling buruk dan harus berjuang melawan
pikiran-pikran gelap yang keluar dari saya untuk mereka. Saya merasa
seakan-akan saya tergelincir ke neradaka dan setiap hari semakin
tergelincir jauh. Akhirnya saya berseru kepada Tuhan dan secepat itu
saya menemukan diri saya berdiri didepan pintu bersama Hikmat disamping
saya.
“Tuhan, ampuni saya. Saya tergelincir dari HadiratMu dan tampaknya menuju ke neraka.”
“Seluruh
dunia masih dikuasi tipuan iblis,” jawabNya, “dan setiap hari engkau
berjalan menuju ke tepi neraka. Melalui tengah-tengah itu, ada sebuah
jalan kehidupan. Ada parit yang dalam disisi-sisi jalan kehidupan,
sehingga engkau tidak menyimpang dari jalan yang sempit.” “Baik, saya
jatuh ke salah satu parit dan tidak dapat menemukan jalan keluar.”
“Tidak
ada seorangpun yang dapat menemukan jalan keluar dari parit-parit itu.
Mengikuti caramu sendiri adalah jalan untukmu jatuh dan jalanmu
sendiri tidak akan pernah dapat membimbingmu keluar. Akulah
satu-satunya jalan keluar. Jika engkau jatuh, jangan buang waktumu
dengan mencoba untuk membayangkan segala sesuatu, karena engkau hanya
akan bertambah dalam terperosok dalam lumpur. Mintalah tolong, Akulah
GembalaMu dan Aku akan selalu menolongmu jika engkau memanggil Aku.”
“Tuhan,
saya tidak membuang waktu dengan membayangkan segala sesuatu tetapi
saya sangat ingin mengerti bagaimana saya bisa jatuh sedalam dan
secepat itu. Apa yang menyebabkan saya berpaling dari jalan kehidupan
dan jatuh kedalam parit seperti itu? Engkau adalah Hikmat dan saya tahu
bahwa adalah bijaksana untuk bertanya.”
“Bijaksana
untuk mengetahui saat meminta untuk mengerti dan saat untuk meminta
pertolongan. Disini adalah hikmat untuk meminta. Hanya jika engkau ada
didalam HadiratKu, engkau dapat mengerti. Pengertianmu akan selalu
rumit jika engkau depresi dan engkau tidak akan pernah melihat
kebenaran dengan akurat dari tempatmu. Depresi adalah tipuan yang
berasal dari melihat dunia melalui perspektifmu. Kebenaran datang dari
melihat dunia melalui MataKu dari tempatKu duduk yaitu di sebelah kanan
Bapa. Seperti kerub di Yesaya 6, orang-orang yang tinggal dalam
HadiratKu akan berkata, ‘Seluruh bumi dipenuhi dengan KemuliaanNya.
Saya
teringat sewaktu saya masih baru percaya, saya membaca sebuah tulisan
dan berpikir bahwa kerub-kerub ini bohong. Saya tidak dapat mengerti
bagaimana mereka dapat mengatakan ”Seluruh bumi dipenuhi dengan
KemuliaanNya,” jika seluruh bumi tampak dipenuhi dengan perang-perang,
penyakit, memperlakukan anak-anak dengan kejam, keserakahan dan
kejahatan disetiap sisi. Kemudian Tuhan berkata kepada saya suatu hati,
“Alasan kerub-kerub ini mengatakan bahwa seluruh bumi dipenuhi dengan
KemuliaanKu adalah karena mereka tinggal didalam HadiratKu. Jika engkau
tinggal dalam HadiratKu, engkau hanya akan melihat kemuliaan.”
“Tuhan,
saya ingat waktu Engkau mengajarkannya tetapi saya tidak hidup
didalamnya dengan baik. Saya menghabiskan banyak waktu melihat segala
sesuatu dari sisi yang gelap. Saya kira saya menghabiskan sebagian
besar hidup saya duduk di parit-parit itu yang berada disamping jalan
kehidupan daripada berjalan diatasnya.”
“Benar,”
Tuhan meresponi. “Sekarang dan seterusnya engkau akan bangun dan
melangkah tetapi kemudian tergelincir di parit di salah satu sisi.
Meskipun demikian engkau membuat kemajuan, tetapi sekarang waktunya
untukmu tetap berada di jalan kehidupan. Engkau tidak lagi punya waktu
untuk menyia-nyiakannya di parit-parit itu.”
Kebaikan dan kesabaran Tuhan melingkupi saya saat Dia meneruskan.
“Apa yang menyebabkan engkau tergelincir ke parit waktu yang terakhir?” Dia mulai.
Setelah memikirkannya, saya dapat melihat bahwa saya memelihara perasaan saya lebih dari mengetahui Sumber Perasaan.
“Saya tidak memandang Engkau,” saya mengakui.
“Aku
tahu tampaknya sangat sederhana, tetapi semuanya tentang apa yang
engkau perbuat dan tidak memandangKu adalah yang membuatmu tergelincir
dari jalan kehidupan. Jika engkau tinggal dalam HadiratKu, engkau tidak
melihat apapun kecuali kemuliaan. Ini tidak berarti bahwa engkau tidak
melihat masalah-masalah, kebingungan, kegelapan dan tipuan yang ada di
dunia tetapi jika engkau melihatnya, engkau akan selalu melihat
JawabanKu atas semuanya. Jika engkau tinggal dalam HadiratKu, engkau
akan selalu melihat bagaimana kebenaran disingkapkan melalui tipuan dan
engkau dapat melihat sikap yang didalamnya akan datang KerajaanKu.”
“Tuhan,
jika saya disini, semuanya ini lebih nyata dari apapun yang saya alami
di bumi, tetapi jika saya ada di bumi, semuanya ini tampak seperti
mimpi yang tidak nyata. Saya tahu ini adalah kebenaran yang nyata dan
bumi adalah sementara. Saya juga tahu bahwa jika tempat ini lebih nyata
dari bumi, saya akan dapat berjalan di dalam Hikmat yang lebih dan
tinggal dalam jalan kehidupan. Engkau berkata bahwa selalu bijaksana
untuk meminta. Saya meminta Engkau untuk membuat alam ini lebih nyata
untuk saya jika saya berada di bumi. Kemudian saya akan dapat berjalan
dengan sempurna di Jalan-jalanMu. Saya juga meminta Engkau membantu
saya menyatakan kenyataan ini kepada orang-orang lain. Kegelapan
bertambah besar di bumi dan hanya sedikit yang mempunyai penglihatan.
Saya minta Engkau memberikan kami KuasaMu yang lebih besar, mengijinkan
kami melihat KemuliaanMu yang lebih besar dan mengijinkan kami
mengetahui kebenaran dari penghakiman yang datang dari HadiratMu.” “Jika
engkau mulai hidup dari apa yang kau lihat lewat mata hatimu, engkau
akan berjalan bersamaKu dan engkau akan melihat KemuliaanKu. Mata
hatimu adalah jendela masuk kedalam alam Rohani. Melalui mata hatimu,
engkau dapat datang ke Tahta Kasih KaruniaKu setiap waktu. Jika engkau
ingin datang padaKu, Aku akan lebih nyata bagimu. Aku juga akan
mempercayakanmu beberapa kuasa.”
Saat
Dia berbicara, saya tertarik untuk menoleh dan melihat banyak orang
raja-raja, pangeran-pangeran, teman-teman dan hamba-hamba Tuhan yang
berdiri di Ruang Pengadilan. Kemuliaan dan Keagungan disana sangatlah
besar sehingga saya puas tinggal disana selamanya. Lagi-lagi saya
dikejutkan dengan pikiran bahwa tempat ini adalah awal dari surga.
Bahkan dengan setiap keajaiban, surga yang nyata dan luar biasa adalah
Hadirat Tuhan. Disini adalah awal mula surga, Dia adalah Hikmat dan Dia
adalah Hakim, keduanya sama.
“Tuhan,”pinta saya, “Disini Engkau adalah Hikmat dan Hakim tetapi bagaimana Engkau dikenal di alam surga yang lain?”
“AKU
ADALAH HIKMAT dan AKU ADALAH HAKIM dalam setiap alam tetapi AKU lebih
dari semuanya. Karena engkau menanyakannya, Aku akan menunjukkan siapa
AKU. Meski engkau baru mulai mengenalku sebagai Hikmat dan Hakim.
Waktu-waktu mendatang, engkau akan melihat yang lebih tetapi masih ada
banyak yang harus kau pelajari tentang PenghakimanKu dulu.”
Kesaksian Pertama
“Penghakiman
Tuhan adalah langkah pertama masuk alam surga,” sebuah suara
terdengar. “Jika Hari Penghakiman itu datang, Raja akan dikenali
semuanya dan PenghakimanNya akan dimengerti. Kemudian bumi akan
dibebaskan. Engkau meminta PenghakimanNya atas hidupmu, sekarang
mulailah memintanya untuk datang kedunia.”
Saya
menoleh melihat siapa yang bicara. Dia adalah seorang yang tinggi dan
pandai, tetapi sedikit kecil dari yang saya temui di Ruang Pengadilan.
Saya simpulkan bahwa dia adalah seorang malaikat,kemudian dia berkata:
“Aku
adalah Lot. Engkau sudah dipilih untuk hidup dalam masa-masa yang
sulit sama seperti aku. Seperti Abraham hidup dan berdiri atas nama
Sodom, engkau harus melakukan yang sama. Selama waktu-waktu itu, saat
perbuatan besar yang tidak wajar dilepaskan diatas bumi, laki-laki dan
perempuan yang mempunyai iman besar juga dibangkitkan. Seperti Abraham,
engkau harus menggunakan imanmu untuk menindak yang jahat dan engkau
harus juga menyaksikan penghakiman Tuhan atas bumi. Tuhan tidak dapat
tinggal dalam perbuatan manusia yang jahat semakin lama. Saya diam dan
banyak orang akan dimusnahkan. Engkau tidak harus seperti aku-engkau
tidak harus diam.”
“Ceritakan yang lebih banyak. Bagaimana saya mengingatkan mereka?” Tanya saya.
“Saya
pikir bahwa saya akan diperingatkan dengan cara yang berbeda. Menjadi
berbeda tidaklah cukup! Kuasa Roh Kudus untuk menebus dosa dilepaskan
oleh kata-kata yang diperkatakan. Apa yang dilakukan Tuhan atas Sodom,
merupakan contoh supaya yang lainnya tidak harus dimusnahkan dalam cara
seperti ini. Engkau dapat memperingatkan orang-orang yang berjalan
menuju kehancuran dengan menceritakan cerita saya. Sekarang ada banyak
kota-kota yang penuhkejahatan sehingga Tuhan tidak mau tinggal lebih
lama. Jika orang-orang yang mengenal Tuhan tidak mau bangkit, aka nada
banyak seperti Sodom dengan segera.
“Hari
Penghakiman akan segera datang. Semua ciptaan akan mengetahui hikmat
PenghakimanNya tetapi engkau tidak harus menunggu hari itu. Engkau
harus mencari PenghakimanNya setiap hari dan engkau harus
mengenalkannya ke bumi. Jika orang-orang berjalan dalam PenghakimanNya,
banyak orang di bumi akan mengenal mereka sebelum Hari Penghakiman.
Sebelumnya akan banyak orang yang diselamatkan. Inilah HasratNya, tidak
ada seorangpun yang terhilang dan tidak ada seorangpun dari UmatNya
menderita kehilangan pada hari itu.
“Orang-orang
di bumi buta. Mereka tidak akan melihat jika engkau hanya mencoba
menjadi saksi. Pesan Penghakiman harus disebarkan lewat kata-kata. Roh
Kudus mengurapi kata-kata tetapi kata-kata harus diperkatakan supaya
Tuhan mengurapi mereka. “Kebenaran dan keadilan adalah dasar dari
TahtaNya. UmatNya harus datang supaya mengenal KebenaranNya tetapi hanya
sedikit yang tahu PenghakimanNya. TahtaNya akan diam didalam RumahNya,
karena itu penghakiman harus dimulai dari Isi RumahNya.
“Engkau
harus hidup dengan kebenaran yang kau pelajari disini, dan engkau
harus mengajarkannya. Penghakimannya akan datang. Jika UmatNya berjalan
dalam PenghakimanNya sebelum Hari Penghakiman, maka hari itu mereka
menjadi lebih mulia. Jika mereka tidak hidup oleh PenghakimanNya,
mereka juga akan mengenal kesedihan yang akan menimpa dunia.
Penghakiman-penghakimanNya tidaklah benar jika itu tidak sama bagi
semuanya. Melalui engkau dan yang lain, Dia akan memohon UmatNya lagi
untuk menghakimi diri mereka sendiri paling tidak mereka juga akan
dihakimi. Kemudian engkau harus memohon pada dunia.”
Lot
membimbing saya untuk melihat pintu yang sebelumnya saya berdiri.
Pintu itu masih tampak gelap dan tidak menarik, seperti doktrin-doktrin
tentang Penghakiman Tuhan. Kemuliaan Tuhan mengelilingi kami dan
membuatnya tampak semakin suram. Sekalipun demikian, sekarang saya tahu
bagaimana mulianya Penghakiman itu sebenarnya. Saya juga mengerti bahwa
hampir setiap pintu yang Tuhan pimpin kami tampak suram awalnya dan
kemudian menjadi cemerlang. Tampaknya semakin suram pintu kelihatan,
semakin mulia kelihatannya disebelah lainnya. Hanya dengan melalui
Pintu-Pintu itu membawa iman tetapi mereka selalu menuju kearah yang
lebih mulia.
Lot
meneruskan melatih pikiran saya. Seperti apa yang sudah saya pelajari,
di tempat ini pikiran-pikiran disiarkan ke semua orang.
“Melalui
pintu itu, engkau akan mengalami KemuliaanNya lebih lagi. KemuliaanNya
bukan saja sebriliant yang kau lihat disekelilingNya atau di tempat
ini, bukan juga hanya perasaan-perasaan yang kau miliki selagi tinggal
diam didalamNya. KemuliaanNya juga disingkapkan melalui PenghakimanNya.
Ini bukan satu-satunya jalan yang disingkapkan tetapi ini adalah jalan
dimana engkau dipanggil untuk mengerti. Melalui pintu itu, engkau akan
belajar jalan yang lain untuk melihat KemuliaanNya. Dengan melihat
KemuliaanNya, UmatNya akan diubah dan Dia akan menunjukkan KemuliaanNya
pada mereka. Saat mereka melihat KemuliaanNya, mereka akan bersukacita
dalam segala jalanNya, sekalipun itu PenghakimanNya.”
Saksi Kedua
Kemudian
sebuah suara kedua terdengar “Aku juga mengkonfirmasi kebenaran ini.
‘Penghakiman Tuhan akan disingkapkan di bumi. Meskipun demikian, “Belas
kasih menang atas penghakiman,’ Tuhan selalu memberikan kasih sebelum
penghakiman. Jika engkau akan memperingatkan orang-orang tentang
PenghakimanNya yang sudah mendekat, maka Belas KasihNya akan
menyelamatkan banyak orang.”
Saya
tidak mengenali orang yang sedang berbicara ini, tetapi ini adalah
orang laki-laki lain yang sangat besar dan agung, dengan kecerdasan
yang menunjukkan pangkat tinggi.
“Aku
Yunus,” katanya. “Saat engkau mengerti Penghakiman Tuhan, maka engkau
akan mengerti Jalan-JalanNya. Sekalipun jika engkau mengertinya, itu
tidak berarti engkau menyetujuiya. Pengertian itu perlu tetapi tidak
cukup. Tuhan juga ingin engkau setuju dengan Dia.
“Seringkali
engkau meminta Hadirat Tuhan menyertaimu. Itu adalah hikmat. Aku
seorang nabi dan aku tahu Dia, tetapi aku dulu mencoba untuk lari dari
HadiratNya. Itu adalah kebodohan besar, tetapi tidak sebodoh yang
engkau pikirkan. Aku mulai mengerti api besar yang menyertai
HadiratNya. Aku mulai mengerti tanggungjawab yang datang dengan berada
dekat Dia. Dalam HadiratNya, semua kayu, jerami dan tunggul habis. Saat
engkau mendekat padaNya dengan dosa tersembunyi dalam hatimu, itu akan
membawamu kepada kegilaan, banyak orang yang sudah mempelajarinya
bertahun-tahun. Aku tidak mencoba lari dari Kehendak Tuhan sebanyak aku
lari dari HadiratNya. “Ketika engkau menanyakan kenyataan dari
HadiratNya, engkau menanyakan tentang kenyataan yang kau lihat disini
bersamamu. Surga adalah rumahmu yang sejati dan hakmu untuk
berseru-seru. Meski Tuhan adalah Tuhan yang Kudus dan jika engkau
berjalan dekat denganNya, engkau juga harus kudus. Semakin dekat engkau
dengan Tuhan, maka dosa-dosamu yang tersembunyi semakin mematikan.”
“Saya mengerti,” jawab saya. “Inilah mengapa saya meminta Penghakiman Tuhan untuk diri saya sendiri.”
“Sekarang aku harus menanyakan ini padamu,”Yunus meneruskan. “Maukah engkau mencari Dia? Maukah engkau mendekati padaNya?”
“Tentu
saja,” kata saya. “Saya menginginkan HadiratNya lebih dari apapun.
Tidak ada yang lebih besar daripada didalam HadiratNya. Saya tahu bahwa
banyak motif saya mengingingkanNya adalah egois, tetapi bersama
denganNya membantu melepaskan jenis –jenis mementingkan diri sendiri
ini. Saya ingin bersama dengan Dia. Saya ingin mendekat denganNya.”
“Maukah
engkah?” Yunus meneruskan. “Sampai sekarang engkau bahkan lebih bodoh
dari saya dahulu. Engkau dapat datang ke Tahta Kasih KaruniaNya setiap
waktu dan untuk setiap kebutuhan tetapi engkau jarang datang.
Berseru-seru meminta HadiratNya belumlah cukup. Engkau harus datang
mendekat padaNya. Jika engkau mendekat padaNya, maka Dia akan mendekat
padamu. Mengapa engkau tidak melakukan ini? Engkau selalu dapat sedekat
apapun yang kamu ingin denganNya.
“Banyak
orang akan datang untuk mengenal dan mengikuti Jalan-jalanNya, tetapi
mereka tidak mendekat padaNya. Pada suatu waktu yang akan engkau
hadapi, mereka akan pergi dari Jalan-JalanNya sebab mereka tidak
mendekat. Engkau menertawakan kebodohanku, yang besar tetapi kebodohanmu
lebih besar dari pada kebodohanku. Bagaimanapun aku tidak
mentertawakan kebodohanmu-aku menangis untukmu. Juru Selamatmu menangis
untukmu, Dia bertindak atas namamu secara terus menerus. Jika Dia
menangis, maka seluruh isi surga akan menangis. Aku menangis karena aku
tahu bagaimana bodohnya umat-umatNya. Aku mengenalmu karena engkau
sama seperti aku dan seperti aku, gereja yang di Tarsis, berhasrat
untuk lebih berdagang di dunia lebih dari duduk depan tahtaNya yang
mulia. Pada waktu yang sama, Pedang Penghakiman Tuhan sedang menggantung
di atas bumi. Aku menangis karena gereja sebab aku tahu engkau dengan
baik.”
“Saya bersalah!” saya meratap. “Apa yang dapat kami lakukan?”
“Badai
besar sedang menuju ke bumi,” Yunus meneruskan. “Aku tertidur saat
badai datang diatas kapal waktu aku lari dari Tuhan. Gereja juga sedang
tertidur. Aku adalah nabi Tuhan tetapi orang kafir harus aku
bangunkan. Demikian juga dengan gereja. Orang-orang kafir lebih tajam
dari gereja pada waktu itu. Mereka tahu saat gereja berada di jalan yang
salah dan mereka menggoncangkan gereja, mencoba membangunkanmu
sehingga engkau akan memanggil Tuhanmu.
“Secepatnya
para pemimpin dunia akan melemparmu kelaut sama seperti orang-orang
diatas kapal yang harus melakukan hal yang sama. Mereka tidak akan
membiarkanmu tetap dijalan yang kau tuju. Ini adalah kasih karunia
Tuhan atasmu. Dia akan mendisiplinkanmu dengan binatang besar yang
muncul dari laut. Itu akan menelanmu untuk beberapa saat tetapi engkau
akan dimuntahkan keluar. Kemudian engkau akan mengkhotbahkan PesanNya.”
“Apakah tidak ada jalan lain?” Tanya saya.
“Ya,
ada jalan lain,” jawab Yunus, “walaupun ini sudah datang dan masih
akan datang. Beberapa orang sudah berada didalam perut binatang itu.
Beberapa orang akan dilempar kelaut dan beberapa orang masih tertidur
tetapi hampir semua yang diatas kapal berada di jalan yang salah,
mencari perdagangan dengan dunia. Bagaimanapun, engkau dapat menghakimi
dirimu sendiri dan Dia tidak akan menghakimimu. Jika engkau
membangunkan dirimu sendiri, bertobat dan pergi dengan cara yang Dia
suruh, maka engkau tidak akan ditelan oleh binatang itu.”
“Apakah binatang itu yang kau tunjukkan dalam kitab Wahyu” Tanya saya.
“Sama.
Saat engkau baca pasal itu, binatang itu diberikan untuk membuat
peperangan dengan orang-orang kudus dan untuk menguasai mereka. Ini
akan terjadi pada semuanya yang tidak bertobat. Mengetahui itu
orang-orang yang dikuasai binatang pertama akan dimuntahkan keluar
sebelum binatang selanjutnya muncul bukan dari bumi. Meski demikian,
akan sangat mudah bagimu jika engkau bertobat. Sangatlah baik untuk
tidak ditelan binatang itu.
“Sama
seperti cerita Lot yang merupakan peringatan bagi orang-orang yang
berbuat tidak wajar, ceritaku merupakan peringatan dari Nabi Tuhan,
gereja-gereja sedang lari dari Hadirat Tuhan. Berlari mencari tempat
kegiatan untuk Hadirat Tuhan. Engkau mungkin menyebut kegiatanmu
‘Pelayanan’, tetapi sebenarnya lari dari Hadirat Tuhan. Seperti yang
sudah aku katakan, gereja lari ke Tarsis sehingga dapat berdagang dengan
dunia dan mencari harta karun di laut, sementara harta-harta
terbesar-hanya sedikit yang mencarinya.
“Dosa
keinginan berdagang dengan dunia sedang membelenggu gereja, sama
seperti aku dibelenggu dalam perut binatang dengan rumput liar
membungkus erat kepalaku. Rumput-rumput itu adalah perhatian dari
dunia, membungkus pikiran gereja. Butuh waktu 3 hari untukku kembali
kepada Tuhan, sebab aku begitu terbelenggu. Ini membuat orang-orang
Kristen semakin lama. Pikiran-pikiran mereja dibelenggu oleh dunia dan
mereka jatuh begitu dalam, banyak orang yang tidak mempunyai harapan
untuk bebas. Engkau harus berbalik kepada Tuhan selain melarikan diri
dariNya. Dia dapat membuka setiap belenggu kekacauan dan Dia akan
membawamu keluar dari jurang paling dalam. Jangan lari dari Dia lagi!
Berlarilah kepadaNya!”
Kemudian
Lot menambahkan, “Ingatlah belas kasih Tuhan akan Niniwe. Dia berbelas
kasih karena Yunus sudah berkhotbah. Kekuatan ada didalam Firman
Tuhan. Tidak ada kegelapan yang begitu gelap sehingga Firman Tuhan
tidak bisa menembusnya. Banyak orang akan bertobat dan diselamatkan
jika engkau pergi kepada orang-orang yang kepadanya engkau dikirim
Tuhan memberikan peringatanNya.”
Kemudian
Yunus meneruskan, “Jika engkau belum cukup atas kasih karunia Tuhan
dan dosa membelenggumu, itu menyulitkanmu untuk mendekati Dia. Engkau
harus belajar untuk selalu berlari kepada Tuhan setiap waktu bukannya
menjauh dariNya. Jika engkau melalui pintu itu, engkau akan masuk pada
waktu-waktu Kuasa dan Kemuliaan Tuhan dilepaskan keseluruh bumi, seperti
Dia tidak pernah melakukannya sejak segala sesuatunya berawal. Semua
isi surga sedang menunggu apa yang akan engkau lihat. Ini juga adalah
waktu paling gelap. Engkau tidak dapat tahan baik dari kemuliaan atau
kegelapan tanpa Kasih KaruniaNya. Engkau tidak akan berjalan dan
JalanNya tanpa mendekat kepadaNya setiap hari. Engkau jangan hanya
mencari HadiratNya, tetapi engkau juga harus tinggal diam dalam
HadiratNya secara terus menerus.
“Orang-orang
yang mencoba untuk mengikuti Dia hanya dengan mencariNya seminggu
sekali di gereja sementara mereka menghabiskan sepanjang minggu mencari
dunia, dengan cepat akan jatih. Orang-orang yang memanggil NamaNya
berpikir bahwa Dia adalah hamba mereka, akan jatuh juga. Dia adalah
Tuhan atas segala sesuatu dan semuanya akan tahu ini! Pertama,
Umat-umatNya harus tahu ini sehingga penghakiman akan dimulai dari isi
Rumah Tuhan.
“Hanyalah
kepongahan jika memanggil Tuhan jika engkau ingin sesuatu. Engkau
harus memanggil Dia untuk bertanya apa yang Dia inginkan, bukan apa
yang engkau inginkan. Banyak orang yang mempunyai iman juga pongah,
batas dari keduanya sangat tipis. Ketika penghakiman Tuhan datang atas
Isi RumahNya, UmatNya akan belajar tentang perbedaan antara iman dan
kepongahan. Orang-orang yang mencoba melakukan pekerjaanNya tanpa Dia
akan jatuh. Banyak orang beriman kepada Tuhan, tetapi hanya mengenal
Dia dari kejauhan. Mereka melakukan pekerjaan-pekerjaan besar atas
namaNya tetapi Dia tidak mengenal mereka. Mereka yang mengenal Dia
hanya dari kejauhan akan segera menangisi kebodohan mereka.
“Tuhan
tidak ada hanya untuk RumahNya-RumahNya ada untuk Dia. Dalam
KesabaranNya, Dia menunggu diluar pintu RumahNya sendiri, mengetuk,
memanggil tetapi hanya sedikit yang membuka pintu untuk Dia.
Orang-orang yang mendengarkan suara Tuhan dan membuka untuk Dia akan
duduk semeja dengan Dia. Mereka juga akan duduk di TahtaNya bersama
dengan Dia dan mereka akan melihat dunia sama seperti Tuhan melihat.
Orang-orang yang pongah tidak dapat duduk semeja denganNya ataupun di
TahtaNya. Kepongahan adalah kebanggaan yang menyebabkan jatuh lebih
dulu dan semua kegelapan dan kejahatan yang akan segera dituai dibumi
menjadi penyebabnya.
“Ketika
setan melihat Kemuliaan Tuhan, dia berbalik ke jalan yang pongah.
Setan tinggal dalam HadiratNya dan masih berpaling dariNya. Ini adalah
bahaya besar untuk orang-orang yang melihat Kemuliaan dan mengenal
HadiratNya. Jangan menjadi pongah atas apa yang engkau lihat. Jangan
pernah menjadi bangga akan penglihatan-penglihatan, ini akan membuatmu
jatuh.”
Penghakiman yang penuh belas kasih
Saat
Yunus berbicara, setiap kata-katanya seperti pukulan palu. Saya
terkejut dengan dosa-dosa saya. Tidak hanya saya malu dengan cara yang
saya pikirkan tentang Yunus, tetapi terlebih saya malu karena mengejek
Yunus hal yang sama yang saya juga lakukan. Walaupun saya mencoba untuk
tetap berdiri, lutut-lutut saya terasa lemas dan saya jatuh
terjerembab. Kata-katanya seperti cambuk, tetapi pada saat yang sama,
kesakitan itu disambut dengan senang hati. Saya tahu bahwa saya ingin
mendengarkannya lagi dan saya tidak ingin Yunus berhenti mengajar saya
sampai semua kejahatan saya dibuka. Kuasa dari pengungkapan itu sungguh
luar biasa tetapi lebih dari itu. Ada suatu kuasa yang membuat segala
alasan menjadi menjijikkan. Mereka melewati setiap tembok dan langsung
menuju hati saya. Saat saya terbaring di tanah, saya merasakan
seakan-akan saya sedang dibedah.
Kemudian
Lot berkata, “Banyak orang percaya akan jatuh dari Hadirat Tuhan
secara sembrono dan tidak berarti, tetapi gereja akan jatuh dibawah
kuasa yang sama sepertimu-keyakinan. Jika engkau jatuh dan tidak dapat
berdiri maka kejatuhanmu itu akan menghasilkan pendirianmu untuk
kebenaran.”
Saya
masih tidak ingin bergerak. Saya tidak ingin melakukan apapun sampai
saya mendengar kata-kata Yunus yang mencengkeram. Saya tidak ingin
keyakinan ini berlalu sampai semua pekerjaan selesai. Mereka tampaknya
mengerti karena diam sesaat dan kemudian Lot meneruskan.
“Yunus
adalah pengkhotbah paling besar yang diurapi. Tanpa mujizat-mujizat
atau tanda-tanda, saat dia berkhotbah salah satu kota yang penuh
kejahatan dan pernah ada bertobat. Jika Yunus berkhotbah di Sodom, maka
kota itu akan tetap ada sampai saat ini. Kekuatan pengajaran Yunus
adalah sebuah tanda. Ketika dia sadar dan dimuntahkan keluar oleh
binatang, dia mempunyai kekuatan itu. Itu adalah kuasa pengajaran yang
yang diberikan ke gereja pada hari-hari akhir. Ini adalah kuasa dari
keyakinan yang ditunggu Tuhan untuk diberikan kepada gerejaNya. Ketika
gerejaNya dimuntahkan keluar oleh binatang yang menelan dia, maka iblis
paling jahatpun akan mendengarkan kata-katanya. Ini adalah tanda Yunus
yang diberikan untuk gereja. Kata-kata dari mereka yang mengalami
kebangkitan dari maut akan berkuasa.”
Saya
tergoncang. Meski demikian, saya ditentukan untuk lari kepada Tuhan
dan bukannya menjauh dariNya, jadi saya melihat langsung kepada Hikmat.
“Tuhan,
saya dapat jatuh terbuang dengan apa yang akan terjadi! Saya bersalah
atas semua hal ini. Saya melihat begitu banyak kemuliaanNya dan masih
juga jatuh pada jebakan-jebakan dan pembagian-pembagian yang menjaga
saya untuk jauh dariMu. Tolong saya Tuhan. Saya sangat ingin HikmatMu
tetapi saya juga membutuhkan Belas KasihMu. Tolong kirimkan belas kasih
dan menolong kami sebelum Engkau kirimkan penghakimanmu yang layak kami
terima. Saya meminta belas kasih dari salib.”
Hikmat
menjawab, “Engkau akan diberikan belas kasih sebab engkau memintanya.
Aku akan memberikanmu lebih banyak waktu. Belas kasihKu atasmu saat
ini. Gunakan waktumu dengan bijaksana karena segera semuanya akan
berlalu. Waktunya sudah dekat dan Aku tidak akan menundanya lebih lama
lagi. Setiap hari yang Aku tunda adalah PenghakimanKu yang penuh belas
kasih. Lihat seperti itu dan gunakan dengan bijaksana.
“Aku
akan selalu menunjukkan belas kasihKu dari penghakimanKu, tetapi hari
akhir sudah dekat. Kegelapan yang semakin bertambah dan waktu dari
kekacauan besar akan menimpamu segera. Jika engkau tidak menggunakan
waktu yang Aku berikan, kekacauan-kekacauan yang akan datang akan
menguasaimu. Jika engkau menggunakan waktu yang Aku berikan dengan
bijaksana, engkau akan menguasai dan mengalahkannya. Ini adalah satu
karakter yang biasa untuk menguasai setiap jaman-mereka tidak
menyia-nyiakan waktu mereka!
“Dalam
belas kasihKu, Aku berikan peringatan ini. Peringatkan UmatKu dengan
belas kasih, Aku tidak lama lagi akan membiarkan mereka berprasangka
dalam Belas KasihKu. Dalam belas kasihKu, Aku akan mendisiplinkan
mereka. Peringatkan mereka untuk tidak mengeraskan hati tetapi untuk
bertobat dan berbalik kepada Aku.
“Benar,
bahwa engkaupun dapat terbuang. Kasihmu akan mendingin dan engkau akan
menolak Aku, jika engkau tidak menolak dirimu sendiri dan memikul
salibmu setiap hari. Orang-orang yang mencari untuk menyelamatkan diri
mereka sendiri akan kehilangan nyawa mereka tetapi orang-orang yang
kehilangan nyawa mereka karena Aku akan mendapatkan hidup yang sejati.
Apa yang akan Aku berikan kepada UmatKu adalah hidup yang berkelimpahan
daripada yang mereka minta, sekalipun itu dalam prasangka.
“Ketika
Aku selesai menghakimi Isi RumahKu, Aku akan mengirimkan seluruh
PenghakimanKu keatas seluruh bumi. Dalam PenghakimanKu yang benar, Aku
akan menunjukkan perbedaan besar antara UmatKu dan orang-orang yang
tidak mengenalKu. Sekarang, seluruh dunia terletak dalam kuasa si
iblis. Dia akan memberikan upah kepada yang tidak benar dan melawan yang
benar. Ketika Hari Penghakiman datang, seluruh dunia akan tahu bahwa
Aku memberikan upah kepada orang yang benar dan melawan orang-orang
yang bangga akan dirinya.
“Kebenaran
dan keadilan merupakan pondasi dari TahtaKu. Karena KeadilanKu lah,
Aku lebih sungguh mendisiplinkan orang-orang yang tahu kebenaran tetapi
tidak hidup didalamnya. Aku membawamu kesini untuk melihat
PenghakimanKu. Engkau mencapai pengertian disini tetapi engkau akan
lebih dihakimi jika engkau tidak berjalan diatas apa yang engkau lihat.
Orang yang diberikan banyak akan dituntut banyak. Disini engkau
mengenal belas kasih dari PenghakimanKu. Jika engkau terus mengijinkan
dosa membelenggumu, maka engkau akan tahu kesungguhan dari
PenghakimanKu. Banyak umatKu masih mencintai dosa. Orang-orang yang
mencintai dosa dan kesenangan diri sendiri serta kemakmuran lebih dari
Aku, akan segera mengenal KekerasanKu. Orang-orang seperti ini tidak
akan bertahan dalam waktu yang akan datang.
“Aku
akan tunjukkan kekerasan kepada orang-orang yang bangga dan belas
kasih kepada orang-orang yang rendah hati. Perpecahan paling besar dari
UmatKu bukanlah kesulitan-kesulitan tetapi kemakmuran. Jika UmatKu
mencariKu selama waktu-waktu kemakmuran, Aku akan mempercayakan mereka
dengan harta sejati KerajaanKu. Aku ingin engkau mempunyainya dalam
segala kelimpahan dalam setiap perbuatan baik. Aku ingin kemurahan
hatimu mengalir keluar. UmatKu akan makmur dengan kekayaan dunia di
masa-masa mendatang, sekalipun di masa-masa sulit, tetapi kekayaan
mereka berasal dariKu dan bukan dari pangeran yang menjadi hadiah dari
jaman kejahatan. Jika Aku tidak dapat mempercayakan kepadamu
harta-harta dunia, bagaimana Aku akan mempercayakan kuasa-kuasa untuk
masa yang akan datang? Engkau harus belajar mencariKu baik waktu makmur
maupun waktu miskin. Semua yang Aku percayakan adalah masih Milik
KepunyaanKu. Aku hanya akan mempercayakan lebih banyak kepada
orang-orang yang taat.
“Ketahuilah
bahwa pangeran kegelapan juga memberikan kemakmuran. Dia terus menerus
menawarkan kepada UmatKu sama seperti kepadaKu. Dia akan memberikan
kerajaan-kerajaan di dunia untuk orang-orang yang tunduk dan menyembah
dia serta melayani dia dengan hidup menurut jalan-jalannya. Ada
kemakmuran di dunia dan ada kemakmuran di KerajaanKu. Penghakiman yang
akan datang, akan membantu UmatKu mengetahui perbedaannya. Orang-orang
yang kekayaannya dari melayani pangeran kegelapan pada masa kejahatan
dan menggunakan cara-caranya, sebuah batu kilangan akan digantungkan
dileher mereka saat banjir datang. Semua akan dihakimi oleh kebenaran.
Orang-orang yang kekayaannya berasal dariKu tidak akan mengkompromikan
kebenaran untuk mendapatkan kekayaan.
“PenghakimanKu
dimulai dengan Isi RumahKu untuk mengajarkanmu kedisiplinan sehingga
engkau akan berjalan dalam ketaatan. Upah dosa adalah maut dan upah
kebenaran adalah damai sejahtera, sukacita, kemuliaan dan kehormatan.
Semuanya akan menerima upah mereka yang berharga. Ini adalah
penghakiman dan penghakiman dimulai dari RumahKu.”
Kemudian
Lot dan Yunus sama-sama berbicara,“Lihatlah sekarang kebaikan dan
kehebatan Tuhan.’ Jika engkau ingin lebih mengenalNya, engkau akan
mengetahui kebaikan dan kehebatanNya terlebih lagi.”
Keyakinan
kembali mengalir ke atas saya, tetapi itu adalah aliran air kehidupan.
Membersihkan dan menyejukkan dan itu sulit. Saya juga tahu bahwa
KoreksiNya akan melayakankan saya melalui apa yang akan saya jumpai
setelah memasuki pintu. Saya sangat menginginkan semua koreksiNya
sebelum masuk pintu itu. Saya tahu bahwa saya perlu KoreksiNya dan saya
dibenarkan.
BAB 3 Jalan Kehidupan
Saya memikirkan semua yang dikatakan Lot dan Yunus saat Tuhan mulai berbicara.
“Engkau
meminta untuk mengetahui kenyataan tempat ini sama seperti engkau
berjalan di alam dunia. Ini adalah kenyataan yang kau minta-melihat
seperti Aku melihat. Ini bukan tempatnya yang nyata. Kenyataan adalah
dimanapun Aku berada. HadiratKu membuat setiap tempat menjadi kebenaran
yang nyata dan membuatnya tampak hidup karena AKU adalah Kehidupan,
BapaKu membuatKu menghidupi semua ciptaan baik di surga maupun di bumi.
Semua ciptaan ada melalui Aku dan untuk Aku. Jika terpisah dari Aku,
maka tidak ada kehidupan dan tidak ada kebenaran.
“Aku
adalah kehidupan yang ada dalam ciptaan. Bahkan Aku hidup dalam
Musuh-musuhKu. AKU. Semua yang ada melalui Aku. Aku adalah Alfa dan
Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Tidak ada kebenaran atau kenyataan
yang memisahkan dari Aku. Ini bukan kenyataan dari tempat yang kau
cari, tetapi kenyataan dari HadiratKu. Engkau mencari pengenalan yang
benar akan Aku dan pengenalan memberikan hidup. Kenyataan ini ada baik
disini maupun di bumi, tetapi engkau harus belajar untuk tidak hanya
melihat untukKu tetapi padaKu.
“AKU
adalah Kuasa Tuhan. AKU adalah pewahyuan KemuliaanNya. AKU kehidupan
dan AKU adalah Kasih. AKU juga adalah seorang pribadi. Aku mengasihi
UmatKu dan ingin bersama dengan mereka. Bapa mengasihiKu dan Dia juga
mengasihimu. Dia sangat mengasihimu sehingga Dia memberikan Aku untuk
menyelamatkanmu. Kami ingin dekat denganmu. Kami mengasihi semua manusia
dan Keabadian tempat tinggal adalah bersama denganmu. Hikmat mengenal
Aku, mengenal Bapa dan mengenal Kasih Kami. Terang, kemuliaan dan kuasa
yang Aku buka ke bumi akan dilepaskan kepada orang-orang yang mengenal
KasihKu.
“BapaKu
mempercayakan kepadaKu semua kuasa. Aku dapat memerintah surga dan
mereka taat padaKu, tetapi Aku tidak dapat memerintahkan kasih. Kasih
yang diperintahkan bukanlah kasih sama sekali. Ada suatu waktu ketika
Aku menuntut kepatuhan dari bangsa-bangsa tetapi kemudian waktu untuk
membuktikan kasihmu akan berlalu. Selagi AKU tidak menuntut ketaatan,
orang-orang yang mendekatiKu, mentaatiKu karena mereka mengaishi Aku
dan mengasihi kebenaran. Ini adalah orang-orang yang berharga untuk
bertahta bersama denganKu di KerajaanKu, orang-orang yang mengasihi Aku
dan melayani Aku dengan mengesampingkan penderitaan dan penolakan.
Engkau harus ingin mendekat padaKu. Orang-orang yang menjadi tempat
kediaman Kami tidak akan datang karena diperintah atau hanya karena
mereka mengenal KuasaKu – mereka aka datang karena mereka mengasihi Aku
dan mengasihi Bapa.
“Orang-orang
yang datang kepada kebenaran akan mendekat karena mereka mengasihi
Kami dan ingin bersama dengan Kami. Ini karena kegelapan, ini adalah
masa dari kasih yang sejati. Kasih sejati bersinar terang melawan
kegelapan yang paling gelap. Engkau lebih mengasihi Aku jika engkau
melihat Aku dengan hati dan mentaati Aku, sekalipun matamu tidak bisa
melihatKu seperti sekarang. Kasih dan penyembahan akan menjadi yang
paling besar di tengah-tengah kegelapan besar yang melanda bumi.
Kemudian semua ciptaan akan mengetahui bahwa kasihmu untuk Aku adalah
kasih yang sejati dan itulah mengapa Kami ingin tinggal diam bersama
manusia.
“Orang-orang
yang mendekatiKu sekarang, berjuang melewati semua paksaan-paksaan
dunia yang melawan Aku, mereka datang karena mereka mempunyai kasih
akan Tuhan yang sejati. Mereka sangat ingin bersamaKu sekalipun
tampaknya itu tidak nyata, sekalipun Aku tampak hanya sebagai sebuah
bayangan samar, mereka akan mengambil resiko untuk berharap bahwa mimpi
itu nyata. Itulah Kasih. Kasih yang benar. Itu adalah iman yang
menyenangkan Bapa. Semua akan berlutut ketika melihat Kuasa dan
KemuliaanKu, tetapi orang-orang yang berlutut sekarang ketika mereka
dapat hanya melihat Ku samar-samar melalui mata iman adalah orang-orang
yang taat yang mengasihiKu dalam Roh dan Kebenaran. Pada mereka Aku
akan mempercayakan kuasa dan kemuliaan pada masa yang akan datang, yang
lebih kuat dari kegelapan manapun.
“Saat
hari-hari bertambah gelap di bumi, Aku akan semakin menunjukkan
KemuliaanKu. Engkau akan membutuhkannya untuk apa yang akan datang.
Ingatlah pada orang-orang yang melayani Aku sekalipun mereka tidak
melihat KemuliaanKu, orang-orang yang setia, orang-orang yang taat
kepadanya Aku percayakan KuasaKu. Takut akan Tuhan adalah permulaan
hikmat tetapi hikmat yang penuh adalah taat sebab engkau mengasihi
Tuhan. Kemudian engkau akan melihat kuasa dan kemuliaan. “Engkau disini
bukan karena kesetiaanmu. Bahkan rendah hati yang menyebabkan engkau
berdoa meminta PenghakimanKu sebagai pemberian. Engkau ada disini
karena engkau adalah pembawa pesan. Karena Aku memanggilmu untuk tujuan
ini, Aku memberikanmu hikmat untuk mengetahui PenghakimanKu. Itu
hikmatmu untuk setia dan ingin tahu apa yang kau lihat disini, tetapi
hikmat yang terbesar untukmu adalah mendekat PadaKu setiap hari.
Semakin engkau mendekat padaKu, semakin nyata Aku bagimu. Aku dapat
menjadi senyata engkau dibumi sama seperti Aku sekarang bagimu, jika
engkau mengenal kenyataan dari HadiratKu, engkau berjalan dalam
kebenaran.
AKU
“Sekarang
engkau melihatKu sebagai Tuhan atas Penghakiman. Engkau juga harus
melihatKu sebagai Tuhan atas hari Sabat. AKU keduanya. Engkau harus
mengenalKu sebagai Tuhan atas Panglima dan memegang Pasukan-PasukanKu
dan engkau harus melihatKu sebagai Pangeran dari Damai Sejahtera. AKU
adalah Singa dari Yehuda dan AKU juga adalah Anak Domba. Untuk mengenal
HikmatKu juga mengenal WaktuKu. Engkau tidak berjalan dalam hikmat jika
engkau memproklamirkan Aku sebagai Singa sedangkan Aku ingin datang
sebagai Anak Domba. Engkau harus tahu bagaimana mengikuti Aku sebagai
Tuan atas Panglima Perang didalam peperangan dan engkau harus tahu saat
engkau duduk denganKu sebagai Tuhan atas hari Sabat. Untuk melakukan
ini, engkau harus tahu Waktu-waktuKu dan engkau hanya dapat tahu
waktu-waktuKu dengan tinggal dekatKu.
“Penghakiman
yang akan datang untuk orang-orang yang memanggil NamaKu tetapi tidak
mencari Aku, mereka tidak mempunyai cukup waktu untukKu. Mereka akan
berada ditempat yang salah, melakukan hal yang salah dan bahkan
berkhotbah pesan yang salah. Mereka akan mencoba menuai pada saat waktu
menabur dan menabur pada waktu menuai. Karena itu,mereka tidak
menghasilkan buah.
“NamaKu
bukanlah AKU yang dulu atau AKU yang akan datang, tetapi AKU sekarang.
Untuk benar-benar mengenal Aku, engkau harus mengenalKu pada waktu
sekarang. Engkau tidak dapat mengenaliKu sebagai AKU sampai engkau
datang padaKu setiap hari. Engkau tidak akan mengenalKu sebagai AKU
sampai engkau tinggal diam dalam Aku.
“Disini
engkau merasakan Penghakiman-penghakimanKu. Engkau akan melihatKu
dengan cara yang lain. Engkau tidak akan dapat mengenalKu secara penuh
sebagai AKU sampai engkau hidup dalam keabadian. Disini segala aspek
yang berbeda dari SifatKu secara sempurna bersama-sama, tetapi akan
sulit melihat saat kamu berada dialam waktu. Ruang Pengadilan ini
merefleksikan sebagian dari Aku yang dunia akan segera lihat. Ini
adalah sebagian dari pesanmu yang penting, tetapi itu tidak akan pernah
menjadi semuanya. Di satu kota, Aku akan mengirimkan PenghakimanKu
tetapi di tempat lain Aku kirimkan belas kasih. Aku akan mengirimkan
kelaparan kepada satu bangsa dan kelimpahan kepada yang lain. Untuk
mengetahui apa yang Aku lakukan, engkau jangan menghakimi dari
penampilan tetapi dari kenyataan HadiratKu.
“Pada
waktu-waktu yang sekarang di bumi, jika kasihmu akan AKU tidak
bertambah kuat, maka kasih itu akan mendingin. AKU Kehidupan. Jika
engkau tidak tinggal dekat dengan Aku, engkau akan kehilangan hidupmu.
AKU adalah Terang. Jika engkau tidak tinggal dekat dengan Aku, maka
hatimu akan bertambah gelap.
“Semua
hal ini kau ketahui di pikiranmu dan engkau sudah mengajarkannya.
Sekarang engkau harus tahu di hatimu dan engkau harus hidup dalamnya.
Masalah-masalah sumber kehidupan berasal dari hati bukan pikiran.
HikmatKu bukan saja ada di pikiranmu atau di hatimu saja. HikmatKu
adalah kesatuan yang sempurna antara hati dan pikiran. Karena manusia
diciptakan segambaran dengan Aku maka pikiran dan hatinya tidak pernah
sepakat untuk terpisah dari Aku. Jika pikiran dan hatimu sepakat, Aku
akan mempercayakan OtoritasKu kepadamu. Kemudian engkau akan meminta
dan Aku akan mengerjakannya karena engkau satu dengan Aku.
“Karena
waktu-waktu yang sulit dimana engkau dipanggil untuk berjalan, Aku
memberikanmu pengalaman untuk melihat Kursi PengadilanKu sebelum waktu
yang ditunjukkan untuk penghakimanmu. Sekarang doamu sudah dijawab. Apa
yang tidak engkau mengerti adalah saat engkau menungguKu menjawab
doamu, Aku menjawabnya setiap hari melalui segala sesuatu yang terjadi
dalam hidupmu.
“Lebih
baik mempelajari Jalan-JalanKu dan Penghakiman-PenghakimanKu melalui
pengalaman hidup daripada mempelajarinya dengan cara ini. Aku berikan
pengalaman ini sebab engkau adalah seorang pembawa pesan dan waktunya
sangat singkat. Engkau sudah tahu apa yang kau pelajari disini, tetapi
engkau tidak hidup oleh pengetahuan itu. Aku berikan pengalaman ini
sebagai belas kasih tetapi engkau harus memilih untuk hidup didalamnya.
“Aku
akan menggunakan banyak para pembawa pesan untuk mengajar UmatKu hidup
dalam penghakiman yang benar sehingga mereka tidak binasa jika
PenghakimanKu datang ke bumi. Engkau harus mendengar Para Pembawa
PesanKu dan mentaati setiap kata yang berasal dariKu tanpa menundanya,
karena waktu sekarang singkat. Untuk mendengarkan mereka tanpa
mematuhinya hanya akan membawa penghakiman yang keras atas kamu. Ini
adalah penghakiman yang benar. Orang yang diberi banyak akan dituntut
banyak. “Ini adalah waktu-waktu pengetahuan ditambahkan. Pengenalan
akan Jalan-JalanKu juga ditambahkan kepada UmatKu. Generasimu diberikan
pengertian yang lebih banyak daripada generasi lainnya tetapi hanya
sedikit yang hidup oleh pengertiannya itu. Waktunya akan datang saat
Aku tidak lagi mentolerir orang-orang yang berkata percaya kepadaKu
tetapi tidak taat padaKu. Orang-orang yang suam-suam kuku akan
dihilangkan dari UmatKu. Mereka yang tidak mentaati Aku tidak
benar-benar percaya padaKu. Oleh hidup mereka, mereka mengajar UmatKu
bahwa ketidaktaatan bisa diterima.
“Seperti
tulisan Salomo, ‘Sebab penghukuman melawan perbuatan-perbuatan jahat
tidak segera dilaksanakan, sehingga hati anak-anak manusia diantara
mereka diberikan untuk mengerjakan perbuatan jahat sepenuhnya.’ Ini
terjadi pada banyak dari UmatKu dan kasih mereka menjadi dingin.
PenghakimanKu akan segera datang dan lebih cepat seperti kasih karunia
untuk menjaga hati UmatKu dari kejahatan. Mereka akan mengetahui bahwa
upah dosa adalah maut. Mereka tidak dapat melanjutkan panggilanKu utnuk
membebaskan mereka dari masalah-masalah mereka jika mereka masih
mencintai dosa. Aku akan memberikan sedikit waktu lagi untuk menghakimi
dirimu sendiri sehingga Aku tidak akan menghakimimu, tetapi waktunya
sangat singkat.
“Karena
engkau sudah disini, engkau akan dituntut lebih banyak. Aku juga akan
mengimpartasikan kasih karunia lebih besar untukmu hidup dalam
kebenaran, tetapi engkau harus mendekati TahtaKu setiap hari untuk
mendapatkannya. Kembali Aku katakan, waktunya sudah datang di bumi saat
tidak seorangpun akan bertahan dalam kebenaran tanpa mendekat kepada
Tahta Kasih KaruniaKu setiap hari. Apa yang akan Aku katakan kepadamu,
engkau dan orang-orang yang bersama denganmu tidak dapat hanya hidup
tetapi bertahan dan menang. Saat UmatKu bertahan dan menang melawan
waktu kegelapan yang akan datang, maka seluruh ciptaan akan tahu bahwa
terang lebih besar dari gelap.
“Hidup
dan maut sudah direncanakan di bumi dan hidup dan maut akan segera
dituai. Aku datang untuk memberimu hidup. Iblis datang memberimu maut.
Dalam waktu yang akan datang, baik hidup maupun maut akan engkau lihat
secara penuh. Karenanya Aku akan memberikan pada orang-orang yang
mematuhi Aku hidup yang berkelimpahan seperti yang belum pernah ada
dibumi. Akan ada perbedaan antara UmatKu dan orang-orang yang melayani
pekerjaan iblis. Pilihlah kehidupan maka engkau akan hidup. Pilihlah
kehidupan dengan mematuhi Aku. Jika engkau memilih Aku dan terang yang
ada didalammu adalah TerangKu yang sejati dan akan semakin bersinar
setiap hari. Dengan ini engkau akan tahu bahwa engkau berjalan dalam
TerangKu. Benih yang ditabur di tanah subur selalu tumbuh dan berbuah:
Engkau akan dikenal dari buahmu.”
BAB 4 Kebenaran dan Kehidupan
Saat
Tuhan berbicara, KemuliaanNya bertambah besar. Sangat luar biasa waktu
itu sampai saya pikir saya akan ditelan. KemuliaanNya menyala tetapi
bukan seperti api, itu menyala dari dalam keluar. Bagaimanapun saya
tahu bahwa saya akan ditelan KemuliaanNya atau oleh iblis yang mengejar
saya setelah melalui pintu itu. Kata-kataNya menusuk dan mencengkeram
tetapi saya tahu bahwa yang lebih penting adalah memandang KemuliaanNya
selama saya bisa.
Dia
tampak cemerlang lebih dari matahari. Saya tidak dapat melihat semua
FigurNya karena kecemerlangannya tetapi saat saya terus melihat, mata
saya terbiasa oleh KecemerlanganNya. MataNya seperti api, tetapi tidak
merah; tetapi berwarna biru, seperti bagian terpanas dari api. Mata itu
tajam, luar biasa menarik. Rambutnya hitam dan bersinar yang awalnya
saya pikir adalah bintang-bintang dan kemudian saya sadar bahwa itu
bersinar karena minyak. Saya tahu itu adalah minyak dari kesatuan yang
saya lihat dalam penglihatan sebelumnya. Minyak ini bersinar seperti
batu-batu permata tetapi lebih indah dan lebih berharga dari
harta-harta di bumi. Saat saya melihat WajahNya, saya merasakan minyak
menutupi saya dan kemudian terasa sakit karena api KemuliaanNya. Saat
saya melihat WajahNya, ada damai sejahtera dan ketenangan. Saat saya
tidak melihat WajahNya, hal itu akan berhenti.
Saya
tertarik untuk melihat KakiNya. Kaki-kaki Tuhan juga seperti nyala api
tetapi lebih berwarna tembaga atau nyala emas. Sangat cantik tetapi
juga menakutkan, seolah-olah akan berjalan dengan langkah yang paling
menakutkan. Saat saya melihat KakiNya, saya merasakan seperti sebuah
gempa bumi melanda saya dan saya tahu bahwa saat Dia berjalan, segala
sesuatu akan bergoncang. Saya hanya dapat bertahan beberapa saat saja
dan kemudian saya harus menunduk.
Ketika
saya mengangkat wajah, saya melihat pada pintu. Sekarang pintu itu
agak lebih menarik dari sebelumnya. Pada saat yang sama, saya merasa
putus asa untuk melewatinya sebelum saya memilih untuk tidak
melewatinya. Itu adalah panggilan saya untuk melewati pintu itu dan
tidak pergi berarti tidak taat. Dalam HadiratNya, meski hanya dalam
pikiran, ketidaktaatan tampaknya merupakan dasar dari mementingkan diri
sendiri dan lebih menjijikkan daripada pikiran untuk kembali ke medan
peperangan dalam alam bumi. Saat saya melihat ke pintu, saya dengar
suara lain berbicara yang tidak saya kenali. Saya menoleh melihat siapa
yang berbicara. Dia adalah satu dari orang paling menarik yang saya
lihat, anggun dan kuat.
“Aku
adalah Habel,” katanya. “Otoritas yang akan diberikan Tuhan kepada
UmatNya adalah urapan dari kesatuan yang sejati. Saat hanya ada 2
saudara di bumi, kami tidak dapat mempertahankan kedamaian satu sama
lain. Mulai waktuku sampai saat ini, manusia berjalan di jalan yang
semakin gelap. Pembunuhan akan dilepaskan diatas bumi seperti belum
pernah ada. Bahkan Perang Dunia Ke-2 pun hanyalah menuju kepada apa
yang akan datang. Tetapi ingatlah ini: Kasih lebih kuat dari maut.
Kasih yang akan diberikan Bapa kepada mereka yang melayani Dia dapat
mengatasi maut.”
“Tolong, ceritakan semua yang diberikan kepadamu untuk saya,”saya meresponi dan tahu bahwa saya sudah berbicara banyak.
“Darahku
masih berteriak. Darah setiap martir masih berteriak. Pesan yang akan
kau hidupi jika engkau percaya pada hidup yang dimiliki Tuhan lebih
dari engkau percaya pada hidup yang kau punya di bumi. Jangan takut
kepada maut dan engkau akan mengalahkannya. Mereka yang tidak takut
pada maut akan mempunyai pesan yang paling besar selama waktu-waktu yang
akan datang saat maut dilepaskan keatas bumi.
Saya
memikirkan semua tentang perang, kelaparan dan wabah penyakit yang
melanda bumi di abad saya. “Berapa banyak lagi maut dilepaskan?” Tanya
saya. Habel meneruskan tanpa menjawab pertanyaan saya yang saya
mengerti jawabannya. “Pengorbanan darah sudah diselesaikan untukmu.
Percayalah pada kuasa salib karena itu lebih besar dari hidup. Saat
engkau percaya salib, engkau tidak dapat mati.Orang-orang di bumi
sementara waktu mempunyai kekuatan untuk mengambil hidupmu tetapi
mereka tidak dapat mengambilnya jika engkau memegang salib.
“Sebuah
persekutuan besar akan datang pada Umat Tuhan yang tinggal di bumi.
Ini akan terjadi saat PenghakimanNya melanda bumi. Orang-orang yang
berada dalam kesatuan tidak hanya akan bertahan dapat PenghakimanNya
tetapi juga akan kaya karenanya. Dengan ini Tuhan akan menggunakan
UmatNya untuk memperingatkan dunia. Setelah peringatan-peringatan itu,
Dia akan menggunakan UmatNya sebagai tanda. Perselisihan dan masalah
akan meningkat dalam kegelapan, kesatuan UmatNya akan menjadi tanda
bahwa seluruh dunia akan melihatnya. Murid-muridNya akan dikenal karena
kasih mereka dan kasih mengalahkan takut. Hanya kasih yang sejati
dapat membawa kepada kesatuan yang sejati. Orang-orang yang mengasihi
tidak akan jatuh. Kasih sejati tidak menjadi dingin tetapi berkembang.”
Kasih melepaskan kehidupan
Orang laki-laki lain yang tampak persis seperti Habel datang mendekat dan berdiri didekatnya.
“Aku
Adam,” katanya. “Aku diberikan otoritas atas seluruh bumi, tetapi aku
berikan kepada iblis dengan menuruti perintahnya. Sekarang dia
memerintah di tempatku dan tempatmu. Bumi diberikan untuk manusia
tetapi iblis mengambilnya. Otoritas yang aku hilangkan dikembalikan oleh
salib. Yesus Kristus adalah “Adam terakhir” dan Dia akan segera
mengambil alih otoritasNya dan memerintah. Dia akan memerintah umat
manusia karena Dia memberikan bumi kepada manusia. Orang-orang yang
hidup di waktumu akan mempersiapkan bumi untuk diperintahNya.”
“Tolong,
ceritakan lebih banyak,” pinta saya, sedikit terkejut melihat Adam
tetapi ingin mendengar lagi apa yang dia katakan. “Bagaimana kami
bersiap diri untuk Dia?”
“Kasih,”
katanya. “Engkau harus saling mengasihi. Engkau harus mengasihi bumi
dan engkau harus mengasihi kehidupan. Dosaku dilepaskan di bumi yang
sekarang mengalir sebagai sungai-sungai di bumi. Kasihmu akan
dilepaskan menjadi sungai-sungai kehidupan. Saat iblis memerintah, maut
lebih kuat dari hidup dan maut mengalahkan hidup. Saat kebenaran
memerintah, hidup mengalahkan maut dan hidup lebih kuat dari maut.
Secepatnya, Anak manusia akan menelan maut yang dilepaskan karena
ketidaktaatanku. Ini bukan saja hidup dengan kasih tetapi kehidupan itu
sendiri.Maut adalah musuhmu. Engkau dipanggil menjadi pembawa pesan
kehidupan.
“Saat
Umat Tuhan mulai mengasihi, Dia akan menggunakan mereka untuk
melepaskan penghakimanNya. PenghakimanNya diinginkan. Seluruh dunia
akan mengerang dan gemetar saat menunggu PenghakimanNya dan saat
penghakiman itu datang, dunia akan belajar tentang kebenaran. Apa yang
Dia akan lakukan, Dia akan lakukan melalui UmatNya dan UmatNya akan
berdiri seperti Elia pada hari-hari akhir. Perkataan mereka akan
menutup surga dan menurunkan hujan, mereka akan bernubuat gempa bumi
dan kelaparan dan akan berlalu, mereka juga akan memberhentikan
kelaparan dan gempa bumi.
“Ketika
mereka melepaskan pasukan dari surga, pasukan-pasukan itu akan
berbaris menuju bumi. Saat mereka memegang kendali pasukan, maka akan
ada kedamaian. Mereka akan memutuskan dimana Dia menunjukkan belas
kasihNya dan dimana Dia menunjukkan MurkaNya. Mereka akan mempunyai
otoritas ini karena mereka mengasihi dan orang-orang yang mengasihi akan
menjadi satu dengan Dia. Apa yang kau lihat melalui pintu itu
membantumu untuk mempersiapkan untuk apa yang Dia akan lakukan melalui
UmatNya.
“Saya
tahu otoritas. Saya juga tahu tanggung jawab dari otoritas. Karena
otoritas besar yang diberikan kepadaku, aku bertanggung jawab atas apa
yang terjadi di bumi. Meski, kasih karunia Tuhan mulai membungkus saya,
tetapi engkau dipanggil untuk membantu memulihkannya. Damai sejahtera
di surga dan engkau dipanggilan untuk membawa surga ke bumi.
Orang-orang yang diam dalam HadiratNya akan mengenal damai sejahtera itu
dan akan tersebar.
“Bumi
sendiri akan bergoncang dan gemetar. Waktu kekacauan besar lebih besar
dari apapun akan mulai bergerak di bumi seperti gelombang laut yang
besar. Namun orang-orang yang mengenal Dia tidak akan dikacaukan.
Mereka akan bertahan didepan ombak yang bergelora dan mengatakan,
“Damai sejahtera, tenanglah’ dan laut akan menjadi tenang. Bahkan yang
paling kecil dari Anak-anakNya yang kecil akan menjadi benteng besar
yang penuh damai sejahtera akan bertahan melalui semuanya. KemuliaanNya
akan dibuka kepada UmatNya terlebih dahulu dan kemudian baru mereka.
Bahkan ciptaan akan mengenali Dia dalam UmatNya dan mematuhi mereka
sama seperti mematuhi Dia.
“Inilah
otoritas yang aku punya dan akan diberikan kepada manusia lagi. Aku
menggunakan otoritasku untuk mengubah Firdaus menjadi hutan belantara.
Tuhan akan menggunakan otoritasNya untuk mengubah hutan belantara
menjadi Firdaus kembali. Inilah otoritas yang Dia berikan kepada
UmatNya. Aku menggunakan milikku dengan salah dan menuju kepada maut.
Ketika otoritasNya digunakan dalam kebenaran, itu akan melepaskan
kehidupan. Berhati-hatilah dalam menggunakan otoritasNya. Dengan
otoritas harus ada pertanggungjawaban. Engkau juga dapat salah
menggunakannya tetapi engkau tidak akan menyalahgunakannya jika engkau
mengasihi. Seperti yang diketahui seluruh isi surga,”Kasih tidak pernah
gagal.”
“Bagaimana
dengan gempa bumi, kelaparan bahkan perang yang kau katakan akan
dilepaskan di bumi? Apakah ini tidak melepaskan maut?” Tanya saya.
“Semua
kematian yang akan datang diijinkan untuk mempersiapkan jalan
kehidupan. Segala sesuatu yang ditabur harus dituai. Kecuali
orang-orang yang menabur kejahatan yang kembali kepada salib dalam Roh
dan kebenaran. Pasukan salib akan dilepaskan dan akan berbaris dengan
kuasa salib, menawarkan belas kasih kepada semua orang. Orang-orang
yang menolak belas kasih Tuhan sudah menolak hidup.”
“Itu
adalah tanggung jawab yang besar,” kata saya. “Bagaimana kami tahu
kalau kami sudah menolak belas kasihNya?” “Ketidaktaatan membawa
kematian dan ketaatan membawa hidup. Ketika aku berjalan bersama Tuhan,
Dia mengajarkanku jalan-jalanNya. Saat aku berjalan dengan Dia, aku
mulai mengenal Dia. Engkau harus berjalan bersama Tuhan dengan belajar
jalan-jalanNya. Otoritasmu adalah otoritasNya dan engkau harus menyatu
denganNya untuk dapat menggunakannya. Senjata pasukanNya bukanlah
jasmani-senjata-senjata itu bersifat rohani dan lebih kuat dari senjata
apapun di bumi. Senjatamu yang paling kuat adalah kebenaran dan kasih.
Bahkan penghakiman akan akhir kehancuran adalah Kasih Tuhan yang penuh
belas kasih..
“Ketika
kasih diperkatakan dan kasih ditolak, maka maut sudah dipilih
mengalahkan hidup. Engkau akan menjerit jika engkau berjalan dengan
Dia. Engkau akan mengerti Roh Kudus saat Dia memberikanmu hidup dan
bukan maut. Ada waktu diberikan kepada manusia untuk menuai apa yang
mereka tabur, tetapi engkau harus melakukan segala sesuatu dalam
ketaatan. Yesus datang memberikan hidup. Dia tidak ingin seorangpun
binasa dan ini juga harus menjadi keinginanmu. Untuk asalan ini, engkau
bahkan harus mengasihi musuh-musuhmu jika engkau dipercayakan dengan
otoritas yang Dia berikan kepada UmatNya.
“Waktu
penggenapannya akan segera digenapi. UmatNya sudah seringkali
mendoakan ini dan Dia memberikannya kepada mereka. Bagaimanapun, hanya
sedikit yang menggunakannya dengan bijaksana. Engkau hanya punya
sedikit waktu, tetapi secepatnya waktu itu tidak dapat ditunda lagi.
Waktu itu sudah dekat jika waktu itu sendiri dipercepat. Sama seperti
yang tertulis, jika Dia datang, Dia akan datang dengan segera. Engkau
tidak akan takut menghadapi waktu itu. Jika engkau takut padaNya,
engkau tidak perlu takut pada apapun yang akan menimpa bumi.
“Semua
yang akan terjadi sudah mendekat sehingga HikmatNya akan mengalahkan
bumi sama seperti di surga. Semua kejahatan yang ditabur manusia akan
dituai. Bahkan yang baik-baik pun akan dituai juga. Kebaikan lebih kuat
dari kejahatan. Kasih lebih kuat dari maut. Dia berjalan di bumi untuk
menghancurkan pekerjaan iblis dan Dia akan menyelesaikan apa yang
sudah Dia mulai.”
Kuasa dan Kasih
Saat
Adam berbicara, saya tertarik dengan keanggunan dan martabatnya. Saya
mulai heran jika dia mungkin hidup setelah kejatuhan tanpa berdosa lagi
karena dia tampak begitu murni. Mengetahui pikiran-pikiran saya, dia
mengubah subyek pembicaraan tanpa menjawabnya.
“Aku
hidup lama di bumi karena dosa tidak berakar dalamku. Sekalipun akan
berdosa, aku diciptakan untuk berjalan dengan Tuhan dan hasratku masih
pada Dia. Aku tidak tahu kedalaman dosa dari generasi-generasi
selanjutnya. Saat dosa bertambah, hidup berkurang dan setiap generasi,
orang-orang yang berjalan dengan Tuhan menyentuh kehidupannya didalam
Tuhan. Sebab Musa berjalan begitu dekat dengan Tuhan, dia harus hidup
sehingga Tuhan tidak mengambilnya. Henokh berjalan bersama Dia begitu
dekat sehingga Tuhan harus mengambilnya juga. Itulah mengapa Yesus
mengatakan, ‘Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya
kepadaku, dia akan hidup walaupun sudah mati dan setiap orang yang
hidup dan percaya tidak akan mati selama-lamanya.’
“Apa
yang kau lihat padaku tidak hanya dosa yang berkurang, tetapi
kehidupan yang kumiliki dibumi. Apa yang kami lakukan dibumi akan tetap
tinggal sebagian pada siapa kami selamanya. Aku dapat melihat pada
yang lain disini yang menjadi bagian dari awan besar saksi dan
mengetahui banyak tentang kehidupan di bumi.”
“Jadi engkau adalah bagian dari awan besar saksi-saksi.”
“Ya.
Ceritaku adalah sebagian dari Injil yang abadi. Aku dan isteriku
adalah yang pertama kali merasakan dosa dan yang pertamakali melihat
anak-anak kami menuai konsekuensi dari ketidaktaatan. Kami melihat maut
yang tersebut diseluruh generasi tetapi kami juga melihat salib dan
kemenangannya atas dosa.
“Setan
menyombongkan dirinya sejak penyaliban Yesus yang dapat menebus
manusia tetapi tidak dapat mengubah mereka. Selama waktu paling gelap
dan iblis akan dilepaskan di bumi, UmatNya akan berdiri memberikan
kesaksian sepanjang waktu bahwa Dia tidak hanya menebus UmatNya dari
dosa, tetapi juga menghilangkan dosa itu dari mereka. Melalui mereka,
Dia menghilangkan dosa dari seluruh bumi. Sekarang Dia akan
mempertunjukkan kepada seluruh ciptaan tentang kuasa dari CiptaanNya
yang baru. Dia datang tidak hanya untuk mengampuni dosa tetapi untuk
menyelamatkan umat manusia dari dosa dan Dia kembali kepada orang-orang
yang tidak bercela di dunia. Ini harus dilewati pada masa-masa yang
sangat sulit. “Aku diciptakan untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi bumi
juga sesama manusia. Aku jijik pada pemandangan sungai-sungai di dunia
yang menjadi tempat kotoran. Bahkan aku jijik pada pemandangan
apa yang akan terjadi pada pikiran manusia. Filosofi pikiran manusia
sekarang mengalir pikiran-pikiran manusia menjijikkan sama seperti
kotoran yang memenuhi sungai. Tetapi aliran pikiran manusia akan
dimurnikan kembali suatu hari, sama seperti sungai-sungai di bumi.
Dengan ini, semuanya akan datang, akan membuktikan bahwa kebaikan lebih
kuat dari kejahatan.
“Tuhan
tidak pergi kepada salib hanya untuk menebus tetapi juga memulihkan.
Dia berjalan dimuka bumi sebagai manusia untuk menunjukkan kepada
manusia bagaimana caranya hidup. Sekarang Dia akan membuka DiriNya
sendiri melalui orang-orang pilihanNya untuk menunjukkan kepada mereka
siapa yang menciptakan mereka. Demonstrasi ini tidak hanya melalui kuasa
tetapi juga kasih. Bahkan PenghakimanNya pun datang karena kasih. Saat
engkau dikirim maju, itu juga karena kasih. Bahkan penghakimanNya
terakhir untuk pun juga akan menjadi Belas KasihNya yang terakhir.”
Saya
menatap Adam, Habel, Lot dan Yunus yang berdiri bersama-sama. Saya
tahu bahwa dibutuhkan waktu selamanya untuk mengerti kedalaman
pewahyuan dari Injil Tuhan yang mempresentasikan setiap kehidupan.
Ketidaktaatan Adam membuat jalan untuk ketidaktaatan Habel yang darahnya
masih berteriak untuk diselamatkan. Lot yang hidup benar tidak dapat
menyelamatkan sebuah kota selagi Yunus yang hidup tidak benar dapat
menyelamatkan kota. Seperti keempat injil, tampaknya tidak ada akhir
untuk dapat mengerti apa yang sudah dipelajari. Itu juga adalah
panggilan saya.
Bab 5 Pintu
Dengan
putus asa saya mencoba memahami setiap kata yang diperkatakan
orang-orang ini. Tidak pernah Hikmat mengatakan sebanyak ini sekaligus,
saya merasakan bahwa setiap kata-katanya adalah penting dan saya tidak
ingin melupakannya. Saya berpikir bagaimana baiknya jika Firman Tuhan
diukir diatas batu seperti Musa dan membawa Firman Tuhan kepada UmatNya
dengan cara seperti itu dan mereka akan menjadi murni. Lagi-lagi
mengetahui pikiran saya, Hikmat menjawab.
“Itulah
perbedaan dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Engkau menuliskan
FirmanKu dalam sebuah buku dan menginspirasikan UmatKu. Meski demikian,
kuasa FirmanKu hanya dapat terlihat jika itu dituliskan didalam hati
UmatKu. Hidup para rasul lebih berkuasa daripada tulisan yang tertulis
di kertas maupun di batu. Karena engkau tidak menulis Alkitab,
kata-kata yang kau tulis akan menyiratkan engkau didalamnya. Namun,
bukumu akan menjadi hasratKu sebab Aku mempersiapkan engkau untuk tugas
ini. Mereka tidak akan sempurna karena kesempurnaan tidak akan muncul
di bumi sampai Aku datang. Untuk kesempurnaan, manusia harus mencari
aku. Namun, UmatKu adalah buku yang Aku tulis dan orang bijaksana dapat
melihatKu didalam UmatKu dan didalam pekerjaan mereka.
“BapaKu
mengirimKu ke dunia karena Dia mengasihi dunia dan AKU mengirim UmatKu
ke dunia karena Aku mengasihi dunia. Aku dapat menghakimi dunia
setelah KebangkitanKu tetaapi tentu saja dunia masih diijinkan untuk
terus ada sehingga orang-orang Ku yang benar akan dapat dibuktikan dan
kuasa dari apa yang Aku lakukan diatas kayu salib dapat dilihat semua
manusia. Aku melakukan ini karena kasih. Engkau adalah saksi-saksi dari
KasihKu. Ini adalah PerintahKu untukmu: Kasihilah Aku dan kasihilah
sesamamu. Hanya kemudian kesaksianmu menjadi benar. Sekalipun Aku
memerintahkan engkau berbicara tentang PenghakimanKu, itu juga harus
dalam kasih.
“Hidup
setiap orang ada dalam BukuKu, dan hidup mereka adalah sebuah buku
yang akan dibaca semua ciptaan untuk selamanya. Sejahtera dunia adalah
perpustakaan Hikmat Tuhan. PenebusanKu adalah demonstrasi Kasih Kami
dan salib merupakan kasih terbesar yang pernah diketahui umat manusia.
Sekalipun para malaikat yang berdiri didepan Bapa sangat mengasihi
cerita penebusan yang mereka bahkan tinggal dalam manusia. Mereka heran
jika Kami menciptakan manusia dari gambar Kami. Mereka heran jika
manusia memilih iblis sealipun ada di tengah-tengah Firdaus yang Kami
buat untuk manusia. Sekarang, karena penebusan gambaran Tuhan yang
rusak dipulihkan dan dibuka dengan kemuliaan pada seluruh manusia.
Kemuliaan itu masih ada dalam bejana tanah liat yang membuat lebih muda
untuk dilihat bagi orang-orang yang mempunyai mata untuk melihat. “Ini
adalah ciptaan yang baru dan lebih besar dari yang pertama. Melalui
ciptaanKu yang baru, Kami membuat Firdaus baru yang lebih besar dari
Firdaus yang pertama. Setiap laki-laki, perempuan dan anak-anak yang
memegang PenebusanKu adalah buku yang Aku tulis dan akan dibaca
selamanya. Melalui ciptaan yang baru ini, Kami juga memulihkan ciptaan
yang terdahulu dan menjadikannya Firdaus kembali. Aku akan memulihkan
segala sesuatu dan semua kejahatan akan dikalahkan oleh kebaikan.
“Aku
akan mengirimkan rasul-rasulKu yang terakhir. Aku akan mempunyai
banyak rasul seperti Paulus, Yohanes, Petrus dll. Untuk mempersiapkan
mereka, AKU mengirim banyak orang seperti Yohanes Pembaptis yang
mengajarkan kesetiaan padaKu dan meletakkan dasar pertobatan dari hidup
mereka. Rasul-rasul ini akan seperti Yohanes Pembaptis. Sama seperti
sukacita besar dari hidup Yohanes mendengarkan suara mempelai
laki-laki, orang-orang ini akan mempunyai satu kesetiaan-melihat
mempelai wanita siap untukKu. Karena hal ini, Aku akan menggunakan
mereka membangun jalan raya melalui hutan belantara dan sungai-sungai
melalui padang gurun. Mereka akan membawa turun tempat yang tinggi dan
menaikkan yang rendah. Ketika engkau melewati pintu itu, engkau akan
menjumpai mereka.
“Aku
akan melepaskan rasul-rasulKu di hari-hari terakhir. Mereka akan
mengasihi Aku dan berjalan bersamaKu sama seperti Henoch. Mereka akan
mendemonstrasikan KuasaKu dan membuktikan pada dunia bahwa AKU adalah
Satu-satunya Tuhan yang benar. Setiap orang akan dimurnikan dengan
aliran air kehidupan. Sekali waktu aliran air yang panas untuk
membersihkan , namun akan dingin untuk menyejukkan. Aku juga akan
memberikan mereka kilat di satu tangan dan Guntur di tangan yang lain.
Mereka akan berteriak seperti rajawali diatas bumi, tetapi mereka akan
turun pada UmatKu seperti burung merpati karena mereka menghormati
KeluargaKu. Mereka akan melanda bumi seperti angin puyuh dan gempa bumi
tetapi mereka akan memberi terang pada yang lembut hati dan yang
rendah. Ketika engkau melewati pintu itu, engkau juga akan bertemu
mereka.
“Aku
akan melepaskan Penginjil-penginjilKu yang terakhir. Aku memberikan
mereka sebuah cawan sukacita yang tak pernah berakhir. Mereka akan
menyembuhkan yang sakit dan melemparkan iblis-iblis, mereka akan
mengasihi Aku dan mengasihi kebenaran, mereka akan memikul salib mereka
setiap hari, tidak hidup untuk mereka sendiri tetapi hidup untuk Aku.
Melalui mereka, dunia akan tahu bahwa Aku hidup dan Aku memberikan semua
otoritas dan kuasa. Orang-orang ini pemberani tidak takut pada
siapapun dan akan menyerang pintu gerbang musuh dan menyerang
tempat-tempat gelap di bumi, membawa banyak jiwa-jiwa pada
keselamatanKu. Mereka juga ada dipintu itu dan engkau akan menjumpai
mereka.
“Aku
akan melepaskan gembala-gembala yang mempunyai HatiKu untuk para
domba. Orang-orang ini akan memberi makan Domba-dombaKu karena mereka
mengasihi Aku. Mereka akan memperhatikan setiap Anak-anakKu yang kecil
seakan-akan itu anak mereka sendiri dan mereka akan meletakkan hidup
mereka sendiri untuk domba-dombaKu. Ini adalah kasih yang menyentuh
setiap hati manusia-jika UmatKu meletakkan hidupnya untuk yang lain.
Kemudian dunia akan mengenal Aku. Aku berikan pilihan makanan ini untuk
melayani Isi RumahKu. Mereka adalah orang-orang yang setia yang Aku
percayakan untuk mengasihi RumahKu sendiri. Mereka juga ada di pintu
itu dan engkau akan berjumpa dengan mereka.
“Aku
akan melepaskan pengajar-pengajarKu yang terakhir di bumi. Mereka akan
mengenal Aku dan mengajar UmatKu untuk mengenal Aku. Mereka akan
mengasihi kebenaran. Mereka tidak akan mundur sebelum kegelapan tetapi
mereka akan menunjukkan diri dan membawanya kembali. Mereka tidak akan
menghentikan sumur-sumur yang digali ayahmu dan melayani air kehidupan
yang murni. Mereka juga akan membawa keluar harta-harta Mesir dan
menggunakannya untuk membangun Tempat KediamanKu. Engkau akan bertemu
orang-orang ini melalui pintu itu.”
Saat
Tuhan berbicara, saya melihat kearah pintu. Sekarang, untuk pertama
kalinya saya ingin melewati pintu itu. Setiap kata yang Dia perkatakan
membawa pengharapan di hati saya dan saya sangat ingin bertemu dengan
para pelayan di hari-hari akhir ini.
“Engkau
tahu semua yang akan terjadi ini dari hatimu bertahun-tahun yang lalu.
Aku membawamu kesini untuk menunjukkan bagaimana engkau mengenali
mereka dan membantu mereka dalam perjalanan.”
Saya masuk lewat pintu itu.
Penjara
Tiba-tiba,
saya berdiri di halaman penjara yang luas. Ada tembok-tembok besar dan
tinggi yang tidak pernah saya lihat sebelumnya. Sangat lebar sejauh
mata memandang, tingginya ratusan kaki dan sangat tebal. Ada
pagar-pagar dan kawat listrik didepan tembok. Setiap seratus kaki ada
penjaga yang mengawasi tembok. Saya dapat melihat penjaga-penjaganya
tetapi mereka sangat jauh dari saya.
Abu-abu,
gelap dan suram tampaknya merefleksikan orang-orang banyak yang
berdiri di halaman penjara. Di seluruh halaman, orang-orang duduk
berkelompok menurut jenis mereka. Orang-orang tua kulit hitam di satu
kelompok,orang-orang muda kulit hitam di kelompok lain. Tua dan muda
terpisah dan wanita juga dipisah. Setiap ras tampaknya sama.
Orang-orang dengan karakter khusus dipisahkan kecuali anak-anak kecil
yang paling muda. Diantara kelompok-kelompok itu, banyak orang yang
tampaknya sedang berputar-putar. Saat saya mengawasi, saya dapat
menceritakan bahwa mereka mencoba menemukan identitas mereka sendiri
dengan menemukan kelompok yang mereka paling sukai. Cukup jelas bahwa
kelompok-kelompok ini tidak membiarkan setiap orang masuk dengan
mudahnya.
Saat
saya mencoba melihat lebih dekat, saya melihat bahwa mereka semua
mempunyai luka-luka yang dalam dan banyak parut dari luka-luka
sebelumnya. Terkecuali anak-anak, mereka tampaknya hampir buta dan
dapat melihat dengan cukup baik dengan tetap dalam kelompoknya sendiri.
Bahkan dalam kelompok-kelompok kecil, mereka mencoba melihat perbedaan
yang mereka punya. Ketika mereka menemukan sedikit perbedaan, mereka
akan menyerang orang yang berbeda. Mereka tampak lapar, haus dan sakit.
Saya
mendekati seorang laki-laki tua dan menanyakannya mengapa mereka semua
ada di penjara. Dia tampak terkejut, dengan empatis mengatakan bahwa
mereka tidak berada di penjara dan mengapa saya menanyakan pertanyaan
bodoh seperti itu. Saya menunjuk pada pagar-pagar dan penjaga-penjaga
dan dia menjawab, “Apa pagar? Apa penjaga?” Dia melihat kepada saya
seakan-akan saya sudah sangat menghina dia dan saya tahu jika saya
menanyakan pertanyaan lainnya, saya akan diserang.
Saya
bertanya pada seorang wanita muda pertanyaan yang sama dan menerima
jawaban yang sama. Kemudian saya sadar bahwa mereka sangat buta
sehingga tidak dapat melihat pagar ataupun penjaga. Orang-orang ini
tidak tahu kalau mereka berada didalam penjara.
Penjaga
Saya
memutuskan untuk bertanya pada penjaga mengapa orang-orang ini ada di
penjara. Saat saya mendekati pagar, saya dapat melihat lobang-lobang
yang dengan mudah dapat dipanjat. Ketika saya sampai dipagar, saya
menemukan bahwa sangat mudah bagi saya untuk memanjatnya. Setiap orang
dapat dengan mudah melarikan diri tetapi tidak seorangpun yang
mencobanya karena mereka tidak tahu bahwa mereka adalah tawanan.
Ketika
saya sampai di puncak tembok, saya dapat melihat dari kejauhan
matahari yang bersinar diatas tembok. Itu tidak menyinari halaman
penjara karena tingginya tembok dan awan yang menggantung. Saya melihat
api di halaman penjara menuju ke tempat anak-anak kecil berkumpul.
Asap api ini membentuk awan tebal diatas halaman yang membentuk bayangan
dari tembok yang suram. Saya heran apa yang terbakar.
Saya
berjalan disepanjang tembok sampai saya mencapai pos penjaga. Saya
heran melihat para penjaga yang mengenakan baju bagus dengan collar
yang mengindikasikan bahwa mereka adalah pelayan atau pendeta. Dia
tidak terkejut melihat saya dan saya pikir dia berpikir kalau saya
adalah penjaga lainnya.
“Tuan, mengapa orang-orang ini berada dalam penjara?” Tanya saya.
Pertanyaan itu mengejutkan dia dan saya melihat ketakutan dan kecurigaannya.
“Penjara
apa?” jawabnya. “apa yang kau katakan?” “Saya berbicara tentang
orang-orang yang ada di halaman penjara,” saya berkata merasa aneh.
“Jelas engkau adalah penjaga penjara sebab engkau ada di pos jaga,
tetapi mengapa engkau berpakaian seperti ini?” saya meneruskan.
“Aku
bukan penjaga penjara! Aku pelayan Injil. Aku bukan penjaga mereka—Aku
pemimpin rohani mereka. Ini bukan pos jaga – ini adalah Rumah Tuhan!
Nak, jika engkau pikir pertanyaan-pertanyaanmu lucu, aku tidak akan
tertawa!” Dia meraih senapannya dan tampak siap menembak saya.
“Maafkan saya karena mengganggumu,” saya berkata dan merasa bahwa dia menggunakan senapannya itu.
Saat
saya berjalan pergi, saya berharap mendengar suara tembakan setiap
saat. Laki-laki itu tidak aman saya tahu dia akan menembak saya sebelum
berpikir jika dia merasa terancam. Saya dapat juga menceritakan bahwa
dia bersungguh-sungguh. Dia benar-benar tidak tahu bahwa dia adalah
seorang penjaga.
Guru Sekolah
Saya
berjalan sepanjang tembok sampai saya merasa aman dan kembali menoleh
pada sang pelayan. Dia berjalan maju mundur di pos jaganya. Saya heran
mengapa pertanyaan saya begitu mengganggu dia. Sangat jelas kalau
pertanyaan saya tidak membuka dia untuk melihat sesuatu dengan berbeda
tetapi membuat dia lebih merasa tidak aman dan mematikan.
Saat
saya berjalan, saya merasa putus asa menemukan apa yang akan terjadi
dan saya berpikir bagaimana saya dapat mengulang pertanyaan saya
sehingga tidak mengganggu penjaga selanjutnya. Saat saya mendekati pos
jaga, lagi-lagi saya terkejut dengan penampilan penjaganya. Ini bukan
pelayan yang lain, tetapi seorang wanita muda belasan tahun.
“Nona, bolehkah saya bertanya?” Tanya saya.
“Tentu. Apa yang dapat saya bantu?” dia berkata dengan gaya rendah hati.”Apakah engkau orangtua dari anak-anak ini?”
“Bukan,”
jawab saya. “saya seorang penulis,” jawab saya seketika tanpa saya
tahu. Seperti yang saya harapkan, dia memperhatikan.
Tidak
ingin membuat kesalahan yang sama dengan menyebut pelayan yang ada di
“rumah penjagaan”, saya bertanya mengapa wanita muda ini berdiri di
“tempat ini”. Dia menjawab dengan segera dan tampak heran melihat saya
tidak tahu.
“Saya seorang guru sekolah, jadi apakah tidak sewajarnya jika saya seharusnya ada di sekolah?”
“Jadi ini sekolahmu,” saya menjawab menunjuk pada pos jaga.
“Ya.
Saya sudah berada disini selama 3 tahun. Mungkin saya berada disini
sepanjang hidup saya. Saya mencintai apa yang saya kerjakan.”
Jawabannya yang terakhir sangat mekanis yang saya tahu saya akan
menemukan sesuatu jika saya menekan dia.
“Apa
yang kau ajarkan? Pasti menarik untukmu mempertimbangkan seumur hidup
mengerjakan hal ini.” “Saya mengajar pengetahuan umum dan sosial. Ini
pekerjaan saya untuk membentuk filosofi dan pandangan dunia pada
pikiran-pikiran yang masih. Apa yang saya ajarkan akan menyetir mereka
sepanjang hidup. Apa yang kau tulis?” Tanyanya.
“Buku,”
saya meresponi, “Saya menulis buku kepemimpinan,” mengantisipasi
pertanyaan selanjutnya. Saya juga tahu bagaimana saya harus menjawab
dia,“Buku-buku Kepemimpinan Kristen,” pembicaraan kami akan berakhir.
Dia tampaknya lebih tertarik setelah jawaban saya ini.
“Kepemimpinan
adalah subyek yang penting,” katanya dengan gaya sedikit heran.
“Perubahan terjadi begitu cepat sehingga kita harus mempunyai alat-alat
kepemimpinan yang tepat untuk menyetir perubahan-perubahan ini kearah
yang benar.”
“Arah mana itu?” Tanya saya.
“Menuju
kemakmuran yang hanya dapat muncul setelah melalui kedamaian dan
keamanan,” jawabnya seakan-akan heran saya mengajukan pertanyaan itu.
“Saya
tidak bermaksud menganggumu,” jawabnya, “tetapi saya tertarik dengan
pandanganmu. Menurutmu cara apa yang paling baik untuk menuju kedamaian
dan keamanan ini?”
“Melalui
pendidikan tentu saja. Kami disini diatas planet bumi dan kami
bersama-sama. Melalui pendidikan, kami membantu mengirim orang banyak
dari orang-orang gua, bermental tribal kepada pengertian bahwa kita
semua sama dan jika kita mengerjakan bagian kita untuk Kerakyatan, maka
kita semua akan makmur.” “Menarik,” kata saya, “tetapi kita semua tidak
sama. Menarik juga bahwa semua orang dibawah sana menjadi terbagi-bagi
dan terpisah-pisah lebih dari sebelumnya. Apakah kaupikir ini mungkin
waktu untuk sedikit mengubah pandanganmu?”
Dia menatap saya dengan heran dan bergolak tetapi jelas bukan karena dia menganggap apa yang saya katakan benar.
“Tuan, apakah engkau benar-benar buta?” akhirnya dia bertanya.
“Tidak.
Saya dapat melihat dengan baik,” saya menjawab. “Saya baru saja
berjalan diantara orang-orang dan saya tidak pernah melihat pembagian
dan animo dari kelompok orang-orang yang berbeda. Buat saya, tampaknya
konflik itu semakin parah dari sebelumnya.”
Pernyataan
saya seperti sebuah tamparan dimuka wanita muda ini. Dia seakan-akan
tidak percaya seseorang dapat mengatakan hal ini, sedikit percaya bahwa
ada kesempatan mungkin ada kebenaran bagi mereka. Saat saya menatap
dia, saya dapat mengatakan bahwa dia begitu buta sehingga dia dapat
dengan jelas melihat saya. Dia berada di menara yang tinggi sehingga
tidak ada jalan untuk dia dapat melihat orang-orang dibawah. Dia
benar-benar tidak tahu apa yang sedang terjadi, tetapi sepertinya dia
berpikir dia dapat melihat segalanya.
“Kami
mengubah dunia,” dia berkata dengan nada menghina yang jelas. “Kami
mengubah orang-orang. Jika mereka masih bergaya seperti binatang
seperti yang kau gambarkan, kami akan mengubah mereka juga. Kami akan
menang. Manusia akan menang.”
“Sungguh tanggungjawab yang besar untuk wanita semuda engkau,” kata saya.
Dia
bersiul, tetapi sebelum dia meresponi, dua orang wanita muncul menuju
pintu pos jaga di sepanjang tembok. Yang satu adalah wanita berkulit
hitam umur lima puluhan dan yang lain seorang berkulit putih yang
berpakaian bagus berumur awal tiga puluh. Mereka berbicara sambil
berjalan dan keduanya tampak percaya diri dan bermartabat. Mereka dapat
melihat yang tampak dengan jelas mereka tiba di puncak tembok.
Saya
terkejut, guru muda ini meraih senapannya dan melangkah keluar dari
pos jaga untuk menemui mereka, dengan jelas tidak menginginkan wanita
–wanita ini mendekat. Dia menyapa dengan keramahan yang dibuat-buat dan
tampak gaya superiornya yang ingin dia tampakkan kepada wanita-wanita
ini. Cukup mengejutkan, kedua wanita ini malu-malu dan berlebihan
menghargai seseorang yang jauh lebih muda
“Kami
datang untuk menanyakan sesuatu yang diajarkan kepada anak-anak kami
yang kami tidak mengerti,”kata wanita berkulit hitam dengan
memberanikan diri.
“Oh,
saya yakin bahwa sekarang banyak yang diajarkan yang engkau tidak
mengerti,” sang guru menjawab dengan menghina. Para wanita ini tetap
melihat kearah senapan guru yang dipegang sedemikian rupa sehingga
mereka sadar. Saya berdiri cukup dekat, heran dengan keseluruhan adegan
ini. Guru itu berbalik dan melihat pada saya dengan gemetar. Dia takut
saya mengatakan sesuatu kepada para wanita ini. Saat dia mengarahkan
senapan, dia menuntut saya pergi. Para wanita itu melihat keatas
melihat dengan siapa dia berbicara, dan saya sadar bahwa mereka tidak
bisa melihat saya. Ketakutan mereka sudah membutakan mereka.
Saya
memanggil wanita-wanita itu, memaksa mereka untuk berani dan percaya
pada apa yang mereka rasakan dalam hati mereka. Mereka melihat kearah
saya seakan-akan dapat mendengar suara saya. Mereka kehilangan
pendengaran juga. Melihat hal ini, guru muda ini tersenyum. Kemudian
dia mengarahkan senapannya kepada saya dan meniup peluit. Saya merasa
seakan-akan dia menganggap saya orang yang paling berbahaya.
Saya
tahu bahwa saya tidak dapat menunggu kepada siapapun yang dia panggil.
Saya juga sadar bahwa jika saya mundur selangkah, saya akan aman
karena guru muda ini begitu buta. Saya betul. Saya berjalan pergi
dengan jeritannya, tiupan peluit dan akhirnya menjadi sangat marah
sehingga dia mulai menembaki kepada dua wanita ini.
Saat saya berdiri di puncak tembok diantara dua pos jaga, memikirkan semuanya ini, saya merasakan kehadiran Hikmat.
“Engkau
harus kembali pada halaman penjara. Aku menyertaimu. Ketahuilah engkau
memiliki visi untuk melarikan diri dari setiap jebakan atau senjata.
Hanya ingatlah bahwa ketakutan dapat membutakanmu. Saat engkau berjalan
dengan iman Aku ada bersama denganmu, engkau akan dapat selalu melihat
kemana engkau pergi. Engkau juga harus berhati-hati dengan visi yang
disingkapkan kepada orang-orang yang Ku bimbing engkau pergi.
Penglihatan adalah sesuatu yang paling ditakuti para penjaga. Aku tahu
bahwa engkau ingin menanyakan banyak pertanyaan, tetapi akan dijawab
dengan lebih baik oleh para orang-orang yang berpengalaman yang akan
engkau temui disana.”
BAB 7 Rasul muda
Saya
menuruni tembok dan mulai berjalan menuju halaman. Saat saya melewati
para tawanan, mereka tampaknya sama sekali tidak tertarik dengan satu
atau apapun yang ada di tembok. Kemudian saya teringat bahwa mereka
tidak dapat melihat jauh. Seorang anak muda berkulit hitam maju dan
melihat saya dengan mata bersinar.
“Siapa
engkau?”kami berdua sama-sama bertanya dalam waktu yang sama. Saat
kami berdiri melihat satu sama lain, dia akhirnya berkata, “Nama saya
Stefen. Saya dapat melihat. Apa lagi yang ingin kau ketahui tentang
saya yang belum engkau ketahui?”
“Bagaimana saya dapat mengetahui semuanya tentangmu?”Tanya saya.
“Seseorang
yang membantu saya untuk melihat berkata bahwa suatu saat orang lain
akan datang, bukan dari tawanan. Mereka juga akan dapat melihat dan
mengatakan kepada kami siapa kami sebenarnya dan bagaimana kami dapat
melarikan diri dari penjara ini.”
Saya
mulai protes, saya tidak tahu siapa dia ketika saya teringat apa yang
dikatakan Hikmat tentang orang-orang yang akan saya jumpai ketika
melewati pintu selanjutnya.
“Saya
tahu kamu dan saya tahu sesuatu tentangmu,” saya menjawab, “Tetapi
saya akui bahwa ini adalah penjara paling aneh yang pernah saya lihat.”
“Tetapi ini adalah satu-satunya penjara!” dia memprotes.
“Bagaimana engkau tahu jika engkau berada disini sepanjang hidupmu?”Tanya saya.
“Orang
yang menolong saya mengatakan bahwa ini adalah satu-satunya penjara.
Dia berkata bahwa setiap jiwa yang pernah dipenjara menjadi tawanan
disini. Dia selalu mengatakan kebenaran dan saya percaya.”
“Siapa
yang menolongmu untuk melihat?” Tanya saya , tidak hanya ingin tahu
siapa yang menolong dia tetapi juga tertarik bagaimana penjara ini
dapat memegang setiap jiwa menjadi tawanan.
“Dia tidak pernah mengatakan namanya yang sebenarnya,tetapi hanya menyebut DiriNya sendiri ‘Hikmat.’”
“Hikmat! Bagaimana rupaNya?” Tanya saya.
“Dia
seorang yang muda, atlet berkulit hitam. Dia dapat melihat dengan
lebih baik dari siapapun dan tampaknya mengenal setiap orang disini.
Cukup aneh tentu saja. Saya sudah bertemu dengan orang-orang lain
disini yang juga berkata bahwa mereka bertemu dengan Hikmat, tetapi
mereka semua menggambarkan Dia secara berbeda. Beberapa orang berkata
bahwa Dia berkulit putih dan yang lain berkata Dia adalah seorang
wanita. Kecuali ada banyak ‘Hikmat,’ Dia adalah pakar penyamaran.”
“Dapatkah engkau membawa saya padaNya?” Tanya saya.
“Saya
mau, tapi saya tidak melihatNya lagi dalam waktu yang lama. Saya takut
bahwa Dia akan meninggalkan kami atau mungkin meninggal. Saya sangat
berkecil hati saat Dia pergi. Penglihatan saya mulai bertambah parah
sampai saya melihatmu. Secepat saya melihatmu, saya tahu bahwa segala
sesuatu yang Dia katakan adalah benar. Dia berkata bahwa engkau mengenal
Dia juga, jadi mengapa engkau menanyakan kepada saya tentang Dia?”
“Saya
mengenal Dia! Jangan berkecil hati, Temanmu tidak mati. Aku akan
katakan nama sebenarNya kepadamu tetapi pertama-tama saya harus
menanyakan beberapa pertanyaan padamu.”
“Saya
tahu bahwa engkau dapat dipercaya, dan saya tahu bahwa engkau dan yang
lainnya yang sepertimu yang akan akan datang ingin menjumpai setiap
orang yang bisa melihat. Saya dapat membawamu kepada mereka. Saya juga
tahu bahwa engkau dan yang lainnya akan membantu para tawanan lain
untuk dapat melihat. Saya terkejut oleh satu hal.”
“Apa itu?”
“Engkau
berkulit putih. Saya tidak pernah berpikir bahwa orang yang akan
menolong kami melihat dan membebaskan kami adalah orang berkulit
putih.”
“Sayajuga
yakin bahwa ada banyak orang lain yang datang yang berkulit tidak
putih,” saya meresponi. “Saya dapat mengatakan bahwa engkau sudah
mendapat penglihatan sehingga saya tahu bahwa engkau mengerti apa yang
akan saya katakan.”
Nilai sebuah penglihatan
Saat
saya melihat Stefen, meyakinkan bahwa dia mendengarkan, saya tergerak
oleh bagaimana dia begitu terbuka untuk pengajaran, berlawanan dengan
guru yang berumur sama dengannya. Orang ini benar-benar seorang guru
sejati, pikir saya.
“Ketika
kami tiba pada penglihatan puncak, kami tidak akan menghakimi orang
dengan warna kulit, gender atau umurnya. Kami tidak akan menghakimi
orang dengan penampilannya tetapi rohnya.”
“Terdengar seperti apa yang diajarkan guru-guru kami,” Stefen meresponi sedikit terkejut.
“Ada
perbedaannya,” saya meneruskan. “Mereka mencoba membuatmu berpikir
bahwa kita semua sama tetapi kita diciptakan berbeda dengan suatu
alasan. Kedamaian sejati hanya datang ketika kita menghargai perbedaan
yang ada. Saat kita benar-benar tahu siapa kita, kita tidak akan pernah
diancam oleh orang-orang yang berbeda. Ketika kita bebas, kita bebas
untuk menunjukkan kepada orang-orang yang berbeda dari kita dengan
menghargai dan menghormati, selalu berjar dari yang lain sama seperti
yang kau lakukan dengan saya.”
“Saya
mengerti,” jawab Stefen. “Saya berharap bahwa saya tidak mengganggumu
dengan mengatakan bahwa saya terkejut engkau berkulit putih.”
“Tidak.
Saya tidak terganggu. Saya mengerti. Saya berbesar hati bahwa engkau
mampu mengenali saya dengan mengesampingkan warna kulit. Tetapi
ingatlah, setiap waktu kita membuka hati kita untuk belajar dari
orang-orang yang berbeda, maka penglihatan kita akan semakin meningkat.
Matamu sudah lebih bersinar dari pertama kali kita bertemu.”
“Saya hanya berpikir betapa cepatnya penglihatan saya dipulihkan,” kata Stefen.
“Sekarang
saya tahu mengapa saya berada disini.” Saya menambahkan, “Engkau harus
menjaga pikiranmu. Penglihatanmu adalah milikmu yang paling berharga.
Setiap hari engkau harus melakukannya untuk membantu meningkatkan
penglihatanmu. Jauhilah orang-orang dan segala sesuatu yang membuatmu
kehilangan penglihatan.”
“Ya, seperti kecil hati.”
“Tepat!
Kecil hati biasanya awal dari kehilangan penglihatan,” kata saya.
“untuk menyelesaikan tujuan-tujuan kita, kita harus bertahan dari kecil
hati dalam bentuk apapun. Kecil hati membutakan.”
“Ketika
saya mulai melihat, saya mulai merasa bahwa saya mempunyai sebuah
tujuan, mungkin tujuan yang penting,” kata Stefen melanjutkan.
“Dapatkah engkau menolong saya untuk mengetahui tujuan saya?”
“Ya.
Untuk mengetahui tujuan kita adalah jalan yang paling besar untuk
membuat penglihatan kita bertambah. Ini juga salah satu dari pertahanan
kita melawan kekecilan hati yang menghancurkan penglihatan. Saya pikir
bahwa tujuan utama saya disini adalah untuk menolongmu dan yang lain
yang penglihatannya sedang dipulihkan untuk mengetahui tujuan-tujuan
mereka. Tetapi pertama-tama kita perlu berbicara tentang sesuatu yang
lebih penting.”
Harta Terpendam
Saat
Stefen berbicara, saya dapat mendengar suara Hikmat, jadi saya tahu
bahwa orang muda ini sudah diajar oleh Tuhan. Saya juga tahu bahwa dia
tidak tahu nama Tuhan dan akan sulit percaya bahwa nama Hikmat adalah
Yesus. Saya tahu bahwa saya memerlukan Hikmat untuk membagikan nama
Hikmat. Saya berpikir tentang para rasul, para nabi, para penginjil,
para gembala dan para guru yang dikatakan Hikmat akan saya jumpai
ketika saya melewati pintu. Saya tidak pernah bermimpi bahwa saya akan
bertemu mereka ditempat seperti ini. Saat saya melihat kearah kumpulan
besar orang, saya merasakan HadiratNya. Dia ada bersama saya dan bahkan
dalam penjara mengerikan yang suram ini, perasaan gembira saya mulai
bangkit. Ini yang saya sudah siapkan, pikir saya sendiri.
“Stefen, apa yang kau lihat ketika engkau melihat kumpulan besar orang-orang itu?” Tanya saya.
“Saya melihat kebingungan, putus asa, kepahitan, kebencian dan kegelapan,” jawabnya.
“Benar,tetapi lihatlah lagi dengan mata hatimu. Gunakan penglihatanmu,”kata saya.
Dia
melihat cukup lama dan kemudian berkata,“Sekarang saya melihat ladang
sangat besar dengan harta karun terpendam didalamnya. Harta karun itu
ada dimana-mana dan hampir dalam setiap bentuk.”
“Betul,”
saya meresponi. “Ini juga sebuah pewahyuan dari tujuanmu. Engkau
adalah pemburu harta karun. Beberapa jiwa paling besar pernah hidup
terjebak disini dan engkau harus menemukan dan membebaskan mereka.”
“Tetapi bagaimana saya menemukan mereka dan bagaimana saya membebaskan mereka jika saya saja tidak bebas?”
“Engkau
sudah tahu bagaimana menemukan mereka, tetapi benar bahwa engkau tidak
dapat membebaskan mereka sampai engkau sendiri bebas. Ini pelajaran
selanjutnya. Engkau harus ingat bahwa engkau akan selalu tahu tujuanmu
dalam situasi apapun dengan melihat melalui mata hatimu. Apa yang kau
lihat dari dalam hatimu akan selalu menyingkapkan tujuanmu.”
“Dengan inikah engkau tahu bahwa saya seorang pemburu harta karun?”
“Ya.
Tetapi engkau harus bebas sebelum engkau dapat menjadi seperti apa kau
diciptakan sejak semula. Mengapa engkau tidak melarikan diri melalui
lobang-lobang dipagar itu?” Tanya saya.
“Ketika
saya mulai melihat, saya melihat pagar-pagar dan tembok-tembok. Saya
juga melihat lobang-lobang dipagar dan sudah melewatinya. Saat saya
sampai di tembok, saya mencoba beberapa kali untuk menaikinya tetapi
ketakutan akan ketinggian mengalahkan saya. Saya juga berpikir bahwa
jika saya bisa mencapai tembok, saya akan ditembak.”
“Para
penjaga juga tidak dapat melihat dengan jelas seperti yang kau kira,”
jawab saya. “Mereka hampir sebuta orang-orang disini.”
Hal
ini tampaknya mengejutkan Stefen, tetapi saya dapat menceritakan bahwa
hal itu membuka matanya lebih lagi. “Dapatkah engkau melihat puncak
dari tembok itu?” Tanya saya.
“Ya, saya dapat melihatnya dari sini.”
“Saya
ingin engkau mengingat ini,” saya meneruskan. “Saya sekarang sudah
dari banyak tempat. Sebut saja dunia yang berbeda, tempat yang berbeda,
jika engkau ingin. Ada satu hal dasar yang benar yang saya temukan di
setiap tempat dan engkau harus ingat ini di sepanjang hidupmu.”
“Apakah itu?”
“Engkau
dapat selalu pergi sejauh mata melihat. Jika engkau dapat melihat dari
puncak dinding, engkau dapat mencapainya. Ketika engkau mencapai
puncak dinding, engkau akan mampu melihat lebih jauh dari yang engkau
pernah lihat sebelumnya. Engkau harus tetap pergi sejauh yang kau dapat
lihat. Jangan pernah berhenti sampai engkau dapat melihat yang jauh.”
“Saya mengerti,” jawab saya dengan cepat. “Tetapi saya masih takut untuk memanjat tembok, Itu sangat tinggi!Apakah aman?”
“Saya
tidak akan berdusta padamu dan kukatakan bahwa itu aman tetapi saya
tahu bahwa sangat lebih berbahaya jika tidak menaikinya. Jika engkau
tidak menggunakan penglihatanmu dengan berjalan dengan apa yang kau
lihat, maka engkau akan kehilangannya. Kemudian engkau akan binasa.”
“Bagaimana saya akan mencari harta karun diluar sana jika saya pergi?”
“Itu
pertanyaan yang bagus, tapi juga seseorang yang menjaga banyak orang
untuk memenuhi tujuan mereka. Saya hanya dapat mengatakan kepadamu
sekarang bahwa engkau mempunyai perjalanan yang besar yang harus engkau
selesaikan terlebih dulu. Pada akhir perjalananmu, engkau akan
menemukan sebuah pintu yang membawamu kembali ke penjara ini, seperti
yang saya temukan. Ketika engkau kembali, penglihatanmu akan sangat
besar sehingga mereka tidak akan pernah dapat menjebak engkau disini
lagi. Penglihatanmu akan cukup besar untuk melihat harta karun disini.”
BAB 8 Terang
Stefen
berbalik dan melihat lagi kearah dinding. “Saya masih merasakan
ketakutan yang besar,” dia meratap. “Saya tidak tahu apakah saya dapat
melakukanya.”
“Engkau
mempunyai penglihatan, tetapi kurang iman. Penglihatan dan iman harus
bekerja bersama-sama,” katanya. “ada alasan mengapa imanmu lemah.”
“Tolong
katakan pada saya apa itu!Apakah ada sesuatu yang akan membantu iman
saya bertumbuh seperti bertambahnya penglihatan saya?”
“Ya.
Iman datang dari pengenalan akan siapa Hikmat sebenarnya. Engkau harus
tahu namaNya sebenarnya. Hanya dengan mengetahui namaNya akan
memberikanmu iman yang cukup untuk mendaki tembok kebebasan. Lebih baik
engkau mengetahui namaNya, maka semakin besar halangan dan tembok yang
akan kau kalahkan dalam perjalananmu. Suatu hari engkau akan mengetahui
NamaNya, cukup untuk memindahkan gunung apapun.”
“Siapakah NamaNya?” Stefen hampir memohon.
“NamaNya adalah Yesus.”
Stefen
menunduk dan kemudian memandang keatas dengan rasa tidak percaya. Saya
melihat saat dia berjuang antara hati dan pikirannya. Akhirnya dia
melihat kearah saya lagi dan saya sangat lega melihat masih ada harapan
di matanya. Saya tahu bahwa dia mendengarkannya dengan hati.
“Sudah
saya duga,” katanya. “Kenyataannya, sepanjang waktu engkau berbicara,
bgaimanapun saya tahu bahwa engkau akan mengatakan hal itu. Saya juga
tahu bahwa engkau mengatakan kebenaran. Tetapi saya mempunyai beberapa
pertanyaan. Dapatkah saya menanyakannya?”
“Tentu saja.”
“Saya
tahu banyak orang menggunakan nama Yesus, tetapi mereka tidak bebas.
Kenyataannya mereka adalah orang-orang yang paling terbelenggu disini
yang saya tahu. Mengapa?”
“Pertanyaan
yang bagus dan saya hanya dapat mengatakan apa yang sudah aku pelajari
dalam perjalananku sndiri. Sayap pikir bahwa setiap kasus adalah
berbeda tetapi ada banyak orang yang tahu namaNya tetapi tidak
mengenalNya. Disamping mendekat padaNya dan diubahkan hanya dengan
melihatNya seperti adanya Dia, mereka mencoba membuat Dia kedalam
gambaran mereka. Mengetahui nama Yesus lebih dari hanya mengetahui
bagaimana mengeja atau mengatakannya saja. Mengenal siapa Dia
sebenarnya. Disinilah iman yang benar berasal.”
Saya
masih dapat merasakan keraguan di mata Stefen, tetapi ini pertanda
bagus- jenis keraguan yang ingin percaya lebih dari tidak percaya. Saya
meneruskan.
“Ada
banyak orang lain yang benar-benar mengasihi Yesus dan mulai mengenali
Dia tetapi mereka tetap menjadi tawanan. Ada orang-orang yang
membiarkan luka atau kesalahan dalam perjalananya membuat mereka
mundur. Orang-orang ini sudah merasakan kebebasan, tetapi kembali ke
penjara karena kekecewaan atau kegagalan. Engkau dapat dengan mudah
mengenali mereka sebab mereka selalu berbicara masa yang lalu disamping
masa yang akan datang. Jika mereka masih berjalan dalam penglihatan
mereka, mereka tidak akan selalu menoleh kebelakang.”
“Saya sudah bertemu orang-orang seperti itu,” kata Stefen.
“Engkau
harus mengerti sesuatu jika engkau ingin pertanyaan ini dijawab. Jika
engkau memenuhi tujuan hidupmu, engkau tidak akan kecil hati atau
mendorong orang lain yang menggunakan nama Yesus. Kita tidak dipanggil
untuk menempatkan iman kita pada UmatNya, tetapi hanya kepada Dia.
Bahkan jiwa-jiwa paling besarpun akan mengecewakan kita karena mereka
masih manusia.
“Banyak
orang yang seperti yang saya gambarkan juga dapat menjadi jiwa yang
besar. Penglihatan dan iman dapat dipulihkan bahkan dalam orang-orang
yang paling kecil hati dan kecewa. Sebagai pemburu harta karun, ini
tugasmu. Kita tidak dapat menyia-nyiakan setiap manusia-mereka semua
harta karun bagi Dia. Untuk benar-benar mengenal Dia dan berjalan dalam
iman yang benar, engkau jangan menghakimi Dia melalui UmatNya, baik
yang paling baik atau yang paling buruk.” Saya membagikan. “Saya
berpikir bahwa Yesus adalah orang yang berkulit putih-Dia bahkan tidak
memutihkan DiriSendiri! Tetapi Dia juga bukan Tuhan yang berkulit
hitam. Dia menciptakan semua dan Dia adalah Tuhan atas segala sesuatu.
Ketika engkau mulai melihat Dia sebagai Tuhan salah satu semua
kelompok, maka engkau mengurangi siapa Dia dan engkau mengurangi
penglihatanmu dengan besar.”
Iman dan Ketaatan
Saya
melihat dengan diam saat Stefen berjuang dengan banyak hal dalam
hatinya. Saya merasakan kehadiran Hikmat dan saya tahu bahwa Dia akan
dapat menjelaskan segala sesuatu lebih baik dari saya. Akhirnya Stefen
memandang saya, dengan sinar mata yang lebih cemerlang dari sebelumnya
yang saya lihat.
“Saya
tahu bahwa semua pertanyaan yang saya pergumulkan tidak berkaitan
dengan siapa sebenarnya Yesus, tetapi siapa sebenarnya yang dikatakan
orang-orang. Saya tahu bahwa apa yang kau katakan itu benar. Saya tahu
bahwa Yesus adalah Satu-Satunya yang memberikan saya penglihatan dan
Dia adalah Hikmat, saya harus menemukan siapa Dia sebenarnya untuk diri
saya sendiri, saya harus mencari Dia, saya harus melayani Dia. Saya
juga tahu bahwa dia mengirim engkau kesini untuk membantu saya memulai
apa yang dilakukan.
“Hikmat
ada disini sekarang” saya mulai. “Engkau mendengar Dia saat saya
berbicara sama seperti saya mendengar Dia berbicara melalui engkau.
Engkau sudah mengenal suaraNya. Dia adalah GuruMu. Dia akan berbicara
padamu melalui banyak orang yang berbeda, seringkali melalui
orang-orang yang tidak mengenal Dia. Cepatlah untuk mendengar dan taati
apa yang Dia katakan. Iman dan ketaatan adalah sama. Engkau tidak
mempunyai iman yang benar jika engkau tidak taat, dan jika engkau
mempunyai iman yang benar maka engkau akan selalu taat.
“Engkau
berkata bahwa engkau akan melayani Dia. Itu berarti bahwa engkau tidak
lagi hidup untuk dirimu sendiri tapi untuk Dia. Dengan kehadiran
Hikmat, engkau akan tahu perbedaan antara benar dan salah. Ketika
engkau datang mengenali Dia, engkau juga akan mengerti apa itu
kejahatan. Engkau harus menolak kejahatan yang sudah engkau perbuat
dimasa lalu dan yang akan mencoba mengganggumu di masa yang akan
datang.
“Engkau
tidak dapat hidup seperti orang lain. Engkau dipanggil untuk menjadi
prajurit salib. Ketika engkau memegang NamaNya dan Kebenaran akan Siapa
Dia sebenarnya; ketika sinar besar datang kedalam matamu; ketika damai
sejahtera dan kepuasan mulai membanjiri jiwamu seperti beberapa waktu
yang lalu, memimpin dan mengajarmu, tetapi sekarang Dia hidup
didalammu. Dia tidak akan pernah meninggalkanmu lagi. Tetapi Dia
bukanlah hambamu melainkan engkaulah HambaNya.”
“Saya merasakan Dia,” Stefen mengakui. “Tetapi bagaimana saya sangat ingin melihat Dia lagi!”
“Engkau
dapat melihatNya melalui mata hatimu setiap saat. Ini juga adalah
panggilanmu-untuk melihat Dia dengan jelas dan mengikuti Dia dari
dekat. Untuk itulah perjalanan diperlukan. Pada perjalananmu, engkau
akan belajar tentang NamaNya dan kuasa dari salib. Ketika engkau
dilatih, engkau akan kembali kesini dengan kuasa itu dan engkau akan
membantu membebaskan banyak tawanan disini.”
“Maukah engkau tetap disini?”
“saya
tidak tahu. Seringkali saya mempunyai pekerjaan disini dan yang lain
membantu orang lain dalam perjalanan mereka. Mungkin saya dapat bertemu
denganmu lagi disana dimana engkau akan pergi. Saya juga masih berada
dalam perjalanan saya. Ini adalah bagian dari perjalanan saya. Pada
perjalananmu, akan ada banyak pintu yang harus kau lalui. Engkau tidak
akan pernah tahu dimana pintu itu menuju. Beberapa pintu itu mungkin
akan membawamu kembali kesini. Beberapa pintu mungkin akan membawamu ke
hutan belantara yang harus kau lalui. Beberapa pintu menuju ke
pengalaman surga yang mulia, dan sangat menggoda untuk selalu melihat
ke pintu-pintu itu, tetapi mereka tidak selalu menjadi yang kita
perlukan untuk memenuhi tujuan kita. Jangan memilih pintu hanya karena
penampilan tetapi selalu bertanyalah pada Hikmat untuk membantumu.”
Stefen melemparkan pandangannya ke tembok. Saya melihat sebuah senyum tersungging.
“Saya
dapat memanjat tembok itu sekarang,” katanya. “Bahkan saya mencari
tantangan yang akan datang. Harus saya akui bahwa saya masih merasa
takut tetapi itu bukan masalah. Saya tahu bahwa saya dapat memanjatnya
dan saya tidak dapat menunggu untuk melihat apa yang ada dibelakangnya.
Saya tahu bahwa saya bebas. Saya tidak lagi seorang tawanan!” Saya
berjalan dengan Stefen ke pagar pertama. Dia sangat terkejut menemukan
bahwa tidak hanya ada lobang disana tetapi dimanapun disentuh, pagar itu
akan terpisah dan membuat lobang lain.
“Dari apa pagar ini dibuat?” tanyanya.
Saya
menjelaskan “Setiap waktu seseorang melarikan diri, sebuah lobang
dibuat untuk yang lain agar bisa dilewati. Engkau dapat melewati lobang
itu baik yang sudah ada maupun engkau buat sendiri.”
Stefen
memilih tempat yang tebal dengan kabel listrik, merentangkan tangannya
dan berjalan melewatinya, membuka lobang besar saat dia masuk. Saya
tahu bahwa suatu hari dia akan kembali kesini dan membawa banyak orang
keluar lewat lobang yang sekarang dia buat. Melihatnya saya merasakan
sukacita. Saya merasakan kehadiran Hikmat lebih kuat dari yang saya
tahu saya lihat Dia berbalik arah. Saya melakukannya dan saya benar.
Sukacita besar saya alami tampak di WajahNya juga.
Kebebasan:
Saat saya berdiri disamping Hikmat melihat Stefen melalui pagar, dia memanggil, “Dari apa pagar ini dibuat?”
“Ketakutan.”
Saya
melihat Stefen berhenti dan melihat tembok. Itu sangat besar. Banyak
orang tidak pernah melalui pagar dan saya tahu ini tes yang penting
untuk Stefen.
Tanpa menoleh kembali, dia berteriak, “Maukah engkau membantuku memanjatnya?”
“Saya
tidak dapat membantumu,” kata saya. “Jika saya mencoba membantumu, itu
hanya akan membuatmu dua kali lebih lama dan lebih berat. Untuk
mengalahkan ketakutanmu, engkau harus menghadapinya sendiri.”
“Semakin saya melihat keatas tampaknya semakin parah,”saya dengar Stefen berbicara sendiri.
“Stefen, engkau membuat kesalahan pertama.”
“Apa yans saya lakukan?” jeritanya dengan penuh ketakutan.
“Engkau berhenti.”
“Apa yang saya lakukan sekarang?Saya merasa seperti kaki-kaki saya sangat berat untuk bergerak.”
“Lihatlah
pada lobang yang kau buat di pagar,” kata saya. “Sekarang lihatlah
puncak tembok dan mulailah berjalan. Ketika engkau mencapai tembok itu,
tetaplah berjalan. Jangan berhenti untuk istirahat. Tidak ada tempat
istirahat yang dapat ditemukan dengan bergantung di sisi tembok, jadi
teruslah naik sampai engkau mencapai puncak.”
Saya
merasa lega, dia mulai maju kembali. Dia bergerak lambat, tetpai dia
bergerak. Ketika dia sampai pada tembok, dia mulai naik, lambat tapi
pasti. Ketika saya tahu bahwa dia akan berhasil, saya pergi ke tembok
dan dengan cepat memanjatnya sehingga saya dapat menjumpai dia di sisi
yang lainnya.
Saya
tahu Stefen akan haus, jadi saya menunggu dia disamping sebuah aliran
air. Ketika dia sampai disana, dia sedikit terkejut melihat saya tetapi
sangat senang. Saya sangat terkejut melihat perubahan pada dia. Tidak
hanya matanya bersinar lebih cemerlang dan lebih jelas dari sebelumnya,
tetapi dia juga berjalan dengan keyakinan dan keanggunan yang
mengagumkan. Saya melihat dia sebagai seorang prajurit salib tetapi saya
tidak melihat dia sebagai seorang pangeran besar seperti siapa
panggilannya.
“Ceritakan pada saya,” kata saya.
“Sangat
sulit untuk mulai berjalan lagi dan kemudian terus berjalan. Saya tahu
jika saya berhenti, maka akan sulit untuk mulai berjalan kembali. Saya
memikirkan seseorang yang engkau ceritakan padaku, seseorang yang tahu
nama Tuhan tetapi tidak pernah menaiki tembok ini berjalan dalam iman
dalam NamaNya. Saya tahu bahwa saya dapat menjadi salah satu dari
mereka. Saya memutuskan bahwa jika saya jatuh, saya lebih baik mati
daripada tinggal dalam penjara. Lebih baik daripada tidak melihat apa
yang ada disebelah lain dan tidak memulai perjalanan panggilan saya.
Sangat sulit, bahkan lebih sulit dari yang saya pikirkan tetapi sangat
berharga.”
“Sini,
minumlah dari aliran ini. Engkau akan menemukan bahwa semua air dan
makanan yang kau perlukan dalam perjalananmu. Dimanapun engkau
memerlukan makanan dan minuman, engkau akan menemukannya. Biarkan lapar
dan haus tetap membuatmu bergerak. Ketika engkau menemukan makanan dan
minuman, istirahatlah selama makanan dan minuman itu masih ada dan
kemudian pergilah.”
Dia segera minum dan berdiri, khawatir untuk bergerak.
“Saya
tidak akan melihat engkau lagi untuk beberapa saat, jadi ada banyak
hal yang harus saya katakan sekarang yang akan membantumu dalam
perjalanan.”
Stefen
melihat pada saya dan matanya yang cemerlang sangat indah. Orang-orang
yang mengenal belenggu paling kuat akan sangat mengasihi kebebasan,
pikir saya. Saya mengarahkan pandangnya ke gunung tertinggi yang dapat
kami lihat.
“sekarang
engkau harus mendaki gunung itu. Saat engkau berada di puncak,
lihatlah sejauh mata memandang. Tandai dengan baik apa yang kau lihat
dan carilah jalan yang akan membimbingmu ketempatmu pergi. Buatlah peta
dalam pikiranmu. Itulah tempat dimana engkau dipanggil untuk pergi.”
“Saya mengerti,” dia menjawab. “Tetapi apakah dapat terlihat dari salah
satu gunung yang paling rendah itu? Saya tidak lagi takut unutk mendaki
tetapi saya cemas dengan perjalanan ini.”
“Engkau
dapat melihat banyak tempat dari gunung-gunung yang rendah itu dan
mencapai tempat-tempat lain dengan lebih cepat. Engkau dapat memilih
untuk melakukannya. Membutuhkan waktu yang cukup lama dan lebih sulit
untuk mendaki gunung tinggi itu tetapi dari sana engkau dapat melihat
lebih jauh dan melihat sesuatu lebih besar. Perjalanan dari gunung
tinggi juga akan lebih sulit dan membutuhkan waktu lama. Engkau bebas
dan engkau dapat memilih perjalanan ini.”
“Engkau selalu memilih gunung paling tinggi, bukan?” Tanya Stefen.
“Saya
tahu sekarang bahwa itu adalah yang terbaik tetapi saya tidak dapat
mengatakan bahwa saya selalu memilih gunung yang tertinggi. Seringkali
saya memilih yang paling mudah, jalan paling cepat dan saya selalu
menyesal telah melakukannya. Sekarag saya percaya bahwa itu adalah
hikmat untuk selalu memilih gunung paling tinggi untuk didaki. Saya tahu
bahwa harta karun terbesar adalah mengatasi ketakutan yang amat
sangat. Sekaranglah waktunya engkau berjalan dalam iman besar.”
“Saya
tahu bahwa apa yang engkau katakan itu benar dan saya tahu dalam hati
bahwa saya harus mendaki gunung paling tinggi itu sekarang atau saya
akan selalu memilih yang kecil dari yang saya punya. Saya hanya cemas
untuk pergi dan tiba pada tujuan saya.” “Iman dan kesabaran berjalan
bersama-sama,” saya meresponi. “Ketidaksabaran merupakan wujud dari iman
yang kurang. Ketidaksabaran tidak akan pernah membimbingmu tujuan
paling tinggi Tuhan. Baik dapat menjadi musuh paling besar dari paling
baik. Sekarag waktunya utnuk menentukan bentuk kehidupanmu dengan
selalu memilih yang paling tinggi dan yang paling baik. Inilah jalan
untuk tetap dekat dengan Hikmat.”
“Apa
lagi yang harus kau katakan sebelum saya pergi?” Stefen bertanya
sambil duduk diatas sebuah batu, dengan bijaksana memilih untuk sabar
dan menerima semua yang dia butuhkan sebelum dia pergi. Saya pikir
bahwa dia sudah mengenal Hikmat lebih baik dari saya.
Sebuah Peringatan
“Ada
hikmat lain yang bukan Hikmat Tuhan dan ada yang lain yang memanggil
dirinya sendiri “Hikmat”. Dia bukanlah Hikmat, dia adalah musuh kita.
Dia dapat sulit mengenali karena dia mencoba tampil sama seperti Hikmat
dan dia sangat bagus menirunya. Dia muncul sebagai malaikat terang dan
biasanya membawa kebenaran. Dia akan berwujud kebenaran dan dia
memiliki hikmat dan membutuhkan waktu yang cukup lama bagi saya untuk
membedakan Kebenaran dan Hikmat. Saya sudah belajar apa saya masih
dapat dibodohi olehnya jika dalam sesaat saja saya mulai berpikir saya
tidak dapat melakukan. Hikmat sudah mengatakan bahwa Dia tidak akan
pernah dapat mengakali musuh kita ini- pertahanan kita adalah pertama
mengenalinya kemudian melawannya.”
Mata
Stefen terbuka lebar sama seperti saat dia “mengetahui” pandangan
mencari dia. “Saya tahu siapa yang kau katakan!”katanya.
“saya
bertemu banyak orang dipenjara yang mengikuti orang itu. Mereka selalu
membicarakan tentang hikmat yang lebih, pengetahuan yang lebih tinggi.
Mereka selalu tampak anggun, adil tetapi mereka curang. Kapanpun saya
mengatakan mereka tentang Hikmat, mereka berkata bahwa mereka juga tahu
“Hikmat”, dan dia adalah “pembimbing pribadi’ mereka. Bagaimanapun,
ketika saya mendengarkan mereka, saya tidak merasakan kalau saya
dituntun kearah kebebasan yang mereka katakan, tetapi saya merasa bahwa
belenggu di penjara semakin kuat. Saya hanya merasakan kegelapan
melingkupi mereka tidak seperti terang yang saya rasakan jika saya
berbicara dengan Hikmat. Saya tahu bahwa mereka tidaklah sama.”
“Hikmat
yang sejati adalah Yesus. Engkau tahu itu sekarang. Hikmat sejati
adalah mencari Dia. Hikmat apapun yang tidak membimbingmu kepada Yesus
adalah hikmat yang palsu. Yesus akan selalu membebaskanmu. “Hikmat”
yang palsu akan membimbingmu pada belenggu. Bagaimanapun, kebenaran
sejati sering terlihat seperti belenggu awalnya dan belenggu tampak
seperti kebebasan awalnya.”
“Ini tidak akan mudah bukan?” Stefen meratap.
“Tidak.
Ini tidak akan mudah dan tidak seharusnya seperti itu. Kecurigaan
tidak sama dengan ketajaman yang sejati, tetapi jika engkau mencurigai
sesuatu, curigailah yang tampaknya mudah. Saya belum menemukan “yang
muda” melalui setiap pintu atau setiap jalan yang tampaknya benar.
Mengambil jalan yang mudah pasti menuju jalan yang salah. Engkau
dipanggil sebagai seorang prajurit dan engkau akan berperang. Saat ini
seluruh dunia berada dalam kuasa “hikmat” yang palsu dan engkau harus
mengalahkan dunia untuk memenuhi tujuan hidupmu.”
“Saya
sudah melakukan banyak hal yang sulit dari yang pernah saya lakukan,”
kata Stefen merefleksikan. “Tetapi engkau benar- sangat sulit tetapi
sangat berharga. Saya tidak pernah mengenal sukacita, kepuasan,
pengharapan. Kebebasan sangat sulit. Sangat sulit bagi saya memilih
gunung mana yang harus saya daki. Kembali kesana, saya tahu bahwa saya
dapat memilih untuk tidak menaiki tembok-tembok itu. Saya merasakan
seperti ketakutanlah yang membuat tembok didalam saya. Tetapi setelah
saya mengambil pilihan itu, saya tahu saya akan mencapai puncak. Tapi
apakah itu menjadi lebih mudah?”
“Tidak,
tetapi bagaimanapun “sulit” harus lebih dipenuhi. Tidak akan ada
kemenangan tanpa peperangan dan peperangan lebih besar akan ada
kemenangan yang lebih besar. Semakin besar kemenangan yang kau alami,
engkau semakin melihat kesempatan untuk perang dan engkau akan bangkit
semakin tinggi untuk menghadapi yang lebih besar. Yang membuatnya mudah
adalah Tuhan selalau membimbing kita kepada kemenangan. Jika engkau
tinggal dekat denganNya, engkau tidak akan pernah gagal. Setelah setiap
peperangan, setiap pencobaan, engkau akan semakin dekat denganNya dan
engkau mengenalNya dengan lebih baik.”
“Apakah saya akan selalu merasakan kegelapan jika “hikmat” palsu mencoba menyesatkan saya?”
“Saya
tidak tahu. Saya tahu bahwa kegelapan datang jika kita tertipu untuk
mencari diri sendiri. Saat dia menipu manusia pertama dengan makan buah
dari Pohon Pengetahuan Baik dan Jahat, hal pertama yang mereka lihat
adalah diri mereka sendiri. Sekali “Hikmat” palsu dapat membuat kita
memusatkan diri sendiri dan pasti jatuh dalam belenggu. Penipu itu
selalu mencoba untuk membuatmu mencari diri sendiri. Panggilan untuk
memenuhi tujuan hidup kita bukan demi kita tetapi demi Tuhan dan demi
UmatNya.”
“apakah setiap orang pernah memenuhi tujuan hidupnya tanpa ditipu?”
“Tidak,
saya rasa. Sekalipun Rasul Paulus yang besarpun mengakui pernah
dibodohi setan. Petrus dijebak beberapa kali yang tercatat di Alkitab
dan kita tidak tahu berapa banyak lagi yang tidak ditulis. Tetapi
jangan terlalu memikirkan tentang ditipu. Sebenarnya itu adalah jebakan
paling besar. Dia membelokkan banyak orang dengan ketakutan dalam kuasa
untuk menipu daripada untuk beriman kepada kuasa Roh Kudus yang
membimbing mereka ke semua kebenaran. Orang-orang yang jatuh kedalam
jebakan ini tidak hanya jatuh dalam belenggu ketakutan yang semkain
besar, tetapi mereka akan menyerang setiap orang yang berjalan dalam
kebebasan yang berasal dari iman. Saya yakin bahwa engkau tidak akan
mencapai puncak gunung sebelum mereka menghadangmu.”
“Dan
apakah mereka tahu nama Yesus?” Tanya Stefen sedikit bingung. “Mereka
harus tahu NamaNya untuk dapat mencapai tembok dan pergi lebih jauh.
Saya maksud, apakah mereka benar-benar tidak tahu NamaNya sekali saja?”
“Saya
yakin mereka tahu. Tetapi berdirilah dan lihatlah keseluruh lembah
yang didepan dan mengitari setiap gunung. Apa yang kau lihat?”
“Tampaknya seperti penjara-penjara kecil. Tampaknya ada banyak orang berasal dari tempat saya keluar!”
“Itulah
mengapa saya tekejut ketika engkau mengatakan bahwa Hikmat mengatakan
bahwa ini adalah satu-satunya penjara, tetapi setelah saya berada
disana untuk beberapa saya, saya mengerti apa yang Dia maksudkan.
Lihatlah pada tembok–tembok yang tinggi. Lihatlah pagar-pagarnya.
Mereka semuanya sama. Jika engkau tertangkap dalam perjalanan, engkau
tidak akan dibawa kembali kemari. Mereka tahu bahwa engkau akan memilih
kematian daripada kembali kesana, tetapi mereka akan membawamu ke
penjara-penjara yang lain. Ketika engkau mendekati mereka, sangatlah
sulit melihat bahwa itu adalah penjara-penjara dari luar, tetapi
didalam semuanya sama dengan orang-orang yang terbagi dan terpenjara
karena ketakutan mereka.”
“Saya
senang engkau menunjukkannya pada saya,” Stefen menawarkan. “Saya
bahkan tidak melihat penjara-penjara ketika saya melihat dari puncak
tembok atau ketika saya melihat kearah gunung yang akan saya daki. Dan
apakah kau pikir saya akan sering disergap oleh orang-orang yang
mencoba menawan saya dan memasukkan ke salah satu penjara itu? Dan
apakah orang-orang ini menggunakan nama Yesus?”
“Tuhan,
Dia sendirilah yang memperingatkan dalam Kitab Suci bahwa di hari-hari
akhir akan ada banyak orang datang dalam NamaNya, menyatakan bahwa Dia
adalah Kristus dan mereka akan menipu banyak orang. Percayalah pada
saya, ada banyak orang seperti itu dan saya tidak percaya bahwa
sebagian besar mereka tahu kalau mereka adalah penyesat-penyesat. Saya
dapat mengatakan kepadamu sifat yang saya lihat dari mereka yang saya
temui-mereka berhenti selagi dalam perjalanan, berhenti sesaat dalam
tujuan hidup mereka. Membutuhkan iman untuk terus pergi dan mereka
memilih mengikuti ketakutan lebih dari iman. Mereka mulai berpikir
bahwa ketakutan adalah iman dan sebenarnya melihat dinding-dinding
ketakutan melingkupi penjara-penjara sebagai benteng kebenaran.
Ketakutan akan melalukan hal itu pada visimu dan engkau dapat mulai
melihat benteng dengan cara lain. Hanya sedikit dari orang-orang ini
yang tidak jujur. Mereka tulus hati tetapi mereka ditipu oleh tipuan
paling kuat yaitu ketakutan akan sesat.”
“Apakah saya harus berperang melawannya?”
“Saya
mengerti pertanyaanmu dan seringkali bertanya soal itu pada diri saya
sendiri. Mereka itu menghancurkan iman banyak orang dan membuat
kerusakan kepada tempat tinggal lebih dari semua pemujaan dan sekte
yang dikombinasikan. Ada suatu waktu jika semua batu sandungan ini akan
dihancurkan tetapi sekarang, semuanya itu ada dengan tujuan membuat
perjalanan semakin sulit.”
“Hikmat
menginginkan ini lebih sulit? Ini saja sudah sangat sulit untuk
memerangi ketakutan sendiri. Mengapa Dia ingin membuatnya lebih sulit
dengan membuat kita memerangi orang-orang yang takut itu?”
“Tepatnya
kerjakan ini sama mudah atau sama sulit yang Dia inginkan. Ini adalah
perjalanan sementara yang digunakan untuk mmpersiapkan orang-orang yang
akan memerintah bersama dengan Dia di masa mendatang sebagai anak
laki-laki dan anak perempuan dari Yang Paling Tinggi untuk selamanya.
Setiap pencobaan bertujuan untuk mengubah kita menjadi Segambaran
dengan Dia. Satu hal yang pertama harus kita pelajari dalam perjalanan
ini adalah jangan menyia-nyiakan setiap pencobaan tetapi raihlah itu
sebagai kesempatan. Jika jalanmu lebih sulit ini karena tingginya
panggilanmu.”
Perlunya Disiplin
“Banyak
orang dipanggil, tetapi hanya sedikit yang dipilih. Banyak orang akan
datang dalam perjamuan kawin, tetapi hanya sedikit yang menjadi
mempelainya.”
Kami berbalik melihat Hikmat berdiri dibelakang kami. Dia muncul sebagai atlit muda yang dikenal Stefen.
“Larilah
pada pertandingan didepanmu dan hadiahnya akan lebih besar dari yang
dapat kamu mengerti saat ini. Engkau tahu disiplin yang dibutuhkan
untuk mempersiapkan pertandingan. Sekarang disiplinkanlah dirimu
sendiri untuk kebenaran. Aku sudah memanggil semua yang bertanding,
tetapi hanya sedikit yang berlari untuk menang. Disiplinkah dirimu
sendiri untuk menang.”
Kemudian Dia pergi.
“Mengapa Dia pergi?” Tanya Stephen.
“Dia
mengatakan semua yang dibutuhkan saat ini. Dia berbicara kepadamu
tentang disiplin. Saya ambil itu sebagai kata-kata yang penting untukmu
saat ini.”
“Disiplin. Saya benci kata-kata itu!”
“Dia berbicara kepadamu tentang pertandingan.Apakah engkau pelari?”
“Ya,
saya berlari sangat cepat. Saya selalu menjadi yang tercepat disekolah
saya dan bahkan ditawari beasiswa untuk universitas yang besar.”
“Saya tahu engkau tidak menerimanya.”
“Tidak, saya menerimanya.”
“Apakah ini karena kurangnya kedisiplinanmu sehingga tidak kuliah?”
“Bukan!Itu karena...” Ada kediaman yang lama saat Stefen menunduk. “Ya, mungkin itu.”
“Jangan
khawatir sekarang. Engkau harus mengerti sesuatu. Paling banyak orang
berpotensi paling baik dalam setiap ladang atau pekerjaan tetapi tidak
pernah mencapai yang tinggi karena kurangnya satu hal – kedisplinan.
Apa yang kau lakukan sekarang lebih penting dari berlari atau kuliah.
Cukup jelas bahwa disiplin merupakan kelemahanmu dan itu sudah kau bayar
tetapi Kristus dalam semuanya menjadikan baru. Dalam Dia segala
sesuatu yang menjadi kelemahanmu yang paling besar dapat menjadi
kekuatanmu yang paling besar. Sekarang engkau adalah muridNya. Yang
berarti engkau menjadi “seorang yang disiplin”
“Saya tahu bahwa engkau mengatakan yang sebenarnya dan saya tahu bahwa ini adalah pertandingan yang saya ingin menang.”
“Apakah kau lihat jalan yang menuju puncak gunung?”
“Ya.”
“Jalan itu disebut Disiplin. Tetaplah disana jika engkau ingin mencapai puncak.”
Bab 10 Pasukan
Tiba-tiba,
saya berdiri di sebuah gunung tinggi melihat dataran luas. Dibelakang
saya, ada sebuah pasukan berbaris lebar menyamping. Ada 12 divisi dalam
barisan depan yang berdiri jelas dari kumpulan para prajurit besar ini
mengikuti dibelakang mereka. Divisi-divisi ini kemudian dibagi menjadi
resimen, batalyon, rombongan dan regu. Divisi-divisi ini dikenal dari
panji-panji mereka dan resimen dikenal dari seragam yang berwarna-warni.
Batalyon,
rombongan dan regu dikenal dari selempang dan tanda pangkat yang
dikenakan setiap kelompok berbeda. Semua mengenakan baju zirah yang
berwarna perak, perisai yang tampak seperti emas murni dan
senjata-senjata mereka dari perak dan emas. Panji-panji itu sangat
besar, 30- 40 kaki panjangnya. Saat para prajurit berbaris, baju zirah
dan senjata mereka bersinar terkena sinar matahari dan kibaran panji
dan suara langkah kaki mereka seperti guruh yang berputar. Saya tidak
berpikir bahwa bumi akan menyaksikan hal seperti ini sebelumnya.
Kemudian
saya menjadi sangat dekat untuk melihat wajah mereka-laki-laki dan
perempuan, tua dan muda dari setiap ras. Ada ketetapan hati yang
dahsyat terpancar dari wajah-wajah mereka, tetapi mereka tampak tidak
tegang. Perang sudah ada di udara tetapi dalam ketinggian saya dapat
merasakan suatu damai sejahtera yang saya tahu bahwa tidak ada satupun
yang menakutkan dari medan perang tempat mereka berbaris menuju.
Atmosfer rohani yang saya rasakan ketika mendekati mereka sangat luar
biasa sama seperti penampilan mereka.
Saya
melihat seragam mereka. Warna-warnanya sangat indah. Setiap prajurit
mengenakan lencana pangkat dan medali. Para jendral dan prajurit
berpangkat tinggi lainnya berbaris bersama yang lain. Sekalipun jelas
bahwa orang-orang yang berpangkat tinggi ada bersama mereka, tidak ada
seorangpun yang berlebihan akan pangkatnya. Dari prajurit dengan
pangkat tertinggi ke yang paling rendah, semuanya seperti teman dekat.
Itu adalah pasukan yang tampaknya belum pernah ada disiplin, mereka
tampak sebagai satu keluarga besar.
Saat
saya mempelajari mereka, mereka tampak tidak mementingkan diri
sendiri-bukan karena kehilangan identitas tetapi karena mereka sangat
yakin akan siapa mereka dan apa yang akan mereka lakukan. Mereka tidak
ditelan oleh diri mereka sendiri atau mencari pengenalan. Saya tidak
dapat mendeteksi ambisi atau kebanggaan disetiap tempat di setiap
pangkat. Sangat menggoncangkan melihat begitu banyak orang yang unik
dalam satu harmonisasi dan berbaris menuju tangga yang sempurna. Saya
yakin bahwa tidak akan pernah ada pasukan seperti ini dibumi.
Kemudian
saya berada dibelakang divisi depan yang tampaknya kelompok lebih
besar terdiri dari ratusan divisi. Setiap divisi berbeda ukuran dengan
sekitar 2 ribu dan yang paling besar ratusan ribu. Sekalipun kelompok
ini tidak sejelas dan sewarna-warni yang pertama, ini juga pasukan yang
luarbiasa hanya karena ukurannya. Kelompok ini juga memiliki
panji-panji tetapi tidak sebesar dan seimpresif kelompok yang pertama.
Mereka semua memakai seragam dan memiliki pangkat tetapi saya terkejut
bahwa banyak dari mereka yang bahwa tidak memiliki baju zirah yang
lengkap dan banyak orang tidak mempunyai senjata. Baju zirah dan
senjata mereka tidak berkilap dan bersinar seperti kelompok yang
pertama.
Saat
saya melihat lebih jelas pada pangkat-pangkat ini, saya dapat melihat
bahwa mereka semua diputuskan dan mempunyai tujuan, tetapi mereka tidak
mempunyai fokus seperti kelompok yang pertama. Kelompok ini tampaknya
lebih sadar akan pangkat mereka sendiri dan pangkat-pangkat disekitar
mereka. Saya merasakan ada gangguan yang merintangi fokus mereka. Saya
juga dapat merasakan ambisi dan kecemburuan dalam pangkat, yang akan
menuju pada gangguan berikutnya. Meski demikian, saya merasakan bahwa
divisi kedua ini masih pada tahap lebih tinggi ketaatan dan tujuannya
dari pasukan apapun di bumi. Ini juga adalah pasukan yang sangat kuat.
Dibelakang pasukan kedua, ada pasukan ketiga yang berbaris sangat jauh
dibelakang kedua pasukan sehingga saya tidak yakin mereka dapat melihat
kelompok-kelompok yang ada didepan mereka. Kelompok ini lebih besar
berkali-kali lipat dari yang gabungan pasukan yang pertama dan kedua,
tampaknya terdiri dari jutaan dan jutaan orang. Saat saya melihat dari
kejauhan, pasukan ini bergerak dalam arah yang berbeda seperti kawanan
besar burung-burung, menyapu satu halaman dan kemudian selanjutnya,
tidak pernah bergerak dalam arah yang lurus untuk waktu yang lama.
Karena gerakan yang aneh ini, membuat mereka semakin jauh dan semakin
jauh dari kedua pasukan didepan.
Saat
saya mendekat, saya melihat para prajurit ini compang camping, seragam
abu-abu pudar yang tidak dibersihkan atau disetrika. Hampir setiap
orang berdarah dan terluka. Sedikit orang yang berbaris tetapi paling
banyak mereka berjalan dalam arah yang umum menurut yang lainnya.
Perjuangan secara konstan mematahkan pangkat-pangkat mereka dan
menyebabkan banyak orang terluka. Beberapa prajurit mencoba untuk tetap
dekat dengan jumbai panji yang berkibar diantara pangkat-pangkat.
Meski demikian, tidak satupun yang dekat dengan panji-panji itu
mempunyai identitas yang jelas karena mereka lari dari satu panji ke
panji yang lainnya.
Dalam
pasukan ketiga ini, saya terkejut hanya ada 2 pangkat-jendral dan
pribadi. Hanya sedikit yang mengenakan baju zirah dan saya tidak
melihat senjata apapun kecuali senjata tiruan yang dibawa
jendral-jendral. Jendral-jendral ini memamerkan senjata-senjata tiruan
ini seakan-akan itu membuat para pejabat spesial, tetapi bahkan setiap
orang dalam pangkat itu dapat mengatakan bahwa senjata itu imitasi. Hal
ini menyedihkan karena sangat jelas orang-orang yang dipangkat itu
ingin menemukan seseorang yang nyata yang ingin mereka ikuti.
Tampaknya
tidak ada ambisi diantara para jendral.Ini bukan karena tidak
mementingkan diri sendiri seperti dalam pasukan pertama atau karena
tidak perhatian. Saya pikir paling tidak ambisi yang tampak di pasukan
kedua lebih baik daripada kebingungan yang ada di kelompok ini.
Jendral-jendral disini tampaknya lebih sungguh-sungguh berbicara tentang
diri mereka sendiri dan memerangi satu dan yang lainnya, yang sedang
dilakukan kelompok-kelompok kecil sekitar panji-panji. Kemudian saya
dapat melihat bahwa perang didalam pangkat itu sendiri karena penyapuan
besar-besaran, perubah arah tak menentu dari waktu ke waktu.
Saat
saya melihat kepada jutaan orang di kelompok terakhir, saya merasakan
bahwa dengan jumlah mereka yang sangat besar, mereka sebenarnya tidak
benar-benar memperkuat pasukan tetapi malah melemahkannya. Dalam perang
yang sebenarnya, mereka akan lebih menjadi penyakit daripada menjadi
asset. Hanya dengan menopang mereka dengan makanan dan perlindungan
akan membayar harga yang mahal lebih dari nilai yang memampukan mereka
untuk berperang. Saya pikir sebuah kelompok dalam kelompok pertama atau
kedua akan sangat berarti daripada banyak jendral dari kelompok ketiga.
Saya tidak dapat mengerti mengapa kelompok pertama membiarkan kelompok
ini mengekor dibelakang mereka. Jelas mereka bukan prajurit sejati.
Hikmat dari Zippora
Tiba-tiba
saya berada di sebuah gunung dimana saya dapat melihat seluruh
pasukan. Saat saya mengawasi, saya melihat dataran yang kering dan
berdebu didepan pasukan, tetapi secepat mungkin setelah 12 divisi
pertama lewat, bumi menjadi gelap kehijauan, dengan bayangan pohon-pohon
yang berbuah dan aliran air murni mengalir disepanjang daratan.
Pasukan ini memulihkan bumi. Saya pikir betapa berbedanya ini, apa yang
akan terjadi kalau pasukan dari dunia yang akan melewati dataran ini.
Mereka akan menjarah ternak dan buah yang ada di dataran sepanjang yang
mereka lalui sampai gundul.
Saya
melihat saat divisi kedua melewati dataran ini. Mereka meninggalkan
jembatan-jembatan dan banyak bangungan, tetapi tanahnya tidak terbentuk
dengan baik seperti yang mereka lewati sebelumnya. Rumput-rumputnya
tidak menghijau, aliran-aliran air itu berlumpur dan banyak buah yang
diambil.
Kemudian
saya melihat saat kelompok ketiga lewat. Rumputnya hilang atau
diinjak-injak ke bumi sehingga tidak terlihat. Sedikit pohon yang
tersisa digunduli. Aliran-aliran air sungai dipolusi. Jembatan-jembatan
patah dan tidak bisa dilewati. Bangunan-bangunan ditinggalkan
berantakan. Tampaknya kelompok ini sudah menghabiskan semua kebaikan
yang dilakukan kelompok satu dan dua. Saat saya melihat mereka.
Kemarahan saya muncul.
Saya
merasakan Hikmat berdiri disamping saya. Dia tidak mengatakan apapun
untuk waktu yang lama, tetapi saya juga merasakan KemarahanNya.
“Mementingkan
diri sendiri, menghancurkan,” kata Dia akhirnya. “Aku datang untuk
memberikan hidup dan hidup secara berkelimpahan. Bahkan ketika
PasukanKu sudah dewasa, ada banyak orang yang memanggil namaKu dan
mengikuti orang-orang yang mengikuti Aku, tetapi mereka tidak
mengenalKu atau berjalan dalam JalanKu. Mereka menghancurkan buah-buah
yang dihasilkan mereka yang mengikuti Aku. Karena ini, dunia tidak tahu
apakah akan menganggap UmatKu berkat atau kutuk.”
Saat
Hikmat mengatakan ini, saya merasakan panas yang naik dariNya,
intentisitasnya sampai terasa menyakitkan sehingga sulit bagi saya
mengkonsentrasikan apa yang Dia katakan. Meski demikian, saya tahu
bahwa saya merasakan apa yang Dia rasakan dan itu adalah bagian yang
penting dari pesan yang harus Dia sampaikan pada saya. Rasa sakit itu
adalah gabungan dari kasih akan bumi dan kemarahan atas mementingkan
diri sendiri dalam pasukan ini. Kedua perasaan ini sangat kuat sehingga
saya merasakannya seolah-olah perasaan itu dicapkan kepada saya.
Saat
kemarahan Tuhan semakin meningkat, saya merasakan bahwa Dia mungkin
akan menghancurkan seluruh pasukan. Kemudian saya teringat bagaimana
Tuhan bertemu dengan Musa dalam perjalanannya ke Mesir dalam
ketaatanNya dengan Tuhan. Tuhan akan membuatnya mati sampai istri Musa,
Zippora menyunat anak mereka. Saya tidak pernah mengerti hal itu sampai
sekarang. Sebab penyunatan berbicara tentang penghilangan kedagingan
atau sifat jasmani, insiden dengan Musa seperti sebuah nubuatan yang
membayangi dosa Elia, seorang imam, yang mengutuk dirinya sendiri dan
menyerah pada Israel karena dia gagal mendisiplinkan anak-anaknya.
“Tuhan, bangkitkan mereka dengan hikmat Zippora!” saya menangis menjerit.
Pembakaran
itu terus dan sebuah keyakinan dalam pada saya untuk datang kepada
para pemimpin dari pasukan-pasukan besar itu dan menceritakan kepada
mereka cerita tentang Zippora dan setiap orang dalam pasukan Tuhan
harus menyunatkan hati mereka. Sifat jasmani harus dibuang. Saya tahu
jika saya berjalan lebih jauh sebelum ini berakhir, seluruh pasukan
berada dalam bahaya kehancuran oleh Tuhan Sendiri, sama seperti Dia
hampir membunuh Musa ketika dia kembali ke Mesir.
Kemudian
saya berdiri di Ruang Pengadilan didepan Kursi Pengadilan Tuhan. Tuhan
masih muncul sebagai Hikmat, tetapi saya tidak pernah melihat Dia
lebih dahsyat, galak, ataupun Kata-KataNya yang semakin berat.
“Engkau
sudah melihat pasukan ini didalam hatimu setiap waktu. Para pemimpin
yang Aku tunjuk sekarang harus memimpin pasukan ini. Aku mengirimkanmu
kepada banyak para pemimpin ini. Apa yang akan engkau katakan pada
mereka?”
“Tuhan,
ini adalah pasukan yang besar, tetapi saya masih bersedih dengan
kondisi kelompok ketiga. Saya tidak mengerti mengapa mereka diijinkan
untuk berpura-pura menjadi bagian dari PasukanMu. Saya ingin mengatakan
bahwa sebelum mereka lebih jauh, pasukan pertama dan kedua harus
berbalik dan mengusir kelompok ketiga ini. Mereka benar-benar sangat
sedikit dari kelompok yang besar.”
“Apa
yang engkau lihat hari ini masih berada di masa depan.
Pelayanan-pelayanan yang akan Aku lepaskan untuk mengumpulkan pasukan
dan memperlengkapi mereka dengan semua yang kau katakan. Pada waktu ini,
hampir semua PasukanKu berada dalam kondisi ketiga. Bagaimana Aku
dapat membiarkan mereka diusir pergi?”
Saya
tergoncang, sekalipun saya tahu bahwa saya tidak akan pernah melihat
salah seorang Umat Tuhan yang berada dalam keadaan baik bahkan seperti
kelompok kedua.
“Tuhan,
saya tahu Engkau marah terhadap kelompok ini. Jika sekarang hampir
seluruh PasukanMu seperti ini, saya bersyukur Engkau tidak
menghancurkan kami semua. Ketika saya melihat dalam kelompok ketiga,
saya merasa bahwa mereka dalam kondisi yang menyedihkan. Kurang latihan,
perlengkapan peran dan visi, juga kegagalan memikul salib yang
menyunatkan hati. Saya percaya saya harus pergi kepada mereka dengan
pesan tentang Zippora tetapi jika mereka juga membutuhkan pelatih
sersan dan perwira yang akan melatih mereka.”
Hikmat
melanjutkan kata-kataNya, “Ingatlah pasukan pertama yang kau lihat
sebelum gunung. Mereka juga tidak siap berperang dan ketika peperangan
dimulai, orang-orang yang tidak siap melarikan diri. Bagaimanapun,
banyak orang kembali dengan baju zirah mereka dan khayalan yang
digantikan dengan kebenaran. Dua kelompok yang pertama dalam pasukan
juga diubahkan oleh peperangan ini dan menyadarkan mereka akan kondisi
mereka yang sebenarnya. Kemudian mereka berseru pada Ku dan Aku
mengirimkan gembala-gembala yang mempunyai HatiKu. “Semua
gembala-gembalaKu seperti Raja Daud. Mereka tidak menyewa orang-orang
yang mencari tempat atau posisi sendiri tetapi mereka meletakkan
hidupnya untuk UmatKu. Mereka juga tidak takut perang melawan MusuhKu
dan murni menyembahKu. Aku akan mengirimkan gembala-gembala ini kedepan.
Engkau harus kembali dengan pesan Zippora. Waktunya sudah dekat, jika
Aku tidak tinggal dalam orang-orang yang mencari untuk dihitung UmatKu
yang tidak menyunatkan hati mereka. Engkau harus memperingatkan mereka
akan MurkaKu.
“Aku
juga mengirimkanmu kembali untuk berjalan bersama para nabiKu yang Aku
kirimkan sama seperti Samuel untuk menuangkan minyak urapan kepada
para gembalaku yang sejati. Banyak orang ini yang dianggap paling kecil
oleh saudara-saudara seiman mereka, tetapi engkau akan menemukan
mereka melayani seperti para gembala setia melayani rombongan kecilnya,
pekerja yang setia pada apa yang Aku berikan. Mereka ini orang-orang
yang setia yang Kupanggil untuk menjadi raja-raja. Kepada mereka Aku
mempercayakan otoritasKu. Mereka akan menyiapkan UmatKu pada perang
besar terakhir mendatang.”
Kemudian
saya heran dalam hati, jika kami sekarang dalam kondisi kelompok yang
ketiga, apa yang harus dilakukan pada para jendral yang tampaknya bukan
jendral yang sejati?
“Engkau
benar, mereka bukan jendral yang sejati,” Tuhan menjawab. “Aku tidak
menunjuk mereka tetapi mereka menunjuk diri mereka sendiri. Orang-orang
lain akan menjadi perwira yang berguna. Bagaimanapun, banyak orang
akan lari pada peperangan pertama dan engkau tidak akan melihatnya
lagi.
“Ingatlah
ini: Sekali waktu, setiap orang dalam kelompok satu dan dua pertama
merupakan bagian dari yang terakhir. Saat engkau pergi dengan pesan
Zippora mendeklarasikan bahwa Aku tidak akan lagi mentolerir kedagingan
UmatKu, orang-orang yang benar-benar Kupanggil dan memutuskan untuk
mentaati Aku tidak lari dari PenyunatanKu tetapi akan berdiri melawan
kedagingan dalam kemah sehingga Aku tidak akan menghakimi mereka.
Gembala-GembalaKu juga bertanggung jawab atas kondisi Domba-dombaKu.
Jendral-jendralKu bertanggung jawab atas kondisi dari para prajuritKu.
Orang-orang yang sudah Aku panggil akan bertanggungjawab karena mereka
mengasihi Aku, mereka mengasihi UmatKu dan mereka mengasihi kebenaran.”
Panglima Bala Tentara
Kemudian
saya tidak lagi berdiri di depan Kursi Pengadilan tetapi berada di
atas gunung melihat pasukan itu lagi. Hikmat berdiri disamping saya.
Dia tegas tetapi saya tidak lagi merasakan kesedihan dan kemarahan
seperti sebelumnya.
“Aku
ijinkan engkau melihat sedikit dari masa yang akan datang,” Hikmat
memulai. “Aku mengirimmu kepada orang-orang yang dipanggil untuk
mempersiapkan UmatKu dan memimpinnya. Mereka adalah orang-orang yang
akan berjuang dimedan perang di gunung. Mereka adalah orang-orang yang
sudah bertemu pasukan penuduh dan tetap setia. Mereka adalah orang-orang
yang mengawasi UmatKu dan melindungi mereka sekalipun berresiko atas
hidup mereka. Mereka dipanggil para pemimpin UmatKu yang akan berjuang
di peperangan besar di jaman akhir dan akan tetap bertahan tanpa takut
melawan semua kuasa kegelapan.
“Sama
seperti yang kau lihat, pasukan ini sedang berbaris, tetapi seringkali
mereka akan mendirikan kemah. Perkemahan itu sama penting dengan
berjalan berbaris. Ini adalah waktu untuk merencanakan, melatih dan
mempertajam keahlian dan senjata-senjata. Ini juga waktu untuk
orang-orang yang berada di kelompok pertama berjalan menuju kelompok
kedua dan untuk para pemimpin kelompok kedua untuk berjalan menuju
kelompok ketiga, menemukan mereka yang bisa dipanggil untuk masuk dalam
tingkat selanjutnya. Lakukan ini selagi kau bisa, karena waktunya
sudah dekat, jika Wahyu 11:1-2 digenapi dan orang-orang yang ingin
dipanggil olehKu tetapi tidak berjalan dalam JalanKu akan menjadi
penghalang. Sebelum peperangan akhir ini, PasukanKu akan kudus sama
seperti AKU Kudus. Aku akan memusnahkan orang-orang yang tidak
menyunatkan hati mereka dan para pemimpin yang tidak memegang
KebenaranKu. Ketika terjadi peperangan terakhir, tidak akan ada
kelompok ketiga seperti yang kau lihat disini.
“Sampai
sekarang ketika PasukanKu sedang berkemah, banyak waktu mereka
terbuang percuma. Hanya saat Aku memimpin UmatKu menuju obyektifitas
yang jelas sehingga saat Aku memanggil UmatKu untuk berkemah maka akan
ada tujuannya. Kekuatan pasukan yang berbaris akan ditentukan dengan
kualitas kemah mereka. Ketika waktu mereka untuk berhenti dan berkemah
dalam satu musim, itu adalah untuk mengajar UmatKu tentang
jalan-jalanKu. Sebuah pasukan adalah sebuah pasukan baik di peperangan
maupun di masa damai. Engkau harus belajar bagaimana berkemah,
bagaimana berbaris dan bagaimana berperang. Engkau tidak akan melakukan
semuanya ini sampai engkau dapat melakukannya dengan baik.
“PasukanKu
harus siap untuk melakukan semuanya itu baik musimnya atau tidak.
Engkau mungkin berpikir bahwa ini adalah waktunya berjalan berbaris.
Tetapi Aku menuntunmu ke perkemahan karena Aku melihat hal-hal yang
tidak pernah kau lihat sekalipun dari tempat visi ini. Jika engkau
mengikuti Aku, engkau akan selalu melakukan hal-hal dengan tepat pada
waktu yang tepat sekalipun itu tampaknya tidak tepat bagimu. Ingatlah,
Akulah Panglima Bala Tentaranya.
“Sebuah
keputusan pasukan ditentukan dengan kehormatan misi mereka, bagaimana
mereka dipersiapkan untuk misi mereka dan bagaimana mereka dibimbing.
Pasukan ini akan berbaris dengan misi kehormatan yang pernah diberikan
kepada manusia. Bagaimanapun, sedikit dari UmatKu yang diperlengkapi
untuk misi mereka dan orang-orang yang sekarang memimpin UmatKu
mengikuti keinginan mereka sendiri. Sekarang Aku akan membangkitkan
pemimpin-pemimpin yang akan melatih dan memperlengkapi UmatKu.
Orang-orang ini akan selalu mengikuti Aku karena Akulah Panglima Bala
Tentaranya.
“Banyak
pasukan yang mengalami baik kemenangan maupun kekalahan. PasukanKu
sudah berbaris selama berabad-abad. PasukanKu juga banyak mengalami
kemenangan dan kekalahan. PasukanKu kalah dalam perang karena mereka
memerangi musuh saat Aku tidak memberikan perintah. Yang lain dikalahkan
karena mereka menyerang musuh dengan orang-orang yang tidak ahli.
Banyak dari pemimpin ini melakukan hal ini karena mereka mencari
kemuliaan mereka sendiri. Sama seperti yang ditulis Paulus dalam
waktunya,’Mereka mencari kepentingannya sendiri.’
“Para
pemimpin yang lain mempunyai KepentinganKu dalam hati dan mencari
kemuliaan diatas kejahatan demi NamaKu, tetapi mereka tidak melatih
orang-orang mereka dengan baik; mereka tidak berjalan denganKu sebagai
Hikmat mereka. Sekarang mereka akan berubah. Aku akan menjadi Panglima
Bala Tentaranya. Jangan berkecil hati dengan cara UmatKu terlihat
sekarang, tetapi ingatlah akan menjadi apa mereka selanjutnya. Sekarang
Aku akan membangkitkan para pemimpin yang hanya berbaris saat Aku
memberikan perintah. Saat PasukanKu mengikuti Aku, itu akan memenangkan
setiap peperangan. Ketika mereka berkemah, mereka akan mengenal
HadiratKu dan mereka akan bertumbuh kuat dalam JalanKu.
“Engkau
akan tiba pada saatnya ketika engkau melihat PasukanKu sama seperti
sekarang. Pada waktu itu, engkau rasakan kemarahan yang membakar Aku.
Ketahuilah bahwa Aku tidak lama lagi tidak akan tinggal diam dalam
orang-orang dalam kelompok ketiga. Kemudian Aku akan menghentikan
seluruh pasukan sampai orang-orang dalam kelompok ini didisiplinkan
menjadi prajurit atau dibubarkan. Aku akan mendisiplinkan orang-orang
dalam kelompok kedua membuang ambisi jahat mereka dan mereka akan hidup
untuk Aku dan KebenaranKu. Kemudian PasukanKu akan berbaris maju,
tidak menghancurkan tetapi memberikan hidup. Aku akan berada
ditengah-tengah mereka untuk membuat para MusuhKu berada dibawah kaki
pasukanKu. Aku datang untuk menjadi Panglima Bala Tentara!”
Kota
Kemudian
saya berdiri di gunung yang lain melihat ke sebuah kota. Kemuliaan
kota itu di luar segala sesuatu yang saya lihat atau saya bayangkan
sebelumnya. Setiap bangunan dan rumah unik dan indah, membuat saya
menahan nafas, simetris satu dengan yang lain dan dikelilingi
ladang-ladang, gunung-gunung dalam aliran air. Hampir sama seperti
sebuah kota yang bertumbuh seperti tanaman. Saya merasakan bahwa saya
melihat kepada sesuatu yang dibangun oleh suatu ras yang tidak akan
jatuh dan berjalan dalam kebenaran dan kemurnian Adam dan Hawa pada
mulanya.
Satu
sosok yang berdiri adalah sejumlah besar jendela kaca yang besar
disetiap bangunan dan rumah tinggal. Kaca ini begitu jernih dan bersih
dan jendela-jendela dan pintu-pintu sangatlah tepat ditempatkan
sehingga saya rasakan bahwa saya tidak hanya disambut oleh setiap yang
tinggal tetapi juga diundang. Seakan-akan tidak ada yang tersembunyi dan
tidak ada bahaya pencurian. Kemudian saya melihat orang-orang dalam
kota itu. Mereka tampaknya familiar tetapi pada waktu yang sama saya
tahu bahwa saya tidak pernah berjumpa seorangpun seperti mereka. Mereka
sama seperti bayangan saya tentang Adam sebelum jatuh. Mata
orang-orang itu bersinar dengan apa yang hampir merupakan pemahaman
total, kedalaman intelektual jauh melihat orang paling pandai yang saya
pernah tahu. Saya tahu ini adalah hasil dari perintah dan damai
sejahtera yang benar-benar membebaskan kebingungan atau keraguan, atau
mungkin kebingungan atas keraguan-raguan. Tidak ada ambisi karena
setiap orang percaya diri dan sangat bersukacita dengan siapa mereka
dan apa yang mereka lakukan. Karena setiap orang disini bebas, mereka
juga terbuka. Kemiskinan atau sakit penyakit tampaknya tidak dikenal.
Saya
melihat jalan-jalan di kota ini. Ada banyak jalan raya besar di pusat
kota yang menuju ke segala arah dan banyak jalan yang lebih kecil
bersambungan dengan jalan raya yang besar ini. Saat saya melihat salah
satu jalan raya terbesar, pengetahuan diimpartasikan kepada saya
tentang kekudusan yang benar. Saya melihat jalan raya yang lain dan saya
tahu kebenaran akan penyembuhan. Saat saya melihat yang lain, saya
mulai mengerti hal-hal tentang penghakiman. Melihat ke masing-masing
jalan, saya mengerti kebenaran yang berbeda-beda. Kemudian saya sadar
bahwa setiap jalan raya adalah jalan kepada kebenaran. Orang-orang
berjalan dan tinggal disalah sautnya mereflesikan kebenaran dari jalan
raya itu.
Perhatian
saya beralih ke banyak jalan yang berhubungan dengan jalan raya-jalan
raya. Saat saya melihatnya, saya merasakan impartasi akan buah-buah
Roh, seperti kasih, sukacita, damai sejahtera atau kesabaran. Perasaan
ini muncul disamping pengertian-pengertian yang muncul saat saya
melihat ke jalan-jalan raya itu.
Saya
mengamati bahwa selagi beberapa jalan ini terhubung dengan setiap
jalan raya, beberapa jalan raya hanya mempunyai satu atau dua yang
berhubungan dengannya. Sebagai contoh, saya hanya dapat mencari Jalan
Raya Kekudusan dengan berjalan diatas jalan Kasih. Saya hanya dapat
mencari Jalan Penghakiman dengan berjalan diatas jalan Kasih atau
Sukacita. Bagaimanapun, Jalan Raya Kasih Karunia dihubungkan dengan
semua jalan. Untuk mencapai salah satu Jalan Raya Kebenaran, saya harus
berjalan dalam sebuah jalan yang dimanakan buah-buah Roh.
Orang-orang
berjalan diatas jalan raya dan jalan-jalan kecil selagi beberapa orang
hanya duduk-duduk di sebelahnya. Beberapa orang tinggal di rumah-rumah
di jalan atau jalan raya sedangkan yanglain membangun rumah diatasnya.
Mereka yang tinggal dirumah-rumah secara konstan melayani makanan dan
minuman untuk orang-orang yang berjalan atau yang duduk. Kemduian saya
mengatamati bahwa tidak ada restoran, hotel atau rumah sakit didalam
kota. Segera saya menyadari bahwa tidak satupun itu diperlukan sebab
setiap rumah adalah pusat dari keramahan dan penyembuhan.
Hampir
setiap rumah terbuka untuk para pelancong. Rumah-rumah yang tidak
terbuka digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu seperti belajar atau
penyembuhan jangka panjang. Saya heran mengapa setiap orang memerlukan
penyembuhan disini tetapi kemudian saya akan ditunjukkan alasannya.
Meski demikian, saya tidak dapat membayangkan suatu tempat yang luar
biasa dalam pelayanan dan keramahan yang luar biasa, membantu atau
menyembuhkan, bahkan dibangun diatas Jalan Raya Penghakiman yang
tampaknya menjadi tempat yang paling ramai. Karena itu, sekalipun Jalan
Raya Penghakiman tampak menarik hati. Sangat jelas bahwa setiap jalan
tidak hanya aman tetapi sangat diinginkan dari jalan atau jalan raya
lain yang pernah saya lihat walau di taman-taman. Kota ini jauh lebih
mulia daripada setiap utopia yang disampaikan para filosof.
Perhatian
saya tertarik pada Jalan Raya Penghakiman. Tampaknya merupakan jalan
raya yang sedikit dilalui, tetapi sekarang menjadi lebih ramai.
Kemudian saya melihatnya karena jalan dan jalan raya semuanya terhubung
kepada Jalan Raya Penghakiman ini. Sekalipun Jalan Raya Penghakiman
menjadi pusat kegiatan, orang-orang tampak ragu-ragu untuk masuk.
Saat
saya melihat ujung dari jalan raya, saya dapat melihat sebuah jalan
berada dalam lereng yang terus menerus dan ada sebuah gunung tinggi
diujungnya yang dibungkus dengan sesuatu yang halus tetapi mulia. Saya
merasa bahwa jika orang-orang dapat melihat jalan ini karena mereka
mempunyai perasaan yang sama akan Ruang Besar Pengadilan. Saya tahu
bahwa ini adalah jalan untuk mengenal Tuhan sebagai Hakim yang Adil.
Ikatan Damai Sejahtera
Saya
heran apakah kota ini surga atau Yerusalem yang baru. Kemudian saya
melihat sekalipun orang-orang tingginya jauh melebihi orang-orang yang
saya lihat dibumi, mereka tidak mempunyai kemuliaan atau ketinggian
dari orang-orang itu meski dalam poisisi yang paling rendah di Ruang
Pengadilan. Saya heran tentang hal ini saat saya merasakan Hikmat
berdiri disamping saya lagi.
“Mereka
ini adalah orang-orang yang sama yang kau lihat di PasukanKu,” Dia
mulai berbicara. “Kota dan Pasukan adalah sama. Pemimpin-pemimpin masa
datang mempunyai visi akan PasukanKu dan KotaKu. Aku membangun keduanya
dan Aku akan menggunakan para pemimpin yang sekarang Aku persiapkan
untuk menyelesaikan apa yang sudah Aku mulai beberapa generasi yang
lalu. Jendral-jendralKu akan menjadi tukang bangunan ahli untuk KotaKu
dan Para tukang Bangunan Ahli Ku juga akan menjadi jendral-jendral.
Mereka semuanya sama.
“Suatu
hari, pasukan tidak lagi diperlukan tetapi kota ini akan ada
selamanya. Engkau harus menyiapkan pasukan dalam peperangan ini tetapi
bangunlah semuanya yang akan kau bangun untuk masa yang akan datang.
“Ada
masa depan untuk bumi. Setelah PenghakimanKu datang, masa depan yang
mulia datang juga. Aku akan menunjukkan UmatKu masa depan sehingga masa
depan itu ada dalam hati mereka. Seperti yang ditulis Salomo,”,
‘Segala sesuatu yang dibuat Tuhan akan tetap tinggal selamanya.’Saat
UmatKu menjadi sepertiKu, mereka akan membangun sesuatu yang bertahan
selamanya. Mereka akan melakukan semua yang mereka lakukan dengan damai
sejahtera dalam waktu sekarang dan visi untuk masa depan. Kota yang
sedang Kubangun bertahan untuk selamanya karena dibangun diatas
kebenaran hati manusia. KebenaranKu akan bertahan dan orang-orang yang
berjalan dalam kebenaran akan meninggalkan buah-buah yang akan tinggal
tetap.
“Aku
datang ke bumi kepada UmatKu sebagai Hikmat untuk membangun KotaKu.
Pengenalan akan kebenaran akan memenuhi KotaKu, tetapi hikmatlah yang
akan membangunnya. Hikmat akan turun atas para tukang bangunan yang
akan menyebabkan dunia kagum kepada Kotaku lebih dari pada kekaguman
akan kota yang dibangun Salomo. Manusia menyembah hikmat mereka sejak
mereka makan buah dari Pohon Pengetahuan. Hikmat dunia akan pudar dan
HikmatKu akan terbuka disepanjang KotaKu. Kemudian orang-orang yang
menyembah hikmat lain akan dipermalukan. Semua yang dikerjakan Salomo
sebagai nubuatan akan Aku bangun.
“Semua
yang kau lihat di kota itu yang AKU bangun, Aku hanya memberikan
kepadamu bayangan yang dangkal. Dari waktu ke waktu, engkau akan
ditunjukkan yang lebih lagi tetapi sekarang engkau harus melihat satu
hal. Apa yang paling kau amati dari kota ini?”
“Satu
hal yang berdiri dalam satu harmonisasi. Segala sesuatu di kota cocok
satu sama lain dan seluruh kota cocok sempurna dengan lingkungannya,”
saya meresponi.
“Ikatan
damai sejahtera yang sempurna adalah kasih,” Tuhan meneruskan. “Dalam
KotaKu, ada kesatuan. Dalam semua yang Aku ciptakan, ada harmonisasi.
Segala sesuatu cocok bersama-sama didalam Aku. Segala sesuatu yang AKU
kerjakan di bumi adalah untuk memulihkan harmonisasi yang asli antara
BapaKu dan CiptaanNya dan diantara semua ciptaan. Saat semua umat
manusia hidup dalam harmonisasi dengan Aku. Bumi akan harmonis dengan
Tuhan dan tidak ada lagi gempa bumi, banjir atau badai. Aku datang
untuk membawa damai sejahtera bagi bumi.”
Saat
Dia berbicara, saya tahu bahwa saya melihat kemasa depan sama seperti
saat saya melihat pasukan. Saya juga tahu bahwa apa yang Dia katakan
tentang membangun damai sejahtera di masa sekarang dan sebuah visi
untuk masa depan juga hal yang mendasar dalam harmonisasi yang saya
lihat. Waktu juga merupakan bagian dari CiptaanNya yang didalamnya kita
harus cocok. Hikmat menoleh pada saya sehingga saya melihat langsung
kedalam MataNya dan berkata, “Aku mengasihi CiptaanKu. Aku mengasihi
binatang-binatang diladang dan ikan-ikan di laut. Aku akan memulihkan
segala sesuatu seperti tujuan semula dijadikannya, tetapi aku lebih
dulu harus memulihkan manusia. Aku datang tidak hanya untuk membebaskan
tetapi juga memulihkan. Merupakan bagian dalam PelayananKu akan
pemulihan engkau tidak harus melihat seperti apa mereka tetapi menjadi
apa mereka nantinya. Seperti Yehezkiel, engkau harus melihat sekalipun
dalam tulang-tulang kering terdapat pasukan yang begitu besar. Engkau
harus menubuatkan hidup dalam tulang-tulang sampai mereka menjadi
pasukan yang Aku panggil dari semula. Kemudian PasukanKu akan berbaris.
Ketika PasukanKu berbaris, itu akan memulihkan – bukan menghancurkan.
Itu akan memerangi kejahatan tetapi juga akan membangun kota kebenaran.
“Semua
harta karun di bumi tidak dapat memberatkan keseimbangan nilai seorang
jiwa. Aku membangun Kota Ku dalam hati manusia dengan hati manusia.
Orang-orang yang tetap berpegang pada hikmat besar-pengetahuan akan
harta karun abadi-akan digunakan untuk membangun KotaKu. Engkau akan
mengenal para Tukang Bangunan KotaKu dari hikmat ini—mereka tidak
memusatkan pikiran mereka pada hal-hal duniawi tetapi pada harta karun
di sorga. Karena hal ini, dunia akan membawa harta kekayaannya ke
KotaKu sama seperti yang mereka lakukan pada jaman Salomo.
“AKU
akan melepaskan Para Tukang BangunanKu yang ahli dan bijaksana. Engkau
harus berjalan bersama mereka dan mereka harus berjalan bersama-sama.
Setiap jalan raya dan jalan yang kau lihat di kota akan mulai menjadi
benteng kebenaran di bumi. Setiap benteng akan bertahan melawan kuasa
kegelapan, dan kuasa-kuasa itu tidak akan bertahan. Setiap benteng itu
akan menjadi seperti sebuah gunung dengan sungai-sungai yang mengalirkan
airnya ke bumi. Tiap-tiap aliran itu akan menjadi kota pertahanan dan
sebuah tempat perlindungan bagi semua yang mencari AKU. Tidak ada
senjata yang melawan mereka dan tidak ada senjatapun yang Aku berikan
akan kalah.”
Para Tukang Bangunan Tuhan
Saat
Hikmat berbicara, mata saya terbuka melihat lembah paling indah yang
pernah saya lihat. Gunung-gunung terbentuk dari lembah dan lembah itu
sendiri sangat hijau dari hijau apapun yang pernah saya lihat.
Batu-batunya seperti benteng yang terbuat dari perak, pohon-pohon
sempurna dan lebat. Ada sebuah sungai di tengah-tengahnya yang mengaliri
dari aliran setiap gunung yang melingkarinya. Airnya bersinar
kebiruan, warna paling biru yang pernah saya lihat dan sangat indah
cocok dengan langit. Setiap bilah rumput sempurna. Lembah itu dipenuhi
banyak jenis binatang yang tampaknya jenis paling baik tanpa penyakit
atau cacat. Mereka cocok sempurna dengan lembahnya dan dengan satu
dengan yang lainnya. Saya tidak pernah melihat tempat yang sangat
diingiknan ini di bumi.
Saya
terheran-heran apakah saya melihat Taman Eden dan kemudian saya
melihat sedikit prajurit berbaju zirah yang sedang mengawasi lembah.
Prajurit lain mengikuti setiap aliran sungai dan kemudian mengikuti
sungai menuju ke tempat dimana para prajurit pertama mengawasi. Awalnya
saya tidak berpikir bahwa para prajurit itu cocok dengan tempat itu
tetapi untuk beberapa alasan saya segera merasakan santai karena saya
tahu mereka memang sudah seharusnya disitu.
Saya
melihat kepada para prajurit itu. Mereka kasar dan perang membuat
mereka keras, tetapi baik dan mudah didekati. Mereka itu keras dan
pasti tetapi kelihatan dalam damai sejahtera yang sempurna. Mereka itu
serius dan suram, tetapi penuh suikacita dan cepat tertawa. Saya pikir
bahwa sekalipun perang selalu mengerikan, jika saya harus pergi ke
medan perang, tidak akan ada kelompok prajurit lain disamping
orang-orang yang saya pilih untuk berperang.
Saya
mengamati baju zirah mereka yang tampaknya memang dibuat untuk mereka,
sangat cocok sehingga saat mereka bergerak dengan keanggunan
seakan-akan mereka tidak mengenakan baju zirah sama sekali. Saya dapat
mengatakan bahwa keduanya tampak ringan, tapi kuat lebih dari yang saya
pernah lihat. Baju zirah itu juga merupakan kombinasi sempurna dari
warna-warni air, gunung dan langit yang biru, yang kemudian segera saya
sadari bahwa itu adalah refleksi dari warna-warni yang murni yang tidak
pernah saya lihat. Baju zirah itu sendiri terbuat dari perak “luar
dunia”, lebih dalam dan lebih murni dari perak apaun yang ada di bumi.
Saat saya terheran-heran tentang siapa para prajurit ini, Tuhan mulai
berbicara.
“di
rumah BapaKu ada banyak tempat tinggal,” Dia menjawab, “Mereka adalah
para Tukang BangunanKu. Masing-masing RumahKu akan menjadi benteng yang
darinya Aku kirimkan PasukanKu keluar. Beberapa orang akan maju
sebagai ksatria untuk berperang melawan orang yang lemah dan tertekan
dan yang lain akan maju dalam kelompok-kelompok kecil yang akan
menyerang pertahanan musuh dan membawa kembali orang-orang yang manja.
Beberapa orang akan maju sebagai panglima untuk menakhlukkan kota-kota
yang dimana KebenaranKu akan memerintah dan yang lain akan masuk dalam
pasukan dari benteng-benteng lain untuk membebaskan seluruh
bangsa-bangsa dengan Kebenaran, Kasih dan KuasaKu.
“Benteng-benteng
ini bukan saja perlindungan untuk UmatKu, tetapi juga untuk
memobilisasi, melatih dan mengirim PasukanKu ke seluruh penjuru bumi.
Waktu kegelapan akan segera datang, tetapi UmatKu tidak akan kedapatan
bersembunyi. Mereka akan maju untuk mengalahkan kejahatan dengan
kebaikan. Mereka akan mengalahkannya dengan tidak mengasihi hidup mereka
dari maut dan dengan mengasihi yang lain lebih dari hidupnya sendiri.
Orang-orang ini tidak mempunyai rasa takut, mereka akan Aku kirim
sebelum Aku kembali.“Nubuatan-nubuatan mereka akan menyerang menteror
hati musuhKu. Mereka tidak akan takut. Mereka akan mengasihi. Kasih
lebih kuat dari takut dan kasih mereka akan mematahkan kuasa dari
ketakutan yang membelenggu manusia sejak awalnya. Karena mereka memilih
untuk mati setiap harinya, takut akan kematian tidak menguasai mereka.
Ini akan memberikan kepada mereka kuasa atas setiap musuh yang
kekuatannya adalah takut. Aku sudah mati satu kali tetapi sekarang Aku
hidup untuk selamanya dan orang-orang yang mengenalKu tidak takut untuk
mati. Karenanya, orang-orang yang mengenalKu akan mengikutiKu kemanapun
Aku pergi. “Setiap tempat tinggalKu akan menjadi lembah seperti ini.
Ini hidup dengan kehidupan yang ada di bumi sebelum kejatuhan karena
disini kuasa dari PenebusanKu memunculkan hidup yang benar kembali.
Tempat tinggalKu hanya akan ditemukan dimana semua Aliran AirKu
mengalir bersama-sama menjadi satu. Para Tukang BangunanKu akan datang
dari setiap aliran tetapi mereka akan bekerja menjadi satu. Sama
seperti rumah-rumah besar yang membutuhkan para pekerja yang berbeda,
demikian juga RumahKu. Hanya ketika mereka bekerja bersama-sama, mereka
dapat membangun RumahKu.
“Sama
seperti yang kau lihat dalam mereka, para Tukang BangunanKu akan
mempunyai hikmat untuk menyelesaikan penelitian sebelum itu dibangun.
Masing-masing RumahKu cocok sempurna dengan tanah tempatnya berada,
tidak berdasarkan ukuran manusia tetapi menurut Aku. Keahlian pertama
para Tukang BangunanKu yang dikembangkan adalah keahlian dalam meneliti.
Mereka harus mengetahui tanahnya sebab Aku merancangkan tanah untuk
UmatKu. Ketika engkau membangunnya dengan HikmatKu, apa yang kau bangun
akan sesuai sempurna dengan tanahnya.”
Kemudian
saya berdiri di samping salah satu aliran air di lembah. Saya mulai
mengikutinya sampai ke puncak gunung. Saat saya mendekati puncaknya,
saya mulai mendengar suara yang keras, suara-suara yang menakutkan.
Ketika saya melihat keatas lembah, saya dapat melihat perang-perang dan
gempa bumi besar membelah bumi dan badai-badai serta kebakaran yang
menutupi lembah. Itu terjadi seakan-akan saya berdiri di perbatasan
antara surga dan neraka, melihat ke neraka itu sendiri. Bagaimanapun
saya tahu bahwa neraka tidak mempunyai kuasa untuk melanggar batas
lembah tetapi pemandangan itu sangat menakutkan, saya kembali berlari
ke lembah. Kemudian saya merasakan Hikmat berdiri disamping saya.
“Disinilah
engkau harus tinggal, diantara kematian dan kehidupan. Jangan takut,
tapi percayalah. Engkau sudah pernah lemah tetapi sekarang Aku
bersamamu, jadi berbesar hatilah dan jadilah kuat. Takut jangan
menguasaimu-jangan lakukan apapun karena takut. Lakukanlah apa yang kau
lakukan karena kasih dan engkau akan selalu jaya. Kasih adalah sumber
dari keberanian. Kasih akan menang di akhirnya. Doronglah para tukang
BangunanKu dengan kata-kata ini.”
Kata-kata Kehidupan
Kemudian
saya kembali ke Ruang Besar Pengadilan, berdiri didepan pintu yang
sama kembali. Saya masih sedikit terkejut dengan apa yang saya lihat di
tepi lembah, tetapi Kata-KataNya masih terdengar di telinga saya.
“Kasih, kasih,” saya mengulanginya lagi dan lagi. “Saya jangan sampai
lupa kuasa kasih. Ada damai sejahtera yang sempurna dalam kasih. Ada
keberanian dalam kasih. Ada kuasa dalam kasih.”
Saya
melihat kearah pintu. Saya tahu bahwa itu adalah pintu dari GerejaNya.
Saya tahu bahwa benteng-benteng yang dikatakan Hikmat adalah tentang
gereja-gereja dan pergerakan-pergerakan. Saya mulai berpikir beberapa
jemaat dan pergerakan yang saya tahu sudah siap untuk apa yang saya
lihat. Saya mulai berpikir dengan peneliti-peneliti rohani yang saya
tahu tapi tidak pernah terpikirkan. Kemudian lagi, tampaknya paling
banyak dari mereka berjuang memerangi keletihan, dan mereka mencoba
untuk bertahan hidup, sekalipun dengan memerangi satu dengan yang lain
dalam keputusasaan mereka. Saya memikirkan medan perang yang ada di
gunung. Musuh menggunakan orang Kristen untuk menyerang orang Kristen
lain yang mencoba mendaki gunung. Sekalipun medan perang itu terkadang
menang dan membebaskan orang-orang Kristen dari kuasa para penuduhnya,
saya tahu bahwa akan memakan waktu yang lami untuk menyembuhkan luka
akibat perang itu. Banyak orang berada dibawah pengaruh penuduh untuk
waktu yang lama dan masih menjadi bagian dari sifat menuduh dan itu
hanya sementara sebelum pikiran mereka diperbaharui. Saya tahu bahwa
gereja masih cukup jauh dari kesatuan.
Dimana kami mulai?Saya memikirkan sendiri. Apa yang dapat saya lakukan jika saya melewati pintu itu?
“Engkau
tidak harus mulai. Ini sudah berakhir,” jawab Hikmat. “Aku
menyelesaikan kesatuan UmatKu di salib. Sekalipun itu tampak seperti
musuh yang menang atas salib, dia sebenarnya hanya menjalankan rencana
Bapa dan Aku sejak dari mulanya. Ketika engkau mengkhotbahkan salib dan
hidup oleh kuasanya, engkau harus melakukan KehendakKu. Orang-orang
yang melayani Aku dan bukan ambisi diri sendiri akan segera mengenali
satu sama lain dan akan bersatu. Orang-orang yang mempunyai takut akan
Tuhan tidak takut pada apapun di bumi. Orang-orang yang takut akan Aku
tidak akan mempunyai rasa takut satu dengan yang lain, tetapi akan
mengasihi satu sama lain dan akan duduk bersama dalam MejaKu.
“Aku
memanggilmu untuk melihat dan engkau akan melihat bagaimana KerajaanKu
datang. Iblis akan dilempar ke bumi dan akan menimpa bumi dengan
kemarahan yang besar. Tetapi jangan takut pada kemarahannya, karena Aku
juga akan menunjukkan MurkaKu melawan semua ketidakadilan. Iblis dan
orang-orang yang mengikutinya akan segera tahu MurkaKu. Engkau harus
melihat hal-hal ini, tetapi jangan takut pada mereka karena Aku tinggal
diam di tengah-tengah UmatKu dan Aku lebih besar dari semuanya. Saat
engkau memandangKu, engkau tidak akan takut. Jika engkau takut, itu
karena engkau tidak memandang Aku.
“Ketika
kejahatan umat manusia menjadi satu dengan iblis itu sendiri, masa
kekacauan besar melanda bumi, Kemudian semua umat manusia dan seluruh
ciptaan akan mengerti kegagalan dan pemberontakan yang tragis. Pada
waktu yang sama, UmatKu akan menjadi satu penuh dengan Aku dan TerangKu
yang besar akan berdiri melawan kegelapan besar. Orang-orang yang
berjalan dalam pelanggaran hukum akan jatuh dalam kegelapan yang pekat.
Orang-orang yang berjalan dalam ketaatan akan bersinar terang seperti
bintang-bintang di surga.
“Kerendahan
hati dan ketaatan akan selalu menuntun padaKu. Saat engkau
mendekatiKu, engkau akan memandang dan memanifestasikan KemuliaanKu.
Surga dan bumi akan memandang perbedaan antara terang dan gelap. Engkau
dipanggil untuk hidup antara kegelapan dan terang, untuk memanggil
orang-orang yang tinggal dalam kegelapan menuju terang. Sekarangpun Aku
tidak berhasrat untuk seorangpun binasa.”
Dalam
kemuliaan yang melingkupi kami, sangatlah sulit untuk mengingat
kegelapan dan kejadian-kejadian menakutkan yang baru saya saksikan.
Saya memikirkan perbedaan antara KemuliaanNya dan kebesaran serta
kemegahan manusia. “Betapa kecilnya mereka!” kata saya. “Jika semua
manusia mempunyai bayangan akan Kursi PengadilanMu, mereka akan segera
bertobat. Tuhan, mengapa Engkau tidak menunjukkan DiriMu sendiri pada
dunia sehingga tidak perlu bertahan dalam kejahatan ini? Tidak akan ada
seorangpun yang memilih iblis jika mereka dapat melihat Engkau sebagai
Engkau.”
“Aku
akan membuka DiriKu sendiri jika iblisnya sudah menyelesaikan
pekerjaannya, kemudian Aku akan menunjukkan DiriKu sendiri pada dunia.
Saat pekerjaan iblis dibuka melalui orang yang jatuh, Aku akan dibuka
kepada orang-orang yang dipulihkan. Kemudian dunia akan melihat
Aku-bukan hanya kemuliaan yang Aku miliki di surga tetapi Kemuliaan
yang menang melawan kegelapan. KemuliaanKu lebih dari yang kau lihat
disini, ini adalah SifatKu. Setelah Aku membuka SifatKu kepada UmatKu,
Aku akan kembali kepada Kemuliaan yang Aku miliki disini. Sampai
kemudian, AKU mencari orang-orang yang mengikuti Aku karena mereka
mengasihi Aku dan mengasihi kebenaran, bukan hanya karena mereka
mengasihi kemuliaan dan kuasa.
“Orang-orang
yang memilih untuk mentaatiKu ketika seluruh dunia tidak taat,
sangatlah berharga menjadi ahli waris bersamaKu. Orang-orang ini akan
berharga memerintah bersamaKu, melihat KemuliaanKu dan membaginya.
Mereka adalah orang-orang yang hidup tidak untuk diri mereka sendiri
tetapi untuk Aku. Beberapa orang-orang paling besar saudara-saudara
seiman milikKu akan dibukakan. Mereka akan mempertahankan kebenaran
melawan kegelapan yang paling gelap. Mereka akan tetap berdiri teguh
melalui pencobaan-pencobaan paling besar. Aku membawamu kesini dan Aku
mengirimkan engkau kembali untuk mendorong mereka berdiri dan tidak
jatuh pingsan pada waktu penyelamatan mereka sudah mendekat.
“Aku
juga mengirimkan engkau kembali untuk memperingatkan orang-orang besar
ini. Setan melihat kemuliaan BapaKu dan memandang banyak sekali
orang-orang yang melayani Dia, tetapi dia masih juga jatuh. Dia jatuh
karena dia mulai percaya akan kemuliaan dan kuasa Bapa yang dibagikan
kepadanya selain percaya pada Bapa sendiri. Orang-orang yang
dipercayakan dengan kuasa dan kemuliaan yang Aku bagikan pada
waktu-waktu ini jangan meletakkan kepercayaan pada kuasa kemuliaan itu,
tetapi harus kepadaKu sendiri. Iman yang benar tidak pernah pada
dirimu sendiri, hikmatmu atau apapun yang Aku berikan padamu. Iman yang
benar ada padaKu.
“Saat
engkau bertumbuh pada iman yang benar didalam Aku, engkau akan
bertumbuh dalam ketergantungan denganKu dan engkau akan sedikit percaya
pada dirimu sendiri. Orang-orang yang mulai percaya pada dirinya
sendiri tidak akan dapat membawa beban dari Kuasa atau KemuliaanKu,
mereka akan jatuh sama seperti iblis. KekuatanKu bekerja sempurna dalam
kelemahan, tetapi engkau jangan lupakan bahwa dalam dirimu sendiri
engkau lemah dan engkau bodoh.
“Orang-orang
yang berharga memerintah denganKu di masa akan datang akan membuktikan
ini dengan hidup dalam kegelapan dan kelemahan daging manusia, tetpai
mereka akan melayani dan percaya padaKu. Bahkan malaikat-malaikat
paling besarpun akan tunduk didepan orang-orang yang membuktikan dengan
cara ini. Para malaikat kagum ketika manusia, laki-laki dan perempuan
yang memandang sedikit kemuliaan disini akan bertahan berdiri untuk Aku
dan KebenaranKu dalam waktu kegelapan. Mereka berharga disebut
Saudara-SaudaraKu dan dipanggil anakKu laki-laki dan anakKu perempuan
oleh BapaKu.
“Di
bumi, kebenaran seringkali tampak lemah dan mudah dikalahkan.
Orang-orang yang melihat dari sini tahu bahwa KebenaranKu akan menang.
Waktu Aku berdiri dan membawa PenghakimanKu kepada bumi hanya ditunda
sehingga Saudara-SaudaraKu dapat membuktikan kasih mereka untuk Aku
dengan berdiri dalam kebenaran untuk harga apapun yang mereka bayar.
KebenaranKu dan KebaikanKu akan bertahan selamanya dan semua yang
datang padaKu karena mereka mengasihi kebenaran. Mereka akan bersinar
seperti bintang-bintang dibuat untuk menghormati mereka.”
Saat
Hikmat terus berbicara, itu seperti membersihkan saya dengan pancuran
air kehidupan. Sekali waktu saya merasa malu karena didepan Hadirat
KemuliaanNya, saya tampak pudar dan bingung sama seperti saya di bumi.
Tetapi sekarang saat Dia berbicara pada saya, Kata-KataNya memberikan
saya seperti ketajaman yang datang kepada pikiran saya diluar
kegembiraan mental. Semakin saya dibersihkan, semkain Kata-KataNya
meledak dengan pembersihan yang brilian. Saya tidak hanya melihat
KemuliaanNya, tetapi juga merasakan Kemuliaan didalam saya. Dalam
HadiratNya, saya tidak hanya mendengar kebenaran, tetapi saya menerima
kebenaran itu.
Mempelai yang dikasihiNya.
Sensasi
karena pembersihan oleh Kata-KataNya sangat luar biasa diterangkan
tetapi sangat dikenal. Saya tahu bahwa saya merasakan ini ketika
mendengar pengkhotbah yang diurapi dari seseorang yang berada didepan
Hadirat Tuhan. Itu tidak memabukkan tetapi kebalikannya. Disamping
perasaan ini, juga mempercepatnya. Dalam HadiratNya, saya merasakan
ribuan potongan informasi yang sudah saya akumulasikan selama tahunan
dijadikan satu bersama-sama untuk memberikan arti pemahaman yang dalam
akan segala sesuatu yang Dia katakan. Dengan ini, setiap konsep menjadi
sebuah pilar pengetahuan yang kuat dalam pikiran saya. Kemudian ini
menjadi suatu perasaan yang saya rasakan seperti kasih yang mendalam
untuk tiap-tiap kebenaran.
Ketika
Dia berbicara, ada sebuah energi yang dilepaskan yang memampukan saya
untuk melihat setiap kebenaran dengan kedalaman yang besar dari
sebelumnya. Kata-KataNya tidak hanya mengimpartasi informasi tetapi
juga hidup. Iluminasi besar ini sama dengan apa yang saya alami setetlah
saya memutuskan untuk tidak mencoba dan menyembunyikan apapun ketika
saya berdiri di depan Kursi Pengadilan. Semakin saya membuka hati saya
untuk Kata-KataNya untuk menyingkapkan setiap kegelapan dalam diri saya
dan mengubah saya, semakin besar Kuasa Kata-KataNya atas saya.
Tuhan
tidak hanya memberikan informasi saja ketika Dia berbicara, tetpai
juga mengatur kembali pikiran dan hati saya sehingga
kebenaran-kebenaran ini akan menjadi dasar dari pengertian dan
pengertian melepaskan kasih untuk kebenaran. Sebagai contoh, saya sudah
memikirkan apa yang saya pikirkan sebgai suatu pengertian gereja
sebegai mempelai Kristus. Saat Dia berbicara tetantang
pelayanan-pelayanan yang dikirimkan maju untuk menyiapkan mempelaiNya,
saya melihat dari hati apa yang tampaknya diketahui setiap gereja.
Secepat itu mereka tampaknya lebih dari hanya sebuah kelompok orang,
gereja-gereja itu menjadi Milik yang DikasihiNya. Saya merasakan
perasaan yang terbakar untuk membantu mereka menyiapkan diri untuk Dia.
Kejijikan akan dosa dan sundal dunia hampir mengikat kedua lutut saya
saat saya melihat apa yang dia lakukan atas UmatNya. Saya tahu bahwa
saya merasakan apa yang Dia rasakan.
KebenaranNya
yang membersihkan mengucur atas saya. Kebersihan yang saya rasakan
sangat luarbiasa lebih dari yang mungkin saya percayai. Hampir
seakan-akan saya hidup dalam pembuangan kotoran dan sekarang diberikan
pancuran air panas. Kuasa dari pembersihan kebenaran ini mencengkeram
saya sangat kuasa sehingga saya putus asa ingin membawanya untuk
membagikannya pada UmatNya.
“Aku
akan melepaskan kuasa dari urapan kebenaran untuk membersihkan
UmatKu,” Hikmat melanjutkan. “MempelaiKu akan dibersihkan dari semua
kotorannya. Aku sedang mengirimkan para Pembawa PesanKu yang akan penuh
dengan api, membakar pemberontakan akan KekudusanKu dan kekudusan
UmatKu.”
Saat
Dia berbicara, saya merasakan kedalaman dan kuasa dari pesan
kekudusan. Kemudian saya tahu tanpa bertanya bahwa kuasa kebenaranlah
yang menyelesaikannya. Sebuah visi dari mempelai yang mulia yang Dia
pantas dapatkan membakar hati saya. Saya ingin sekali membagi hal ini
pada UmatNya sehingga mereka akan fokus pada kesiapannya untuk Tuhan.
Saya hanya tidak dapat memahami melakukan segala sesuatu lagi tanpa
menjadi tujuan saya.
Dia
mulai berbicara tentang benteng-benteng kebenaran dan kebenaran.
Selagi Dia berkata-kata, saya melihat jemaat yang cukup saya kenal dan
bagaimana mereka berjuang. Saya menjadi terbeban seperti belum pernah
sebelumnya untuk mereka untuk diberikan kuasa KebenaranNya. Saya tahu
bahwa mereka lemah karena mereka tidak berjalan dalam kebenaran.
Kesedihan yang saya rasakan untuk mereka hampir tidak bisa saya tahan.
“Mengapa mereka tidak berjalan dalam kebenaran?” saya membuka suara.
“Engkau
mulai merasakan beban yang Nehemiah rasakan ketika dia mendengar bahwa
Yerusalem sedang tertekan karena tembok-temboknya dihancurkan,” Hikmat
menjelaskan. “Aku impartasikan kepada para Pembawa PesanKu api untuk
melihat kebersihan MempelaiKu dan Aku juga mengimpartasikan kepada
mereka beban dari Nehemiah untuk melihat tembok-tembok keselamatan
dipulihkan. Kemudian UmatKu tidak akan lagi tertekan. “Engkau sudah
melihat UmatKu sebagai PasukanKu, sebagai KotaKu dan sebagai MempelaiKu.
Sekarang engkau tidak hanya melihatnya, tetapi juga ikut merasakannya.
Hanya ketika KebenaranKu datang dari hati itu akan berkuasa mengubah
manusia. Aliran air hiudp harus datang dari dalam –hati. Sama seperti
yang kau rasakan ketika KebenaranKu membersihkanmu, Aku membuat para
Pembawa PesanKu penuh dengan nyala api yang akan berbicara tentang
kebenaran, tidak hanya memberikan pengertian tetapi dengan kuasa untuk
mengubah hati manusia. Kebenaran yang akan Aku kirimkan tidak hanya
akan membebaskan UmatKu dari dosa, tetapi juga membersihkan mereka dari
dosa.”
Meskipun
saat Dia berbicara, sebuah semangat besar muncul dalam saya untuk
melakukan sesuatu. Strategi-strategi pembagian mulai muncul dalam saya
untuk membantu UmatNya. Saya tidak dapat menunggu untuk memulainya.
Sekarang saya percaya bahwa tulang-tulang keringpun akan menjadi suatu
pasukan yang besar! Dalam Hadirat Hikmat, tidak ada yang mustahil. Saya
tidak ragu untuk percaya bahwa GerejaNya akan menjadi mempelai tanpa
noda dan cela, atau bahwa GerejaNya akan menjadi sebuah kota yang
besar, berdiri tegah sebagai benteng kebenaran untuk dipandang seluruh
dunia. Saya tidak ragu akan UmatNya, sekalipun tampaknya sekarang
mereka lemah dan kalah, tetapi akan menjadi sebuah pasukan kebenaran
tanpa kuasa kegelapan satupun yang dapat tahan. Merasakan kuasa
kebenaran seperti sebelumnya, saya tahu bahwa KuasaNya lebih besar dari
kegelapan.
Kata-Kata yang Hidup
Dalam
HadiratNya, saya rasakan seakan-akan saya dapat berbicara tentang visi
yang saya terima tentang MempelaiNya dan siapapun yang mendengarnya
akan berubah. Tampaknya saya dapat berbicara kepada jemaat-jemaat kecil
yang paling kalah dengan kuasa yang akan dengan cepat mengubahnya
menjadi benteng kebenaran yang teguh. Saya juga tahu di bumi, kata-kata
saya tidak akan berkuasa.
“Kata-kataMu
akan mempunyai kuasa jika engkau tinggal diam dalam Aku,” Hikmat
menerangkan. “Aku tidak akan memanggilmu untuk berkotbah tentang Aku;
Aku memanggilmu sebagai suara Aku dapat berbicara. Saat engkau tinggal
diam dalam Aku dan Kata-KataKu ada dalammu, engkau akan berbuah-buah
dan buah-buah itu tetap. Oleh FirmanKu, ciptaan dijadikan dan oleh
FirmanKu ciptaan baru akan datang padamu dan UmatKu. FirmanKu adalah Roh
dan Hidup. FirmanKu memberikan Hidup. Engkau dipanggil tidak hanya
untuk mengajarkan tentang Aku, tetapi untuk mengijinkan Aku mengajar
lewat kamu. Saat engkau tinggal dalam HadiratKu, kata-katamu akan
menjadi FirmanKu dan itu akan berkuasa.”
Saya
memikirkan sesuatu tentang Margaret Browning, dia pernah mengatakan:
“Setiap semak belukar terbakar oleh api Tuhan, tetapi hanya mereka yang
melihat yang mencopot sepatunya. Yang lainnya hanya memetik buah-buah
berri.”
“Tuhan, saya ingin melihatMu dalam segala sesuatu,” kata saya.
“Aku
akan memberikan para Pembawa PesanKu visi untuk melihat TujuanKu dalam
segala hal,” Dia memberikan respon. “Aku akan membuat para Pembawa
PesanKu terbakar oleh api seperti yang tampak dalam semak yang
terbakar. ApiKu akan menghinggapi mereka tetapi mereka tidak akan
dihanguskan. Umat manusia akan kagum melihat pemandangan luar biasa ini
dan berbalik utnuk melihatnya. Aku akan berbicara dari tengah-tengah
para Pembawa PesanKu, memanggil UmatKu kepada tujuan hidup mereka
membangkitkan para pengantar yang Aku panggil untuk tujuan semula.”
Kemudian
saya merasakan tertarik melihat ke pintu. Saya melangkah mendekat dan
dapat melihat tulisan. Saya tidak pernah melihat tulisan seperti ini
sebelumnya. Itu adalah tulisan dari emas murni dan hidup. Saya mulai
membaca.
karena
di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan
yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik
singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala
sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari
segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.
Ialah
kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit
dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala
sesuatu. Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan
oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik
yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan
pendamaian oleh darah salib Kristus. Juga kamu yang dahulu hidup jauh
dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang
nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam
tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus
dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya. Sebab itu kamu harus
bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau
digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah
dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus,
telah menjadi pelayannya. Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh
menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang
pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.
Aku
telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan
Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada
kamu, yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan
ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang
kudus-Nya. Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan
mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada
di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!
Dialah
yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan
tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin
tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku. (Kolosse 1:16-29).
Saat saya membaca
Firman ini, seperti sebuah transfuse darah yang hidup. Sebuah kata dari
Firman Tuhan lebih berharga dari semua harta karun di bumi! Saya
berpikir, bagaimana bisa saya dapat membiarkan diri saya sendiri
terbawa oleh perhatian dunia ketika saya mempunyai FirmanNya? Saya
mulai berpikir tentang bagaimana berharganya untuk menyeberangi bumi
untuk mendengarkan satu saja pengkhotbah yang diurapi, tetapi terkadang
saya malas dan saya tidak ingin berkendara keluar kota. Saya terkejut
dengan kecerobohan saya akan FirmanNya saat saya berdiri di depan
pintu. “Tuhan, ampuni saya,” saya menangis.
Saat
saya mengatakan ini, pintu itu terbuka. Saat terbuka, saya kagum
bagaimana pintu itu tampak pudar dan tidak menarik dari kejauhan tetapi
setelah dekat pintu itu lebih rumit dan indah melebihi pintu apapun
yang pernah saya lihat. Itulah bagaimana orang menghakimi gereja dan
bagaimana saya sering menghakiminya juga. Saya sudah mengasihi Tuhan
untuk waktu yang lama, tetapi saya gagal mengasihi UmatNya dalam cara
yang seharusnya.
“Sebuah
pertobatan akan membuka pintu ini untukmu untuk maju kedalam tujuan
dimana Aku memanggilmu. Engkau tidak dapat memenuhi tujuanmu jika
terpisah dari UmatKu. Aku memanggil UmatKu untuk menjadi satu dan
sekarang akan berlalu. Terpusah dari mereka, engkau tidak dapat hidup
dalam apa yang sudah kau lihat dalam visimu. Sekarang engkau harus pergi
dari melihat cara dan mengentahui kebenaran untuk menjadi sarana bagi
HidupKu. Ini tidak dapat engkau lakukan terpisah dari UmatKu. Bapa
memberikanmu KasihNya untuk Aku, dan KasihNya ada didalammu, sama
seperti yang baru Aku minta. Sekarang Aku akan memberikan KasihKu untuk
UmatKu. Para Pembawa PesanKu harus melihat mereka sama seperti Aku
melihat mereka dan mengasihi mereka seperti Aku. Sama engkau
benar-benar mengasihi FirmanKu, pintu dari tujuan hidupnya bersama
UmatKu akan terbuka untukmu.”
FirmanNya
tidak hanya menyentuh pikiran saya, tetapi juga hati saya. Saya
merasakan itu. Hanya dengan mendengarkan kasih yang Dia bicarakan untuk
UmatNya, mengimpartasi kasih itu untuk saya. Itu adalah kasih yang
lebih besar dari yang pernah saya rasakan, tetapi juga sangat akrab dan
saya mengalaminya dalam tingkatan ketika saya mendengar khotbah yang
penuh urapan. Saya memikirkan kebodohan saya. Saya sering mengatakan
bahwa tidak akan ada khotbah di surga, tetapi sekarang saya merasakan
bahwa bukanlah surga tanpa khotbah. Saya mulai mengukir khotbah dari
FirmanNya.
“Ya,
akan ada khotbah dan pengajaran di surga. Untuk selamanya, CeritaKu
akan diceritakan. Itulah mengapa disebut dengan Injil Abadi. Akulah
Firman dan Akulah Kebenaran, dan Firman Kebenaran akan selamanya
mengisi CiptaanKu. Semua ciptaan akan bersukacita karena Firman
KebenaranKu sama seperti engkau sekarang. Meski para malaikat senang
mendengarkan kesaksian-kesaksianmu dan mereka akan mendengarkan juga.
Orang yang Kutebus akan selalu senang untuk menceritakan dan
mendengarkan cerita tentang PenebusanKu. Tetapi sekarang engkau harus
menceritakan kepada mereka yang tinggal dalam kegelapan. Kata-kata
kesaksianmu akan membebaskan banyak orang. Orang-orang yang mengasihi
Aku, mengasihi juga FirmanKu. Mereka senang membaca dan mendengarnya.
Engkau sudah diberikan kebenaran yang akan membebaskan manusia, yaitu
FirmanKu dalam hatimu. Majulah dengan FirmanKu, majulah dan engkau akan
melihat Kuasa dari FirmanKu.”
Manna
Saya
melangkah melalui pintu itu. Ketika saya melangkah, saya terkejut
melihat bahwa semua kemuliaan yang sebelumnya saya berdiri semua
hilang. Yang ada gelap dan kabut, seperti sebuah gudang tua. Itu
membingungkan tetapi saya masih merasakan kuasa FirmanNya yang sudah
Tuhan bicarakan dan itu membuat langkah saya mantap.
“Apa yang kau rasakan adalah urapan Roh Kudus,”terdengar sebuah suara dari kegelapan.
“Siapakah engkau?” Tanya saya.
“Haruskah
engkau bertanya?” Itu seperti bukan suara Hikmat tetapi sbuah suara
yang akrab ditelinga. Bagaimanapun, saya tahu bahwa itu adalah Dia.
Secara berangsur-angsur mata saya terbiasa dalam kegelapan dan saya
terkejut melihat teman lama saya, rajawali putih.
“Dia
hidup didalam kami sehingga engkau dapat tinggal dalam semua yang kau
alami disini sama seperti yang kau lakukan dalam HadiratNya disana.
Saya tahu bahwa engkau menjadi pecandu akan HadiratNya dan itu benar,
tetapi engkau harus belajar mengenali Dia dalam berbagai bentuk.
Pertama, engkau harus mengenali SuaraNya dalam hatimu dan kemudian saat
Dia berbicara melalui orang lain.
“Engkau
sudah tahu hal ini sebelumnya dan sudah mengalaminya dari waktu ke
waktu, tetapi engkau tidak harus tahu sekarang. Dia tidak akan pernah
jauh darimu dan dapat selalu dengan mudah ditemukan. Dia akan selalu
menuntunmu kepada kebenaran. Hanya oleh Roh Kudus engkau dapat melihat
dan mengetahui apapun atau tiap orang menurut cara mereka. Dalam
waktu-waktu yang akan datang, kita akan binasa jika tidak mengikuti Dia
dari dekat.”
“Saya
tahu ini benar karena saya mendengar Hikmat berbicara melaluimu.
Apakah engkau disini untuk menunjukkan saya jalan? Saya hampir tidak
bisa melihat disini.”
“aku
akan datang padamu dari waktu ke waktu untuk menceritakan padamu
tentang tanda-tanda yang akan membuatmu tahu engkau berada di jalan
yang benar tetapi Roh Kudus akan menuntunmu. Aku juga akan membantumu
mengerti bagaimana Dia menuntunmu ke tempat-tempat yang berbeda, tetapi
pertama-tama aku harus menceritakan padamu tentang manna sehingga
engkau dapat hidup.”
“Manna! Apakah maksudmu seperti manna yang dimakan orang Israel waktu di padang gurun? Apakah itu yang kau makan disini?”
“Itu
adalah apa yang dipunyai semua orang yang berjalan bersama Tuhan sejak
dari semula. Manna yang dimakan orang Israel di padang gurun adalah
nubuatan dari ini. Tuhan memberikanmu manna yang segar setiap haru.
Hanya dengan menutupi seluruh bumi dengan manna setiap hari untuk orang
Israel selagi mereka di padang gurun, Dia akan menutupi bumi tiap hari
dengan kebenaran untuk UmatNya. Setiap jalan yang tempuh, engkau akan
melihatnya. Sekalipun ditengah-tengah kegelapan dan kesuraman, FirmanNya
akan melingkupimu dan engkau dapat mengambilnya. Mereka yang dibuang
dari penjara dirinya sendiri akan terbangun untuk menemukan manna itu
setiap hari. Tetapi mannaNya adalah lembut dan ringan seperti embun dan
dengan mudah diinjak-injak. Hatimu harus lembut dan ringan sehingga
engkau dapat melihatnya.”
Surat yang hidup
“Tuhan
berbicara setiap hari kepada UmatNya. Mereka tidak dapat hidup dari
roti saja, tetapi dari Firman yang Keluar dari MulutNya. Ini bukan
Firman yang Dia ucapkan di masa yang lalu, tetapi FirmanNya yang Dia
ucapkan setiap hari untuk mereka,” rajawali itu meneruskan.
“Banyak
orang lemah karena mereka tidak tahu bagaimana mengumpulkan manna yang
diberikan Tuhan setiap hari. Mereka tersesat karena mereka tidak
mengenal SuaraNya. Domba-dombaNya mengenal SuaraNya dan mereka
mengikutiNya karena mereka mengenalinya. Manna adalah roti kehidupan
yang diberikan pada UmatNya setiap hari. Engkau harus belajar untuk
mengenalinya dan membantu UmatNya untuk mengenali manna itu. Ketika
mereka merasakannya sama seperti engkau merasakannya sekarang, mereka
akan rajin untuk mencarinya setiap hari. Jangan menimbun makanan atau
minuman tetapi belajarlah untuk melihat dan makan manna yang Dia
berikan setiap hari. Ini akan membuatmu bertahan ketika semua orang
lain jatuh. “Kitab Suci adalah daging yang diberikan Tuhan kepada kita,
tetapi MannaNya ditemukan dalam surat-surat yang hidup yaitu UmatNya.
Dia akan berbicara padamu setiap hari melalui UmatNya. Engkau harus
membuka hatimu kepada jalan yang Dia temukan dalam UmatNya jika engkau
makan manna surgawi. Sama saat Dia mengatakan ke Yerusalem, “Engkau
tidak akan melihatKu lagi sampai kau katakan,’
Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!” PerkataanNya ini dikatakan waktu Dia berjalan ke bumi dan ini berbicara tentang jalan sekarang Dia berjalan bersama UmatNya. Saat kasih kita akan manna bertumbuh, manna yang Dia siapkan tidak pernah berasa basi untukmu, tetapi akan baru setiap pagi.
Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!” PerkataanNya ini dikatakan waktu Dia berjalan ke bumi dan ini berbicara tentang jalan sekarang Dia berjalan bersama UmatNya. Saat kasih kita akan manna bertumbuh, manna yang Dia siapkan tidak pernah berasa basi untukmu, tetapi akan baru setiap pagi.
“MannaNya
mungkin datang padamu melalui kata-kata teman dekatmu atau salah satu
dari UmatNya yang hidup lama sebelum engkau tertarik pada
tulisan-tulisan mereka. Dia akan berbicara melalui orang-orang yang
tidak mengenalNya, tetpai engkau akan tahu bahwa Dia mengirimkan mereka
untukmu. Engkau membedakan mannaNya ketika engkau pergi mencoba
mendengar FirmanNya dan mencari untuk mendengar Firman itu Sendiri. Ini
bukan saja mendengarkan FirmanNya tetapi juga mendengarkan SuaraNya
akan menuntunmu ke jalan yang kau tuju. Banyak orang akan mengulangi
kata-kata yang Dia ucapkan, tetapi mannaNya adalah kata-kata yang Dia
ucapkan sekarang.
“Kita
membutuhkan daging yang kuat dari Kitab Suci untuk membangun diri kita
sendiri dan memberikan tempat untuk mengumpulkan mannaNya.
Bertumbuhlah kuat dalam daging dari FirmanNya yang tertulis, tetapi
juga bangunlah rasanya untuk mannaNya. Daging dari Firman Yang Tertulis
akan membangun kita dan mempersiapkan kita untuk apa yang akan terjadi,
tetapi manna akan membuat kita bertahan akan apa yang ada didepan
kita.
“Kata-kata
yang diucapkan orang-orang kudus di Ruang Pengadilan adalah manna
dariNya. UmatNya juga merupakan mannaNya bagi dunia. Manna adalah roti
hidup-kata-kata hidup yang Dia ucapkan kepada UmatNya setiap hari dan
diucapkan melalui UmatNya. Kitab Suci sudah ditentukan dan tidak dapat
diubah. Itu adalah sauh bagi jiwa kita. Bagaimanapun, Buku Kehidupan
masih terus ditulis. Dia menulis sebuah bab baru dalam Buku Kehidupan
dengan setiap jiwa yang datang PadaNya.”
Kemenangan atau Kekalahan
“Kitab
Suci merupakan cetak biru dari Tempat tinggalNya yang dibangun
diantara manusia. Mereka adalah kesaksian akan jalan yang Dia kerjakan
melalui manusia, laki-laki dan pertempuan untuk membawa pembebasan.
UmatNya adalah sarana bagi FirmanNya yang hidup dan saksi pada dunia
bahwa FirmanNya bukan hanya sebuah sejarah, tetapi juga masih hidup dan
memberikan kehidupan. Jika engkau ingin mengetahui firmanNya, engkau
harus tahu baik Kitab Suci maupun MannaNya. Kitab Suci adalah Rancangan
AbadiNya yang tidak akan dibuah yang harus kita tahu untuk berjalan
dalam JalanNya. MannaNya memberikan kekuatan untuk berjalan setiap
hari. Itulah mengapa kita bersekutu. ‘Jika kita berjalan dalam terang
dan Dia Sendirilah terang itu, kita akan mempunyai persekutuan satu
sama lain,” kata rajawali. “Banyak dari Pembawa PesanNya bahwa tidak
tahu mengapa mereka digunakan dalam jalan ini. Seringkali mereka tidak
tahu saat Dia berbicara melalui mereka. Orang-orang yang kepadanya
Tuhan berbicara jaranga mengenali SuaraNya. Ini harus berubah. umatNya
dipanggil utnuk menjadi satu dengan Dia dalam segala sesuatu yang Dia
kerjakakan, tetapi hanya seidkit yang mengenal SuaraNya. Karena itulah
mereka jarang mengikuti Dia dalam jalan yang Dia ingin kita
dituntunNya. Sekarang Dia ingin semua UmatNya tahu jika Dia sedang
berbicara melalui mereka atau kepada mereka. Sama seperti komunikasi
antara seorang jendral dan para prajuritnya dapat menentukan hasil dari
peperangan, kekuatan dari KomunikasiNya dengan UmatNya akan menentukan
kemenangan atau kekalahan mereka dalam hari-hari yang akan datang.
“Sekarang
Dia sedang mempersiapkan banyak para pembawa pesan yang akan pergi
maju dengan PesanNya. Mereka juga akan mengajarkan UmatNya untuk
mengenal Suaranya dan mengenal Jalan-JalanNya. Engkau harus menerima
Para Pembawa PesanNya sama seperti engkau menerima Tuhan Sendiri.
Engkau harus membantu mereka dalam perjalanan. Keberhasilan pelayanan
kakan ditentukan dengan bangkit dan jatuhnya banyak orang.”
Untuk
sesaat, saya berpikir bahwa jika Tuhan mengirim mereka, mereka pasti
tidak membutuhkan bantuan. Pikiran ini membangkitkan kemarahan rajawali
yang mengetahui pikiran-pikiran saya.
“Jangan
berpikir seperti itu! Banyak dari UmatNya akan jatuh karena khayalan
ini! Dia dapat melakukan segala sesuatu tanpa kita, tetapi Dia haurs
memilih melakukannya melalui kita. Kita adalah KetetapanNya satu dengan
yan lain. Dia mengirimkan PenolongNya untuk membantu UmatNya; karena
itu, Dia bertujuan untuk UmatNya agar menerima pertolongan melalui satu
dengan yang lain. Jangan pernah lupakan ini. Itulah mengapa Dia
memberikan mannaNya melalui satu sama lain. Dia sudah merancangkan
segala sesuatu sehingga kita harus mengaishi Dia diatas segalanya,
tetapi kita harus juga mengasihi satu sama lain. Kita membutuhkan Dia
diatas segalanya tetapi kita juga membutuhkan satu sama lain. Melalui
jalan ini, kita akan menjaga tetap rendah hati sehingga Dia akan
mempercayakan kepada kita Kasih Karunia dan KuasaNya.”
“Maafkan saya,” saya menjawab. “Saya tahu semuanya sangat baik tetapi saya cenderung melakukannya itu sekali waktu.”
“Waktu
engkau melupakannya akan lebih berharga daripada yang ingin kau
ketahui saat ini, tetapi melupakan ini di masa depan akan lebih
berharga daripada yang dapat engkau tahan. Kita membutuhkan Tuhan
diatas segalanya, tetapi kita juga membutuhkan semua UmatNya. Didalam
UmatNya, kita menemukan Penlong, Seseorang yang menuntun kita kepada
semua kebenaran dan Seseorang yang menuntun kita kepada Anak.
“Sekarang
Dia sedang mengirimkan para Pembawa PesanNya. Beberapa sudah tua dan
bijaksana. Yang lainnya orang-orang muda dan tidakberpengalaman tetapi
mereka akan mengenal SuaraNya. Musuh juga akan mengirimkan para pembawa
pesannya untuk menabur kebingungan. Ini juga adalah sebagian dari
latihan kita. Beberapa orang akan ditipu oleh para pembawa pesan musuh
untuk sementara waktu dan yang lainnya akan menderita kehilangan karena
mereka tetapi orang-orang yang mengasihi Tuhan dan KebenaranNya tidak
akan ditipu lebih lama. Orang-orang yang mengasihi Dia dan KebenaranNya
akan mengenal kebenaran. Orang-orang yang sudah ditipu untuk beberapa
waktu akan belajar dari ini dan mereka akan digunakan untk membuka para
penipu di hari-hari akhir.
“Beberapa
orang yang paling banyak ditipu di masa lalu akan menjadi yang paling
kuat dalam kebenaran karena Hikmat. Hikmat adalah mengenal SuaraNya dan
mengikuti Dia. Ini tidak akan mudah dibingungkan dari Dia lagi. Jangan
menghakimi orang lain karena masa lalu mereka, tetapi oleh siapa dia
akan menjadi. Orang-orang yang mengikuti Hikmat akan diubah
kelemahannya menjadi kekuatannya. Tidak ada seorangpun yang lebih kuat
atau dapat dipercaya daripada orang-orang yang mengenal SuaraNya dan
mengikuti Dia.
“Kita
jangan berhenti mendorong UmatNya untuk mengenal SuaraNya. Kita harus
mendukung para Nabi-nabiNya untuk mengkonfrontasi dan membuka para
nabi-nabi palsu. Pesan ini harus dibawa sampai akhir. Kita dikirim
untuk membangun Barisan KomunikasiNya dengan orang-orang yang akan
menjadi Prajuritnya dalam medan perang yang akan datang. Semua UmatNya
harus mengenal SuaraNya. Waktu itu akan segera daatang kepad akita
ketika semua orang yang tidak mengenal SuaraNya ditipu oleh kegelapan.
Orang-orang yang mengenal SuaraNya karena mereka mengenal Dia tidak
akan tertipu.”
Saat
rajawali itu berbicara, kata-katanya terus membersihkan saya
seakan-akan berada didalam Hadirat Hikmat. Saya tidak dapat melihat
dia, tetpai saya tahu bahwa Dia ada dan Dia adalah Orang yang berbicara
kepada saya. Walaupun saya tidak dapat melihat sebanyak yang aku lihat
di tempatku, aku mendapat pikiran ang jelas yang memampukan saya untuk
mengerti. Saya selalu merasa bahwa ingatan saya lemah tetapi walau Dia
sekarang mengatakan lebih banyak dari yang Dia pernah katakana,
tampakanya saya dapat mengingat setiap kata yang dia ucapkan, saat dia
melalui orang lain. Kemudian saya tahu bahwa kuasa Roh Kudus yang
membawa segala sesuatu kepada pengingatan kita. PadaNya, melihat
kebelakang dan kedepan tidak berbeda dari melihat saat ini. Saat saya
memikirkan hal ini, rajawali meneruskan.
“Tempat
ini tampak pengap dan usang karena sangat sedikit udara segar masuk
untuk beberapa waktu yang lama. Engkau sudah menemukan pintu itu dan
masuk. Pintu yang sama akan menuntunmu ke tempat ini juaga sekarang
akan menuntunmu kembali ke Ruang Pengadilan. Apa yang kau terima dari
Ruang Pengadilan?”
“Hikmat dan Pengertian,” saya menjawab.
“dengan
satu kata, engkau menerima kasih karunia,” rajawali memberikan respon.
“Tahta Pengadilan juga Tahta Kasih Karunia. Engkau dapat terus terang
pergi kesana setiap waktu.”
Ketika
dia mengatakan ini, saya kembali melihat pintu dibelakang saya.
Sekarang saya dapat melihat keindahan yang lebih besar dari ketika saya
masuk ke Ruang Pengadilan. Saya membukanya dan melangkah kembali.
Panggilan
Saya
melihat kepada Hikmat yang membalikkan saya berputar sehingga saya
tidak dapat lagi memandang Ruang Besar. Saya terkejut melihat
orang-orang yang sebelumnya saya jumpai disana sebelumnya berdiri
disamping saya. Bahkan saya lebih terkejut oleh bagaimana mulianya
mereka tampak.
“Mereka
tidak berubah,” kata Hikmat. “Engkau sudah berubah. Matamu terbuka
untuk melihat lebih banyak dari sebelumnya. Semakin jelas engkau
melihat Aku, engkau semakin mampu untuk melihatKu dalam orang lainnya.”
Saya
melihat langsung kepada Rasul Paulus. Dia anggun tidak bisa
digambarkan. Dia mempunyai otoritas dan martabat tetapi pada waktu yang
sama sangat dikarunia kerendahan hati yang saya yakin dimiliki para
petani terendah atau para pendosa yang akan merasakan sepenuhnya nyaman
mendekati dia. Hasrat seperti itu membanjiri saya. Kemudian saya
melihat kepada yang lain dan saya merasakan seakan-akan mereka adalah
keluarga terdekat dan teman-teman yang saya tahu. Sangat tidak mungkin
untuk menggambarkan bagaimana saya mengasihi mereka dan bagaimana saya
tahu bahwa mereka megnasihi saya. Tidak ada persekutuan di bumi yang
dapat dibandingkan tetapi yang paling baik di bumi adalah mendahului
ini. Tidak ada kepura-puraan, gaya atau penempatan. Setiap orang
mengenal setiap orang lain secara komplit dan kasih yang menjadi sumber
dari pemikiran. Keabadian dengan keluara ini akan berjalan lebih baik
dari yang saya bayangkan. Saya sangat ingin membawa mereka semua
bersama saya tetapi saya tahu bahwa mereka tidak meninggalkan tempat
tinggalnya sekarang.
Kembali
Hikmat menjawab pikiran-pikiran saya, “Mereka akan bersama denganmu
sama seperti Aku bersama denganmu. Ingatlah, mereka adalah awan besar
saksi-saksi. Bahkan saat engkau tidak melihat mereka, mereka akan
sedekat ini kepadamu, sama seperti sekarang. Semua orang yang sudah
melayani Aku dari semula adalah satu tubuh dan mereka juga akan bersama
denganmu dalam waktu yang akan datang tetpai Aku bersama denganmu.”
Saya
heran bagaimana segala sesuatu yang kami alami selamanya dapat lebih
baik daripada yang ditemukan benar disini di Ruang Pengadilan.
Penghakiman datang dari setiap pemikiran yang dimanifestasikan. Itu
bukan penghakiman yang menghukum tetapi kebebasan, jika tidak ada
percobaan untuk menyembunyikan segala sesuatu. Kebebasan datang dengan
segala sesuatu yang terang sehingga ada hasrat dari setiap noda di hati
akan dibuka. Kasih itu begitu besar sehingga saya tahu segala sesuatu
akan dibungkus dan dibuat benar.
“Segala
sesuatu yang kau rasakan dalam HadiratKu adalah benar,” Hikmat
meneruskan. “Kasih dan kedekatan yang kau alami disini adalah
saudara-saudaramu yang nyata. Engkau satu dengan Aku dan engkan akan
bertumbuh dalam kash sama seperti engkau tumbuh didalam Aku. Seperti
yang kamu lakukan, kasih yang sama akan membantu orang lain untuk masuk
dalam kebebasan yang kau alami disini. Ketika UmatKu yang sekarang
berjalan di bumi memedang PenghakimanKu yang benar, mereka akan
berjalan dalam kebebasan yang memampukan Aku untuk menyentuh dunia
dengan KasihKu.
“Bukanlah
HasratKu untuk setiap orang binasa atasu tersesat ketika mereka datang
kesini. Aku menginginkan semuanya untu menghakimi mereka sendiri
sehingga Aku tidak akan menghakimi mereka. Itulah mengapa PenghakimanKu
akan menimpa bumi. Mareka datang dalam gelombang yang semakin
meningkat sehingga dunia percaya dan bertobat. Setiap bunyi terompet
akan semakin keras dari sebelumnya. Ini adalah tugas dari Para Pembawa
PesanKu untuk membantu dunia memahami dunia untuk mengenal bunyi
nafiri-nafiri.
“Ingatlah
orang-orang yang dengannya Aku harus berjalan di bumi juga anggota
dari TubuhKu. Mereka belum dimuliakan, tetapi engkau harus tahu untuk
apa mereka dipanggil bukan seperti yang tampak saat ini. Engkau harus
mengaishi mereka dan melihat otoritas dan kasih karunia dalam mereka
yang sekarang kau lihat dalam hal-hal ini. Ingatlah bahwa orang-orang
yang dengannya engkau berjalan di bumi sekarang melihat engkau sama
seperti engkau melihat mereka. Engkau harus belajar untuk tidak melihat
sesuai dengan penampilannya sekarang, tetapi melihat akan menjadi apa
mereka. “Hanya orang-orang yang hidup oleh PenghakimanKu dan tinggal
diam dalam Aku sebagai hikmat mereka dapat melihat OtoritasKu dalam
yang lain. Meski demikian, jangan berusaha membuat manusia melihat
OtoritasKu didalammu. Jangan cemas oleh orang lain yang melihat engkau
seperti apa adanya; hanya perhatikanlah tentang mengenali orang lain
seperti apa adanya mereka dan melihat Aku didalamnya. Ketika engkau
memperhatikan bagaimana orang lain melihatmu, engkau akan kehilangan
otoritasmu. Ketika otoritas menjadi tujuanmu, engkau akan mulai
kehilangan otoritas yang benar. Engkau tahu pelayanan dan otoritas yang
Aku sudah berikan kepadamu, jangan bertanya pada orang yang memanggilmu
karena posisimu, tetapi karena namamu. Kemudian Aku akan membuat
namamu besar lebih dari posisimu.
“dalam
KerajaanKu, otoritas datang dari siapa engkau bukan gelarmu.
Pelayananmu adalah fungsimu tetapi bukan pangkatmu. Disini pangkat
didapat karena rendah hati, pelayanan dan kasih. Diaken yang banyak
mengasihi lebih tinggi dari para rasul yang sedikit mengasihi. Di bumi,
para nabi akan digunakan untuk menggoncang bangsa-bangsa, tetapi disini
mereka akan dikenal karena kasih mereka. Ini juga adalah
panggilanmu-untuk mengasihi dengan KasihKu dan melayani dengan HatiKu.
Kemudian kita akan menjadi satu.”
BAB 15 Menyembah dalam Roh
Saat
saya mendengarkan Hikmat, sangat sulit untuk memahami setiap orang ,
sekalipun awan besar saksi ini, menginginkan otoritas atau posisi dalam
HadiratNya. Tampaknya dalam setiap waktu yang saya habiskan disini,
Kemuliaan dan Otoritas Dia semkain besar dan saya tahu bahwa visi saya
akan Dia masih terbatas. Sama seperti alam semesta yang tampak jelas
mengembangkan langkah yang besar dan luas sudah tidak bisa dipahami,
pewahyuan akan Dia akan mengembang selamanya. “Bagaimana manusia biasa
dapat mereprentasikan Engkau?” Tanya saya.
“Ketika
BapaKu menggerakkan Jari KecilNya, seluruh dunia akan bergetar. Untuk
menggoncangkan bangsa-bangsa dengan kata-kata tidak akan mengesankan
siapapun yang tinggal diam disini. Tetapi ketika sedikit saja
Saudara-saudaraKu di bumi menunjukkan kasihnya, itu akan membawa
sukacita bagi Hati Bapaku. Bahkan gereja yang paling sederahanapun
bernyanyi pada BapaKu dengan kasih yang sejati dari hati merka, Dia
membuat diam seluruh surga untuk mendengarkan mereka. Dia tahu bahwa
seseoarang tidak dapat membantu tetapi untuk menyembah ketika mereka
memandang Kemuliaan disini, tetapi ketika orang-orang yang hidup dalam
kegelapan dan kesulitan yang dinyanyikan dengan hati yang sungguh
kepadaNya, ini menyentuh Dia lebih dari semua yang ada di surga.
“Seringkali,
catatan-catatan yang patah hati dari bumi menyebabkan seisi surga
bersukacita saat mereka melihat BapaKu tersentuh. Sedikit orang kudus
yang menyatakan kekaguman mereka akan Dia yang seringkali menyebabkan
Dia menangis. Setiap waktu saya melihat Saudara-saudaraKu menyentuh Dia
dengan penyembahan yang benar, itu membuat luka dan kesedihan yang Aku
tahu adalah di salib tampaknya sedikit harga untuk dibayar. Tidak ada
satupun yang membuatKu lebih bersukacita lebih dari ketika engkau
menyembah BapaKu. Aku pergi kepada salib sehingga engkau dapat
menyembah Dia melalui aku. Didalam penyembahan itulah, Bapa dan Aku
menjadi satu.”
Dari
semua yang saya alami, emosi dari Tuhan sama seperti yang Dia katakan
pada saya lebih besar dari yang saya pernah alami. Dia tidak menangis
ataupun tertawa. SuaraNya tetap tetapi apa yang Dia katakan tentang
penyembahan datang dari kedalaman didalam Dia yang hampir lebih besar
dari yang dapat saya ambil. Saya tahu bahwa saya mendengar kasih yang
dalam akan Anak Tuhan-untuk melihat sukacita BapaNya. Penyembahan yang
benar dari perang, perjuangan, orang-orang percaya dibumi dapat
melakukan seperti ini.
Untuk
pertamakalinya, saya sangat ingin meninggalkan tempat ini, dengan
semua kemuliaan hanya untuk kembali ke pelayanan kecil penyembahan di
bumi yang paling suram. Saya diliputi kenyataan bahwa kita bisa
benar-benar menyentuh Bapa. Satu orangpun yang menyembah dia dari bumi
selama waktu-waktu kegelapan akan sangat berarti kepada Bapa lebih dari
jutaan dan jutaan yang menyembah Dia di surga. Dari bumi kita dapat
menyentuh HatiNya seperti waktu mungkin kita tidak mampu melakukannya
lagi! Saya sungguh merasa dekat karena ini sehingga saya tidak sadar
bahwa saya sudah jatuh tak berdaya. Kemudian saya jatuh kedalam sesuatu
seperti tidur yang sangat pulas.
Saya
melihat Bapa. Jutaan dan jutaan mengikuti Dia. KemuliaanNya sangat
besar dan berkuasa sehingga mengagumkan sehingga saya merasakan bahwa
seluruh bumi tidak lagi akan diukur sebagai sebuah butiran pasir
dihadapanNya. Ketika saya mendengar SuaraNya jelas sekali, saya
merasakan seperti sebuah atom disamping matahari, tetapi ketika saya
melihat Dia, saya tahu bahwa matahari seperti sebuah atom bagi Dia.
Galaksi-galaksi menjadi tirai mengelilingi Dia. Jubahnya terbuat dari
jutaan dan jutaan bintang hidup. Segala sesuatu dalam HadiratNya adalah
hidup-TahtaNya, MahkotaNya dan TongkatNya. Saya tahu itu saya dapat
tinggal dalam Dia selamanya dan tidak pernah berhenti untuk kagum,
tidak ada tujuan dari alam semesrta yang lebih tinggi dari menyembah
Dia.
Kemudian
Bapa menjadi sangat sungguh-sungguh akan satu hal. Semua isi surga
berhenti dan melihat. Dia memandang salib. Kasih Anak pada BapaNya yang
terus saya ekspresikan lewat duka dan kegelapan kemudian sangat
menyentuh Bapa sehingga Dia mulai gemetar. Saat Dia lakukan itu, surga
dan bumi gemetar. Ketika Bapa menutup MataNya, surga dan bumi menjadi
lebih gelap. Emosi Bapa sangatlah besar sehingga saya tidak dapat.
Kemudian
saya berada di tempat yang berbeda, memandang pelayanan penyembahan
dari bangunan sebuah gereja kecil. Saat sesuatu terjadi dalam
pengalaman profetik, sama tahu segala sesuatu tentang setiap orang
dalam ruangan kecil itu. Mereka tidak berdoa tentang kebutuhan mereka.
Mereka semua mencoba untuk menyusun nyanyian syukur kepada Tuhan.
Mereka bahagia dan sukacita mereka murni.
Saay
melihat surga dan semua isi surga menangis. Kemudian saya melihat
kembali kepada Bapa dan tahu mengapa surga menangis. Mereka semua
menangis karena airmata di mata Bapa, Kelompok kecil ini tampaknya
meruntuhkannya, orang-orang yang berjuang menggerakkan hati Tuhan
sehingga Dia menangis. Itu bukan air mata kesedihan tapi air mata
sukacita. Ketika saya melihat kasih yang Dia rasakan untuk sedikit
penyembah-penyembah ini, saya tidak dapat menahan air mata saya
sendiri.
Tidak
ada satupun yang saya alami mencengkeram saya lebih dari ini.
Menyembah Tuhan di bumi sekarang menjadi sesuatu yang lebih diinginkan
daripada tinggal dalam seluruh kemuliaan surga. Saya tahu bahwa saya
diberikan pesan yang dapat membantu mempersiapkan orang-orang kudus
untuk medan perang yang tinggal di bumi, tetai sekarang tidak berarti
bagi saya lebih dari mencoba menyampaikan bagaimana kita dapat
menyentuh Bapa. Kekaguman yang murni dieskpresikan oleh orang-orang
percaya yang sederhana di bumi dapat menyebabkan semua isi surga
bersukacita, tetapi lebih dari itu, itu menyentuh Bapa. Karena itulah
para malaikat lebih suka dibebani satu orang percaya di bumi daripada
diberikan otoritas atas galaksi bintang-bintang.
Saya
melihat Yesus berdiri disamping Bapa. Memandang sukacita Bapa saat Dia
melihat pertemuan kelompok doa, Dia berbalik kepada saya dan
berkata,”Inilah mengapa Aku pergi kepada salib. Memberikan sukacita
kepada BapaKu untuk beberapa saat akan sangat berarti. Penyembahanmu
akan menyebabkan Dia bersukacita setiap hari. Penyembahanmu ketika
engkau berada di tengah-tengah kesulitan menyentuh Dia lebih dari
penyembahan di surga. Disini dimana KemuliaanNya terlihat, para
malaikat menyembah. Ketika engkau menyemah tanpa melihat KemuliaanNya
ditengah-tengah pencobaanmu, itulah menyembah dalam Roh dan Kebenaran.
Bapa mencari para PenyembahNya. Jangan sia-siakan
pencobaan-pencobaanmu. Sembahlah Bapa, bukan untuk apa yang kau terima
tetapi untuk membawakan Dia sukacita. Engkau tidak akan pernah kuat
tanpa membawaNya kesukacitaan karena sukacita Tuhan adalah kekuatanmu.”
Dosa
Kemudian
saya berdiri lagi disamping Hikmat. Dia tidak berbicara dalam waktu
yang lama tetapi saya tidak memerlukan kata-kata. Saya perlu membiarkan
apa yang sudah tampak memenuhi jiwa saya. Saya berjuang untuk mengukur
bisnis besar yang diberikan untuk menjadi Penyembah-penyembah Bapa.
Bagi Dia, matahari seperti sebuah atom dan galaksi-galaksi seperti
butiran pasir. Tetapi Dia mendengarkan doa-doa kita, menikmati kita
terus menerus saat Dia memandang kita dan saya yakin Dia sering berduka
atas kita. Dia lebih besar dari pikiran manusia dapat menerimanya,
tetapi saya tahu bahwa Dia juga menjadi Yang Paling Emosional di seluruh
alam semesta. Kita dapat menyentuh Tuhan! Setiap manusia mempunyai
kuasa untuk membuat Dia bersukacita atau bersedih hati. Saya tahu itu
secara teologis tetapi sekarang saya tahu bahwa dalam suatu cara yang
terpencar-pecnar tampaknya tidak lebih penting dari apapun juga.
Tidak
ada jalan lain yang pernah saya katakan tetapi saya tahu bahwa saya
harus menghabiskan waktu–waktu yang diberikan kepada saya untuk
menyembah Dia di bumi. Itu seperti sebuah pewahyuan baru; saya
benar-benar dapat membawa sukacita bagi Dia! Saya dapat membawa sukacita
untuk Yesus! Saya mengerti apa yang Tuhan maksudkan ketika Dia berkata
bahwa inilah mengapa Dia pergi kepada salib. Pengorbanan apapun akan
berarti hanya dengan menyentuh HatiNya untuk beberapa saat. Saya tidak
ingin menyia-nyiakan waktu yang lain ketika saya tahu bahwa itu dapat
dihabiskan dengan menyembah Dia. Juga tampak nyata bahwa
pencobaan-pencobaan yang lebih besar atau kegelapan yang muncul karena
penyembahan, itu akan semakin menyentuh Dia. Itu membuat saya ingin
menerima pencobaan-pencobaan sehingga saya dapat menyembah Dia melalui
pencobaan-pencobaan itu.
Pada
waktu yang sama, saya merasa seperti Ayub ketika dia mengatakan bahwa
sekalipun dia pernah mengenal dia melalui pendengaran, ketika dia
melihat Dia, dia seperti debu dan abu. Saya seperti Filipus yang
bersama Yesus untuk waktu yang lama dan tidak tahu bahwa dia melihat
Bapa melalui dia. Begitu mengherankannya ketumpulan kami bagi para
malaikat! Kemudian Hikmat kembali berbicara.
“Ingatlah
potensialisme paling tidak Anak-anakKu yang masih kecil untuk
menyentuh hati Bapa. Itu sendiri dapat lebih berharga dari apapun. Aku
akan pergi kepada salib lagi untuk salah satu dari ini. Aku juga
merasakan dukamu. Aku tahu pencobaan-pencobaanmu karena kami
membaginya. Aku rasakan duka dan sukacita setiap jiwa. Itulah mengapa
aku masih terus menerus menengahi kamu semua. Ada suatu waktu ketika
semua air mata dihapus dari setiap mata. Da suatu waktu ketika hanya
ada sukacita yang dikenal kembali, smapai kemudian, duka dapat
digunakan. Jangan sia-siakan pencobaan-pencobaanmu. Penyembahanmu
terbesar dan ekspresi terbesar dari imanmu yang menyenangkan Kami akan
muncul ditengah-tengah pencobaan-pencobaanmu. “Engkau harus melihat Aku
dalam hatimu dan engkau harus melihatKu di dalam orang lain. Engkau
harus melihat Ku dalam besar dan kecil. Sama seperti Aku muncul secara
berbeda dalam setiap orang yang sekarang berdiri didepanKu, Aku akan
datang kepadamu dalam orang yang berbeda. Aku akan datang kepadamu
melalui suasana yang berbeda. Tujuanmu yang paling tinggi adalah
mengenal Aku, mendengarkan SuaraKu dan mengikuti Aku.”
Saat
saya melihat kepada Hikmat, Dia tidak berada disana. Saya melihat
sekeliling. Saya dapat merasakan Dia dimana-mana tetapi saya tidak
dapat melihat Dia. Kemudian saya melihat kembali kepada saksi-saksi
yang berdiri didepan saya. Dia ada disana. Saya tidak dapat melihat dia
tetapi dengan cara yang luar biasa dari yang saya ketahui sebelumnya,
Dia ada dalam setiap orang. Saat Tokoh Reformasi mulai berbicara, itu
adalah suaranya tetapi saya dapat mendengarkan suara Hikmat dalam dia
sama seperti ketika Dia berbicara langsung kepada saya.
“Dia
selalu ada bersama kita. Dia ada didalammu. Dia berada dalam
orang-orang yang kepadanya engkau harus kembali. Dari waktu ke waktu,
Dia akan muncul kepadamu lagi, tetapi engkau harus tahu bahwa jika
engkau tidak melihat Dia sama seperti Dia tampak, engkau dapat
mengenali lebih baik dimana Dia tinggal-dalam UmatNya. Dia adalah
Hikmat. Dia tahu bagaimana, kapan dan melalui siapa orang-orang yang
berbicara padamu. Orang-orang yang melalui siapa Dia berbicara kepadamu
adalah bagian dari pesan. Ingat apa yang Dia katakan ketika Dia
menangisi Yerusalem ‘Mulai sekarang engkau tidak akan melihatKu lagi
sampai engkau berkata,”Diberkatilah orang yang datang dalam nama
Tuhan.” Engkau tidak akan melihat Dia sampai engkau dapat melihat Dia
dalam orang-orang yang kepadanya engkau Dia kirim.” “Mudah bagi saya
untuk melihat dan mendengar Dia dalammu,” saya menjawab, “tetapi hampir
tidak mudah bagi orang-orang di bumi yang belum dimuliakan.”
“Tidak
berarti disini mudah,” jawab Angelo. “Untuk menyelidiki Dia adalah
panggilan dari raja-raja yang akan memerintah bersama Dia. Orang-orang
yang mengasihi Dia dan mengasihi kebenaran akan mencari untuk Dia lebih
dari mereka akan lakukan untuk harta karun atau penaklukkan paling
besar.”
Ditaklukan oleh Dia
“Panggilan
paling besar adalah benar-benar ditaklukkan oleh Dia,” suara seorang
laki-laki yang tidak saya kenal terdengar, dia melangkah maju. “Saya
seharusnya tahu,” dia tambahkan, dan kemudian dia mengatakan namanya.
Saya terkejut melihat bahwa laki-laki ini akan ditemukan dalam
persekutuan orang-orang kudus. Dia menjadi Penakluk yang besar tetapi
saya harus selalu percaya bahwa dia sudah melakukan kerusakan lebih
besar dengan nama Kristus lebih dari orang lain.
“Saya
juga menemukan kasih karunia salib sebelum akhir hidup saya,” kata
dia. “Engkau tidak hanya kembali untuk menakhlukkan bagi Dia tetapi
untuk ditaklukkan bagi Dia. Jika engkau tekun untuk berserah pda Dia,
Dia akan menggunakanmu untuk menaklukkan dalam NamaNya. Penaklukkan
yang benar adalah menangkap setiap hati manusia dengan kebenaran yang
membuat mereka bebas. Orang-orang yang mengikuti Dia lebih dekat akan
digunakan untuk menaklukkan yang paling besar dan akan menjadi raja yang
paling besar. Di bumi, orang-orang ini jarang sadar bahwa mereka
menaklukkan apapun. Mereka tidak akan melihat apa yang benar-benar
mereka selesaikan sampai mereka tiba disana. Orang-orang yang
meletakkan harta karun besar di bumi-sekalipun harta karun yang
dianggap rohani-akan mempunyai sedikit disini.”
“Di
bumi engkau tidak dapat mengukur harta karun abadi,” kata Rasul
Paulus. “Ketika aku mati, itu tampaknya segala sesuatu yang sudah aku
berikan hidupku untuk membangun di bumi sudah binasa. Gereja-gereja
yang kuberikan hidupku untuk membangkitkan ketekunan mereka yang jatuh
dan bahkan kepada teman-teman terdekatku berbalik melawan aku. Selama
hari-hariku terakhir, saya merasakan sebagai sebuah kegagalan.”
“Ya,
saya menganggap Paulus adalah bapak rohani,” penakluk besar itu
meneruskan, “sama seperti yang dilakukan orang-orang yang disini.
Banyak orang yang melalui perang besar di akhir jaman akan menang
karena dia setia untuk mempertahankan kebenaran. Engkau jangan mengukur
buah-buah rohani yang benar selagi engkau berada di bumi. Engkau hanya
dapat mengukur keberhasilanmu dengan seberapa banyak dan jelas engkau
memandang Tuhan, dengan berapa banyak engkau lebih baik mengenal
suaraNya dan dengan berapa banyak kasihmu kepada saudara-saudaramu.”
Kemudian Paulus berbicara lagi.
“Selama
berbulan-bulan sebelum eksekusiku, aku merasakan kegagalan.
Bagaimanapun, dihari eksekusiku aku diingatkan Stefanus yang melihat
kematianku tahun-tahun sebelumnya. Ingatan akan terang yang ada
diwajahnya dihari aku membawanya melalui banyak pencobaan. Aku selalu
merasa bagaimanapun dia mati untukku sehingga akau dapat melihat terang
yang benar. Aku tahu itu, bahwa jika aku mati seperti Stefanus,
sekalipun segala sesuatu yang sudah aku lakukan tampak sia-saia, dan
itu akan menjadi jaminan bahw hidupku tidak akan sia-sia. Aku sungguh
bersyukur bahwa aku mati karena injil dan jika tampaknya banyak
pelayananku belum selesai.
“Saat
pewahyuan ini datang padaku, juga kasih karunia dan haru-hari akhirku
di bumi tampak semuanya indah. Kemudian saya sadar bahwa aku hidup dan
mencoba untuk mematikan keinginanku setiap hari demi untuk melayani
injil, setiap waktu aku menolak diriku sendiri, ada benih-benih abadi
yang ditanamkan meskipun aku tidak dapat melihatnya dalam alam
sementara. Berada disini, aku sekarang dapat melihat sebagai sesuatu
yang benar. Engkau jangan mencoba menghakimi melalui buah yang kau
lihat dibumi, tetapi lakukanlah apa yang harus kau lakukan karena itu
benar.
“Meski
demikian, semakin berbuat, panggilanmu harus lebih mengenal Tuhan.
Jika engkau mencari Dia, engkau akan selalu menemukan Dia. Dia akan
selalu dekat kepada orang-orang yang mendekat. Banyak orang dalam
HadiratNya tetapi mereka tidak mendekat. Engkau harus melakukan sesuatu
yang lebih daripada menginginkan Dia; Engkau harus mencari Dia. Ini
aldah bagian dari panggilanmu. Tidak ada tujuan yang lebih tinggi.
Kemenanganmu akan diukur oleh pencarianmu. Engkau akan selalu dekat
kepada Nya seperti yang kau inginkan. Kemenanganmu dalam hidup sesuai
dengan keinginanmu padaNya.”
Kemudian
Paulus mengangkat tangannya dan menunjukkan pada saya. “Engkau sudah
diberikan banyak dan banyak yang akan dituntut darimu. Bahkan jika
engkau memendam banyak talenta yang dipercayakan kepadamu, engkau dapat
menyelesaikannya jauh lebih dari yang lain, tetapi engkau akan gagal
dalam perbuatanmu. Engkau jangan pernah mengukur dirimu sendiri dengan
orang lain, tetapi tetaplah maju, mencari lebih banyak akan Dia. Dan
dengan semua kemuliaan yang akan disingkapkan padamu, jangan pernah
melepaskan mantelmu.
Menabur dan menuai
Saya
melihat pada mantel rendah hati yang dia tunjuk. Dalam semua kemuliaan
yang sekarang saya lihat, mantel itu tampaknya semakin membosankan.
Saya terkejut bahwa saya tampak buruk berdiri disamping mereka. Saya
mundur untuk melihat baju zirah dibaahnya yang sekarang tampak lebih
bersinar daripada sebelumnya. Sangat cemerlang sehingga lebih banyak
yang tidak tertutup, maka akan lebih banyak kelompok didepan saya yang
tampak pudar karena kecemerlangannya. Bagaimanapun, saya merasakan jauh
sedikit malu dengan kecemerlangan yang bersinar dari baju zirah saya.
Kemudian saya memutuskan untuk melepaskan mantel itu dalam perjalanan
selagi saya disana sehingga saya tidak akan merasa menjadi yang paling
menjijikkan dari semua kemuliaan yang ada.
Ada
keheningan sesaat dan saya berdiri pelan-pelan untuk beberapa saat.
Saya tidak mampu untuk melihat apapun karena kecemerlangan baju zirah
saya. Saya tidak mengerti mengapa saya juga tidak dapat mendengar
apapun. Kemudian saya berseru pada Hikmat.
“Kenakanlah
kembali mantelmu,” saya mendengar Tuhan menjawab. Saya mengenakan
kembali mantel seperti yang Dia katakan dan mulai melihat gambaran dari
Ruang Besar lagi. “Tuhan apa yang terjadi pada setiap orang? Mengapa
segala sesuatu tampak pudar kembali?”
“Engkau tidak dapat melihat apapun disini tanpa mengenakan mantel itu.”
“Tetapi
saya sudah memakainya sekarang dan masih tidak dapat melihat dengan
baik,” saya memprotes merasakan keputusasan yang hebat.
“Setiap
saat engkau melepaskan rendah hatimu, engkau akan dibutakan oleh
terang yang sejati dan itu akan membutuhkanmu waktu untuk mampu
melihatnya lagi.”
Sekalipun
saya mulia melihat kemuliaan kembali, tidak ada yang seperti ini
sebelumnya. Visi saya kembali tetapi sangat sangat perlahan. Saya
sangat sedih, tidak bisa dikatakan.
“Dimana Paulus?”Tanya saya. “Saya tahu bahwa dia akan mengatakan sesuatu yang penting.”
“Ketika engkau melepaskan mantelmu, mereka semua pergi.”
“Mengapa?
Mengapa mereka pergi hanya karena saya melepaskan mantel? Saya merasa
malu dengan penampilan saya. Apakah saya mengganggu mereka?”
“Tidak,
mereka tidak terganggu. Mereka tahu bahwa engkau tidak akan dapat
melihat atau mendengar Aku melalui mereka tanpa mantel rendah hati
sehingga mereka kembali ke tempat mereka masing-masing.”
Saya
menjadi lebih sedih mendengar kata-kata itu. “Tuhan, saya tahu bahwa
apa yang mereka katakan kepada saya sangat penting. Apakah mereka akan
kembali?” “Benar, engkau kehilangan pewahyuan yang penting karena
melepaskan mantelmu. Itu akan membantumu, tetapi jika engkau mempelajari
pelajaran bahwa jangan pernah engkau melepaskan mantelmu kembali,
khususnya untuk alasan-alasanmu yang seperti tadi, engkau akan belajar
pelajaran penting yang lain.”
“Tuhan,
saya pikir saya sudah mempelajari pelajaran. Saya tidak ingat pernah
merasakan perasaan yang begini buruk. Dapatkah mereka kembali sekarang
dan membagi apa yang mereka punya untuk saya?”pinta saya.
“Semua
Kebenaran dan semua Hikmat berasal dari Aku. Aku berbicara kepada
semua orang karena melalui mereka adalah bagian dari pesanku. Selagi
engkau tetap cukup sederhana untuk menjaga mantelmu, Aku dapat
mengatakan kepadamu dalam kemuliaan. Kapanpun engkau melepaskan mantel
itu, engkau akan menjadi buta dan tuli rohani. Aku selalu mengatakan
kepadamu bahwa jika engkau memanggil Aku, tetapi Aku harus mengubah
jalan dimana Aku berbicara padamu.
“Aku
tidak melakukan ini untuk menghukummu, tetapi untuk membantumu
menerima visimu kembali dengan cepat. Aku akan memberikanmu pesan yang
akan Aku berikan melalui saksi-saksiKu, tetapi sekarang diberikan
melalui musuh-musuhmu. Itu akan datang melalui pencobaan-pencobaan dan
engkau harus tunduk sangat rendah untuk menerimanya. Ini adalah
satu-satunya cara untuk mendapatkan visimu kembali secepat yang kau
inginkan. Untuk apa yang akan datang engkau harus mampu untuk melihat.”
Kerusakan
Kesedihan
yang saya rasakan hampir tidak bisa tertahankan. Saya tahu bahwa apa
yang saya dapat terima dalam cara yang mulia sekarang sedang melewati
pencobaan-pencobaan besar tetapi semakin butuh fakta bahwa kemuliaan
yang besar yang saya pandang untuk beberapa waktu menjadi pudar.
“Tuhan
ampuni saya. Saya tahu betapa salahnya saya. Rasa sakit karena
kesalahan ini sangat besar untuk ditahan. Apakah tidak ada cara lain
yang dapt diberikan dan saya menerima visi saya kembali? Tampaknya itu
tidak benar untuk beberapa saat kebanggaan sangat menjijikkan,” saya
meratap.
“Engkau
diampuni. Tidak ada satupun yang dilakukan untuk menghukummu. Aku
membayar harga untuk dosamu dan yang lainnya. Engkau hidup oleh Kasih
KaruniaKu. Ini bukan karena Hukum Kebenaran. Ini karena Kasih
KaruniaKu, bahwa ada konsekuensi untuk dosa. Engkau harus menuai apa
yang kau tabur atau aku tidak mempercayakan OtoritasKu kepadamu. Ketika
Setan mengambil langkah pertama untuk masuk dapat pencarian diri
sendiri dan kebanggaan, banyak Malaikat-malaikatKu yang Aku percayakan
otoritas untuk mengikuti dia. Ketika Adam jatuh, banyak orang akan
menderita. Untuk orang-orang yang kepadanya Aku berikan otoritas ini,
ada tanggungjawab yang sama. Tidak akan ada otoritas yang benar tanpa
tanggungjawab. Tanggungjawab berarti orang lain akan menderita jika
engkau menjadi abu. Kesalahan-kesalahan membawa konsekuensi.
“Semakin
banyak otoritas yang diberikan kepadamu, semakain banyak engkau dapat
membantu atau melukai orang-orang karena tindakanmu. Untuk
menghilangkan konsekuensi atas tindakanmu adalah menghilangkan otoritas
yang sejati. Engkau adalah bagian dari ciptaan yang baru yang lebih
tinggi dari ciptaan yang pertama. Orang-orang yang dipanggil untuk
memerintah dengan Aku diberikan tanggung jawab yang paling besar dari
segalanya. Mereka dipanggil untuk posisi yang lebih tinggi dari Setan.
Dia adalah malaikat yang besar tetapi dia bukanlah Anak. Engkau
dipanggil untuk menjadi satu ahli waris dengan Aku. Keseluruhan hidupmu
baik pencobaan-pencobaan dan pewahyuan-pewahyuan untuk semua tujuan
pengajaran akan tanggungjawab otoritas.
“untuk
setiap pelajaran yang kau harus pelajari, ada jalan mudah atau jalan
yang lebih sulit. Engkau dapat membiasakan dirimu untuk jatuh di
batu-batu dan hancur atau batu yang akan jatuh dan menimpamu menjadi
debu. Kedua-duanya, hasil akhirnya adalah kerusakan yaitu kerendahan
hati. Kebanggaan menyebabkan pertama kali jatuh dari kasih karunia dan
seterusnya menyebabkan jatuh. Kebanggaan selalu menghasilkan tragedi,
kegelapan dan penderitaan. Ini untuk kepentinganmu dan orang–orang yang
dipanggil untuk melayani dengan mempunyai otoritas atasnya yang Aku
tidak akan mengkompromikan kedisiplinan yang harus kau pelajari dengan
menuai apa yang kau tabur.
“Adonia
menyombongkan ayahnya, Raja Daud, tidak mendisiplinkan dia. Salomo
mengeluh bahwa dia tidak dapat mendapat sesuatu tanpa disiplin ayahnya.
Walaupun Salomo berpikir bahwa dia tidak diperlakukan dengan adil,
Daud bukanlah orang yang tidak adil. Dia tahu bahwa Salomo dipanggil untuk menjadi raja. Orang-orang yang menerima disiplin paling banyak adalah orang-orang yng dipanggil untuk berjalan dalam otoritas yang lebih besar.
Daud bukanlah orang yang tidak adil. Dia tahu bahwa Salomo dipanggil untuk menjadi raja. Orang-orang yang menerima disiplin paling banyak adalah orang-orang yng dipanggil untuk berjalan dalam otoritas yang lebih besar.
“Engkau
dibutakan karena engkau melangkah keluar dari kerendahan hati dan
mulai berjalan dalam kebanggaan. Orang-orang yang sederhana tidak dapat
dipermalukan. Ketika engkau mulai merasa malu, itu karena engkau mulai
berjalan dalam kebanggaan. Biarkan malumu itu menjadi sebuah
peringatan yang kau miliki saat engkau pergi dari Hikmat. Jangan biarkan
malu mengontrol tindakanmu. Jika itu terjadi, engkau akan semakin
jatuh. Belajarlah untuk memegang setiap kesempatan untuk menjadi
sederhana, mengetahui bahwa Aku akan mampu mempercayakan engkau lebih
otoritas yang lebih.
“Jangan
menyombongkan kekuatanmu tetapi kelemahan-kelemahanmu. Jika engkau
berbicara secara terbuka tentang kegagalan-kegagalanmu untuk membantu
orang lain, aku akan lebih menunjukkan kemenangan-kemenanganmu lebih
terbuka, “Karena setiap orang yang meninggikan dirinya sendiri harus
direndahkan dan dia yang merendahkan dirinya sendiri akan
ditinggikan.’”
Saya
tahu bahwa apa saja yang Dia katakan adalah benar. Saya sudah
mengkhotbahkan ini berulangkali. Saya berpikir bagaimana Paulus
memperingatkan Timotius untuk memperhatikan pengajarannya sendiri dan
sadar bahwa saya merasakan bahwa saya membutuhkan pesan-pesan saya
lebih dari orang-orang lain yang saya khotbahi. Sekarang saya merasa
lebih malu karena baju zirah saya yang bersinar daripada mantel
sederhana saya. Saya menarik mantel itu lebih ketat. Ketika saya
melakukan ini, mata saya akan bersinar dan visi saya menjadi lebih baik
sekalipun itu sangat jauh dari semula.
Saya kembali melihat pintu. Saya takut untuk kembali melewatinya sampai saya menerima lebih banyak visi yang kembali.
“Engkau harus pergi sekarang,” kata Hikmat. “Apa yang ada di sisi lainnya?” Tanya saya.
“Tujuan hidupmu,” jawabNya.
Saya
tahu saya harus pergi. Saya masih merasa menyesal bahwa saya tidak
dapat memasuki pintu itu lagi dengan visi yang saya miliki sebelumnya
karena saya tahu bagaimana kegelapan yang ada di bagian lainnya. Saya
menjadi lebih tergantung pada orang lain sekali waktu, saya berpikir
dan menetapkan diri saya sendiri untuk percaya pada Tuhan dan bukan
visi saya sendiri. Dengan cepat mata saya kembali bersinar. Saya mulai
melihat sekali lagi kearah Ruang Besar untuk melihat jika mereka tampak
secemerlang sebelumnya, tetapi kemudian saya putuskan tidak
melihatnya. Saya hanya menentukan bahwa lebih baik sekarang untuk tidak
melihat kebelakang. Kemudian Hikmat muncul disamping saya, hampir
sebrilian sebelumnya. Mata saya terbiasa dengan sinar dengan cepat
sehingga saya dapat melihat Dia sekarang. Dia tidak mengatakan apapun,
tetapi hanya dengan memandang Dia memberikan keberanian besar buat
saya. Meski demikian, saya masih merasa menyesal saya tidak mendengarkan
semua pesan yang seharusnya saya terima dari awan besar saksi itu.
“Jika
penyesalan itu berubah menjadi ketetapan hati, maka pencobaan itu akan
semakin mudah. Kemudian ketika musuh-musuhmu muncul untuk meninggikan
diri mereka atasmu, engkau akan bertumbuh lebih besar dalam otoritas
untuk mengalahkan Musuh-musuhKu..”
Ketika
saya melihat kembali kearah pintu, saya terheran-heran. Saya
melihatnya lebih banyak sekarang daripada yang saya lihat sebelumnya
yang sesaat saya pikir itu adalah pintu yang lain. Tampaknya masih
tetap bertumbuh dan semakin indah tidak seperti pintu yang pernah saya
lihat di alam ini. Ada banyak judul-judul pengagungan yang tertulis
dengan tulisan yang paling indah, semuanya dalam emas dan perak. Ada
banyak perhiasan indah yang tidak saya kenali tetapi sangat menarik
hati karenanya cukup sulit mengalihakan perhatian saya. Mereka itu
hidup. Kemudian saya sadar bahwa semua pintu itu hidup.
Saat
saya memandang kearah pintu, Hikmat meletakkan tanganNya di bahu saya.
“Ini adalah pintu rumahKu”. Saat Dia mengatakan ini, segera saya
mengerti ketertarikan atas pintu ini sama seperti yang saya rasakan
saat saya memandang Dia. Bagimanapun, pintu itu adalah Dia sendiri.
Bagaimana mungkin sesuatu yang seindah ini Nampak begitu sederhana dan
tidak menarik. Tuhan menjawab pertanyaan saya tak terkatakan
“Engkau
tidak dapat melihat rumahKu sampai engkau melihatKu ada didalam
orang-orangKu. Saat engkau mulai mendengarKu melalui orang-orangKu
sebelum engkau melepaskan jubahmu, matamu akan terbuka dan melihat
rumahKu seperti apa adanya. Ada banyak kemuliaan yang dapat kau lihat
daripada yang sekarang ini. Inilah pintu itu tetapi masih banyak yang
lain. Ketika engkau kembali kealammu, inilah yang harus kau cari. Ke
pintu ini engkau harus membawa umatKu. Ini yang harus kau perjuangkan
dan inilah yang harus kau bangun-rumahKu.
Dengan
tangan Hikmat yang masih ada dibahu saya, saya berjalan kearah pintu
itu. Pintu itu tidak terbuka, tetapi saya dapat melewatinya. Saya tidak
percaya bahwa ada bahasa manusia yang dapat menggambarkan apa yang
baru saya lewati. Saya melihat kemuliaan segala umur hanya dalam waktu
yang singkat. Saya melihat bumi dan surga sebagai satu bagian. Saya
melihat banyak sekali malaikat dan saya melihat orang-orang yang lebih
mulia dari para malaikat yang saya lihat. Segala sesuatu dilayani di
rumahNya. Sekarang saya tahu panggilan saya. Sekalipun saya sudah
banyak melaluinya, saya tahu bahwa pencarian saya baru saja dimulai.
The End.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.